Anda di halaman 1dari 60

2021/2022

Panduan Laboratorium
Farmakologi

DISUSUN OLEH :
Sri Mulyanti, M.Kep
Aida Sri rachmawati, M.Kep

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2
Belajar atau menuntut ilmu sangatlah penting bagi kita, baik ilmu yang bersifat dunia
maupun ilmu agama, berikut ini adalah hadits yang menganjurkan kita untuk mencari
ilmu.
' )َ ٌ َ َ 2 2 ُ ) َ
‫ﻀﺔ ﻋ* ( ﱢﻞ ُﻣ ْﺴ ِﻠ ٍﻢ َو ُﻣ ْﺴ ِﻠ َﻤ ٍﺔ‬.ْ 0/ ‫ﺐ اﻟ ِﻌﻠ ِﻢ ﻓ‬ ‫ﻃﻠ‬

Artinya:
"Mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim laki-laki maupun perempuan." (H.R. Al-
Baihaqi)

Dari hadist diatas di jelaskan bahwa belajar atau mencari ilmu adalah kewajiban bagi
setiap muslim baik itu laki-laki maupun perempuan. Namun sebelum belajar atau
mencari ilmu kita dianjurkan untuk berdoa, supaya dimudahkan dalam belajar, agar ilmu
yang kita pelajari bisa masuk kedalam pikiran, dan bisa bermanfaat bagi kehidupan kita
maupun orang disekitar.

Berikut ini adalah bacaan doa ketika akan belajar dan sesudah belajar beserta latin dan
artinya.

Doa Sebelum Belajar


َ ُْ 2 ْ َ َ َ َ ْ َ ََ ُ
‫ ِﻋﻠ ًﻤ َـﺎو ْرزﻗ ِﻨ ْـﻲ ﻓ ْﻬ ًﻤـﺎ‬Pْ N O ِ ‫زد‬/ ‫ َر ﱢب‬S‫ﺎ َو َر ُﺳ ْﻮ‬Vَ Wِ ‫ﺎ` ْﺳ_ ِم ِد ْﻳﻨﺎ َو ِ\ ُﻤ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ ﻧ‬ ِ bِ ‫َر ِﺿﺖ‬
ِ \ِ ‫ﺎﷲ ر\ﺎ و‬

Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin nabiyyaw warasulla ,robbi


zidnii ilmaa warzuqnii fahmaa.

Artinya:
"Kami ridho Allah Swt sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
pengertian yang baik"
‫ ﻣ َﻦ ﱠ‬o
َO ْ ‫اﻟﺼﺎﻟﺤ‬ 2َ ْ َ q َْ ْOُْ ْ َ q2 Oْ ‫َ ﱢ‬
l k ِ ِ ِ ْ N O ِ ‫ ﻓﻬﻤﺎ واﺟﻌﻠ‬oN ِ ‫ ِﻋﻠﻤﺎ وارزﻗ‬PN ِ ‫زد‬/ ‫رب‬
Robbi zidnii 'ilman warzuqnii fahmaa, waj'alnii minash-shoolihiin
Artinya :
"Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan kepahaman,Dan
jadikanlah aku termasuk golongan orang-orang yang sholeh"
Dan apabila kita sudah selesai belajar bisa membaca doa setelah belajar dibawah ini.

Doa Sesudah Belajar

َO ْ ‫اﻟ َﻌ )ﺎﻟﻤ‬2 ‫ َﺎر ﱠب‬sَ ‫ﻪ‬Vْ u‫ َﺴ‬uْ ‫ َﺗ‬Sَ ‫ َو‬o


l َ ‫ ﻋ ْﻨ َﺪ َﺣ‬y‫ﻪ َﻓ ْﺎر ُد ْد ُە ا ) ﱠ‬Vْ u‫ﺎﻋ |ﻠ ْﻤ َﺘ‬
ْ w ِ ‫ﺎﺟ‬ َ ‫ ا ْﺳ َﺘ ْﻮد ُﻋ َﻚ َﻣ‬P‫ﱢ‬O ‫)ا ~ﻟﻠ ُﻬ ﱠﻢ ا‬
kِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ

Allaahumma innii istaudi'uka maa 'allamtaniihi fardud-hu ilayya 'inda haajatii wa laa
tansaniihi yaa robbal 'alamiin

Artinya :
"Ya Allah, sesungguhnya ku titipkan kepada-Mu apa yang telah Engkau ajarkan
kepadaku, maka kembalikanlah dia kepadaku disaat aku membutuhkannya. Janganlah
Engkau buat aku lupa kepadanya. wahai Tuhan pemelihara alam."
ُ َ ْ َُْ ْ َ ً َ َ َ2 َ )َ ُ َ َ‫ َ ْ َُْ ﱢ‬ƒ َ ‫ َ ﱠ‬2 َ ) ‫) ~ُ ﱠ‬
‫ﻪ‬b‫اﺟ ِﺘﻨ َﺎ‬ ‫ﺎﻃ_ وارزﻗﻨﺎ‬
ِ b ‫ﺎﻃﻞ‬
ِ •‫رﻧﺎ اﻟ‬/ ‫رﻧﺎ اﻟﺤﻖ ﺣﻘﺎ وارزﻗﻨﺎ اﺗـ•ﺎﻋﻪ وأ‬/ ‫اﻟﻠﻬﻢ أ‬

Allahumma Arinal Haqqa Haqqan Warzuqnat tibaa'ahu. Wa Arinal baathila Baa-Thilan


Warzuqnaj tinaabahu

Artinya:
"Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran, sehinggga kami dapat mengikutinya.
Dan tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya"

‫ﺎل‬ َ ‫اﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ~ َ ) ' ﱢ‬2 ‫ﻤﺎ َو‬q ‫ﻠ‬2 ‫ﺎﻋ )ﻠ ْﻤ َﺘ َﻨﺎ |اﻟﺬ ْي َﻳ ْﻨ َﻔ ُﻌ َﻨﺎ َوز ْد َﻧﺎ ﻋ‬
َ ‫ َﻤ‬b ‫َرﱠ\ َﻨﺎ ْاﻧ َﻔ ْﻌ َﻨﺎ‬
ٍ ‫‡ ﻋ* (ﻞ ﺣ‬ ِ ِ ِ / ِ ِ

Rabbanan fa'naa bima 'alamtanaldzi yanfa'una wa zidna 'ilman walhamdulillahi 'ala


kulihal

Artinya:
"Ya Tuhan kami, jadikanlah ilmu kami ilmu yang bermanfaat, ajarkan kami apa-apa yang
bermanfaat bagi kami serta tambahkan ilmu bagi kami, segala puji hanya bagi Allah
dalam setiap keadaan."
VISI, MISI DAN TUJUAN
Fakultas Ilmu Kesehatan (FIKes)
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTas)

Visi:
“Menjadi Fakultas Ilmu Kesehatan yang unggul, islami, dan terkemuka tingkat global pada tahun
2035”.

Misi:

1. Menyelenggarakan Pendidikan kesehatan yang berkualitas;


2. Menyelenggarakan penelitian kesehatan dengan prinsif kebebasan berfikir ilmiah;
3. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat dalam bidang kesehatan;
4. Mengintegrasikan pembinaan dan pengembangan Al-Islam Kemuhammadiyahan dalam
penyelenggaraan Tri Dharma Perguruan Tinggi bidang kesehatan.
5. Menyelenggarakan kerjasama dalam meningkatkan kualitas pendidikan kesehatan.

Tujuan:

1. Menghasilkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang beriman dan bertakwa, berakhlak
mulia, memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional, dan beramal menuju
terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhoi Alloh SWT.
2. Meningkatkan kegiatan penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai landasan
penyelenggaraan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang kesehatan.
3. Menghasilkan, mengamankan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan
dalam skala nasional dan internasional dalam bidang kesehatan.
4. Mewujudkan pengelolaan FIKes yang terencana, terorganisir, produktif, efektif, efisien, dan
terpercaya.
5. Menjalin kerjasama dengan pihak lain yang saling menguntungkan dalam lingkup nasional
dan internasional untuk pengembangan pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat
dalam bidang kesehatan.
VISI, MISI DAN TUJUAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALYA

VISI PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN

Menghasilkan lulusan Ahli Madya Keperawatan yang berkepribadian Islami,

berpengetahuan holistik integratif, kompetitif dan dinamis.

MISI PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN

1. Menyelenggarakan pendidikan dengan keunggulan keperawatan klinik yang


berlandaskan nilai-nilai Al Islam dan Kemuhammadiyahan.
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang keperawatan.
3. Menyelenggarakan pengabdian masyarakat yang berkesinambungan.

TUJUAN PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 KEPERAWATAN

1. Menghasilkan peserta didik menjadi ahli madya keperawatan muslim yang beriman
dan bertakwa, berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan beramal
menuju terwujudnya masyarakat utama, adil, dan makmur yang diridhoi Alloh SWT.
2. Menghasilkan penelitian dan publikasi ilmiah yang unggul dalam keperawatan klinik.
3. Terlaksananya pengabdian masyarakat dan publikasi ilmiah yang unggul dalam
keperawatan klinik.
BIODATA MAHASISWA

NAMAMAHASISWA :…………………………………………………

NIM :……………………………………………….
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya, maka buku
panduan Praktik Laboratorium Farmakologi bagi mahasiswa tingkat I semester II
Prodi D3 Keperawatan FIKes UMTAS dapat diterbitkan.

Buku panduan ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa dan dosen pembimbing
keperawatan dasar dalam melaksanakan praktek belajar laboratorium dalam
menerapkan asuhan keperawatan. Buku panduan ini diharapkan dapat memberikan
arahan bagi mahasiswa dalam pencapaian kompetensi demi menyelesaikan mata
ajar farmakologi.

Ucapan terima kasih kami ucapkan kepada seluruh tim keperawatan dasar Prodi D3
Keperawatan FIKes UMTAS yang telah memberikan kontribusi dalam penyusunan
buku panduan praktik belajar laboratorium ini.

Kami menyadari buku panduan ini masih belum sempurna, sehingga bila ada kritik
dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun dalam memperbaiki buku ini akan
kami terima dengan senang hati.

Jazakumullhahi khoiro jaza’


Tasikmalaya, Mei 2022
TIM Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………i

Daftar Isi……………………..…………………………………………………………..ii

BAB I Pendahuluan

A. Deskripsi Mata Kuliah…………………………………………………………...1


B. Tujuan…………………………………………………………………………....1
C. Sasaran…………………………………………………………………………...1
D. Beban SKS……………………………………………………………………….1
E. Tata Tertib Mahasiswa…………………...……………………………………...1
F. Evaluasi…………………………...……………………………………………..2

BAB II

A. Pengantar………………………………………………………………………..3
B. Rute oral………………………………………………………………………...4
C. Rute Parenteral………………………………………………………………….8
D. Pemberian Obat Topikal………………………………………………………..25
E. Pemberian Obat Suppositorial………………………………………………….28
F. Pemberian Obat Tetes…………………………………………………………..33

Jadwal Praktek

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI MATA KULIAH
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk mampu memahami prinsip
dan keterampilan dalam tindakan kolaboratif pemberian obat oral, parenteral (intrakutan,
subkutan, intra muscular, intravena), topical (oles, tetes) dan prarektal/ supositoria.

B. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami dan mendeminstrasikan tindakan kolaboratif pemberian obat
oral
2. Mahasiswa dapat memahami dan mendeminstrasikan tindakan kolaboratif pemberian obat
parenteral (intrakutan, subkutan, intra muscular, intravena)
3. Mahasiswa dapat memahami dan mendeminstrasikan tindakan kolaboratif pemberian obat
topical (oles, tetes)
4. Mahasiswa dapat memahami dan mendeminstrasikan tindakan kolaboratif pemberian obat
prarektal/ supositoria

C. SASARAN
Mahasiswa semester II Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Tasikmalaya

D. BEBAN SKS
Praktikum Ketrampilan Farmakologi beban 1 sks

E. TATA TERTIB MAHASISWA


1. Tata Tertib Praktikum
a. Mahasiswa menyiapkan diri 15 menit di depan laboratorium sebelum praktikum dimulai
b. Mahasiswa yang terlambat 15 menit atau lebih tidak diijinkan mengikuti praktikum
c. Mahasiswa tidak boleh bersendau gurau dan harus bersikap sopan selama mengikuti
praktikum
d. Selama praktikum berlangsung, mahasiswa tidak boleh meninggalkan laboratorium tanpa izin
dosen
e. Mahasiswa wajib membereskan alat-alat yang dipakai untuk praktikum dan dikembalikan
dalam keadaan rapi dan bersih
f. Mahasiswa diwajibkan mengganti peralatan jika terjadi kerusakan paling lambat 2 hari
setelah praktikum

1
g. Mahasiswa yang tidak dapat mengikuti praktikum karena berhalangan atau gagal dalam
praktikum harus menggulang atau mengganti pada hari lain sesuai dengan jadwal yang telah
diatur (sesuai kebijakan dosen)
h. Mahasiswa wajib mengikuti praktikum 100% dari kegiatan praktikum
2. Tata Tertib Pemakaian Alat Praktikum
a. Setiap mahasiswa berhak meminjam/ menggunakan alat-alat laboratorium dengan
persetujuan kepala laboratorium
b. Setiap mahasiswa yang akan praktik laboratorium wajib memberitahu/ pesan alat kepada
petugas 3 hari sebelum praktik dilaksanakan
c. Mahasiswa/ peminjam wajib mengisi formulir peminjaman alat/ bon alat yang telah
disediakan dengan lengkap yang meliputi (nama, kelas/ jurusan, hari/ tanggal, waktu,
dosen, jenis ketrampilan, nama alat, jumlah, keterangan, tanda tangan)
d. Mahasiswa atau peminjam bertanggung jawab atas kebersihan dan keutuhan alat-alat yang
dipinjam
e. Mahasiswa wajib merapikan dan membersihkan kembali peralatan yang dipinjam setelah
selesai menggunakan alat laboratorium
f. Alat-alat laboratorium dikembalikan segera setelah melaksanakan kegiatan praktik
g. Alat-alat laboratorium yang dipinjam dikembalikan tepat waktu dan dalam keadaan bersih
dan utuh
h. Mahasiswa diperbolehkan meninggalkan ruangan setelah serah terima alat-alat yang
dipinjam kepada kepala laboratorium
i. Keterlambatan mengembalikan alat atau mengembalikan alat dalam keadaan kotor, maka
mahasiswa dikenakan denda Rp.10.000/hari/alat
j. Peminjam alat laboratorium harus mengganti alat yang rusak/hilang dalam waktu kurang
dari dua hari setelah alat rusak/ hilang.
F. EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan setelah mahasiswa mengikuti seluruh kegiatan praktikum.

Penilaian :

Keterangan

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)

Nilai batas lulus : 75

Nilai = Nilai yang didapat x 100%

∑ aspek yang dinilai X 2

2
BAB II
TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OBAT

A. PENGANTAR

Pemberian medikasi yang aman dan akurat adalah tanggung jawab perawat. Meskipun obat
menguntungkan, obat bukan tanpa reaksi merugikan, sehingga diperlukan perhatian khusus baik
dalam hal persiapan, pemberian maupun pendokumentasian.

Pemberian medikasi merupakan tindakan kolaboratif antara dokter dan perawat. Dalam
pemberian medikasi ini, harus memperhatikan keselamatan pasien ”pasien safety”, yaitu dengan
memperhatikan 6 prinsip benar obat.

Prinsip “Enam Benar” dalam pemberian medikasi adalah :

1. Benar Obat
Menetapkan keakuratan pesanan. Bila pesan medikasi tampak tidak benar atau tidak tepat,
konsul pada pemberi resep sebelum memberikan obat. Pastikan bahwa obat generic sesuai
dengan nama dagang obat, klien tidak alergi pada kandungan obat yang didapat, memeriksa label
obat dengan catatan pemberian obat.

2. Benar Dosis
Harus dipastikan tentang penghitungan obat. Bila tidak yakin tentang penghitungan obat minta
perawat kedua untuk menghitung dosis obat. Hitung dosis obat dengan memperhatikan berat
badan dan umur klien, periksa dosis pada label obat untuk membandingkan dengan dosis yang
tercata pada catatan pemberian obat, lakukan penghitungan dosis secara akurat.

RUMUS

Dosis yang diinginkan X satuan obat = dosis yang benar (ml, tablet)

Dosis yang tersedia (ml, tablet)

3. Benar Klien
Memastikan identitas klien dan memintanya untuk menyebutkan nama bila memungkinkan.
Periksa nama klien, nomer RM, ruang, nama dokter yang meresepkan pada catatan pemberian
obat, catatan obat, kartu obat, dan label identitas klien.

4. Benar Cara
Berikan obat sesuai dengan cara yang ditetapkan. Apakah per-oral, injeksi, supositoria atau
lainnya. Gunakan medikasi dengan persiapan yang tepat untuk cara yang telah ditetapkan.

3
5. Benar Waktu
Ikuti jadwal pemberian medikasi dengan tepat. Periksa waktu pemberian obat sesuai dengan
waktu yang tertera pada catatan pemberian obat (misalnya obat yang diberikan 2 kali sehari,
maka pada catatan pemberian obat akan tertera waktu pemberian jam 6 pagi, dan 6 sore).

6. Benar Dokumentasi
Semua tindakan yang telah dilakukan oleh perawat harus didokumentasikan dalam asuhan
keperawatan yang sesuai dengan standar agar tindakan perawat dapat dipertanggung jawabkan
dan dipertanggunggugatkan.

Pemberian tindakan medikasi ini, merupakan tindakan yang beresiko terhadap keselamatan
pasien, pemberian medikasi ini merupakan salah satu dari 6 sasaran keselamatan pasien ”pasien
safety”
6 sasaran keselamatan pasien :
1. Ketepatan identifikasi pasien
2. Peningkatan komunikasi yang efektif
3. Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai
4. Kepastian tepat lokasi, tepat prosedur, tepat pasien operasi
5. Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan
6. Pengurangan resiko pasien jatuh

4
Jenis Obat-Obatan:

1. Cair : Larutan, Suspensi, Emulsi


2. Padat : Tablet, Tepung, Kapsul
3. Setengah Padat : Supositoria, Cream

Rute Pemberian Obat

1. Rute oral
2. Rute parenteral
3. Rute topikal
4. Inhalasi
5. Intraokuler
6. Supositoria

B. RUTE ORAL

1. Pemberian Per Oral


Rute pemberian melalui oral/mulut adalah yang paling mudah dan paling umum digunakan.
Obat diberikan melalui mulut dan ditelan.

2. Pemberian Sublingual
Obat diletakkan di bawah lidah dan kemudian dilarutkan, mudah diabsorbsi. Obat yang diberikan
di bawah lidah tidak boleh ditelan karena akan mengurangi efeknya. Nitrogliserin umumnya
diberikan secara sublingual.

3. Pemberian Bukal
Pemberian obat melalui bukal dilakukan dengan menempatkan obat padat di mukosa pipi sampai
obat larut. Klien harus diajarkan untuk menempatkan dosis obat secara bergantian di pipi kanan
dan kiri agar mukosa tidak iritasi, anjurkan untuk tidak mengunyah atau menelan obat atau
minum air bersama obat.

NO. KEUNTUNGAN KERUGIAN ATAU KONTRAINDIKASI

1 Cocok dan Nyaman Dihindari pada klien dengan perubahan fungsi saluran
gastrointestinal (mual, muntah), motilitas usus menurun
(setelah anestesi umum atau inflamasi lokal), dan reseksi
bedah pada bagian saluran gastrointestinal

2 Ekonomis  Obat dapat dirusak oleh asam lambung


 Kontraindikasi pada klien yang tidak dapat menelan
(gangguan neuromuskuler, striktur esofagus, lesi pada
mulut)

5
3 Efek lokal maupun Obat oral tidak dapat diberikan pada klien dengan suction
sistemik lambung dan kontraindikasi pada klien yang akan
menjalani beberapa tes diagnostik atau pembedahan

4 Tidak menimbulkan Obat oral tidak dapat diberikan pada klien yang tidak sadar
cemas atau gelisah yang tidak dapat menelan

5 Obat oral dapat mengiritasi lapisan saluran cerna,


mengubah warna gigi, dan beberapa obat memiliki bau
yang tidak enak

Hal-hal yang perlu diperhatikan perawat dalam memberikan obat oral

1. Lindungi klien dari bahaya aspirasi


2. Posisikan klien pada posisi duduk untuk mencegah akumulasi cairan atau tertinggalnya obat di
belakang tenggorokan
3. Pada klien yang tidak dapat menelan secara cepat, berikan sejumlah air tiap kali klien menelan
4. Klien seharusnya menelan hanya satu pil atau kapsul pada satu waktu
5. Jika klien mulai batuk saat pemberian obat, perawat menahan memberikan obat yang
berikutnya sampai klien dapat bernafas lebih mudah
6. Jika klien memiliki kesulitan menelan tablet, obat dalam bentuk lain perlu pertimbangan untuk
diberikan

6
FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN PEMBERIAN OBAT ORAL

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

Nilai
No Aspek yang Dinilai
0 1 2

Tahap Pra Interaksi

1. Cek dokumentasi klien

2. Observasi klien adanya kelemahan atau gangguan kemampuan


menelan

3. Cuci tangan

4. Siapkan alat :

Catatan pengobatan, sarung tangan disposible, obat yang diberikan,


cangkir untuk tempat obat, sedotan, air minum, baki tempat obat,
kertas tisu

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan nama yang disukainya.

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja

1. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

2. Menanyakan keluhan utama klien

3. Memulai tindakan dengan cara yang baik

4. Jaga privasi klien

5. Bantu klien ke posisi duduk atau fowler

7
6. Pakai sarung tangan jika ada kemungkinan perawat terkontaminasi
sekret oral

7. Buka pembungkus obat dan tempatkan 1 obat di tangan klien atau


tuangkan ke dalam cangkir obat dan berikan pada klien, beri
bantuan jika dibutuhkan

8. Instruksikan klien untuk menempatkan tablet atau kapsul ke dalam


mulut dan ikuti dengan air

9. Berikan pengobatan cair stelah pil, instruksikan klien untuk


meminum habis obat cair yang diberikan. Berikan bantuan jika
diperlukan

10. Tinggal dulu bersama klien sampai semua medikasi diberikan, cek
mulut klien jika klien bertanya apakah obat telah tertelan

11. Kembalikan klien ke posisi semula

12 Pasang said rail

13 Bereskan alat-alat :

- jika klien menolak minum obat atau obat tidak diberikan karena
beberapa alasan, jangan tinggalkan obat di meja klien
- simpan obat di rak pengobatan hanya jika bungkus obat belum
dibuka
- jika obat telah dibuka masukkan ke dalam lemari es
14. Cek klien 30-60 menit setelah pengobatan terhadap efek
pengobatan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil yang didapat, bandingkan dengan kondisi yang


normal
2.
Beri reinforcement positif
3.
Kontrak pertemuan selanjutnya
4.
Mengakhiri pertemuan dengan baik
5.
Cuci tangan

Dokumentasi

-
nama, dosis, dan rute obat yang diberikan
-
tujuan pengobatan jika obat diberikan saat dibutuhkan
-
pengkajian data yang relevan dengna tujuan pengobatan
-
efek medikasi pada klien
-
pendidikan kesehatan tentang obat yang diberikan atau teknik
pemberian obat
TOTAL NILAI

8
Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(....................................................)

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang perempuan berusia 40 tahun, dirawat di Ruang Penyakit dalam , dengan diagnosa Gastritis. Hasil
pengkajian didapat pasien mengeluh tidak ada nafsu makan, nyeri ulu hati, mual dan muntah. Perawat
akan memberikan obat pada pasien tersebut.

Soal Kognitif :
1. Jenis Obat yang digunakan?
2. Apa prinsip 6 benar yang harus diperhatikan dalam pemberian obat?
Soal Afektif :
3. Sebutkan contoh penerapan etika keperawatan dalam pemberian obat!
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan langkah-langkah/prosedur pemberian obat oral sesuai SOP (standar operasional
prosedur)

9
C. RUTE PARENTERAL
Pemberian obat melalui injeksi merupakan prosedur invasif menggunakan jarum steril yang
dimasukkan ke dalam jaringan tubuh, sehingga teknik aseptik harus dipertahankan karena klien
berisiko infeksi bila jarum menembus kulit. Karakteristik jaringan mempengaruhi kecepatan
absorbsi obat dan awitan kerja obat. Jadi sebelum menginjeksikan obat, perawat harus mengetahui
volume obat yang berikan, karakteristik obat, dan lokasi struktur anatomi di bawah tempat injeksi.

Pemberian obat melalui parenteral dapat dilakukan dengan cara:

1. Subcutaneus (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jarinngan yang berada di bawah lapisan
dermis.
2. Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis, di bawah epidermis.
3. Intramuskular (IM) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan otot tubuh
4. Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena.
Obat-obat yang diberikan melalui parenteral ini diabsorbsi lebih cepat dibandingkan obat
yang diberikan melalui sistem gastrointestinal, karena obat tidak perlu melewati barier jaringan
epitel pada organ gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke dalam sirkulasi darah.

NO. KEUNTUNGAN KERUGIAN ATAU


KONTRAINDIKASI

1 Absorbsi cepat melalui pembuluh darah Klien, terutama anak-anak akan merasa
cemas

2 Dapat diberikan pada klien yang tidak sadar, Menimbulkan rasa nyeri dan tidak
tidak kooperatif, dan tidak mau menelan nyaman
obat oral

3 Iritasi atau reaksi lokal dapat terjadi


akibat efek obat pada jaringan

4 Dapat terjadi infeksi jika tidak


menggunakan teknik steril

Perawat dapat meminimalkan rasa tidak nyaman atau nyeri yang dapat ditimbulkan dari injeksi
dengan:

1. Menggunakan jarum yang tajam dan memiliki bevel dan panjang serta ukuran yang paling kecil,
tetapi sesuai.
2. Memberi posisi senyaman mungkin untuk mengurangi ketegangan otot.
3. Pilih tempat injeksi yang tepat dengan penanda anatomis tubuh.
4. Kompres dengan es tempat injeksi untuk anestesi local sebelum jarum diinsersi
5. Alihkan perhatian klien dengan mengajak klien berkomunikasi.
6. Insersi jarum dengan perlahan dan cepat untuk meminimalkan kerusakan jaringan.

10
7. Pegang spuit dengan mantap selama jarum dalam jaringan.
8. Pijat-pijat tempat injeksi dengan lembut selama beberapa detik, kecuali kontraindikasi.

PERSIAPAN OBAT
Ampul adalah wadah bening kaca dengan leher menyempit. Ampul berisi dosis obat terukur dalam
bentuk cairan. Untuk mengambil obat di dalamnya, maka perawat harus mematahkan leher ampul.
Ketika mengambil obat perlu diperhatikan teknik aseptik (mencegah jarum menyentuh permukaan
luar ampul) untuk menjaga kesterilan. Cairan dapat diaspirasi dengan mudah ke dalam spuit dengan
menarik plunger spuit.

Vial adalah wadah kaca multi dosis dengan penutup karet pada bagian atasnya, namun karet ini
dilindung juga dengan penutup logam sampai vial siap digunakan. Vial berisi cairan/bentuk obat
kering (serbuk). Vial adalah sistem tertutup, sehingga untuk memudahkan dalam pengambilan obat di
dalamnya perlu memasukkan udara terlebih dahulu.

1. MENYIAPKAN OBAT DARI VIAL


a. ALAT
 Catatan pemberian obat
 Vial obat
 Spuit dan jarum yang sesuai dengan cara pemberian dan viskositas larutan
 Jarum ekstra
 Kapas alkohol
 Label obat atau plester
 Baki obat/bak suntik

b. PROSEDUR
 Cuci tangan
 Siapkan peralatan
 Periksa label vial dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip 6 benar
 Hitung dosis yng diperlukan
 Buka segel pada bagin tutup obat tanpa menyentuh karetnya
 Olesi bagian karet tersebut dengan kapas alkohol
 Masukkan udara pada spuit sejumlah obat yang akan diambil, jangan menyentuh bagian
plunger
 Buka tutup jarum
 Dengan sudut miring, masukkan jarum perlahan pada karet penutup vial dengan bagian
jarum yang runcing terlebih dahulu
 Masukkan hingga jarum masuk seluruhnya tekan pluger
 Pegang vial dengan tangan non dominan dan balikkan, pertahankan jarum tetap
didalamnya, kontrol spuit dengan tangan dominan dan tahan plunger dengan ibu jari

11
 Tarik jarum hingga berada di bawah cairan obat dan pertahankan pada posisi tersebut
 Tarik plunger perlahan hingga spuit terisi cairan sesuai dengan dosis yang diinginkan
 Jika terdapat gelembung air pada spuit, jentikkan dengan tangan dominan
o Dorong plunger hingga udara keluar dari spuit
o Tambahkan larutan jika diperlukan
o Tarik jarum keluar dari botol dan pertahankan jari tetap pada akhir plunger
 Jika gelembung tetap ada:
o Pegang spuit dengn arah vertikal, dengn jarum menghadap ke atas
o Tarik plunger dan jentikkan spuit dengan jari
o Dorong plunger perlahan untuk mengelurkan udara tetapi jaga agar tidak
mengeluarkn larutan
 Periksa kembli jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume obat
yang diperlukan
 Bandingkan label obat dengn catatan obat
 Ganti jarum jika obat diketahui dapat mengiritasi kulit
 Beri label spuit tersebut dengan label obat, tuliskan nama dan dosis obat
 Buang atau simpan kembali peralatan yang sudah tidak diperlukan
 Cuci tangan

c. MENCAMPUR OBAT DARI VIAL


Jika dua obat kompatibel maka keduanya dapat dicampur dalam satu injeksi, dan jika
dosis secara keseluruhan berada dalam batas-batas yang dapat diterima.

Prinsip ketika mencampur obat dari dua vial

 Jangan mengkontaminasi satu obat dengan obat lainnya


 Pastikan bahwa dosis yang terakhir akurat
 Pertahankan teknik aseptik

2. MENYIAPKAN OBAT DARI AMPUL


a. ALAT
 Catatan pemberian obat
 Ampul sesuai resep
 Spuit dan jarum yang sesuai dengan cara pemberin dan viskositas larutan
 Jarum ekstra
 Kapas alkohol
 Label obat atau plester
 Baki obat
 Kertas tisu

12
b. PROSEDUR
 Cuci tangan
 Siapakan peralatan
 Periksa label obat sesuai dengan catatan obat atau kartu obat sesuai prinsip 6 benar
 Hitung dosis yang diperlukan
 Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan menjentikkan leher
ampul atau putar dengan cara merotasi pergelangan tangan
 Olesi sekeliling bagian ampul tersebut dengan kapas alkohol
 Patahkan tutup ampul dengan menjauhkan diri dan orang yang ada di dekat anda
 Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang di tempat khusus
 Buka tutup jarum
 Tekan pluger hingga habis, jangan aspirasi udara dalam spuit
 Tempatkan jarum ke dalam ampul, jaga agar jarum menyentuh sisi potongan ampul
 Aspirasi sejumlah cairan ke dalam spuit dan lepaskan jarum dari ampul
 Tempatkan ampul pada kertas atau buang di tempat khusus
 Jika terdapat gelembung air pada spuit, jentikkan dengan tangan dominan
o Dorong plunger hingga udara keluar dari spuit
o Tambahkan larutan jika diperlukan
o Tarik jarum keluar dari botol dan pertahankan jari tetap pada akhir plunger
 Jika gelembung tetap ada:
o Pegang spuit dengn arah vertikal, dengn jarum menghadap ke atas
o Tarik plunger dan jentikkan spuit dengan jari
o Dorong plunger perlahan untuk mengeluarkan udara tetapi jaga agar tidak
mengeluarkn larutan
 Periksa kembali jumlah larutan yang ada pada spuit, bandingkan dengan volume obat
yang diperlukan
 Bandingkan label obat dengan catatan obat
 Ganti jarum jika obat diketahui dpt mengiritasi kulit
 Beri label spuit tersebut dengan menuliskan nama dan dosis obat
 Buang atau simpan kembali peralatan yang sudah tidak diperlukan
 Cuci tangan

c. MENCAMPUR OBAT DARI SATU VIAL DAN SATU AMPUL


Mencampur obat dari satu ampul dan satu vial merupakan hal yang sederhana
karena tidak perlu menambahkan udara untuk mengisap obat dari sebuah ampul. Perawat
mula-mula menyiapkan obat dari vial, kemudian dengan menggunakan spuit dan jarum
yang sama, isap obat dari ampul. Teknik ini mencegah kontaminasi larutan dari jarum.

13
3. MENYIAPKAN INSULIN
Insulin adalah hormon yang digunakan untuk mengobati diabetes. Obat harus
diberikan melalui injeksi karena obat tersebut merupakan protein yang akan dicerna dan
dihancurkan dalam saluran gastrointestinal.

Hal-hal yang harus diperhatikan:

a. Insulin dapat disimpan dengan aman selama sekitar satu bulan pada ruangan temperatur,
tetapi perlu didinginkan selama jangka waktu yang lebih lama. Obat tidak boleh
diberikan dalam keadaan dingin, harus dibiarkan sampai suhu yang sama dengan
ruangan.
b. Tidak boleh mengocok vial insulin karena akan terbentuk gelembung dan busa yang
membuat partikel insulin terperangkap dan mengubah dosis.
c. Skala spuit dan dosis obat harus sesuai

4. INJEKSI INTRA DERMAL


Injeksi intradermal menginjeksikan obat kedalam jaringan dermis sehingga obat akan
diabsorbsi oleh pembuluh kapiler di dalam dermis. Injeksi ini berguna antara lain untuk tes alergi
pada obat jenis antibiotik tertentu, tes kepekaan terhadap bakteri Mycobacterium tuberculosa
(TBC), dan untuk memberikan vaksinasi BCG pada bayi usia 1 tahun.

Tempat-tempat untuk injeksi intra dermal adalah :

1. Lengan bagian atas


2. Lengan bawah bagian dalam.

14
FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI INTRA DERMAL

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan perawat dan medis: program pemberian obat melalui intradermal

2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri

3. Cuci tangan

4. Menyiapkan obat sesuai prinsip 6 benar:

 Catatan pemberian obat


 Pulpen
 Kapas alkohol
 Sarung tangan non steril
 Baki obat
TAHAP ORIENTASI

1. Memberikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuaan pemberin obat pada klien/keluarga

TAHAP KERJA

1. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum melakukan


kegiatan

2. Menanyakan keluhan utama saat itu

3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik

4. Berikan privasi (pasang tirai)

5. Gunaakan sarung tangan

15
6. Pilih tempat penusukan pada lengan bawah, jika lengan bawah tidak dapat
digunakan, gunakan tempat alternatif

7. Posisikan klien dengan lengan bawah menghadap muka perawat

8. Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan terapi intra dermal

9. Bersihkan tempat yang akan digunakan dengan kapas alkohol

10. Buka tutup jarum

11. Tempatkan ibu jari tangan non dominan sekitar 1 inchi di bawah penusukan
dan tarik kulit

12. Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan menggunakan tangan dominan,
masukkan jarum tepat di bawah kulit dengan sudut 10-15 derajat

13. Jika jarum telah masuk ke bawah kulit dan terlihat, masukkan lagi sekitar 1/8
inchi

14. Masukkan obat perlahan-lahan perhatikn adanya jendalan (jendalan harus


terbentuk)

15. Cabut jarum dengan sudut yang sama saat disuntikkan

16. Jika terdapt darah, usap dengan lembut menggunkn kapas alkohol lain

17. Observasi kulit adnya kemerahan atau bengkak. Jika tes alergi, observasi
adanya reaksi sistemik (misalnya sulit bernafas, berkeringat, pingsan,
berkurangnya tekanan darah, muntah, sianosis)

18. Kaji kembali klien dan tempt injeksi setelah 5-15 menit selanjutnya secara
periodik

19. Buat lingkaran 1 inci di sekeliling jendalan dan instruksikan klien untuk tidak
menggosok daerah ini

20. Kembalikan posisi klien

21. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan

TAHAP TERMINASI

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan

2. Menyimpulkan hasil kegiatan

3. Memberikan reinforcement positif

4. Melakukan kontrak (waktu, topik/kegiatan selanjutnya dan tempat)

5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik/berpamitan

6. Rapikan alat

16
7. Cuci tangan

DOKUMENTASI

Catat waktu pemberian, obat yang diberikan, dosis dan cara pemberian, serta
respon pasien terhadap tindakan

Jumlah

Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang perempuan berusia 40 tahun, dirawat di Ruang Penyakit Dalam di bagian Isolasi , dengan
diagnose Hepatitis A. Hasil pengkajian didapat pada pasien adanya perubahan warna pada mata dan kulit
menjadi kuning, pasien demam, lemas, mual dan muntah, warna urin gelap dan warna tinja pucat. Pasien
juga mengatakan bahwa dia alergi terhadap obat tertentu. Untuk mengurangi resiko alergi obat pada
pasien tersebut maka tindakan perawat yang tepat.

Soal Kognitif :
1. Tindakan yang tepat dilakukan pada kasus diatas ?
2. Jenis Obat yang digunakan?
3. Apa prinsip 6 benar yang harus diperhatikan dalam pemberian obat?
Soal Afektif :
4. Sebutkan contoh penerapan etika keperawatan dalam pemberian obat!
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan langkah-langkah/prosedur pemberian obat IC sesuai SOP (standar operasional
prosedur)

17
5. INJEKSI INTRA MUSKULAR
Rute intramuskular memberi absorpsi obat lebih cepat karena vaskularitas otot. Bahaya
kerusakan jaringan lebih kecil bila obat memasuki otot dalam. Otot juga lebih sedikit sensitif
pada obat yang mengiritasi atau kental. Namun, ada resiko obat yang diinjeksikan secara
sembrono ke dalam pembuluh darah apabila perawat tidak hati-hati.

Tempat injeksi intramuskular antara lain pada tempat-tempat berikut ini;

1. Paha (vastus lateralis) : Klien dalam posisi berbaring terlentang dengan lutut agak fleksi
2. Ventrogluteal : Klien dalam posisi berbaring miring, telentang, atau telentang dengan lutut
dan panggul miring dengan tepat yang diinjeksi fleksi.
3. Lengan atas (deltoid) : Klien dalam posisi duduk atau berbaring datar dengan lengan bawah
fleksi tetapi rileks menyilangi abdomen atau pangkua

18
FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI INTRA MUSCULAR

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

NILAI
NO ASPEK YANG DINILAI
0 1 2

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan perawat dan medis: program pemberian obat melalui intramuscular

2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri

19
3. Cuci tangan

4. Menyiapkan obat sesuai prinsip 6 benar:

 Catatan pemberin obat


 Pulpen
 Kapas alkohol
 Sarung tangan non steril
 Obat yang telah disiapkan
 Spuit 3 ml dengan jarum 21, 22 atau 23 gauge (1:1,5; atau 2 inchi)
 Baki obat
TAHAP ORIENTASI

1. Memberikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuaan pemberin obat pada klien/keluarga

TAHAP KERJA

1. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum melakukan


kegiatan

2. Menanyakan keluhan utama saat itu

3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik

4. Berikan privasi (pasang tirai)

5. Gunaakan sarung tangan

6. Pilih tempat penusukan

7. Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman dan mudah untuk perawat
melihat tempat tusukan

8. Letakan alas dibawah bagian tubuh yang akan dilakukan injeksi IM

9. Bersihkan tempat yang akan digunakan dengan kapas alkohol

10. Buka tutup jarum

11. Tarik kulit tempat penusukan dengan cara:

Tempatkan ibu jari dan jari telunjuk tangan non dominan di atas tempat
penusukan (hati-hati jangan sampai mengenai daerah yang telah dibersihkan)
hingga membentuk V

Tarik ibu jari dan jari telunjuk dengan arah berlawanan, memisah jari
sepanjang 3 inchi

12. Cepat masukkan jarum dengan sudut 90 derajat dengan tangan yang dominan

13. Pindahkan ibu jari dan jari telunjuk jari non dominan dan kilut untuk
mendukung barel spuit, jari sebaiknya ditempatkan pada barrel sehingga saat

20
mengaspirasi, anda dapat melihat barel dengan jelas

14. Tarik pluger dan observasi adanya darah pada spuit

15. Jika terdapat darah, tarik jarum keluarkan berikan tekanan pada tempat tusukan
dan ulangi langkah-lngkah sebelumnya. Jika tidak ada darah, dorong plunger
dengan perlahan, ajak bicara klien

16. Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penusukan

17. Usap dan bersihkan tempat penusukan dengan kapas alkohol lain (kontra
indikasi untuk obat

18. Tempatkan jarum pada baki, jangan ditutup

19. Buka sarung tangan

20. Kembalikan posisi klien

21. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan

TAHAP TERMINASI

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan

2. Menyimpulkan hasil kegiatan

3. Memberikan reinforcement positif

4. Melakukan kontrak (waktu, topik/kegiatan selanjutnya dan tempat)

5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik/berpamitan

6. Rapikan alat

7. Cuci tangan

DOKUMENTASI

Catat waktu pemberian, obat yang diberikan, dosis dan cara pemberian, serta respon
pasien terhadap tindakan

Jumlah

21
Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang perempuan berusia 55 tahun, dirawat di Ruang Bedah , dengan diagnose Hernia scrotalis dextra.
Hasil pengkajian pasien mengeluh adanya benjolan pada scrotum sebelah kanan yang sudah dirasakan 1
tahun yang lalu. Perawat akan memberikan obat pada pasien tersebut.

Soal Kognitif :
1. Jenis Obat yang digunakan?
2. Apa prinsip 6 benar yang harus diperhatikan dalam pemberian obat?
Soal Afektif :
3. Sebutkan contoh penerapan etika keperawatan dalam pemberian obat!
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan langkah-langkah/prosedur pemberian obat IM sesuai SOP (standar operasional
prosedur)

6. INJEKSI SUB CUTANEUS


Untuk injeksi subkutan, obat dideposisikan ke dalam jaringan penyambung di bawah
dermis. Karena jaringan subkutan tidak banyak disuplai pembuluh darah, absorbsi obat kadang
lebih lambat daripada injeki intramuscular. Jaringan subkutan berisi reseptor nyeri, sehingga
hanya dosis kecil obat yang larut air dan tidak mengiritasi harus diberikan melalui rute ini.

Tempat-tempat yang bisa dipakai untuk injeksi subkutan antara lain di lengan atas (deltoid), paha
(vastus lateral), dan abdomen.

22
Tempat Injeksi Sub Cutaneus

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN INJEKSI SUB CUTANEUS

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

NILAI
No. ASPEK YANG DINILAI
0 1 2

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan perawat dan medis: program pemberian obat melalui sub
cutaneus

2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri

3. Cuci tangan

4. Menyiapkan obat sesuai prinsip 6 benar:

 Catatan pemberian obat


 Pulpen

23
 Kapas alkohol
 Sarung tangan non steril
 Obat yang telah disiapkan
 Spuit 3 ml dengan jarum 21, 22 atau 23 gauge (1:1,5; atau 2 inchi)
 Baki obat
TAHAP ORIENTASI

1. Memberikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan pemberian obat pada klien/keluarga

TAHAP KERJA

1. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum melakukan


kegiatan

2. Menanyakan keluhan utama saat itu

3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik

4. Berikan privasi (pasang tirai)

5. Gunakan sarung tangan

6. Pilih tempat penusukan pada lengan atas atau abdomen. Jika kedua tempat
tersebut tidak memungkinkan pilih tempat alternatif lainnya. Rotasikan
tempat penusukan

7. Bantu klien untuk mendapatkan posisi yang nyaman sesuai tempat yang
dipilih

8. Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan terapi

9. Bersihkan tempat yang akan digunakan dengan kapas alkohol

10. Buka tutup jarum

11. Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari dan jari non dominan

12. Dengan tangan yang non dominan, masukkan jarum dengan sudut 45° dan
untuk orang gemuk 90°

13. Lepaskan tarikan tangan non dominan

14. Tarik plunger dan observasi adanya darah dalam spuit

15. Jika tidak ada darah, masukkan obat perlahan

16. Jika ada darah:

Tarik kembali jarum dari kulit

Tekan tempat penusukan selama 2 menit

24
Observasi adanya hematom tau memar

Jika perlu berikan plester

Siapkan obat yang baru, mulai dengan langkah pilih tempat yang baru

17. Tarik jarum dengan sudut yang sama saat penusukan

18. Bersihkan tempat penusukan dengan kapas alkohol lain, tekan dengan
lembut. Setelah injeksi heparin jangan di tekan

19. Jika perlu beri plester

20. Tempatkan jarum pada baki

21. Buka sarung tanan

22. Kembalikan posisi klien

23. Buang peralatan yang sudh tidak diperlukan

TAHAP TERMINASI

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan

2. Menyimpulkan hasil kegiatan

3. Memberikan reinforcement positif

4. Melakukan kontrak (waktu, topik/kegiatan selanjutnya dan tempat)

5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik/berpamitan

6. Rapikan alat

7. Cuci tangan

DOKUMENTASI

Catat waktu pemberian, obat yang diberikan, dosis dan cara pemberian, serta respon
pasien terhadap tindakan

Jumlah

Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

25
KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang perempuan berusia 50 tahun, dirawat di Ruang Penyaki dalam , dengan diagnose Diabetes
melitus. Hasil pengkajian didapat pasien mengeluh rasa haus meningkat, sering buang air kecil, , lapar,
lelah, dan penglihatan kabur. Perawat akan memberikan obat pada pasien tersebut.

Soal Kognitif :
1. Jenis Obat yang digunakan?
2. Apa prinsip 6 benar yang harus diperhatikan dalam pemberian obat?
Soal Afektif :
3. Sebutkan contoh penerapan etika keperawatan dalam pemberian obat!
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan langkah-langkah/prosedur pemberian obat SC sesuai SOP (standar operasional
prosedur)

7. PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA


Pemberian medikasi yang pekat atau padat secara langsung ke dalam vena merupakan
metode pemberian obat yang sangat berbahaya. Obat terseut akan bereaksi dengan cepat karena
obat masuk ke dalam sirkulasi darah klien secara langsung. Efek samping yang serius dapat
terjadi dalam hitungan detik. Oleh karena itu, masalah ini penting untuk diperhatikan bahwa
pemberian obat oleh perawat harus hati-hati dan memperhatikan reaksi obat tersebut setelah
dilakukan injeksi. Teknik pemberian terapi intra vena ini diunakan juga untuk menghindari
pencampuran medikasi yang tidak cocok.

Tempat injeksi intravena dapat dilakukan pada vena yang berada di lengan, kaki, kepala
(pada bayi) atau pada vena-vena yang besar dan terlihat oleh mata.

26
FORMATPENILAIAN

KETRAMPILAN PEMBERIAN OBAT MELALUI INTRAVENA

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

NILAI
No
ASPEK YANG DINILAI
.
0 1 2

TAHAP PRE INTERAKSI

1. Cek catatan perawat dan medis: program pemberian obat melalui intravena

2. Mengeksplorasi perasaan, fantasi dan ketakutan diri

3. Cuci tangan

4. Menyiapkan obat sesuai prinsip 6 benar:

 Catatan pemberian obat


 Pulpen
 Kapas alkohol
 Sarung tangan non steril
 Obat yang telah disiapkan
 Tourniquet
 Spuit 3 ml dengan jarum 21, 22 atau 23 gauge (1:1,5; atau 2 inchi)
 Baki obat
TAHAP ORIENTASI

1. Memberikan salam, identifikasi klien dan panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan pemberin obat pada klien/keluarga

TAHAP KERJA

1. Memberikan kesempatan pada pasien untuk bertanya sebelum melakukan kegiatan

2. Menanyakan keluhan utama saat itu

27
3. Memulai kegiatan dengan cara yang baik

4. Berikan privasi (pasang tirai)

5. Gunaakan sarung tangan

6. Letakkan pasien pada posisi semi fowler atau supine

Jika tidak memungkinkan

7. Letakkan alas di bawah bagian tubuh yang akan dilakukan tindakan terapi intra
vena

8. Bebaskan lengan pasien dari baju/kemeja

9. Letakkan tourniquet 5 cm di atas tempat penusukan

10. Kencangkan tourniquet

11. Anjurkan pasien untuk mengepalkan telapak tangan dan membuknya beberapa kali,
palpasi dan pastikan tekanan yang akan ditusuk

12. Bersihkan kulit dengan cermat menggunakan kapas alkohol, lalu ulangi dengan
menggunakan kapas betadin. Arah melingkar dari dalaam kelur lokasi tusukan

13. Gunakn ibu jari untuk menekan jaringan dn vena 5 cm di bawah tempat tusukan

14. Pegang jarum dalam posisi 30° sejajar vena yang akan ditusuk, lalu tusuk perlahan
dan pasti

15. Rendahkan posisi jarum sejjar kulit dan teruskan jarum ke dalam vena

16. Lakukan aspirasi

17. Lepaskan touniquet

18. Masukkana obat ke dalam pembulu darah vena perlahan-lahana

19. Kelurkan jarum dari pembuluh vena

20. Tutup tempat tusukan dengan kasa steril yang diberi betadin

21. Buka sarung tanan

22. Kembalikan posisi klien

23. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan

TAHAP TERMINASI

1. Menanyakan pada pasien apa yang dirasakan setelah dilakukan tindakan

2. Menyimpulkan hasil kegiatan

3. Memberikan reinforcement positif

28
4. Melakukan kontrak (waktu, topik/kegiatan selanjutnya dan tempat)

5. Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik/berpamitan

6. Rapikan alat

7. Cuci tangan

DOKUMENTASI

Catat waktu pemberian, obat yang diberikan, dosis dan cara pemberian, serta respon
pasien terhadap tindakan

Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang perempuan berusia 6 tahun, dirawat di Ruang Anak , dengan diagnose Febris. Hasil pengkajian
didapat pasien mengeluh suhu 39 ◦ C kulit kemerahan, rewel, lemas. Dan anak harus di injk 3 x dalam
sehari. Perawat akan memberikan obat pada pasien tersebut.

Soal Kognitif :
1. Jenis Obat yang digunakan?
2. Apa prinsip 6 benar yang harus diperhatikan dalam pemberian obat?
Soal Afektif :
3. Sebutkan contoh penerapan etika keperawatan dalam pemberian obat!
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan langkah-langkah/prosedur pemberian obat IV sesuai SOP (standar operasional
prosedur)

29
D. PEMBERIAN OBAT TOPIKAL
Obat yang diberikan melalui kulit dan membran mukosa pada prinsipnya
menimbulkan efek lokal. Efek sistemik timbul jika kulit klien tipis, konsentrasi obat tinggi, atau
jika obat bersentuhan dengan kulit dalam jangka waktu yang panjang. Jika tempat pemberian siap
diberikan obat, obat dapat dengan mudah diberikan. Jika tempat pemberian berupa rongga seperti
hidung dan mata maka perlu menggunakan alat mekanik sebelum memberikan obat.

• Cara pemberiann :
Obat secara lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau membran area mata,
hidung, lubang telinga, vagina dan rectum
• Bentuk :
Obat yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah obat yang berbentuk
krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan
• Tujuan
Melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi
 Indikasi :
1. Cairan Penggunaan kompres terutama kompres terbuka dilakukan pada:
a. Dermatitis eksudatif; pada dermatitis akut atau kronik yang mengalami eksaserbasi.
b. Infeksi kulit akut dengan eritema yang mencolok. Efek kompres terbuka ditujukan untuk
vasokontriksi yang berarti mengurangi eritema seperti eritema pada erisipelas.
c. Ulkus yang kotor: ditujukan untuk mengangkat pus atau krusta sehingga ulkus menjadi
bersih.
2. Bedak dipakai pada daerah yang luas, pada daerah lipatan.
3. Salep dipakai untuk dermatosis yang kering dan tebal (proses kronik), termasuk likenifikasi,
hiperkeratosis. Dermatosis dengan skuama berlapis, pada ulkus yang telah bersih.
4. Krim dipakai pada lesi kering dan superi sial, lesi pada rambut, daerah intertriginosa.
5. Pasta digunakan untuk lesi akut dan superfisial.
6. Bedak kocok dipakai pada lesi yang kering, luas dan superfisial seperti miliaria.
7. Pasta Pendingin Pasta dipakai pada lesi kulit yang kering.
 Kontraindikasi :
1. Cairan : Riwayat alergi
2. Bedak : Dermatitis yang basah, terutama bila disertai dengan infeksi sekunder
3. Salep : Salep tidak dipakai pada radang akut, terutama dermatosis eksudatif karena tidak dapat
melekat, juga pada daerah berambut dan lipatan karena menyebabkan perlekatan.
4. Krim : Risiko yang signifikan karena dapat menyebabkan sensitifitas imunologi yang tinggi.

30
NO. KEUNTUNGAN KERUGIAN ATAU KONTRAINDIKASI

1 Efek lokal Pemberian obat yang luas dapat menyebabkan


kesulitan memberikannya

2 Tidak menimbulkan nyeri Klien dengan abrasi kulit berisiko mengalami


absorbsi obat yang cepat dan menimbulkan efek
sistemik

3 Efek samping minimal

FORMAT PENILAIAN KETRAMPILAN PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

Nilai
No Aspek yang Dinilai
0 1 2

Tahap Pra Interaksi

1. Cek dokumentasi klien

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat :

Catatan pengobatan, sarung tangan disposible dua buah, obat yang


diberikan (krim, gel, lotion, salep), pengalas atau perlak, sabun lunak,
handuk kecil, air hangat dalam baskom, tounge blade

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan nama yang disukainya.

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja

31
1. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

2. Menanyakan keluhan utama klien

3. Memulai tindakan dengan cara yang baik

4. Jaga privasi klien

5. Turunkan side rail

6. Pakai sarung tangan disposible jika memberikan obat dalam bentuk


gel, krim, salep, atau lotion. Pakai sarung tangan steril jika pada luka
terbuka atau insisi dan gunakan teknik steril selama prosedur.

7. Bersihkan area yang akan diberikan obat dengan air hangat, air sabun
dan keringkan. Jika memberikan obat pada area kulit yang terbuka,
gunakan cairan pembersih yang steril dan kasa yang steril untuk
membersihkan area tersebut

8. Cuci tangan dan ganti sarung tangan

9. Tuangkan obat sejumlah yang diinstruksikan ke p[ermukaan telapak


tangan atau gunakan tounge blade untuk mengambilnya jika obat
berada dalam botol

10. Sebarkan dengan jari-jari yang lain obat yang ada di telapak tangan

11. Oleskan pada area pengobatan, masage ringan sampai terabsorpsi

12. Lepas sarung tangan

13. Pasang side rail

14. Bereskan alat-alat

Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil yang didapat, bandingkan dengan kondisi yang normal

2. Beri reinforcement positif

3. Kontrak pertemuan selanjutnya

4. Mengakhiri pertemuan dengan baik

5. Cuci tangan

Dokumentasi

- nama, dosis, dan rute obat yang diberikan


- kondisi area yang diberikan obat
- efek medikasi
TOTAL NILAI

32
Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang perempuan berusia 12 tahun, dirawat di Ruang Penyakit Kulit , dengan diagnosa Dermatitis.
Hasil pengkajian didapat pasien mengeluh gatal-gatal, dan kemerahan pada tangan. Perawat akan
memberikan obat pada pasien tersebut.

Soal Kognitif :
7. Jenis Obat yang digunakan?
8. Apa prinsip 6 benar yang harus diperhatikan dalam pemberian obat?
Soal Afektif :
9. Sebutkan contoh penerapan etika keperawatan dalam pemberian obat!
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan langkah-langkah/prosedur pemberian obat topical sesuai SOP (standar operasional
prosedur)

E. PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIAL


Obat suppositoria memiliki bentuk seperti peluru dan mudah cair. Pada pemberian
obat suppositoria yang perlu diperhatikan adalah mencegah trauma anus saat memasukkan
obat. Obat suppositoria memiliki pengaruh lokal yaitu meningkatkan defekasi, atau efek sistemik
yaitu mengurangi mual. Obat suppositoria disimpan dalam lemari es samapi obat tersebut akan
diberikan.

Hal-hal yang harus diperhatikan saat pemberian obat suppositoria

1. Perawat menempatkan obat suppositoria melewati spinter anal internal dan melawan mukosa
rektal
2. Obat suppositoria mungkin akan dikeluarkan oleh klien sebelum obat larut dan diabsorbsi ke
dalam mukosa

33
3. Perawat perlu mengenali sensasi rileksasi spinter klien saat perawat memasukkan obat
suppositoria
4. Obat suppositoria seharusnya tidak didorong ke dalam massa fekal, untuk itu perlu
membersihkan rektum dengan sedikit enema sebelum memasukkan obat suppositoria

1. Supposituria Rectal

• Pengertian:
Cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui anus atau rektum, yang melewati
spinkter ani eksterna.
• Tujuan :
Memberikan efek lokal dan sistemik. Contoh: efek local untuk melunakkan faeces dan
merangsang/melancarkan defekasi
• Manfaat :
Tidak menimbulkan iritasi pada saluran bagian atas, mempunyai tingkatan aliran pembuluh
darah yang besar (pembuluh darah di rectum tidak ditransportasikan melalui liver), dan pada
obat tertentu diabsorpsi dengan baik melalui dinding rectum.
• Sediaan :
Cair (enema), padat (supositoria). Contoh: supositoria= aminophilin, dulcolac, kaltrofen,
stesolid, dumin; gliserin. Cara: supositoria, krim, jelly, foam.
• Indikasi :
Gangguan defekasi, membersihkan colon, gangguan pernafasan.
• Kontraindikasi :
Klien dengan pembedahan rectal.

34
FORM KETRAMPILAN

PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA (RECTAL)

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

Nilai
No Aspek yang Dinilai
0 1 2

Tahap Pra Interaksi

1. Cek dokumentasi klien

2. Cuci tangan

3. Siapkan alat :

Catatan pengobatan, sarung tangan disposible, obat yang diberikan,


pulpen, jelly/lubrikasi, pengalas/perlak

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan nama yang disukainya.

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan yang akan dilakukan

Tahap Kerja

1. Beri kesempatan pada klien untuk bertanya

2. Menanyakan keluhan utama klien

3. Memulai tindakan dengan cara yang baik

4. Jaga privasi klien

5. Turunkan side rail

6. Pakai sarung tangan

35
7. Bantu klien ke posisi prone atau posisi side laying (miring) dengan kaki
yang di atas ditekuk

8. Tempatkan pengalas/ perlak di bawah bokong klien

9. Buka obat supositoria dari pembungkusnya dan inspeksi ujungnya

10. Jika ujung obat supositoria tajam, gosok ujung yang tajam sampai terasa
ujung obat tidak begitu tajam dan tidak akan melukai membran rektum

11. Lubrikasi daerah sekitar ujung obat dengan lubrikan

12. Regangkan bokong dengan tangan non-dominan

13. Instruksikan klien untuk rileks dan nafas dalam

14. Masukkan supositoria ke dalam rektum sampai cincin anal menutup


kembali

15. Keluarkan jari, bersihkan kulit dari lubrikan/ jelly yang berlebihan

16. Instruksikan klien untuk menekan bokong 3-4 menit dan tetap
memepertahankan posisi prone atau side laying 15-20 menit (untuk
menurunkan kemungkinan lepasnya obat supositoria)

17. Lepas sarung tangan

18. Pasang side rail

19. Bereskan alat-alat

Tahap Terminasi

1. Evaluasi hasil yang didapat, bandingkan dengan kondisi yang normal

Beri reinforcement positif

2. Kontrak pertemuan selanjutnya

3. Mengakhiri pertemuan dengan baik

4. Cuci tangan

Dokumentasi

- nama, dosis, dan rute obat yang diberikan


- kondisi anus dan area sekitarnya
- efek medikasi pada klien
TOTAL NILAI

36
Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Seorang perempuan berusia 50 tahun, dirawat di ruang penyakit syaraf, dengan diagnosis stroke. Pasien
dirawat sudah seminggu dan dianjurkan bed rest. Hasil pengkajian didapat pasien mengeluh sudah
seminggu tidak bisa BAB (konstipasi). Perawat akan melakukan kolaborasi pemberian obat supposituria
rectal.
 Soal Kognitif :
1. Bagaimana posisi yang tepat bagi pasien pada saat perawat memberikan obat tersebut?
 Soal Afektif :
2. Apakah contoh bentuk penerapan etika keperawatan saat perawat melakuakan tindakan
pemberian obat diatas?
 Soal Psikomotor :
3. Demonstrasikan bagaimana SOP tindakan pemberian obat, pada saat perawat akan
memasukkan obat supposituria pada rectal, langkah apa yang harus dilakukan
perawat?

2. Supposituria Vagina

• Pengertian :
Cara memberikan obat dengan memasukkan obat melalui vagina.
• Tujuan :
Mendapatkan efek terapi obat (mengurangi rasa nyeri, terbakar, ketidaknyamanan) dan
mengobati saluran vagina atau serviks (infeksi, peradangan).
• Sediaan :
Cream, jelly, foam, supositoria (contoh: nistatin supositoria, albotil, tricostatis supositoria,
neogiknosa supositoria).
• Cara :
Irigasi, mengoleskan, supositoria.

37
• Indikasi :
Klien dengan vagina yang kotor, radang, infeksi, dan persiapan tindakan bedah jalan lahir
(diberikan pada pasien dengan hymen yang sudah tidak utuh, dan tidak kontak seksual selama
pengobatan).
• Kontra indikasi :
Menstruasi, perdarahan, KPD, placenta previa, partus preterm.

FORMAT FORM KETRAMPILAN PEMBERIAN OBAT SUPPOSITORIA (VAGINA)

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus
berurutan)

NILAI

NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2 KET

1 Periapan alat

a. Buku obat

b. Sarung tangan

c. Obat yang diperlukan

d. Aplikator untuk krim

e. Pelumas untuk supositoria

f. Pembalut

g. Handuk bersih

h. Sampiran k/p

2 Cek instruksi dokter dalam buku obat

38
3 Siapkan klien :
a. Identifikasi klien
b. Minta klien berkemih dulu
c. Atur posisi klien supine dengan kaki sedikit fleksi dan
pinggul rotasi internal
d. Tutup dengan selimut hanya ekspose pada area perineal
saja
4 Kenakan sarung tangan

5 Inspeksi orifisium vagina, dan catat adanya kelainan

6 Lakukan perawtan perineal

7 Supositoria:

a. Buka bungkus alumunium foil oleskan pelumas


diujung supositoria

b. Dengan tangan non dominan renggangkan lipatan


labia

c. Masukkan supositoria sekitar 8 – 10 cm sepanjang


dinding vagina posterior

d. Tarik jari tangan dan bersihkan sisa pelumas

e. Minta klien pada posisi tersebut selama 5 – 10 menit

8 Bereskan alat dan Cuci tangan

9 Mendokumentasikan tindakan

Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

39
KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang perempuan berusia 27 tahun,di rawat di Ruang Obygn. Pasien mengandung 7 bulan, dari hasil
pengkajian didapat keluhan adanya keluaran flek dari vagina. Pasien mempunyai riwayat kelelahan.
Perawat akan melakukan tindakan kolaborasi pemberian obat supposituria vaginal.

 Soal Kognitif
1. Apakah yang harus diperhatikan perawat dalam menjaga pasien safety pada saat akan
memberikan obat?
2. Bagaimana posisi pasien yang tepat saat diberikan obat?
3. Berdasarkan SOP, berapa centimeter kedalaman obat supposituria vaginal tersebut dimasukkan
ke area vagina?
 Soal Afektif
4. Sebutkan penerapan etika keperawatan yang dilakukan perawat saat memberikan obat tersebut?
 Soal Psikomotor
5. Demonstrasikan tindakan pemberian obat supposituria vaginal berdasarkan SOP!

F. PEMBERIAN OBAT TETES


Pengertian adalah
Pemberian obat dengan cara meneteskan ke organ tertentu untuk mengobati suatu infeksi dan atau
untuk mendilatasikan organ (mata).
Menurut jenis organnya maka pengobatan di bagi sebagai berikut:
1.Tetes Mata
2.Tetes Hidung
3.Tetes Telinga

1. Pemberian Obat Mata


 Tujuan Pemberian :
• Digunakan untuk menghilangkan iritasi mata.
• Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi
• Prinsip Pemberian :
– Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap
apapun yang diberikan ke kornea. Menghindari obat mata apapun secara langsung ke
kornea.
– Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Menghindari
menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata atau tube salep.

40
– Menggunakan obat mata hanya untuk mata yang terinfeksi.
• Indikasi :
– Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu,
sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, alergi atau sehabis berenang.
– Antiseptik dan antiinfeksi.
– Radang atau alergi mata.
• Kontraindikasi
– Obat tetes mata yang mengandung nafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada
penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam
pegawasan dan nasehat dokter.

FORMAT PEMBERIAN OBAT TETES MATA

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)

NILAI

NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2 KET

1 Periapan alat :

a. Obat sesuai resep

b. Buku obat

c. Bola kapas kering

d. Bola kapas basah

e. Waskom cuci dengan air hangat

f. Penutup mata

g. Sarung tangan

2 Cek instruksi dokter

3 Cuci tangan

41
4 Jelaskan prosedur dengan tepat

5 Atur klien pada posisi terlentang atau duduk dengan


hiperekstensi leher
6 Gunakan sarung tangan steril

7 Dengan kapas basah steril bersihkan kelopak mata dari dalam


keluar
8 Minta klien untuk melihat ke langit – langit

9 Teteskan obat tetes :


a. Dengan tangan dominan didahi, pegang obat tetes mata
kurang lebih 1 -2 cm, sementara tangan non ominan
menarik kelopak mata bawah
b. Teteskan obat kedalam sakus conjungtiva sesuai order
c. Minta klien menutup mata perlahan
d. Berikan tekanan lembut pada duktus nasolakrimal selama
30 – 60 detik
10 Masukkan salep mata:
a. Pegang aplikator salep dipinggir kelopak mata, pencet tube
hingga memberikan aliran sepanjang kelopak mata bawah
b. Minta klien melihat kebawah
c. Buka kelopak mata atas
d. Berikan aliran tipis sepanjang kelopak mata atas
e. Biarkan klien menutup mata dan menggosok pelahan
dengan bola kapas dan gerakan sirkuler
11 Bila terdapat kelebihanan obat usap dari bagian dalam keluar

12 Jika ada, pasang penutup mata

13 Bereskan alat dan cuci tangan

14 Dokumentasikan

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)
Seorang laki-laki berusia 20 tahun, dirawat di Rumah Sakit Mata Cicendo, dengan diagnosis
conjungtivitis. Hasil pengkajian didapat sklera merah, dan berair. Pasien mengeluh gatal pada daerah
mata. Perawat akan melakukan kolaborasi pemberian obat
 Soal Kognitif :
1. Atas Indikasi apa pemberian obat tetes mata pada kasus diatas?
2. Bagaimana posisi pasien pada saat pemberian obat?
 Soal Afektif :
3, Sebutkan bentuk penerapan etika keperawatan pada saat pemberian tindakan obat tersebut!
 Soal Psikomotor :
4. Bagaimana SOP cara pemberian obat tetes mata?

42
2. Pemberian Obat Tetes Telinga

• Definisi :
Tetes telinga atau larutan otic adalah obat tetes yang digunakan untuk telinga dengan cara
meneteskan obat ke dalam telinga, tetes telinga dibuat menggunakan cairan pembawa bukan air
tetepi glisein agar obat dapat menempel pada mucosa. Kandungan obat tetes telinga adalah
Chloramphinicol.
• Indikasi:
Infeksi superfisial pada telinga luar oleh kuman gram positif atau gram negatif yang peka
terhadap Chloramphenicol.
• Cara penggunaan :
Teteskan larutan langsung ke lubang telinga sesuai indikasi
• Yang perlu di perhatikan:
– Hindarkan penggunaan jangka lama karena dapat merangsang hipersensitivitas dan
superinfeksi oleh kuman yang resistan.
– Obat tetes ini hanya bermanfaat untuk infeksi yang sangat superfisial, infeksi yang
dalam memerlukan terapi sistemik.
• Efek samping:
Iritasi lokal, seperti gatal, rasa panas, dermatitis vesikuler dan mukolopapular.

FORMAT PEMBERIAN OBAT TETES TELINGA

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)

NILAI

NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2 KET

1 Periapan alat :

a. Botol obat dengan penetes steril

43
b. Buku obat

c. Lidi waten

d. Normal salin

e. Sarung tangan

2 Cek instruksi dokter

3 Siapkan klien :
a. Identifikasi klien
b. Sediakan asisten k/p
c. Atur posisi klien side lying dengan telinga yang akan
diobati diatas
4 Bersihkan daun telinga dan lubang telinga :
a. Gunakan sarung tangan
b. Lidi waten dibasahi cairan, bersihkan daun telinga dan
meatus audytori
5 Hangatkan obat dengan tangan atau air hangat

6 Tarik daun telinga keatas dan kebelakang

7 Masukkan sejumlah tetes obat yang diperlukan sepanjang sisi


kanan telinga
8 Beri penekanan lembut pada tragus telinga

9 Minta klien tetap pada posisi miring sampai 5 menit

10 Bereskan alat dan cuci tangan

11 Dokumentasikan

KASUS

OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang anak laki-laki berusia 5 tahun, diantar ibunya ke Poli THT. Pasien mengeluh keluar cairan hijau
kekuningan dari telinga.Hasil pemeriksaan menunjukan pasien mengalami Otitis Media Akut (OMA).
Perawat akan melakukan tindakan kolaborasi pemberian obat tetes telinga.
 Soal Kognitif :
1. Bagaimana posisi pasien yang tepat saat diberikan obat tetes telinga tersebut?
2. Apakah efek samping pemberian obat tetes telinga yang harus diinformasikan perawat kepada
pasien tersebut?
 Soal Afektif :
3. Sebutkan contoh bentuk penerapan etika keperawatan pada tindakan pemberian obat tersebut!

44
 Soal Psikomotor
4. Demonstrasikan bagaimana tindakan pemberian obat tetes telinga tersebut sesuai SOP!

3. Pemberion obat tetes hidung

• Definsi :
Obat tetes hidung adalah suatu obat yang digunakan untuk pilek, mengandung dekongestan
topikal. Selain dalam bentuk tetes hidung, dekongestan topikal juga dapat berbentuk obat
semprot hidung.
• Indikasi:
Rinitis akut (peradangan pada selaput mucosa hidung karena infeksi)
• Kontra Indikasi:
– Pilek / penyumbatan oleh muskus pada hidung yang dapat diatasi dengan terapi obat-
obatan influenza.
– Pilek bukan karena alergi suatu agen, jika pilek disebabkan oleh agen maka hindari
agen tersebut
• Hal-hal yang perlu diperhatikan
– Teteskan obat ini ke cuping hidung secara hati-hati, sehingga tidak mengalir keluar atau
tertelan.
– Usahakan agar ujung penetes tidak menyentuh cuping hidung, untuk menghindarkan
penularan.
– Jangan melebihi dosis yang dianjurkan.
– Penggunaan obat pada pagi dan menjelang tidur malam, dan tidak boleh digunakan
lebih dari 2 kali dalam 24 jam.
– Hati-hati pada penderita Hipertensi karena obat ini menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah
• Efek yang tidak diinginkan :
– Efek samping sistemik hampir tidak ada, kecuali pada bayi/anak dan usia lanjut yang
lebih peka terhadap efek sistemik. Namun ada efek samping lain akibat vasokonstriksi
lokal secara cepat yaitu, jika pemberian obat tetes hidung ini dihentikan, dapat terjadi
sumbatan hidung yang lebih berat. Sumbatan sekunder ini dapat menyebabkan
kerusakan jaringan setempat dan mengganggu bulu hidung.

45
FORMAT PEMBERIAN OBAT TETES HIDUNG

Tanggal Penilaian :…………………..

Nama Mahasiswa :…………………...

Nilailah setiap kinerja yang diamati dengan skala nilai sebagai berikut :

0 : Langkah tidak dikerjakan

1 : Langkah dikerjakan belum benar atau tidak sesuai urutan (jika harus berurutan)

2 : Langkah dikerjakan dengan benar atau sesuai dengan urutan (jika harus berurutan)

NILAI

NO ASPEK YANG DINILAI 0 1 2 KET

1 Periapan alat :

a. Botol obat dengan penetes steril

b. Buku obat

c. Sarung tangan

2 Cek instruksi dokter dalam buku obat

3 Siapkan klien :
a. Identifikasi klien
b. Sediakan asisten k/p
c. Atur posisi klien berbaring supine dengan kepala
hiperekstensi diatas bantal
d. Bersihkan lobang hidung
e. Gunakan sarung tangan k/p
4 Masukkan sejumlah tetes obat yang tepat di tengah tulang
konka itmoidalis
5 Minta klien tetap pada posisi ini sampai 5 menit

6 Kaji respon klien

7 Bereskan alat dan cuci tangan

8 Dokumentasikan

46
Nilai batas lulus : 75 Tasikmalaya,……………………..

Nilai = Nilai yang didapat x 100% Pembimbing

∑ aspek yang dinilai X 2

(………………………………….)

KASUS
OSCE (OBJECTIVE STRUCTURED CLINICAL EXAMINATION)

Seorang laki-laki berusia 30 tahun, datang ke Poli THT , dengan keluhan gatal dan berair pada hidung.
Hasil pengkajian , didapat riwayat alergi debu, pemeriksaan Dokter menunjukkan pasien mengalami
Rhinitis Akut. Perawat akan melakukan kolaborasi pemberian obat.
Soal Kognitif :
1. Bagaimana posisi pasien yang tepat untuk pemberian obat tetes hidung diatas?
2. Pada Area apakah tepatnya obat tetes hidung diberikan?
Soal Afektif :
3. Sebutkan contoh bentuk penerapan etika keperawatan pada tindakan pemberian obat tersebut!
Soal Psikomotor :
4. Demonstrasikan bagaimana SOP tindakan setelah perawat selesai memberikan obat tetes hidung!

47
JADWAL PRAKTEK LABORATORIUM
FARMAKOLOGI
TINGKAT I SEMESTER II
TAHUN AKADEMIK 2021/2022

NO PROSEDURAL HARI/ JAM/ DOSEN Ket


KEPERAWATAN TANGGAL

1 a. Pemberian obat oral Kelas 1 B


b. Pemberian obat Jumat, Sri M
intrakutan 03 Juni 2021 Semua kelompok Zoom
c. Pemberian obat Jam 13.00 – 15.00
subkutan
d. Pemberian obat Kelas 1 A
intramuskuler Sabtu,
e. Pemberian obat 04 Juni 2021
intravena Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 B
Jumat, Sri M Lab
10 Juni 2021 Kelompok 1
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Jumat,
10 Juni 2021
Jam 10.00 – 12.00

Kelas 1 B
Senin, Sri M Lab
13 Juni 2021 Kelompok 2
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Rabu,
15 Juni 2021
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 B
Senin, Sri M Lab
20 Juni 2021 Kelompok 3
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Rabu,
22 Juni 2021
Jam 13.00 – 15.00

48
Kelas 1 B
Senin, Sri M Lab
27 Juni 2021 Kelompok 4
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Rabu,
29 Juni 2021
Jam 13.00 – 15.00

2 f. Pemberian obat Kelas 1 B


topical (oles, tetes). Jumat, Aida SR
g. Pemberian obat per – 03 Juni 2021 Semua kelompok Zoom
rectal/ suppositoria Jam 16.00 – 18.00

Kelas 1 A
Sabtu,
04 Juni 2021
Jam 16.00 – 18.00

Kelas 1 B
Jumat, Aida SR Lab
10 Juni 2021 Kelompok 4
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Jumat,
10 Juni 2021
Jam 10.00 – 12.00

Kelas 1 B
Senin, Aida SR Lab
13 Juni 2021 Kelompok 3
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Rabu,
15 Juni 2021
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 B
Senin, Aida SR Lab
20 Juni 2021 Kelompok 2
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Rabu,
22 Juni 2021
Jam 13.00 – 15.00

49
Kelas 1 B Aida SR
Senin, Kelompok 1 Lab
27 Juni 2021
Jam 13.00 – 15.00

Kelas 1 A
Rabu,
29 Juni 2021
Jam 13.00 – 15.00

50
KELOMPOK FARMAKOLOGI KELAS 1A SEMESTER II

KELOMPOK 1
1 E2114401001 RHISNA DINDA SEPTIANI
2 E2114401002 TEGUH BUDIMAN
3 E2114401004 DINNA DELLIANI
4 E2114401005 DEDE RIDWAN SYAM
5 E2114401006 NUR AFNI YULIANI
6 E2114401007 TITA FARIDA
7 E2114401008 RISMA HERAWATI
8 E2114401009 SANDA PATRA RAHAYU
9 E2114401010 ANANDA NUR RIZQI
10 E2114401011 NUR AISYAH CARLYANI
KELOMPOK 2
1 E2114401012 MOCHAMMAD RAHMAT ROCHYATULHIKMAH
2 E2114401013 DITA PUSPITASARI
3 E2114401015 INRA IRAWAN
4 E2114401016 ALVIRA NURLAELA
5 E2114401019 MELA SETIAWATI
6 E2114401021 NAZWA NURUL FAUZIAH
7 E2114401024 KAILA BINA ENJELINA
8 E2114401025 MOHAMAD SALIK SUKMAYADI
9 E2114401029 FADILA SRI RAMADHANI
10 E2114401030 RIDA ANDINI PUTRI
KELOMPOK 3
1 E2114401032 FITRI RAMADANI
2 E2114401036 WIRDA WULANDARI
3 E2114401039 ELDA NURFADILAH
4 E2114401041 FAJAR RAMADHAN
5 E2114401042 LILIS SUSILAWATI
6 E2114401045 MAYA NURULHIDAYAH MANGGALA PUTRI
7 E2114401046 DUDUNG RUSDIAR AS SIDIK
8 E2114401047 SYIFA ANGGARI KUSUMA NINGTIAS
9 E2114401048 ADI MULYADI
10 E2114401049 TUTI SELVIAWATI
KELOMPOK 4
1 E2114401050 NOVI MULYANI
2 E2114401057 ARYA NASKAN
3 E2114401059 ANWAR NUR FADILAH
4 E2114401064 KHALDA RAHADATUL AISY
5 E2114401069 TIA AGUSTIANI
6 E2114401073 RIYAN RIYANTO
7 E2114401077 SYIFA GANA CAHYANI
8 E2114401078 KHAERUL CIKAL TAWADHO
9 E2114401080 FANNY FARLYASHA

51
KELOMPOK FARMAKOLOGI KELAS 1B SEMESTER II

KELOMPOK 1
1 E2114401003 AGI GINANJAR
2 E2114401014 CICI PUTRI HISWARA
3 E2114401017 LYZA NURSYAWALI
4 E2114401018 ROSA AYU YULIANI
5 E2114401020 RIFDAH KUSUMAH PUTRI
6 E2114401022 MASAYU NURWAHIDA PEBRIAYANI
7 E2114401023 SHASYA ADZRIYANI
8 E2114401026 MUHAMAD DANDA
9 E2114401027 FAUZIAH FUJIASTUTI
10 E2114401028 SONI HERMAWAN
KELOMPOK 2
1 E2114401031 MIFTAH ALI
2 E2114401033 NAUFAL MUHAMMAD LUBIS
3 E2114401034 FEBI FEBRIYANA
4 E2114401035 AI PITRIANI
5 E2114401037 FAIZAL FADILAH
6 E2114401038 ANIS INNAYATUNNISA
7 E2114401040 DINDA AYU MUSTIKA
8 E2114401043 GUNAWAN SASTRAWIDJAYA
9 E2114401044 DIVANA SALVA MIRANTI
10 E2114401051 NAIFA DEA RIHADATUL AISYA
KELOMPOK 3
1 E2114401052 FAHMA MAULANA
2 E2114401053 DEDE RETNA
3 E2114401054 NOVANDA AGUSTI NOVIANSYAH
4 E2114401055 NIDA AJIJAH
5 E2114401056 DANI SETIAWAN
6 E2114401058 SILVI OKTAVIANI
7 E2114401060 OCTIARA EKA CINTYA UTAMA
8 E2114401061 AZMI ALDO FAUZAN
9 E2114401062 DIFFA OKTAVIANA
10 E2114401063 SABILA SYIFAURRAHMAH
KELOMPOK 4
1 E2114401065 ANNISTYA SITI SAPUTRI
2 E2114401066 FARADITA SANDRA ANJANI
3 E2114401067 SITI NUR RAHMAH
4 E2114401070 ZIHRAN SYAHLA NURLIANA
5 E2114401072 DESTA KRISDIANTO
6 E2114401074 LALA FATMALASARI
7 E2114401075 AHMAD RAPI RAMADHAN
8 E2114401076 SUMIYATI
9 E2114401079 GITA PATIA RAHMAH

52

Anda mungkin juga menyukai