Anda di halaman 1dari 32

TU TORIAL

S K ENARIO 2
BLOK NMS 1
1. Aswendo Nurizza Sasongko (201910330311030)
2. Bellantik Arida Kuncoro (201910330311023)
3. Dewi Guna Agmabarta (201910330311014)
4. Nabilah Putri Linas (201910330311056)
5. Nadhiva Nur Allyza (201910330311009)
6. Adie Prasetia Maulana Utama P (201910330311105)
7. Ainnurrahmi Respati Putri (201910330311126)
8. Hajizah Dwi Wibawani (201910330311117)
9. Iasha Maylaidine Devi Sillalahi (201910330311131)
10. Caesar Santoso Hidayat (201910330311087)
11. Elok Eka Puspaningrum (201910330311069)
12. Shabrina Adilia Roida (201910330311088)
13. Wilda Galuh Rahmanti (201910330311144)
DOA SEBELUM BELAJAR

َ ‫َ ر ُ ر ُر‬ َ‫ر‬ َ َ ‫ر‬ َ ‫ر‬ ‫ر‬ ْ َ


ِّ‫ل ع ِّقدة‬
ِّ ‫ل أم ِري واحل‬ ‫ر‬
ِّ ِ ِّ‫ل صد ِري ويّس‬ ِّ ِ ‫ح‬ َ
ِّ ‫ربِّ اش‬
َ‫ر‬ ُ َ ‫َر‬ َ ‫ر‬
ِّ ِ ‫ان يفقهوا قو‬
‫ل‬ ِّ ِ ‫ن لس‬ِّ ‫م‬

Robbis rohlii shodrii, wa yassirlii amrii, wahlul 'uqdatam mil


lisaani yafqohu qoulii’
“Ya Allah, lapangkanlah dadaku, dan mudahkanlah urusanku,
dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka
mengerti perkataanku.”
ً ْ َ ْ ْ ُ ْ َ ً ْ ْ ْ ِّ َ
َ .‫ـا‬
ْ ‫م‬
َ ‫ه‬ ‫ف‬ ‫ـي‬ ‫ن‬
ِ ‫ق‬ ‫ز‬ ‫ر‬ ‫ـاو‬ ْ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ع‬
ِ ‫ن‬ ‫ي‬ ِ ‫د‬‫ز‬ِ ‫ب‬ ‫ر‬ َّ
ُ‫َالله َّم ال سه َل إال ما جعلته سهال و أنت تجعل‬
َ ْ َ َ ً ْ َ ُ َ َ َ َ َّ ْ َ ُ
ً ْ َ َ ْ َ َ َِْ ْ
‫الحزن ِإذا ِشئت سهال‬
Rabbi zidnii ‘ilman war zuqnii fahman.
Allaahumma Laa Sahla Illaa Maa Ja’altahu Sahlaa Wa Anta
Taj’alul Hazna Idza Syi’ta Sahlaa
“Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang
baik.”
“Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau jadikan mudah. Dan
apabila Engkau berkehendak, Engkau akan menjadikan kesusahan menjadi
kemudahan.”
‫َ ر‬ َ ْ ُ َ
َ ‫ر ر‬ َ ُ َّ َ
‫ك عل َم َا نافعا و ِرِّزقا‬ِّ ‫ن أسأل‬ ِّ ِ ‫اللهمِّ إ‬
ُ َ َ َ َ
ِّ‫طيبا وعملِّ متقبِّل‬
Allahumma inni as’aluka ilman naafi’an wa rizqon
thoyyiban wa ‘amalan mutaqobalan
“Ya Allah aku mohon kepadamu berikanlah kepadaku ilmu yang
bermanfaat, rizki yang baik dan amalan yang diterima di sisi-Mu”
VISI MISI
SASARAN-TUJUAN
F A K U LTA S K E D O K T E R A N
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H
MALANG
VISI FAKULTAS KEDOKTERAN UMM

Pada tahun 2026, menjadi Fakultas Kedokteran


terkemuka di tingkat nasional berbasis IPTEKS dan
menghasilkan lulusan yang profesional dan Islami
MISI FAKULTAS KEDOKTERAN UMM
1. Menyelenggarakan kegiatan yang professional dalam pendidikan akademik dan
pendidikan profesi, yang berkualitas dan terkemuka di bidang kedokteran dan
kedokteran industri yang dilandasi nilai-nilai islam
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang Non Communicable Disease (NCD) dan
Kedokteran Industri yang berlandaskan nilai-nilai islam
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu kedokteran
dan kedokteran industri dengan teknologi tepat guna yang dilandasi nilai-nilai
islam
4. Menyelenggarakan kerjasama nasional dan Asia Tenggara untuk meningkatkan
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta kelembagaan
dengan berbagai pihak
5. Menyelenggarakan tata kelola fakultas yang profesional berdasarkan Standar
Penjaminan Mutu Internal dan dilandasi nilai-nilai Islam
TUJUAN FAKULTAS KEDOKTERAN UMM
1. Terselenggaranya kegiatan yang professional dalam pendidikan akademik dan
pendidikan profesi, yang berkualitas dan terkemuka di bidang kedokteran dan
kedokteran industri yang dilandasi nilai-nilai islam
2. Terselenggaranya penelitian di bidang Non Communicable Disease (NCD) dan
Kedokteran Industri yang berlandaskan nilai-nilai islam
3. Terselenggaranya pengabdian kepada masyarakat dalam bidang ilmu
kedokteran dan kedokteran industri dengan teknologi tepat guna yang dilandasi
nilai-nilai islam
4. Terselenggaranya kerjasama nasional dan Asia Tenggara untuk meningkatkan
pertumbuhan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta kelembagaan
dengan berbagai pihak
5. Terselenggaranya tata kelola fakultas yang profesional berdasarkan Standar
Penjaminan Mutu Internal dan dilandasi nilai-nilai Islam
SKENARIO 2: EH, KENAPA HASILNYA BERBEDA?

W adalah seorang mahasiswa kedokteran yang tertarik dengan ilmu kedokteran


olahraga. W menjadi tertarik karena beberapa minggu ini ia mendapat bahan
observasi yang bagus untuk diikuti. Dua orang teman W yang bernama T dan D
sekarang rajin datang ke tempat fitness milik kakaknya. Kedua temannya ingin
memiliki kebugaran jasmani yang baik sekaligus juga memiliki bentuk
musculus regio brachii yang kekar dan tubuh atletis. T memilih untuk jenis
strength training menggunakan dumbbell salah satunya. Sedangkan, D memilih
untuk endurance exercise menggunakan treadmill dibandingkan dengan
stationary bike. Dia berharap bahwa kekuatan musculus pada regio femoris,
regio cruris akan bertambah. Setelah berjalan 3 bulan latihan tersebut, tibalah
saatnya untuk dinilai hasil dari latihan fisik tersebut. Ternyata sudah nampak
hasil yang berbeda dari T dan D.
Keyword: Ilmu kedokteran olahraga

Kata sulit: kedokteran olahraga, observasi, kebugaran jasmani, fitness, musculus


regio brachii, atletis, strength training, dumbbell, edurance exercise, treadmill,
stationary bike, regio femoris, dan regio cruris.
KLARIFIKASI ISTILAH
Kedokteran olahraga merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran yang
mengkhususkan pembahasan pada penggunaan olahraga sebagai media atau
sarana untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal melalui upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif (Afriwardi, 2011).
Observasi adalah salah satu kegiatan ilmiah empiris yang mendasarkan fakta-
fakta lapangan maupun teks, melalui pengalaman panca indra tanpa
menggunakan manipulasi apapun (Hasanah, 2017).
Kebugaran jasmani merupakan kemampuan untuk melakukan kegiatan atau
pekerjaan sehari-hari dan adaptasi terhadap pembebanan fisik tanpa
menimbulkan kelelahan berlebih dan masih memiliki cadangan energi serta bebas
dari penyakit (Alamsyah dkk, 2017).
Fitness merupakan bagian dari kegiatan olahraga untuk pembentukan otot-otot
tubuh / fisik yang dilakukan secara rutin dan berkala, yang bertujuan untuk
menjaga fitalitas tubuh dan juga berlatih disiplin (Hidayat dan Sugiarto, 2013).
Musculi regio brachii berperan pada articulatio humeri dan articulatio cubiti, terdapat
M.Triceps Brachii, M.Biceps Brachii, M.Brachialis (Harfiah, 2016).
Atletis disini diartikan memiliki massa otot yang ideal yang dapat diketahui dengan
pengukuran lingkar dada serta push up dan pull dinamometer sebagai pengukuran
kekuatannya (Fery Hidayat, 2016).
Strength training bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional otot. Ukuran dan
bentuk otot bukanlah target pada program ini, melainkan kekuatan maksimum yang dapat
dikerahkan untuk mengangkat beban. Dampak dari latihan ini ialah akan terjadi pertumbuhan
otot dan pembentukan tubuh (Morton dkk, 2016).
Dumbbell atau kadang disebut halter adalah sejenis alat angkat beban bebas yang digunakan
dalam latihan beban. Alat ini dapat digunakan tunggal atau ganda masing-masing digenggam
satu tangan (Stephen G, 2006).
Edurance exercise merupakan tindakan berolahraga untuk meningkatkan daya tahan. Istilah
pelatihan daya tahan umumnya mengacu pada pelatihan sistem aerobik sebagai lawan dari
sistem anaerob. Daya tahan dalam olahraga terkait erat dengan pelaksanaan keterampilan dan
teknik. Atlit yang terkondisi dengan baik dapat didefinisikan sebagai atlet yang melaksanakan
tekniknya secara konsisten dan efektif dengan sedikit usaha (Morton dkk, 2016).
Treadmill merupakan ban berjalan yang bebannya diatur oleh mesin listrik dan dapat
dikendalikan kecepatan maupun kemiringannya secara terprogram (Radi, dkk,
2016).
Stationary bike merupakan olahraga yang dilakukan dengan cara mengayuh sepeda
di tempat. Olahraga ini sangat baik dilakukan saat tubuh tidak dapat berlari atau
berolahraga berat, karena memiliki masalah pada sendi, lutut, ataupun punggung
(Robinson, 2018).
Musculus regio femoris terdapat 2 bagian (1) bagian cranial-medial yang berbentuk
segitiga, disebut trigonum femorale, berisikan otot-otot yang mempunyai peranan
pada articulatio coxae dan (2) bagian caudo-lateral yang mengandung m.quadriceps
femoris dengan peranan utama pada articulatio genu dan beberapa otot M.sartorius
M, psoas mayor, M.iliacus, M.psoas minor (Harfiah, 2016).
Muskulus regio cruris Otot-otot cruralis dibagi menjadi tiga kelompok, sebagi
berikut :
a. Posterior: M.gastrocnemius, M.plantaris, M. soleus
b. Anterior: M.tibialis anterior, M.extensor digitorum longus, M.peroneus
tertius
c. Lateral : M.peronaesus longus (Harfiah, 2016).
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana struktur anatomi dari regio brachii, regio femoris dan regio
cruris?
2. Bagaimana proses fisiologis gerak yang dihasilkan pada regio brachii, regio
femoris dan regio cruris?
3. Apa perbedaan strength training dan endurance exercise?
4. Mengapa D memilih treadmill dibandingkan stationary bike?
5. Bagaimana keadaan otot setelah menjalani strength training?
HIPOTESIS
1. Bagaimana struktur anatomi dari regio brachii, regio femoris dan regio cruris?

 REGIO BRACHII
Osteo : Os Clavicula, Os Slavicula,
dan Os Humerus.
Musculus :

(Paulsen, dan Waschke. 2015)


 REGIO FEMORIS
Osteo : Os Femur
Musculus :

(Paulsen, dan Waschke. 2015)


 REGIO CRUCIS
Osteo : Os Tibia dan Os Fibula
Musculus :

(Paulsen, dan Waschke. 2015)


2. Bagaimana proses fisiologis gerak yang dihasilkan pada regio brachii, regio
femoris dan regio cruris?
Aksi potensial dihantarkan sepanjang saraf dan berakhir pada membran otot 2. Pada ujung
saraf dilepaskan neurotrasnmitter asetilkolin 3. Asetilkolin akan bekerja pada membran
serabut otot dan membuka gate Natrium 4. Masuknya ion Natrium dalam jumlah banyak
memulai terjadinya aksi potensial pada membran otot 5. Aksi potensial dihantarkan
sepanjang membran otot sebagaimana yang terjadi pada membran saraf 6. Aksi potensial yang
terjadi di membran otot akhirnya sampai ke bagian tengah otot yang menstimulasi retikulum
sarkoplasma melepaskan ion Kalsium 7. Ion Kalsium akan berikatan dengan troponin-C, dan
ini mengawali ikatan antara aktin dengan myosin 8. Ikatan antara aktin dan myosin
menyebabkan kedua filamen ini saling menarik ke arah tengah (sliding filament mechanism)
dan inilah yang disebut kontraksi otot 9. Setelah beberapa waktu, ion Kalsium dipompa
kembali ke retikulum sarkoplasma, lalu terjadi pelepasan ikatan antara aktin dan myosin
(relaksasi). Kontraksi yang terjadi melalui sliding filament mechanism, akibat terbentuknya
cross-bridge yang disusun oleh filamen myosin dan aktin, yang akan menarik aktin ke arah
myosin (tengah). Kekuatan untuk menarik diperoleh dari ATP yang tersedia di kepala myosin
dan akan aktif saat aksi potensial mencapai bagian otot (Sherwood, 2016)
3. Apa perbedaan strength training dan endurance exercise?

Strength training bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional otot.


Ukuran dan bentuk otot bukanlah target pada program ini, melainkan kekuatan
maksimum yang dapat dikerahkan untuk mengangkat beban. Dampak dari latihan
ini ialah akan terjadi pertumbuhan otot dan pembentukan tubuh, sedangkan
edurance exercise merupakan tindakan berolahraga untuk meningkatkan daya
tahan. Istilah pelatihan daya tahan umumnya mengacu pada pelatihan sistem
aerobik sebagai lawan dari sistem anaerob. Daya tahan dalam olahraga terkait erat
dengan pelaksanaan keterampilan dan teknik. Atlit yang terkondisi dengan baik
dapat didefinisikan sebagai atlet yang melaksanakan tekniknya secara konsisten
dan efektif dengan sedikit usaha (Morton dkk, 2016).
4. Mengapa D memilih treadmill dibandingkan stationary bike?
Hasil treadmill lebih baik daripada sepeda statis karena treadmill adalah mesin latihan
dengan kecepatan yang diatur sehingga subjek harus bisa menjaga keseimbangan dan
koordinasi mereka selama latihan Sementara itu, kecepatan mengayuh dengan sepeda
statis bisa diubah oleh subjek sekalipun dengan penggunaan metronom. Hal ini
menyebabkan perbedaan penggunaan energi dalam latihan menggunakan treadmill
dan sepeda statis. Dengan demikian, kemampuan fungsional yang dihasilkan sepeda
statis lebih rendah dibandingkan treadmill. Vo2 max setelah latihan dengan
menggunakan treadmill lebih tinggi dibandingkan pada penggunaan sepeda statis.
Pernyataan ini didukung oleh Palange et al, yang mempelajari ventilasi dan adaptasi
metabolik dalam berjalan dan bersepeda pada subjek COPD, dan menjelaskan bahwa
sambil berjalan, otot-otot di lengan menjadi aktif dan menjadi sumber impuls
neurogenik ke pusat kendali respirasi. Sebaliknya, lengan cenderung berada dalam
posisi statis selama bersepeda, sehingga lengan tidak menjadi sumber impuls
neurogenik. (Turnip dkk, 2014).
5. Bagaimana keadaan otot setelah menjalani strength training?

Hypertrophy, pembesaran otot yang dihasilkan dari program latihan beban terutama
berhubungan dengan meningkatnya luas penampang melintang (cross-sectional area)
serabut otot seseorang. Hypertrophy serabut otot seseorang dapat terjadi karena
disebabkan oleh satu atau lebih perubahan-perubahan di bawah ini:
1. Meningkatnya jumlah dan ukuran miofibril pada serabut otot.
2. Meningkatnya jumlah total protein kontraktil, terutama filamen miosin.
3. Meningkatnya kepadatan kapiler per serabut.
4. Meningkatnya jumlah dan kekuatan jaringan ikat, tendon, dan ligamen (Imran
Akhmad, 2015).
PETA KONSEP
Kedokteran Mahasiswa
Mengobservasi T dan D Rajin fitness
Olahraga W

T D

Endurance Exercise
Stregth Training dengan
dengan Treadmill
Dumbbell
(jalan/lari di tempat
(mengangkat beban)
dengan alat)
treadmill

musculus regio
musculus regio
femoris dan regio
brachii
cruris

dumbbell Setelah 3 bulan

peningkatan
peningkatan massa otot dan
daya tahan tubuh &
kepadatan tulang
penguatan otot jantung
NARASI

Tema materinya adalah kedokteran olahraga. Mahasiswa W melakukan


observasi terhadap temannya T dan D yang rajin fitness. Ditempat fitness T
dan D melakukan dua metode yang berbeda. T melakukan metode strength
training menggunakan dumbell atau mengangkat beban yang berpengaruh
terhadap musculus regio brachii, sementara D menggunakan metode
endurance exercise dengan treadmill atau berjalan lari dengan alat. Treadmill
berpengaruh terhadap musculus regio femoris dan regio cruris. Setelah
melakukan latihan selama 3 bulan, terlihat perbedaan hasil latihan T dan D.
Pada T terjadi peningkatan massa otot dan kepadatan tulang, sedangkan pada
D terjadi peningkatan daya tahan tubuh dan penguatan otot jantung.
LEARNING OBJECT
Mahasiswa mengetahui dan menjelaskan:
1. Anatomi dan musculus yang ada di regio brachii, regio femoris, dan regio
cruris.
2. Proses fisiologis gerak yang dihasilkan pada regio brachii, regio femoris dan
regio cruris.
3. Perbedaan strength training dan endurance exercise’
DAFTAR PUSTAKA
Afriwardi. 2011. Kebugaran Jasmani. Buku Ilmu Kedokteran Olahraga. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal 91.
Alamsyah, D. A. N., Hestiningsih, R., Saraswati, L. D. 2017. Faktor-faktor yang
berhubungan dengan Kebugaran Jasmani pada Remaja Siswa kelas XI
SMA Negeri Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol 5, No 3.
Fery Hidayat. 2016. Pengaruh Latihan Beban dengan Menggunakan Alat Mekanis
dan Non Mekanis Terhadap Kekuatan Otot Dada Mahasiswa FIK Unesa
Surabaya. Jurnal Kesehatan. Vol 6, No 2.
Harfiyah. 2016. Miologi Ekstremitas Superior dan Inferior. Jurnal Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Vol 1, No 10.
Imran Akhmad. (2015). Efek Latihan Berbeban Terhadap Fungsi Kerja Otot. Jurnal
Pedagogik Keolahragaan. Vol 1, No 2.
Morton RW, Oikawa SY, Wavell CG, et al. (2016). Neither Load Nor Systemic
Hormones Determine Resistance Training-Mediated Hypertrophy or
Strength Gains in Resistance- Trained Young Men. Journal of Applied
Physiology. Vol 12, No 1.
Paulsen, dan Waschke. 2015. Anatomi Umum dan Sistem Muskuloskeletal. Buku
Sobotta Atlas Anatomi Manusia Ed. 23. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.
Robinson, K. Web MD. (2018). Indoor Cycling. Journal of Exercise. Vol 4, No 2.
Radi, dkk. 2016. Prosedur dan Interpretasi. Buku Pedoman dan Uji Jantung.
Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. Hal 1-2.
Sherwood, Lauralee. 2016. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Ed.8. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Stephen G. Miller, 2006. Ancient Greek Athletics, Amerika: Yale University Press,
hal 63.
Taufik Hidayat dan Sugiarto. (2013). Studi Kasus Konsumsi Suplemen pada Member
Fitness Center di Kota Yogyakarta. Jurnal Media Ilmu Keolahragaan
Indonesia. Vol 3, No 1.
Turnip, dkk. (2014). Comparison of the Effect of Treadmill and Ergocycle Exercise on
the Functional Capacity and Quality ofblite of Patients with Chronix
Obstructive Pulmonaey Disease. Medical Journal Indonesia. Vol 23, No 1.
DOA SETELAH BELAJAR

Anda mungkin juga menyukai