ALIANDRI
Divisi Endoskopi – Bronkoesofagologi
Departemen/SMF THT-KL FK-USU/RSUP H. Adam Malik
MEDAN
Disfagia : kesulitan menelan cairan,
makanan atau air ludah
◦ DISFAGIA ESOFAGUS
Makanan tersangkut di bawah kerongkongan, leher
nyeri retro-sternal/epigastrium
DISFAGIA
OROFARING
PREVALENSI
◦ >30% pasien dengan CVA
◦ 52%–82% pasien dengan Parkinson’s disease
◦ 84% pasien dengan Alzheimer’s disease
◦ 40% manula usia ≥ 65 tahun
◦ >60% pasien manula yang dirawat di RS
PATOFISIOLOGI
1. Delay pergerakan bolus dari mulut ke
lambung
2. Misdirection bolus ke jalan nafas
ETIOLOGI
DIAGNOSIS
Diagnosis & tatalaksana disfagia orofaring multidisiplin:
Perawat
Penyakit Dalam: Gastroenterologi & Geriatri
THT
Neurologi
Bedah
Rehabilitasi Medis
Ahli Gizi
Radiologi
Tujuan:
a. Diagnosis dini disfagia
b. Identifikasi penyebab disfagia yang kemungkinan bisa diatasi dengan terapi tertentu
c. Menyusun strategi terapi agar pasien dapat menelan dengan aman & efektif
ANAMNESIS
◦ Onset
◦ Durasi
◦ Bertambah berat?
◦ Beratnya gejala
◦ Jenis makanan yang sulit ditelan
◦ Faktor yang memudahkan untuk
menelan
Gejala
◦ Regurgitasi
◦ Odinofagia
◦ Suara serak
◦ Otalgia
◦ Batuk bila menelan
◦ Infeksi paru berulang
Pemeriksaan
◦ Inspeksi cavum oris
◦ Gigi-geligi
◦ Orofaring
◦ Laringoskopi serat lentur
◦ FEES/VFS
◦ Pemeriksaan saraf kranial (lidah, refleks muntah
dan refleks batuk, pergerakan pita suara)
◦ Kelenjar getah bening leher, massa lain di leher,
pembesaran kelenjar tiroid, terganggunya
integritas kerangka laring
Pemeriksaan Tambahan
◦Pemeriksaan darah rutin (anemia
sebagai penyebab atau akibat?)
◦LED/CRP (meningkat pada keganasan
atau inflamasi kronis)
◦LFT, RFT, kalsium (gangguan nutrisi atau
curiga metastasis)
◦Tes fungsi tiroid (goiter/keganasan
tiroid)
Skrining
◦ Syarat:
1. Risiko aspirasi rendah
2. Cepat
3. Murah
◦ Tes minum
◦ SBSA (standardized bedside swallow assessment)
◦ V-VST (volume-viscosity swallow test)
V-VST
TATALAKSANA
◦ Tujuan: memastikan pasien dapat makan dan minum untuk mempertahankan
status gizi dan hidrasinya tanpa risiko aspirasi
1. Perilaku: perubahan posisi, strategi rehabilitasi (cara menelan, penguatan
otot)
2. Diet: modifikasi tekstur, rasa atau volume makanan
3. Intervensi medis: penggunaan NGT, menghindari penggunaan obat yang
mempengaruhi status mental dan proses menelan
4. Intervensi bedah: mobilisasi pita suara, pemasangan gastrostomi
21