Askep Acs Untuk Rs MHT
Askep Acs Untuk Rs MHT
1
Pendahuluan
• Penyakit kardiovaskuler dewasa ini merupakan
masalah global dan menjadi penyebab kematian
terbesar di dunia. Data Badan Kesehatan Dunia (
WHO ) pada tahun 2008 terdapat 7,2 juta
kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh
penyakit kardiovaskuler atau 12,2 % dari seluruh
kematian penduduk dunia.
• Di Amerika Serikat walaupun prevalensi menurun
sekurangnya 1,5 juta penduduk mengalami
serangan jantung tiap tahunnya dan 400.000-
500.000 di antaranya meninggal dunia ,setengah
dari itu meninggal sebelum mencapai rumah sakit.
• Kematian yang disebabkan oleh penyakit
kardiovaskuler di Indonesia juga masih
tinggi bahkan menempati urutan teratas
dari sebab kematian lainnya,menurut
Survey rumah Tangga Depkes RI tahun
2008 angka kematian mencapai 25 %.
Percentage of patient diagnosed with ACS
admitted to emergency room
13000
12000 12159
11420
11000 10617
10000 10188
8661 9634
9000 8060 8306 8007
8000
Patient
7000
6000
5000 2332 (35%) 28%
4000 1882 28% 24% 22%
1499 1678 (30,4%)3402 2911 3035
3000 2832 2569
(18,6%) (20,2%) (23,5%)
2000
1000
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Year
Total patient admitted to ER Number of ACS patient
Source: Jakarta Acute Coronary Syndrome Registry data base 2014, Emergency Unit
NCCHK
Sistem pelayanan kegawat daruratan kardiovaskular
dengan pendekatan pelayanan keperawatan
secara komprehensif
7
8
Apa itu STEMI ?
ST Elevasi Miokard Infark (STEMI) adalah
rusaknya bagian otot jantung secara
permanen akibat insufisiensi aliran darah
koroner oleh proses degeneratif maupun di
pengaruhi oleh banyak faktor dengan
ditandai keluhan nyeri dada, peningkatan
enzim jantung dan ST elevasi pada
pemeriksaan EKG.
11
Apa yang terjadi selama ACS
Penyempitan pembuluh darah koroner
sering disertai dengan terjadinya ruptur
pada “plaque “ yang memicu terjadinya
adhesi platelet, aktivasi trombin,
pembentukan fibrin,trombus dan oklusi total
pada arteri koroner
12
Pasien akan merasakan nyeri dada,saat
kebutuhan oksigen di miokard meningkat.
Terjadi perubahan metabolisme di miokard
dari arerob ke anaerob,dan menghasilkan
asam laktat yang menyebabkan sakit dada
menjadi lebih hebat,kekurangan oksigen di
miokard berlanjut dan akhirnya terdapat
kematian jaringan miokard
13
Terjadi penurunan kontraktilitas,stroke
volume dan tekanan darah.
Pasien akan mengalami takhikardia
cyanotik,takhipnoe,dan berkurangnya
perfusi ke organ vital.
14
Hipoperfusi merangsang baroreseptor dan
menyebakan keluarnya epinefrin dan
norepinefrin HR meningkat,vasokontriksi.
Pasien akan mengalami takhikardia,akral
dingin, hingga penurunan kesadaran.
Kerusakan miokard yang luas membuat
pompa jantung menurun dan pasien menjadi
sesak,ortopnoe dan peningkatan tekanan
baji paru.(PAWP)
15
16
How ACS affect the Body
Cardiovascular system:
Injuri pada jaringan otot jantung menyebabkan
terjadinya kontraktilitas jantung, gangguan
compliance LV, stroke volume , EF dan LVEDP
Mekanisme kompensasi untuk mempertahankan
curah jantung( vascular constriction, HR,renal
retention of sodium and water)
Komplikasi syok kardiogenik, aritmia malignan ( lethal
arrhytmias)
17
Cont’
Respiratory System
Terjadinga syok kardiogenik dgn LHF mengakibatkan
meningkatnya cairan di paru edema
interstitial/alveolar
Renal System
Terjadinya penurunan perfusi ke ginjal mengakibatkan
terjadinya penurunan “glomerural filtration rate” sehingga
ADH meningkat, aldosteron dilepas untuk membantu
mempertashankan perfusi ke ginjal.
Ganngguan fungsi renal
Neurologic System
Penurunan perfusi ke otak mengakibatkan gangguan
kesadaran, pasien tampak gelisah, disorientasi
18
The goals of nursing care in ED and the
in hospital phase
• Tindakan keperawatan independent dan
kolaborasi untuk mengurangi perluasan infark.
• Atasi nyeri dada
• Deteksi dan cegah komplikasi ( monitor
EKG,monitor hemodinamik secara ketat )
• Tingkatkan “ recovery “ secara optimal ( kaji
tingkat ansietas dan depresi pada pasien dan
keluarga )
• Lakukan pendidikan kesehatan
19
Penatalaksanaan Keperawatan di Unit
Gawat Darurat
Triase Keperawatan (pengkajian cepat dan menentukan
skala prioritas), memegang peranan penting dalam
penatalaksanaan berikutnya.
Lamanya waktu dari onset keluhan pasien sampai dengan
penanganan di UGD menentukan angka keberhasilan
“Delay Time” merupakan indikator penting meningkatnya
mortalitas dan mortalitas
Beberapa faktor yang mempengaruhi kelambatan
penatalaksanaan : onset keluhan sampai mendapatkan
penatalaksanaan medik,waktu transportasi,in hospital
delay.
20
The Initial Nursing Assessment
21
Pengkajian Nyeri Dada
Provoke ( kaji apa penyebab atau faktor pencetus
terjadinya nyeri dada)
Quality (kaji bagaimana kualitas nyeri dada apakah
seperti tertekan beban yang beras, merasa seperti diremas,
dada seperti terbakar)
Radiation ( kaji bagaimana penjalaran nyeri dada:
kelengan sebelah kiri, ke punggung atau ke rahang)
Severity ( kaji skala nyeri)
Timing ( kaji berapa lama nyeri dada/ onset nyeri, apakah
ada riwayat nyeri sebelumnya)
22
Less common sites of pain with
myocardial ischemia
24
25
26
Nursing Care Base on type of myocardial infarktion
Type Leads Artery Potensial Complication Nursing consideration
involved
Septal V1-V2 LCA, LAD Kerusakan di septum, his bundle Kaji adanya gambaran QRS
Kemungkinan terjadi bundle brach blocks yang lebar, ulang EKG
apabila terjadi gangguan
hemodinamik.
Anterior V1-V4 LAD, LCx Kerusakan di bagian dinding anterior Kaji fungsi paru
ventrikel kiri Hati2 pemberian cairan
Disfungsi ventrikel kiri Monitoring ketat irama
Edema Paru jantung
Ventrikular aritmia Monitoring adanya aritmia
Heart Block/BBB
Lateral V5-V6/I,aVL LCX Kerusakan di bagian dinding lateral LV Monitoring fungsi paru
Disfungsi ventrikel kiri
Inferior II, III, aVF RCA Kerusakan dinding inferior ventrikel Monitor gambaran EKG,
kiri,dinding posterior kaji adanya blok jantung
Heart Block atau irama bradikardi
RV II,III,aVF, RCA Dinding ventrikel kanan. Dinding inferior, Hati-hati pemberian NTG
infark V3R,V4R posterior LV atau morphin
Hipotensi,JVP distention with clear lung, Pemberian teraphi cairan
blok jantung
Poserior V8, V9 RCA, LCx Kerusakan dinding posterior Monitor EKG
Disritmia 27
3. Pemeriksaan Enzim Jantung
SKA ditegakkan tanpa harus menunggu hasil enzym
WHO: D/STEMI ( 2 hal ): Nyeri dada tipikal,
EKG ST Elevasi, Peningkatan Enzym
Marker enzim Keterangan
Not PCI
capable
29
Chest pain suggestive of ischemia
30
TYPICAL HOSPITAL ADMISSION ORDER
FOR PATIENTS WITH ST SEGMENT ELEVATION MI
Maintain Iv line at a keep open rate using NaCl 0.9% or D5W %
Continous ECG monitoring for the presence ST segment elevation & dysrythmia
Performance of vital sigs every 30 mnt until stable and then every 4 hours
Bed rest until stable and then progress to bedside commode (usually within 12 to 24 hours) and activity
Oxygen at 2 ltr- 4 ltr by nasal cannula with continous oximetry for 6 hours if patient is stable and SaO2 exceedd
90%, discontinue oxygen
Nothing by mouth with until stable,Therapeutic Lifestyle Change diet: low cholesterol ( less than 200 mg/d),
low saturated fat ( less than 7 % of total daily callories from saturated fats), and increased omega-3 fatty acids
Reperfusion therapy ( fibrinolytic /primary PCI ( if facility capabiity), early referfusion reduced size and decreased
mortality and morbidity
Medications
Oral ACE inhibitor ( or angiotension II receptor blocke if patient is tolerant of ACE inhibitor for ptients with
anterior
infarction,Or left ventricular ejection fraction less than 40 %, as long as patient is not hypotensive
IV morphine sulfate 2 to 4 mg every 5 to 15 mnt as needed for chest pain/disconfort
Glycoprotein IIb/IIIa inhibitors blocks platelet aggregation
31
Penatalaksanaan pasien dengan STEMI
mengacu pada panduan dari American
Heart Association/AHA
*Patients with cardiogenic shock or severe heart failure initially seen at a non–PCI-capable hospital should be transferred for cardiac
catheterization and revascularization as soon as possible, irrespective of time delay from MI onset (Class I, LOE: B). †Angiography and
revascularization should not be performed within the first 2 to 3 hours after administration of fibrinolytic therapy.
Peran perawat pada pasien dgn STEMI
• Triase segera adanya tanda dan gejala infark miokard
• Segera lakukan perekaman EKG ( dalam 10 mnt )
• Segera berkolaborasi hasil perekaman dengan tim medik
• Segera persiapkan tindakan reperfusi ( trombolitik atau
primary PCI) mobilisasi tim perawat untuk persiapan
tindakan
• Segera hubungi tim primary ( jika fasilitas ada)
• Segera pasang akses vena lebih dari satu jalur
34
Persiapan penatalaksanaan primary
Percutaneus Coronary Intervention
• Lakukan segera persiapan pasien pemberian aspirin load 325 mg dan
pemberian looding clopidogrel 300-600 mg(plafix)
• Koordinasi dengan ruang kateterisasi.
• Kaji ketat A,B,C dan
• Kaji kemungkinan terjadinya komplikasi spt adanya aritmia, gagal
jantung atau tanda tanda syock . Segera lapor jika ada tanda- tanda
tsb diatas.
• Lengkapi data lab (coagulation study, electrolyte, BUN, creatinin)
• Jalur infus
• Pemeriksaan fisik ( monitoring EKG)
• Reaksi alergi
• Informed consent
35
Tindakan Balonisasi dan Pemasangan Stent (Ring)
Pada Pasien Serangan Jantung Akut
37
Perawatan Paska Tindakan Primary PCI
• Pasien dirawat di CCU
• Kaji vital sign,O2 sat setiap 15 mnt pada jam pertama
• Pemberian cairan , anticoagulant ( kolaborasi)
• Kaji peripheral pulse distal sekitar luka penusukan ( color, sensation,
temperature, capillary refill)
• Monitor cardiac rhythm secara terus menerus dan perubahan
parameter hemodinamik ng ( Temperature !!!!!)
• Monitor 12 lead ECG ST segment adanya indikasi perubahan
ischemia/injury
• Jelaskan pasien imobilisasi sekitar 8 jam ( femoral sheath)
• Tingginan posisi kepala sekitar 30o
• Kaji sheath kateter ( bleeding, hematoma)
• Pencabutan kateter sheath dilakukan oleh dokter
38
Reperfusi jika Rumah sakit tidak dapat
melakukan Primery PCI
45
Komplikasi
Komplikasi Tanda dan gejala Tindakan Kep
47
Penatalaksanaan Keperawatan di unit
intensif
Monitor gambaran EKG,TD,pulsasi, kaji suara paru dan bunyi jantung, pengkajian nyeri
dada secara ketat
Kaji adanya penurunan CO,(BP ,HR,PAP/PAWP )
Kaji U/O
Monitor Oxygen saturation
Monitor bila ada nyeri dada (ECG,BP,frequent monitor arhytmia)
Serial cardiac enzyme
Diet : salt,cholesterol,chalorie,avoid alcohol and smoking
Stress management
Early Mobilitation ( 12-24 hours)
Pendidikan kesehatan(risk factors, ACS)
Observasi adanya crackles,cough,tachipnoe ( gambaran LVHF)
Pemberian pencahar
48
Peran perawat pada kondisi reoklusi
Pasien kemungkinan mengalami “recurrent ischemia or
prolonged sign of ischemia “( time bombs )
Beritahu segera dokter dan ketua tim ners untuk penatalaksanaan
lebih lanjut
Kaji ulang tanda vital, monitoring ketat adanya perubahan parameter
hemodinamik
Pemberian oksigen
Bedrest
Pemeriksaan EKG 12 lead dan segera identifikasi apakah ada
perubahan gelombang ST ( elevasi,atau depresi) pada lead yang sama
atau pada lead yang lain, atau ada new onset Bundle Branch Block.
Pemberian obat- obatan nitrat, opiod ( kolaboratif)
Pemeriksaan laboratorium ( enzim, GDS, elektrolit/AGD)
Siapkan bila kemungkinan dilakukan kateterisasi jantung
49
Therapeutic Strategies for AMI
Pre-hospital In-hospital Post-discharge
AED + BLS
Acute Chronic
Early Diagnostic Primary PCI Secondary prevention
CV continuum prevention
Pre-hospital
Fibrinolytic
MISSION !
JAKARTA CCU NETWORK SYSTEM
PASIEN DENGAN NYERI DADA
Transmisi EKG
(Heart Line):
Rekam EKG 12 lead
- Direct line: 5682424
- Fax: 29414874
- heartlinepjnhk@gmail.com
Ambulans, koordinasi - (BBM): PIN:284BB6B1
Pemda DKI Jakarta
- WA: 081934178177
e
RS RUJUKAN YG MEMILIKI
FASILITAS PCI (PCI CENTER)
SPGDT
AMBULANCE SERVICE
RADIO KOMUNIKASI
Pendidikan Kesehatan
• Pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien
termasuk pengetahuan mengenai tanda dan gejala
SKA yang harus diwaspadai oleh pasien dan
keluarganya ( nyeri dada/ angina equivalent, sesak
napas,pemeriksaan nadi teratur atau tidak,perasaan
cape, dan bagaimana pertolongan pertama pada
saat timbul keluhan
• Pengetahuan mengenai modifikasi faktor resiko
• Aktifitas fisik paska perawatan SKA
• Obat-obat yang dibawa pulang, efek samping
• Kontrol teratur
53
Rehabilitasi
54
Tujuan khusus
Memulihkan penderita penyakit kardiovaskuler
pada keadaan fisiologis, psikososial dan vokasional
secara optimal
• Decrease symptoms
• Self care and lifestyle modification (smoking
cessation,dietary modification,weight loss)
• Maintenance of optimal health
• Decrease cardiac risk
• Manage the diseases ( DM,hypertension)
• Maintain psychosocial health
• Adapt to limitation the diseases process
58
Kesimpulan
59
Referensi :
ACC/ AHA , 2004 : Guidelines for management patient with
ST- Elevasi Myocardial Infarction.
ACC/ AHA, 2007: Guidelines for managemen of patient with
Unstable Angina/ Non STEMICME
Lisa AB,Taletha Carter(2008) Cardiovascular Care,Philadelphia
Leslie Davis (2004) Cardiovascular Nursing Secret,St Louis
Moser & Riegel ( 2008 ) : Cardiac Nursing, Saunders, Canada.
Mary Frans Hazinski RN, MSN & David MD, 2008 : Handbook
of Emergency Cardiovascular Care
Sandra L et all ( 2005 ) : Cardiac Nursing, Lippincot Williams &
Willkins. USA.
Dracupss,K ,1999. Intensive Cardiac Care,Lippincot William .
60
61