Koordinator:
Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep
NAMA MAHASISWA :
NIM :
PROGRAM STUDI :
3
VISI DAN MISI
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN MUHAMMADIYAH
PONTIANAK
Visi
Misi
4
DOA SEBELUM BELAJAR
َ ب ِزدْ نِ ْي ِع ْل ًم
ـاو ْر ُز ْقنِـ ْي فَ ْه ًمـا ِ س ْولَ َر ِ ْ ِضتُ بِاللاِ َربَا َوب
ُ ال ْسالَ ِم ِد ْينَا َو ِب ُم َح َّمد نَ ِبيَا َو َر ِ َر
Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin nabiyyaw warasulla ,robbi zidnii ilmaa
warzuqnii fahmaa.
Artinya:
"Kami ridho Allah Swt sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang baik"
َس ْب َحانَكَ اللَّ ُه َّم َو ِب َح ْمدِكَ أ َ ْش َهد ُ أ َ ْن لَ ِإلهَ ِإلَّ أَ ْنتَ أ َ ْست َ ْغ ِف ُركَ َوأَت ُ ْوبُ ِإلَيْك
ُ
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan
Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”.
5
KATA PENGANTAR
Penyusun,
6
Koordinator : Ns. Ridha Mardiyani, S.Kep., M.Kep
TIM:
Preceptor
7
BAB I
PENDAHULUAN
8
B. TUJUAN PROGRAM
Dalam mengikuti pembelajaran pada keterampilan dasar
professional, diharapakan mahasiswa akan memiliki kompetensi
dalam keterampilan klinik dasar sesuai dengan standard profesi dan
prinsip etik profesi keperawatan sehingga kemampuan ini dapat
diterapkan pada mata ajar profesi selanjutnya.
9
D. ATURAN PEMENUHAN KOMPETENSI
1. Kompetensi yang telah ditentukan harus dipenuhi dalam waktu
yang telah ditentukan sesuai dengan beban SKS (3 SKS)
terhitung mulai tanggal 4 September 2018 sampai dengan 21
September 2018.
2. Pencapaian kompetensi dilaksanakan:
Laboratorium STIK Muhammadiyah Pontianak tanggal 4
September 2018 s/d 21 September 2018.
3. Mahasiswa wajib membawa buku target/BPKM KDP dan
berusaha memenuhi target klinik. Bila buku tidak dibawa,
mahasiswa Tidak Diperkenankan mengikuti praktik klinik.
4. Mahasiswa diwajibkan mempersiapkan sendiri alat-alat yang
dibutuhkan untuk pemenuhan kompetensi ketrampilan klinik
dasar yang ingin dicapai dengan meminjam pada petugas
laboratorium institusi sesuai prosedur administratif yang ada.
5. Mahasiswa bertanggung jawab atas kerusakan atau kehilangan
alat yang dipinjamnya dengan mengganti alat tersebut dalam
jenis dan jumlah yang sama.
6. Demi terwujudnya praktik klinik professional sesuai teori
mahasiswa diperkenankan untuk meminjam alat-alat
laboratorium selama praktik KDP dengan memenuhi peraturan
administrasi peinjaman yang telah ditetapkan oleh institusi STIK
Muhammadiyah Pontianak.
7. Selama Praktik untuk mencapai target kompetensi, mahasiswa
harus memelihara alat-alat praktik baik milik klien, Rumah
Sakit, maupun dari STIK Muhammadiyah Pontianak. Jika ada
kerusakan yang disebabkan oleh kelalaian, mahasiswa wajib
mengganti kerusakan tersebut.
8. Dalam melakukan tindakan klinik dasar mahasiswa harus
memperhatikan:
a. Etika Islam dan Keperawatan.
10
b. Respon Klien.
c. Tindakan awal dan akhir.
E. EVALUASI
1. Instrumen dan Bobot Evaluasi
Instrumen evaluasi yang digunakan pada proses KDP adalah:
a. Kedisiplinan (ketepatan waktu) : 10%
b. Supervisi Pencapaian target : 90%
2. Evaluator
Proses evaluasi dan penilaian dilakukan oleh pembimbing dari
institusi pendidikan STIK Muhammadiyah Pontianak.
3. Penilaian Pencapaian Target (Prosedur)
a. Mahasiswa dapat dinilai bila telah melakukan prosedur
keperawatan secara mandiri sesuai target
b. Tuliskan kesimpulan hasil keseluruhan prosedur dengan
pernyataan lulus atau tidak lulus. Bila lulus berikan juga tanda
tangan pembimbing di lembar rekapitulasi target pencaapaian
mahasiswa serta berikan tanggapan dalam kolom komentar.
c. Aspek yang dinilai meliputi: ranah kognitif (response, bertanya,
wawancara),psikomotor (demonstrasi, simulasi dan case study)
serta sikap (terintegrasi dengan penilaian psikomotor)
d. Setiap prosedur meliputi pula penilaian terhadap tindakan awal
dan tindakan akhir.
4. Kriteria Kelulusan
Mahasiswa dinyatakan lulus jika:
a. Nilai batas kelulusan kompetensi dari prosedur adalah harus
mencapai 75-100
b. Jumlah kehadiran wajib 100%
c. Mematuhi semua tata tertib yang a
11
TARGET PENCAPAIAN MAHASISWA DI LABORATORIUM
STIK MUHAMMADIYAH
2. Personal Hygiene
7. Pemeriksaan GDS
8. Pemasangan Infus
19 Perawatan WSD
12
20 Resusitasi jantung paru
28 Antenatal Care
29 Memimpin Persalinan
13
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK DASAR
No Prosedur
4 3 2 1
1 PERSIAPAN ALAT
Formulir pengkajian dan alat tulis
Timbangan berat badan dan meteran
Tensimeter atau sphygmomanometer
Stetoskop
Thermometer pada tempatnya
Alat khusus yang diperlukan: garpu tala, Snellen Chart, perkusi
hammer, penlight, oftalmoskop, otoskop
Lampu “gooseneck” (leher angsa),
Tirai
2 buah penggaris
Doppler
Selimut
Air minum dalam gelas
Jarum steril
Spatel tongue
2 tabung reaksi berisi air panas dan air dingin
Objek yang dapat disentuh seperti es, peniti atau uang receh
Bahan-bahan yang beraroma tajam seperti kopi atau parfum
Bahan berasa asin, manis atau asam seperti garam, gula atau cuka
Baju periksa
Handscoon
2. Baca Basmallah dan Do’a
Mengidentifikasi rencana perawatan dan kondisi fisik klien melalui
Medical Record
3. PERSIAPAN PERAWAT/MAHASISWA
Kuasai konsep yang terkait dengan prosedur meliputi alasan
tindakan (rasional), tujuan, langkah-langkah dan rasional setiap
langkah
Cuci tangan
Jaga keselamatan dan keamanan perawat (terhadap bahaya fisik dan
infeksi) saat melakukan tindakan
14
4. PERSIAPAN PASIEN
5. PROSEDUR
Pengukuran Nadi
Tentukan titik nadi yang akan dikaji
Tempatkan tiga jari tengah diatas titik nadi
Kaji ritme nadi dan volume nadi 1 menit penuh
Pengukuran Pernafasan
Observasi/palpasi pergerkan dada klien
Kaji kedalaman dan ritme respirasi 1 menit penuh
15
Pengukuran Tekanan darah
Posisikan klien dalam keadaan duduk/berbaring
Luruskan tangan klien sejajar jantung
Palpasi arteri Brachialis
Tutup kunci pompa manset
Palpasi arteri radialis
Pompa manset sampai sampai arteri radialis tak teraba,
naikkan 30 mmHg
Letakkan stetoskop pada arteri brachialis
Buka pompa sambil diturunkan 2-3 mmHg/detik
Auskultasi sistole dan diastole (Korotkoff 5)
Lepaskan manset
16
Mata
Inspeksi
Inspeksi Kornea
Berdiri di sisi klien, dengan menggunakan cahaya tak
langsung, inspeksi kejernihan dan tekstur kornea
Uji sensitifitas kornea dengan menyentuh gulungan
kapas steril untuk melihat reaksi berkedip.
17
Inspeksi Pupil
Mengatur cahaya kamar menjadi kuraang tenang
Memegang kepala dan dagu klien agar tidak bergerak-
gerak
Inspeksi ukuran, bentuk, keselarasan pupil dan reaksi
terhadaap cahaya.
Menguji reflek pupil terhadap cahaya
Pupil klien disinari cahaya dari samping
Amati mengecilnya pupil yang sedang disinari
Lakukan pada pupil lainnya
Memeriksa reflek akomodasi
Anjurkan klien menatap benda yang jauh
Menatap objek yang diletakkan 10 cm di depan
hidung
Mengamati perubahan pupil
18
Pengkajian Ketajaman Penglihatan
Pastikan cahaya ruang cukup terang
Minta klien membaca surat kabar dengan keras
Jika klien berkaca mata, anjurkan untuk dipakai
Perhatikan jarak klien memegang lembaran koran
dengan matanya
Jika masih kesulitan lanjutkan dengan tahap:
Menyiapkan kartu Snellen/kartu E
Atur klien dengan jarak 5-6 meter dari kartu
Atur klien menutup mata kiri
Periksa mata kanan dengan disuruh membaca huruf
yang paling besar menuju yang paling kecil
Lakukan pada mata sebelah kiri dengan menutup
mata kiri.
Palpasi
Anjurkan klien memejamkan mata
Melakukan palpasi mata kanan dan kiri dengan jari
telunjuk
Dengan menekan-nekan, menilai konsistensi dan
nyeri tekan
Telinga
= Inspeksi
Bantu klien duduk jika mungkin
Posisi perawat menghadap telinga yang akan dikaji
Mengatur pencahayaan
Inspeksi telinga terhadap posisi, warna, ukuran, bentuk,
hygiene, adanya lesi atau kesimetrisan.
Periksa adanya peradangan, perdarahan dan pada liang
telinga
Periksa Pendengaran
Bisikan
Atur posisi klien membelakangi perawat 4-6 m
Instruksikan untuk menutup salah satu telinga
19
Bisikan suatu bilangan
Minta klien untuk mengulanginya
Lakukan pada telinga yang lain
Bandingkan kemampuan telinga kanan dan kiri
Arloji
Atur suasana tenang
Pegang arloji dekat telinga klien
Menyuruh klien apakah mendengar detak arloji
Pindahkan arloji perlahan menjauhi telinga dan suruh
klien mendengarkan
Garpu Tala
Pegang garpu tala pada tangkainya dan pukulkan
pada tangan atau buku jari
Letakkan tangkai garpu tala pada processus
mastoideus klien
Anjurkan klien memberitahu jika tidak merasakan
getaran
Kemudian dengan cepat tempatkan garpu tala pada
depan lubang telinga
Instruksikan klien apa masih mendengar suara atau
tidak
Palpasi
Lakukan palpasi dengan jari telunjuk dan jempol
Bandingkan telinga kiri dan kanan
Hidung
20
Atur lampu
Menekan hidung secara ringan untuk mengevaluasikan
hidung dan amati lubang hidung
Mengamati posisi septum hidung
Pasang spekulum hidung hidung dan amati
Amati kartilago, dinding lubang hidung dan selaput lendir
pada rongga hidung
Lepas spekulum perlahan
Amati posisi septum hidung
Palpasi
Palpasi hidung dengan lembut, batang dan jaringan lunak
hidung dan adakah massa atau nyeri tekan
Letakkan jari pada sisi arkus nasal dan palpasi lembut dari
pangkal ke ujung hidung
Menekan hidung secara ringan untuk mengevaluasikan
hidung dan amati lubang hidung
21
berkata “ah”. Amati faring terhadap kesimetrisan ovula.
Periksa tonsil meradang atau tidak.
Palpasi
Pemeriksa duduk berhadapan dengan klien
Menganjurkan klien untuk membuka mulut, pemeriksa
memakai sarung tangan
Memegang pipi diantara ibu jari dan tangan. Lakukan
palpasi secara sistematis dan kaji adanya tumor,
pembengkakan atau adanya nyeri
Melakukan palpasi dasar mulut dengan cara klien disuruh
mengatakan “el” lalu dengan telunjuk tangan kanan lakukan
palpasi dasar mulut secara sistematis, sedangkan ibu jari
menekan bawah dagu untuk mempermudah palpasi.
Melakukan palpasi lidah dengan cara klien disuruh
menjulurkan lidah dan lidah dipegang dengaan kaassa steril
menggunakan taangan kiri. Lakukan palpasi lidah terutama
bagian belakang dan batas-batas lidah menggunakan jari
telunjuk kanan
Leher
Inspeksi
Mengatur pencahayaan dengan baik
Menganjurkan klien untuk melepas baju yang menutupi
leher
Mengamati bentuk leher, warna kulit, jaringan parut,
pembengkakan dan massa secara sistematis mulai dari garis
tengah, sisi depan, samping dan belakang
Inspeksi thyroid dengan cara klien disuruh menelan dan
amati gerakan kelenjar throid pada takik suprasternal
Minta klien mefleksikan leher dengan dagu ke dada,
hiperektensikan leher sedikit ke belakang, gerakan ke
masing-masing sisi dan kesamping sehingga telinga
bergerak ke arah bahu untuk menguji otot-otot
sternomastoideus dan trapezius
Palpasi
Leher
Buat klien santai dengan leher sedikit fleksi ke
22
depan atau mengarah ke sisi pemeriksa
Gunakan bantalan tiga jari tengah tangan dan
palpasi lembut masing-masing jaringan limfe dengan
gerakan memutar
Periksa tiap nodus dengan urutan sebagai berikut:
Nodus oksipital pada dasar tengkorak
Noodus aurikel posterior diatas mastoid
Nodus preaurikuler tepat didepan telinga
Nodus tonsiler pada sudut mandibula
Nodus submental pada garis tengah beberapa cm di
belakang ujung mandibula
Nodus submaksilaris pada garis tengah dibelakang
ujung mandibula
Nodus Cervical superficial terhadap
sternomastoideus
Nodus Cervical posterior sepnajang tepi anterior
trapezius
Nodus supraklavikula dalam satu sudut yang
terbentuk oleh klavikula dan sternomastoideus
Kelenjar Thyroid
Meletakkan tangan pada leher klien
Melakukan palpasi pada fossa supraaternal dengan
jari telunjuk dan jari tengah
Menyuruh klien untuk minum atau menelan agar
memudahkan palpasi
Bila teraba kelenjar thyroid maka pastikan menurut
bentuk, ukuran, konsistensi dan permukaannya.
Trakea
Pemeriksa berdiri disamping kanan klien
Letakkan jari tengah pada bagian bawah trachea dan
raba trachea ke atas, ke bawah, ke samping sehingga
kedudukan trachea dapat diketahui
23
Dengan posisi duduk tegak, atur lampu kepala
angsa agar tepat di leher klien
Pastikan kepala klien diputar sedikit dari sisi tempat
pemeriksa
Perhatikan vena jugularis eksterna dan interna
Jika pemeriksa mampu untuk memvisualisasi vena
jugularis, ukur arah atas ke klavikula
Pastikan tidak tertukar antara denyut karotis dengan
pulsasi vena jugularis. Denyut karotis ada di lateral
trakea. Jika denyut vena jugularis tampak, palpasi
denyut radial klien dan tentukan jika denyut vena
jugularis bertepatan dengan palpasi denyut radialis
Selanjutnya, klien berbaring pada sudut 45° sampai
klien dapat mentolerir posisi ini tanpa nyeri dan
mampu bernapas secara nyaman.
Letakkan satu penggaris secara vertikal pada `angle
of Louis". Letakkan penggaris yang lain secara
horizontal pada sudut 90° terhadap penggaris pertama.
Ujung penggaris harus pada `angle of Louis' dan ujung
lainnya terletak di area jugularis pada lateral leher.
Inspeksi leher untuk distensi vena jugularis.
Naikkan bagian lateral penggaris horizontal sampai
mencapai puncak ketinggian distensi dan kaji di
sentimeter kenaikan dari penggaris vertikal.
Inspeksi arteri karotis
Masih posisi klien berbaring pada sudut 45°,
Inspeksi pulsasi arteri karotis.
Setelah selesai, bantu klien kembali ke posisi duduk
Inspeksi tangan dan jari klien
Bantu klien untuk kembali pada posisi duduk
Tegaskan keadaan jari kuku. Jari harus relatif datar
dan merah muda dengan dasar kuku seperti bulan sabit
putih
Inspeksi dada klien
Garis-garis bayangan
Warna kulit
Tekstur
Adanya lesi, fraktur dll
Amati bentuk dada (anteroposterior)
Hitung frekuensi pernafasan
24
Amati kuku pasien (warna dan bentuk)
Observasi pola pernapasan, dimana harus reguler dan
tidak ada retraksi
Observasi vena pada dada, dimana harus rata dan
relatif datar
Inspeksi seluruh dada untuk tonjolan dan massa.
Ruang interkostal dan klavikula harus datar/rata.
Inspeksi seluruh dada untuk pulsasi. Observasi
pertama, klien dalam posisi duduk dan kemudian pada
posisi sudut 30°, (posisi semi fowler). Khusus,
obeservasi untuk pulsasi dengan "five key
landamarks". Mulai dengan mengobservasi batas
sternum kanan (RSB), ruang kedua interkostal (2
ICS).
Lalu obsenvasi LSB , (3 to 5 ICS )
Bergerak ke arah apeks ( 5 ICS ), garis midklavivula
(MCL)
Akhirnya dengan area epigastrium, dibawah prosesus
xifoideus
Pertegas point impuls maksimum (PMI) yang terletak
pada (5 ICS ) dalam MCL
Inspeksi keseluruhan dada untuk daya angkat saat
klien duduk dan kembali dengan klien pada saat sudut
30°
Khusus : pastikan pemeriksa mengobservasi "five key
landmarks".
Inspeksi Payudara
Atur posisi klien duduk menghadap ke depan,
telanjang dada dengan kedua lengan rileks disisi tubuh
Lakukan observasi sesuai garis imajiner yang
membagi payudara menjadi 4 kuadran dan sebuah ekor
Inspeksi menganai bentuk, ukuran dan kesimetrisan
Inspeksi warna kulit, lesi, oedema, pembengkakan,
massa, pendatarang, lesung dll
Inspeksi putting mengenai warna, ukuran, bentuk
dan arah titik putting serta keluaran
Inspeksi ketiak dan klavikula untuk mengetahui
adanya kemerahan, pembengkakan dan pigmentasi
Inspeksi adanya retraksi dengan minta klien untuk:
Angkat lengan ke atas
25
Menekankan lengan ke pinggang
Ekstensikan lengan saat duduk
Inspeksi struktur skeletal klien
Minta klien untuk berdiri
Observasi struktur rangka, dimana harus bebas
deformitas
Observasi leher dan ekstremitas, dimana harus
proporsional terhadap torso
Palpasi
Palpasi daerah sinus paranasi dengan kedua ibujari
Palpasi ekspansi paru, amati kesimetrisan ekspansi paru kiri
dan ekspansi paru kanan
Taktil fremitus
Palpasi tangan (adanya akral dingin, capilari refill)
Lakukan palpasi disekitar putting susu untuk mengetahui
adanya keluaran
Palpasi daerah klavikula dan ketiak terutama daerah
limfonade
Lakukan palpasi setiap payudara, terlebih dahulu untuk
payudara yang berukuran besar dengan cara tekankan
telapak atau 3 jari tengah ke permukaan payudara pada
kuadran samping atas. Lakukan palpasi dengan gerakan
memutar terhadap dinding dada dari tepi menuju aerola dan
meutar searah jarum jam.
Lakukan pada dada sebelahnya.
Palpasi dada dengan "five key landmarks"
Mulailah dengan meletakkan tangan kanan
pemeriksa di ruang interkosta ke-2 kanan, ruang
nterkosta ke-2 kiri, ruang interkosta ke-3 kiri, daerah
apeks, midklavikula interkosta ke-5 kiri dan di area
epigastrik
Palpasi area epigastrik, dibawah prosesus xifoideus.
Untuk memeriksa adanya pulsasi aorta abdomen.
Ulangi teknik palpasi, dengan klien pada sudut 30° atau
berbaring datar
Perhatikan !
Beberapa klien tidak mampu untuk berbaring datar.
Tempatkan klien pada sudut berbaring terendah yang
kenyamanannya dapat ditolelir. Untuk perhatian,
beberapa gangguan fisik dapat dirasakan oleh klien
26
selama pemeriksaan. Hentikan aktivitas secepatnya jika
distress dirasakan.
Palpasi denyut karotis
Palpasi hanya satu arteri karotis pada satu waktu
Hindari memberi tekanan berlebihan dan memijat
arteri karotis.
Minta klien untuk sedikit memutar kepala ke sisi
yang diperiksa.
Perkusi
Lakukan perkusi sama seperti area auskultas
Amati suara resonan pada parus
Perkusi dada klien untuk menentukan batas jantung
Bantu klien untuk posisi berbaring pada sudut baring
terendah dimana klien dapat mentolerir
Tempatkan jari tengah tangan non dominan pemeriksa
dalam 5 ICS pada garis axila anterior kiri
Ketukkan jari pada falang distal, menggunakan jari
pemeriksa pada tangan yang dominan. Pemeriksa harus
mendengarkan resonansi karena pemeriksa berada di atas
jaringan paru
Lanjutkan perkusi pada 5 ICS di atas MCL kiri dan batas
sternum kiri. Suara akan berubah menjadi "dulness" saat
perkusi di atas jantung
Ulangi teknik perkusi di atas di 3ICS dan 2 ICS pada sisi
kiri torak. Suara resonans jantung di atas paru harus
berubah "dullness" diatas jantung
Auskultasi
Auskultasi dada klien dengan diafraqma stetoskop
Mulai auskultasi dengan posisi klien duduk
Gerakkan stetoskop perlahan menyebrang dada dan
dengarkan di atas setiap "five key landmark".
Dengarkan di atas RSB, 2 ICS. Dalam posisi ini,
suara jantung 2 (S2) dapat lebih keras dibanding suara
jantung 1(S1) karena sisi ini berada tepat di atas katup
aorta
Dengarkan diatas LSB, 2 ICS. Pada lokasi ini juga,
suara jantung 2(S2) dapat lebih keras dibanding suara
jantung I (S 1) karena pada sisi ini berada tepat di atas
katup pulmonalis
Dengarkan diatas LSB, 3 ICS, disebut juga "Erb's
27
point". Pemeriksa harus mendengarkan kedua suara
jantung I(S I) dan jantung 2(S2) relatif seimbang
intensitasnya. Pada lokasi ini suara jantung 1(SI) dapat
lebih keras dibanding suara jantung 2(S2), terjadi karena
penutupan katup trikuspidalis dan merupakan tempat
terbaik untuk auskultasi
Dengarkan di atas apeks : 5 ICS, MCL. Pada lokasi
ini suara Sl dapat lebih keras dibanding suara S2, terjadi
karena penutupan katup mitral dan merupakan tempat
terbaik untuk auskultasi.
Auskultasi area thoraks (dimulai diatas klavikula, ICS 2,ICS
3,ICS 4,ICS 5,ICS S,ICS 6, ICS 7, ICS 8 Midklavikula)
dengarkan bunyi nafas
Auskultasi dada klien dengan bel stetoskop
Tempatkan bel stetoskop dengan enteng pada setiap
posisi "five key
Dengarkan suara yang lebih halus di atas "five key
landmarks'. Mulai dengan S3, S4 dan kemudian untuk
murmur
Auskultasi arteri karotis
Gunakan Doppler jika pemeriksa tidak dapat
mengauskultasi denyut dengan stetoskop.
Minta klien untuk bernapas normal, pemeriksa akan
mendengar pergerakan udara, suara napas trakea,
sehingga klien bernapas. Pemeriksa tidak dapat
mendengar turbulensi
Saat klien menahan napas secara singkat, pemeriksa
dapat mendengar kekuatan jantung. Penemuan ini
merupakan hal yang normal
Bandingkan denyut apeks dan denyut karotis
Auskultasi denyut apeks
Barengi dengan palpasi denyut karotis
Bandingkan kedua denyut tersebut, seharusnya
kedua denyut tersebut sinkron
Ulangi auskultasi dada klien
Klien dalam posisi bersandar ke depan, kemudian
berbaring supine dan diakhiri berbaring pada posisi lateral
kiri.
28
Abdomen
Inspeksi
Atur pencahayaan dengan baik
Atur posisi klien telentang, lengan disamping dan bantal
kecil di letakkan dibawah lutut
Visualisasi quadran dan region abdomen
Tentukan kontur dan kesimetrisan serta adanya distensi
Observasi umbilicus
Observasi permukaan kulit
Observasi pergerakan dinding abdomen
Auskultasi
Auskultasi bising usus
Hangatkan bagian diafragma dan bell stetoskop
Letakkan sisi diafrgama diatas kuadran kanan bawah
pada area cecum. Berikan tekanan yang amat ringan,
minta klien agar tidak berbicara kira-kira 5 menit, terus
menerus dan perhatikan apakah ada bising usus
Dengarkan bising usus dan frekuensi serta karakternya
Bila bising usus tidak terdengar, pindah ke kuadran yang
lain secara sistematis
Catat bising usus sebagai normal, tidak ada, hhiperaktif
atau hipoaktif
Auskultasi bunyi vascular/friction rub
Letakkan bell stetoskop pada aorta, arteri, arteri illiaka
dan arteri femoral
Letakkan pada daerah periumbilikal untuk
mendengarkan bising vena
Perkusi
Perkusi pada 4 quadran
Mulai perkusi dari kuadran kiri bawah bergerak searah
jarum jam
Perhatikan reaksi klien dan catat bila ada keluhan
Lakukan perkusi pada area timpani dan redup
Perkusi hepar
Berdiri di sisi kanan klien
Lakukan perkusi dari garis mid klavikula kanan tepat di
bawah umbilikus menuju ke atas melewati area timpani
29
sampai terdengar suara redup dan tandai dengan pensil
(batas bawah hepar)
Lakukan perkusi dari garis mid klavikula kanan menuju
ke bawah sampai terdengar suara redup dan tandai
dengan pensil (batas atas hepar)
Ukur jarak antara dua tanda normalnya 6-12 cm dengan
letak garis batas bawah sedikit di bawah tulang rusuk
Jika diduga ada pembesaran, ukur penurunana hati
dengan cara klien nafas panjang dan menahannya saat
perawat perkusi ke atas kembali dari abdomen di garis
klavikula kanan.
Perkusi ginjal kanan dan kiri
Atur posisi klien agar membelakangi pemeriksa
Observasi sudut kostovertebral,warna dan kesimetrisan
Palpasi arah sudut kostovertebral kiri dan amati reaksi
klien & tanya apa yg dirasakannya
Lakukan hal yg sama pada sisi lain
Lakukan perkusi lebih lanjut dgn cara meletakkan
telapak tangan non dominan di atas kostrovertebral dan
lakukan tumbukan diatas tangan tersebut dengan tangan
dominan.
Palpasi
Palpasi dangkal pada 4 quadran
Palpasi ringan abdomen diatas tiap kuadran, hindari
area yang menjadi titik bermasalah
Letakkan tangan ringan di atas abdomen dengan jari-
jari ekstensi dan berhimpitan
Menenmpatkan tangan klien dengan ringan di atas
tangan perawat untuk mengurangi geli
Dengan menggunakan telapak jari-jari menekan sedikit
sedalam 1 cm
Palpasi untuk mendeteksi area nyeri, adanya
penegangan atau massa
Selama palpasi awasi wajah klien untuk melihat adanya
ketidaknyamanan
Bila ada rasa nyeri, uji adanya nyeri lepas: Tekan dan
lepas dengan cepat daerah nyeri
Lakukan palpasi di sekitar umbilikus dan cincin
umbilikus
Palpasi dalam pada 4 quadran
30
Gunakan metode palpasi bimanual
Tekan dinding abdomen sekitar 4-5 cm
Catat adanya massa dan struktur organ dibawahnya
Palpasi hepar
Perawat berdiri disamping kanan klien
Letakkan tangan kiri pada dinding torak kanan
posterior klien kira-kira pada tulang rusuk ke 11 atau
12
Tekan sedikit tangan tersebut ke atas sehingga sedikit
mengangkat dada
Letakkan tangan kanan pada batas bawah tulang rusuk
sisi kanan
Saat klien ekshalasi lakukan penekanan sedalam 4-5
cm ke arah bawah pada batas bawah tulang rusuk
Jaga posisi ini dan suruh klien inhalasi dalam
Sementara klien inhalasi rasakan batas hepar bergerak
menentang tangan perawat yang secara normal terasa
dengan kontur reguler
Bila hepar membesar, lakukan palpasi pada batas atas
bawah tulang rusuk kanan
Palpasi limpa
Saat perawat berdiri di sisi kanan klien pegangi secara
menyilang dengan tangan kiri pemeriksa dan letakkan
di bawah klien dan diatas sudut kostovertebral, tekan
ke atas dengan tangan kiri
Tempatkan telapak tangan kanan dengan jari-jari di
atas abdomen di bawah tepi kiri kostal
Tekan ujung jari ke arah limfe kemudian minta klien
menarik nafas panjang
Palpasi tepi limfe bergerak ke bawah ke arah tangan
pemeriksa
Palpasi ginjal kanan dan kiri
Letakkan tangan kiri dibawah panggul dan elevasikan
ginjal ke arah anterior
Letakkan tangan kanan pada dinding perut anterior
pada garis midklavikula pada tepi bawah batas kosta
Tekankan tangan kanan secara langsung ke atas
sementara klien menarik nafas panjang
Bila ginjal teraba rasakan mengenai bentuk, ukuran
31
dan nyeri tekan
Untuk melakukan palpasi ginjal kiri, lakukan disisi
seberang klien dan letakkan tangan kiri pada bawah
panggul dan lakukan tindakan seperti pada palpasi
ginjal kanan.
Ekstremitas
Ekstremitas atas
Otot
Lakukan inspeksi mengenai ukuran, bandingkan
satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya
atrofi dan hipertrofi
Bila ada perbedaan antara dua sisi ukur panjangnya
Amati otot dan tendon yang megalami kontraktur
Lakukan palpasi saat otot istirahata dan saat otot
bergerak aktif dan pasif untuk mengetahui
kelemahan dan kontraksi tiba-tiba
Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh klien
menarik dan mendorong tangan perawat
Amati kekuatan bagian tubuh dengan memberi
penahan secara resisten
Tulang
Amati kenormalan susunan tulang
Palpasi untuk mengetahui adanya edema dan nyeri
tekan
Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya
pembengkakan
Persendian
Inspeksi persendian untuk mengamati kelainan
persendian
Palpasi persendian untuk mengamati nyeri tekan,
gerakan, bengkak, nodul dll
Kaji rentang gerak persendian
Ekstremitas bawah
Otot
Lakukan inspeksi mengenai ukuran, bandingkan
satu sisi dengan sisi yang lain dan amati adanya atrofi
dan hipertrofi
Bila ada perbedaan antara dua sisi ukur panjangnya
32
Amati otot dan tendon yang megalami kontraktur
Lakukan palpasi saat otot istirahata dan saat otot
bergerak aktif dan pasif untuk mengetahui kelemahan
dan kontraksi tiba-tiba
Lakukan uji kekuatan otot dengan menyuruh klien
menarik dan mendorong tangan perawat
Amati kekuatan bagian tubuh dengan memberi
penahan secara resisten
Tulang
Amati kenormalan susunan tulang
Palpasi untuk mengetahui adanya edema dan nyeri
tekan
Amati keadaan tulang untuk mengetahui adanya
pembengkakan
Persendian
Inspeksi persendian untuk mengamati kelainan
persendian
Palpasi persendian untuk mengamati nyeri tekan,
gerakan, bengkak, nodul dll
Kaji rentang gerak persendian
Genetalia
Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal wanita
Anjurkan klien BAK dahulu
Anjurkan klien membuka celana dan tidur dengan posisi
lithotomi dan enutup bagian yang tidak di amati
Atur pencahayaan ke daerah perineal
Cuci tangan dan pakai sarung tangan
Inspeksi kuantitas dan penyebaran bulu pubis dan jangan
menyentuh area perineal tanpa permisi dulu
Observasi kulit dan araea pubis perhatikan adanya lesi,
eritema, fisura dan ekskoriasi serta leukoplakia
Tarik lembut labia mayora untuk menginspeksi klitoris,
labia minora, orifisium uretra, Himen, orifisium vaginal
dan perineum
Perhatikan tiap ada pembengkakan ulkus, keluaran, nodul
dll
Palpasi kelenjar bartholini
Inspeksi dan palpasi genetalia eksternal pria (K/P)
Cuci tangan dan pakai sarung tangan
33
Inspeksi kulit mengenai ukuran dan kelainan lainnya
Pada pria yang belum disirkumsisi, tarik kulup untuk
menginspeksi kepala penis dan meatus terhadap adanya
cairan, lesi, edema dan inflamasi
Inspeksi batang penis untuk mengetahui adanya lesi,
jaringan parut dan area edema
Palpasi lembut batang penis antara ibu jari dan jari utama,
perhatikan adanya pergesaran dan nyeri lokal
Inspeksi skrotum mengenai ukuran, warna, bentuk,
kesimetrisan serta adanya lesi dan edema
Palpasi skrotum dan testis dengan menggunakan jempol
dan jari utama. Perhatikan tiap testis mengenai ukuran,
konsistensi, bentuk
Palpasi saluran sperma dengan jempol dan jari telunju
34
yang didapat sesuai dengan masalah yang timbul pada kasus
gangguan per sistem.
Menentukan prioritas diagnosa keperawatan
7. Perencanaan
Menentukan tujuan
Menentukan Label NOC (outcome) dan Indicator
Menyusun rencana tindakan keperawatan (NIC)
8. Evaluasi
Lakukan pemeriksaan tindak lanjut yang rinci pada sistem lain
berdasaarkan hasil pemeriksaan yang menyimpang dari yang
diharapkan atau normal bagi klien
Hubungkan hasil pemeriksaan dengan data pengkajian sebelumnya
jika tersedia
Kaji kenyamanan dan respon klien terhadap tindakan
9. Dokumentasi
Mendokumentasikan melalui lembar dokumentasi yaang tersedia
hasil pemeriksaan yaang dilakukan
10. Sikap
Melakukan tindakan dengan sistematis
Komunikatif dengan klien
Percaya diri
11. Komunikasi
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
TTD Penguji :
( )
35
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
36
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: INTEGRITAS KULIT
PERSONAL HYGIENE
Nama :
NIM :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PERSIAPAN ALAT
2 buah sisir
4 buah handuk ( 2 handuk besar, 2 handuk kecil)
5 buah washlap
3 handscoon bersih
1 kom kecil berisikan kapas bulat (cotton ball)
1 kom berisi kapas air hangat bersih
Cairan pembersih genetalia
Shampoo
1 kain pengalas/handuk besar
1 perlak
1 talang karet
1 kom kecil berisikan kassa
Bengkok berisi larutan lisol 2-3%
Celemek
Gayung
Ember berisi air bersih
1 Ember kosong
Termos berisi air panas (k/p)
1 pispot atau urinal (k/p)
1 stel pakaian bersih
2 buah waskom mandi
Selimut mandi
Tempat pakaian kotor tertutup
Sampiran (k/p)
Sabun mandi
Air dengan suhu 43°-46°c (dewasa)
Peralatan kebersihan diri seperti lotion, bedak,
deodorant
Gunting kuku
Sikat kuku
Kapas
Aceton (k/p)
Sikat gigi dan pasta gigi
Gelas berisi air bersih/Nacl 1%/ air garam (sesuai
37
kebutuhan)
2 buah bengkok
Tissue
Alat penghisap (sedotan)
Bak steril tertutup berisi kapas lidi, kassa, pinset,
arteri klem, tongspatel (sudip lidah)
Kain pel
Alat tenun yang bersih (sprei besar/laken, perlak
sprei kecil/ stik laken (sprei melintang), sarung
bantal, sarung guling, selimut) dan kantong cucian,
dua ember kecil berisi larutan disenfektan (lysol
1%) atau air bersih dan lap kerja 3 buah
2. Baca Basmallah dan Do’a
Mengidentifikasi rencana perawatan dan kondisi
fisik klien melalui Medical Record
3. PERSIAPAN PERAWAT/MAHASISWA
Kuasai konsep yang terkait dengan prosedur meliputi
alasan tindakan (rasional), tujuan, langkah-langkah
dan rasional setiap langkah
Cuci tangan
Jaga keselamatan dan keamanan perawat (terhadap
bahaya fisik dan infeksi) saat melakukan tindakan
4. PERSIAPAN PASIEN:
Mengucapkan salam terapeutik
Validasi perlunya prosedur dilakukan kepada klien
Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
Menyiapkan lingkungan (pintu, jendela dan gorden
ditutup atau memasang sampiran)
Mendekatkan alat-alat ke dekat klien
5. PROSEDUR
Menutup selimut pada bagian kaki tempat tidur.
Membantu pasien menyikat gigi (sebelumnya
ditawarkan dulu kepada pasien apakah dibantu atau
sendiri).
Jika klien ingin melakukan sendiri, perawat dapat
membantu dengan melakukan langkah sebagai berikut:
(K/P)
Memakai Handscoon
Memasang pengalas di bawah dagu dan pipi klien
Meletakkan bengkok dibawah dagu klien sendiri
sedemikian rupa agar air bekas kumur dapat
tertampung
Memberikan air untuk kumur-kumur kepada klien
Memberikan sikat gigi yang telah dibubuhi pasta
gigi dan telah dibasahi terlebih dahulu
38
Memberikan kesempatan kepada klien untuk
menyikat gigi sampai bersih. Selanjutnya sarankan
untuk kumur-kumur sampai bersih dan air
ditampung dalam bengkok.
Masukkan sikat gigi dalam gelas yang telah kosong
Mengangkat gelas dan bengkok serta letakkan
diatas baki.
Mengeringkan bibir dengan tissue/handuk
Mengangkat pengalas dan melepas sarung tangan
masukkan ke dalam bengkok kosong
Merapikan/mengatur posisi klien
Jika klien perlu dibantu dalam membersihkan mulut,
perawat dapat melakukannya dengan langkah-langkah
sebagai berikut: (K/P)
Memakai Handscoon
Memasang handuk atau kalin pengalas diletakkan
di bawah dagu dan pipi pasien
Ujung pinset dibungkus dengan kain kassa yang
dibasahi air masak/NaCL 1%/air garam yang telah
disediakan
Membuka mulut klien dengan tong spatel/sudip
lidah yang sudah dibungkus kassa
Membersihkan rongga mulut dengan kain yang
telah dibasahi sampai bersih, mulai dari dinding,
gusi, dan terakhir gigi bagian luar dengan hati-hati.
Kain kassa yang sudah kotor dibuang dalam
bengkok
Tindakan diulang sampai bersih
Bibir diolesi dengan borax glycerin bila ada
stomatitis atau diolesi dengan gentian violet atau
obat lainnya menggunakan lidi kapas.
Observasi kelainan pada gigi dan mulut
Mengangkat bengkok berisi kotoran ke atas baki
Mengangkat perlak/ kain pengalas dan sarung
tangan masukkan dalam bengkok
Merapikan klien
39
Menutup lubang telinga luar dengan kapas dan
menutup mata klien dengan washlap.
Menutup dada dengan handuk sampai leher
Menyisir rambut kemudian disiram dengan air hangat
menggunakan gayung.
Menggosok pangkal rambut dengan kain kassa yang
telah diberi shampoo kemudian diurut dengan ujung
jari.
Kassa kotor masukkan ke bengkok berisikan larutan
lisol 2-3%
Membilas rambut sampai bersih kemudian keringkan.
Mengangkat tutup telinga dan mata
Mengangkat talang dan masukkan ke dalam ember dan
meletakkan handuk ke baki
Mengangkat klien pada posisi semula dengan cara
mengangkat kepala dan alasnya ke atas bantal
Menyisir rambut klien dengan sisir bersih dan
dibiarkan atau keringkan dengan handuk atau
keringkan dengan alat pengering rambut.
Sisir dengan rapi
Membasuh muka:
Perlak kecil dan handuk kecil dibentangkan
dibawah kepala klien
Membersihkan mata klien tanpa menggunakan
sabun (dari inner kantus ke aoter kantus)
Muka, telinga dan leher dibasuh dengan washlap
lembab (tanyakan apakah muka pasien perlu
menggunakan sabun).
Keringkan dengan handuk
Gulung perlak dan handuk
Membasuh lengan
Pakaian bagian atas dilepaskan
Selimut mandi diturunkan kebagian perut klien
Kedua tangan klien dikeataskan. Handuk atas
dibentangkan memanjang disisi kanan dan
handuk bawah disisi kiri sehingga menutup
bagian depan dan kedua lengan di atas handuk.
Basahi tangan, lengan klien hingga ketiak
40
dengan washlap air bersih lalu disabun dengan
washlap. Lakukan dari bagian yang terjauh dari
perawat kemudian bilas dengan air hangat
sampai bersih.
Bila tangan klien kotor, rendam tangan dalam air
hangat 1-2 menit. Bila kuku sangat kotor, sikat
dengan sikat kuku menggunakan sabun
kemudian bilas dengan air hangat dan keringkan
dengan handuk.
Tangan ditaruh diatas bengkok berisi larutan lisol
2-3%
Memotong kuku sesuai dengan lengkungan
kuku.
Setelah dipotong, kuku dikikir agar rata, rapi dan
halus.
Kuku dibersihkan kembali dengan handuk
kemudian diberi lotion dan lakukan massage
pada tiap jari dan telapaknya.
Lakukan pada tangan yang satunya.
Membasuh punggung
Menutup bagian depan dengan handuk bawah
Menanggalkan pakaian dalam
Klien dimiringkan ke kiri
Handuk dibentangkan di bawah punggung
sampai bokong klien.
Punggung sampai bokong di basahi, disabun,
dengan menggunakan washlap dan dikeringkan.
Klien dimiringkan ke kanan
Handuk dibentangkan di bawah punggung klien
sampai bokong.
Punggung sampai bokong di basahi, disabun,
dibilas dengan menggunakan washlap dan
dikeringkan.
41
Klien ditelentangkan, pakaian bagian atas yang
bersih dipakaikan dengan rapi.
Membasuh kaki
Kaki klien yang terjauh dari perawat dikeluarkan
dari selimut mandi
Membentangkan handuk bawah memanjang
dibawah kaki dan lutut ditekuk
Mencuci tungkai dengan washlap mulai dari atas
ke bawah, disabun kemudian dibilas dan
dikeringkan.
Telapak kaki direndam dalam air hangat dalam
waskom selama 2-3 menit
K/P kuku kaki dipotong lurus kemudian kuku
dikikir dihaluskan
Kuku dibersihkan kembali dengan handuk
kemudian diberi lotion dan lakukan massage
pada tiap jari dan telapaknya.
Lakukan juga pada kaki yang satu lagi
42
Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan dengan
larutan desinfektan kemudian di lap dengan lap
kering
Sprei besar (laken) dibentangkan lalu digulung
setegah bagian, gulungannya ditaruh dibawah
punggung klien dan setengahnya lagi dibentangkan
dan dipasang di bawah kasur.
Perlak digulung dan diratakan kembali
Stik laken (sprei kecil melintang) dibentangkan diatas
perlak lalu digulung setengah bagian, gulungannya
ditaruh dibawah punggung klien, dan setengahnya
lagi dibentangkan dan dipasang dibawah kasur
bersama perlak
Setelah selesai dan rapi pada satu bagian, klien
dimiringkan ke sisi kanan.
Lepaskan alat tenun yang kotor dari bawah kasur
Stik laken diangkat dan dimasukkan ke dalam
tempaat kain kotor
Laken kotor dilepas dan dimasukkan ke dalam
tempat kain kotor
Alas tempat tidur dan kasur dibersihkan seperti tadi.
Laken dibuka dari bawah punggung klien, tarik dan
ratakan setegang mungkin dan pada setiap ujung sisi
kasur bentuk sisi 90 ᵒ lalu masukkan seluruh tepi
sprei ke bawah kasur dengan rapi dan tegang
Perlak dan stik laken di pasang seperti tadi.
Sarung bantal dan guling yang kotor dilepas lalu
ratakan isinya dan ganti dengan yang bersih
Bantal disusun dan klien dibaringkan pada posisi
yang tepat dan nyaman
Selimut kotor diganti yang bersih dan dirapikan
Membereskan alat-alat
Mencuci tangan
6. SIKAP
Peka pada privacy pasien
Ramah dan sopan
Hati-hati
Cermat dan sistematika
7. PENDOKUMENTASIAN
Dokumentasikan prosedur dan mencatat hasil tindakan /hal-
hal yang abnormal (keadaan rambut, kuku, daerah genital)
dan respon pasien
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
9. Baca Hamdalah
43
Jumlah yang didapat x 100
=
36
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
44
PROSEDUR PERAWATAN LUKA POST OP (SEMUA SISTEM)
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1. PENGKAJIAN
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3 PERENCANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
Set balutan steril berisi:
a. 1 set bak instrument steril atau sesuai kondisi
b. 1 pinset anatomi dan 1 pinset cirrugis
c. Gunting tajam untuk jaringan
d. Gunting tajam untuk lepas jahitan
e. Bengkok dan atau kom kecil/sedang
f. Kassa steril sesuai kebutuhan
Kantong plastic untuk bahan yang kotor
Waskom kecil/sedang/bengkok/tap resap air untuk
menampung cairan irigasi sesuai kebutuhan
Plester/perekat
Bandaging sesuai kebutuhan
Dressing dalam kemasan atau obat luka dalam
tempatnya
Cairan fisiologis atau cairan pembersih luka
Alcohol bila perlu
45
4 B. PERSIAPAN PASIEN
Identifikasi resiko infeksi bagi pasien
Identifikasi luka/drain
Pengkajia insisi/bedah
Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat
Identifikasi rencana perawatan dan atau pengobatan
Menjelaskan prosedur
Mengatur posisi pasien
Mencuci tangan
5. IMPLEMENTASI
Mendekatkan alat-alat untuk memudahkan kerja
Membuka set balutan steril
Mengenakan sarung tangan bersih
Melepaskan balutan dan meletakkannya ke kantong
plastic
Melakukan identifikasi luka termasuk drainase dan
keluaran
Mengenakan sarung tangan steril
Membersihkan luka dengan cairan fisiologis atau
cairan pembersih luka. Membersihkan luka dari arah
luar ke dalam. Membersihkan luka dengan
pergerakan sirkular. Bilaluka terdapat drain
bersihkan drain secara adekuat.
Bila akan melepaskan jahitan, oleskan larutan
antiseptic pada permukaan jahitan luka.
Bersihkan luka dengan cairan fisiologis
Mengeringkan luka dengan kasa yang lembut dan
steril
Menempatkan obat luka atau dressing kemasan dan
diplester
Mengatur posisi pasien
Merapikan alat
Mencuci tangan
6 Evaluasi
Evaluasi jumlah granulasi, atau derajat
penyembuhan
Evaluasi jumlah drainase dan warnanya, konsistensi
dan bau
Evaluasi adanya inflamasi
Evaluasi derajat ketidaknyamanan yang berkaitan
dengan insisi atau tempat pemasangan drain
46
7. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat pengeluaran luka
Mencatat hasil tindakan perawatan luka yang
mencakup data subjektif, objektif, analisa dan
planning
8. KOMUNIKASI
Menjelaskan prosedur dan kondisi luka sebelum dan
sesudah perawatan
Berkomunikasi selama melakukan perawatan luka
secara efektif dan terapeutik
9 SIKAP
Teliti
Cermat
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
47
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: KEAMANAN DAN KENYAMANAN
PEMBERIAN OBAT (MEDIKASI)
Nama :
NIM :
Tanggal :
Perceptor :
No Prosedur
4 3 2 1
1 PERSIAPAN ALAT
Buku catatan obat
Kapas alkohol
Sarung tangan disposibel
Bak instrumen berisikan spuit dan Kassa steril (k/p)
Pulpen/spidol
Baki obat dan Obat yang sesuai
Plester dan Betadine
Nierbekken, Torniquet dan Perlak
2. Baca Basmallah dan Do’a
Mengidentifikasi rencana perawatan dan kondisi fisik klien
melalui Medical Record
3. PERSIAPAN PERAWAT/MAHASISWA
Kuasai konsep yang terkait dengan prosedur meliputi
alasan tindakan (rasional), tujuan, langkah-langkah dan
rasional setiap langkah
Cuci tangan
Jaga keselamatan dan keamanan perawat (terhadap
bahaya fisik dan infeksi) saat melakukan tindakan
4. Menerapkan 12 prinsip Benar dalam pemberian
medikasi:
Benar nama & usia klien
Benar cara pemberian obat
Benar nama obat
Benar waktu pemberian obat
Benar dosis obat
Benar dokumentasi
Benar Pendidikan kesehatan perihal medikasi klien
Hak klien untuk menolak
Benar pengkajian TTV sebelum pemberian obat
Benar Evaluasi
Benar reaksi terhadap makanan
Benar reaksi dengaan obat lain
48
5. Persiapan obat: Menarik obat dari ampul
49
akan ditarik dari vial.
6. PERSIAPAN PASIEN
Memberitahukan dan menjelaskan mengenai prosedur
yang akan dilakukan
Memasang tabir sekeliling tempat tidur
Membawa alat ke dekat klien
7. PROSEDUR
Pasang perlak/pengalas
Tentukan area penusukan: Vastus Lateralis,
Ventrogluteal, dorsogluteal, deltoid.
Memasang handscoon
Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol
Pegang kapas alkohol pada jari tangan non dominan.
Buka tutup jarum
Injeksi Intradermal
Tempatkan ibu jari tangan non dominan 2,5 cm
50
di bawah area penusukan dan tarik kulit
Dengan ujung jarum menghadap ke atas dan
dengan tangan dominan, masukkan jarum tepat
di bawah kulit dengan sudut 15ᵒ
Masukkan obat perlahan-lahan perhatikan
adanya jendalan
Cabut jarum sesuai sudut memasukkannya
Usap pelan-pelan area penusukan dengan kapas
alkohol
Buat lingkaran dengan pulpen pada daerah
jendalan dengan diameter 2,5 cm
Observasi kulit adanya kemerahan dan bengkak
atau reaksi sistematik
Injeksi Intramuskuler
Tarik kulit ke bawah kurang lebih 2,5 cm
dibawah area penusukan dengan tangan non
dominan.
Dengan cepat masukkan ujung jarum dengan
sudut 90ᵒ dengan tangan dominan, masukkan
sampai jaringan otot.
Dengan tangan non dominan menahan barel, dan
tangan non dominan menarik plunger.
Observasi adanya darah pada spuit
Jika tidak ada darah masukkan obat pelan-pelan
Cabut jarum sesuai sudut memasukkannya
sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapaas alkohol pada area
penusukan.
Jika terjadi pendarahan tekan dengan kassa
sampai pendarahan terhenti
Injeksi Intravena
Bebaskan lengan klien dari baju/kemeja
Letakkan torniquet 15 cm diatas daerah
penusukan
Pilih area penusukan
Pakai sarung tangan
Bersihkan area penusukan dengan kapas alkohol
Pegaang kapas alkohol pada jari tangan non
dominan
Buka tutup jarum
Tarik ke baawah kurang lebih 2,5 cm di bawah
area penusukaan dengaan tangan non dominan
Pegaang jarum pada posisi 30ᵒ sejajar vena yang
akan ditusuk lalu tusuk pelan dan pasti
Rendahkan posisi jarum sejajar vena dan
51
teruskan jarum ke dalam vena
Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan
menahan barel dan tangan dominan menarik
plunger
Aspirasi adanya darah pada spuit
Jika ada darah, lepaskan torniquet dan masukkan
obat perlahan
Cabut jarum sesuai sudut memasukkannya
sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol.
Tutup daerah penusukan dengan kassa steril yang
sudah diberi betadine
Injeksi Subcutaneous
Tarik kulit dan jaringan lemak dengan ibu jari
tangan non dominan
Dengan Ujung jarum menghadap ke atas dan
dengan tangan dominan, masukkan jarum tepat
di bawah kulit dengan sudut 45ᵒ atau 90ᵒ untuk
orang gemuk
Lepaskan tarikan tangan non dominan
Tarik plunger dan observasi adanya darah pada
spuit
Jika tidak ada darah masukkan obat pelan-pelan
Cabut jarum sesuai sudut memasukkannya
sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
Jika terjadi pendarahan tekan dengan kassa
sampai pendarahan terhenti
52
Tanda tangan perawat dan saksi
Kaji kembali klien setelah diinjeksi dan catat respon klien
10 KOMUNIKASI
. Komunikasikan sebelum, selama dan sesudah tindakan
11 Baca Hamdalah
.
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
53
PROSEDUR PERAWATAN MANAJEMEN NYERI
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
No PROCEDURE 4 3 2 1
1. PENGKAJIAN
- Kaji type nyeri
- Pilih skala nyeri dan identifikasi pengalaman tingkat nyeri klien
- Kaji indikasi non verbal terhadap nyeri
- Kaji respon prilaku terhadap nyeri
- Kaji lokasi, kualitas, intensitas, serangan
-
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah
keperawatan/diagnosa keperawatan
Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur perawataan melakukan manajemen
nyeri
3 IMPLEMENTASI
SENTUHAN
- Masase (lokasi nyeri atau bagian area tubuh lain)
- Gunakan penghangat (botol berisi air hangat atau lainnya)
- Gunakan tekanan dengan tangan
RELAKSASI
- Pengaturan posisi
- Menganjurkan untuk nafas dalam beberapa kali
- Melemaskan anggota tubuh
- Perlahan membuka mata dan mengatakan, misal ; saya merasa
rileks dan sadar
MENGGUNAKAN ANALGETIK
- Cek order
- Cek obat dan kegunaannya
- Pemberian oral/IV
4 EVALUASI
Evaluasi adanya tanda-tanda relaksasi atau penurunan nyeri
Evaluasi respon klien terhadap keberhasilan masalah pada
- pelaksananan teknik manajemen nyeri
5. KOMUNIKASI
Sebelum, selama dan sesudah intervensi berkomunikasi secara
efektif
54
6. DOKUMENTASI
Mendokumentasi hasil tindakan: respon klen terhadap latihan
dan keberhasilan masalah yag dialami
Jumlah Yang didapat x 100
................................ X .........
24
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
55
PROSES KEPERAWATAN : STANDARD PRECAUTION MERAWAT
KLIEN DI RUANG ISOLASI
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N ASPEK YANG DINILAI 4 3 2 1
o
1 PENGKAJIAN
Review kembali aturan tentang system pencegahan
infeksi
Kaji keadaan klien dan hasil laboratorium klien:
Kaji integritas kulit
Kaji adanya drainase dan lesi dari tubuh
Jika perawat akan melakukan tindakan keperawatan,
siapkan peralatan yang dibutuhkan
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang standard
precaution
2. Diagnosa keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan NANDA
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian
pada klien yang terkait di indikasikan untuk
Standard Precaution
3. PERENCANAAN
PERSIAPAN ALAT
Masker
Sarung tangan bersih
Sabun yang mengandung disenfektan dan tidak
merusak
Lap tangan bersih dan kering atau alat pengering
Tempat handuk/lap kotor
Gaun celemek
PERSIAPAN LINGKUNGAN
Jaga Privasi klien
PERSIAPAN KLIEN
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
Periksa kembali fisik klien dan rencana
perawatan
Identifikasi klien dan kebutuhan
56
4 IMPLEMENTASI
Mencuci tangan secara aseptic medic sebelum,
selama dan sesudah melakukan intervensi dengan
tahapan sebagai berikut:
Dorong ke atas lengan baju yang panjang di atas
pergelangan tangan dan lepaskan perhiasan dan
jam tangan.
Pertahankan kuku jari pendek dan terkikir
Perhatikan permukaan tangan dan jari-jari apakah
ada luka
Berdiri di depan bak cuci, agar tangan dan
seragam perawat tidak menyentuh permukaan
bak cuci
Hidupkan keran yang dioperasikan dengan
tangan
Hindari memercikan air ke seragam anda
Atur aliran air
Basahi kedua tangan dan lengan bawah secara
menyeluruh di bawah air mengalir. Jaga agar
tangan dan lengan bawah lebih rendah dari siku
selama mencuci
Olesi 1 ml sabun cair biasa atau 3 ml sabun cair
anti septik pada tangan dan buat berbusa.
Tangan disabuni dan digosok terutama di sela-
sela jari dan kuku secara merata.
Cuci tangan menggunakan banyak busa dan
gosokkan selama 10 sampai 15 detik.
Bila area dibawh jari-jari kotor, bersihkan dengan
kuku jari tangan yang lain dan tambahkan sabun
atau disikat. Jaga kulit di bawah (disekitar) kuku
anda tidak luka atau terpotong.
Bilas tangan dan pergelangan tangan secara
menyeluruh. Jaga agar tangan di atas dan siku
dibawah.
Ulangi langkah 10 dan 11 dengan perpanjang
mencuci tangan selama 1 menit atau 2 menit atau
3 menit
Keringkan tangan dengan mengusap jari -turun
ke pergelangan tangan dan lengan bawah
Letakkan handuk pada tempat yang sudah
disediakan
Hentikan aliran air dengan siku, kalau dengan
tangan gunakan tissue kertas yang kering
Pertahankan tangan tetap bersih.
57
MEMAKAI SARUNG TANGAN BERSIH
MEMAKAI MASKER
1. Mencuci tangan
2. Cari ujung atas masker (masker biasanya
mempunyai lempengan logam tipis di sepanjang
pinggirnya)
3. Pegang masker pada bagian atas kedua tali atau
kait.
4. Talikan kedua tali atas secara pas dibelakang atas
kepala anda. Dengan tali di atas telinga anda
(alternative selipkan pengikat di masing-masing
telinga). Posisi tali di atas kepala memberikan
ikatan yang kuat.
5. Dengan lembut tekan bagian atas logam di atas
tonjolan hidung anda)
58
7. Masukkan ke dalam bak cucian medis
8. Lepaskan sarung tangan kiri dengan
menggunakan tangan kanan. Perawat hanya
menyentuh dan menarik bagian luar sarung
tangan kiri agar bagian tangan kiri tidak terkena
sisa-sisa kotoran klien
9. Gangguan sarung tangan kiri yang sudah terlepas
di tangan kanan
10. Lepaskan sarung tangan kanan dengan cara
tangan kiri menarik sarung tangan dari arah
dalam sarung tangan kanan agar tangan kiri tidak
menyentuh bagian luar sarung tangan kanan.
11. Buang sarung tangan ke dalam bengkok atau
tempat sampah medis
12. Cuci tangan
5. EVALUASI
Evaluasi adanya tanda-tanda infeksi pada klien
6. DOKUMENTASI
Mendokumentasikan melalui lembar
dokumentasi yang tersedia tentang: tanda-tanda
infeksi dan respon klien setelah tindakan
7. SIKAP
Melakukan tindakan dengan sistematis
Percaya diri
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah
tindakan
TTD Penguji :
( )
59
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
60
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: SIRKULASI
1 PENGKAJIAN
Observasi tanda dan gejala yang mengindikasikan
klien kekurangan cairan dan elektrolit
Kaji ulang catatan kolaborasi dokter tentang jenis
dan jumlah tetesan cairan infuse
Kaji informasi dari buku referensi obat atau ahli
farmasi tentang komposisi, tujuan pemberian, efek
samping cairan infuse
Kaji tingkat pengetahuan klien tentang alasan
pemberian cairan infuse
Kaji tingkat kesiapan klien terhadap terapi
pemasangan infuse
Kaji adanya faktor resiko komplikasi dan pemberian
infus.
2. Diagnosa keperawatan
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA yang terkait
dengan prosedur pemasangan infuse
3. PERENCANAAN
PERSIAPAN ALAT
Cairan infuse yang akan diberikan
Set infuse
Kapas alcohol
Bak instrument: kasa steril, pinset steril, sarung
tangan steril
Sarung tangan bersih
Antiseptic
Pengalas
Piala ginjal
Korentang dalam tempatnya
Torniquet
IV kateter
PERSIAPAN LINGKUNGAN
Jaga Privasi klien
61
PERSIAPAN KLIEN
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
Mengatur posisi klien
Mendekatkan alat-alat ke tempat klien
4 IMPLEMENTASI
Cuci tangan
Pasang sarung tangan bersih
Cek cairan yang digunakan dengan
menggunakan prinsip 5 benar medikasi, warna,
kejernihan, tanggal kadaluarsa.
Buka set infuse
Pasang roller klem selang infuse 20 cm dibawah
ruang udara. Roller klem dalam posisi “off”.
Buka segel botol cairan infuse
Masukkan ujung set infuse ke dalam botol cairan
infuse tanpa harus menyentuh area steril
Isi ruang udara dengan cara memijit ruang udara
sehingga terisi 1/3 sampai ½ bagian
Buka roller klem dan alirkan cairan infuse
sampai keluar dari ujung selang ke bengkok
Periksa adanya udara di sepanjang selang
Pasang kembali roller klem dalam kondisi off
Tutup ujung selang dengan penutupnya atau
dengan menggunakan jarum+penutup spuit lalu
taruh di bak spuit.
Pasang pengalas
Pasang tourniquet 10-12 cm di atas lokasi
penusukan
Minta klien untuk mengepalkan tangannya
Pilih vena yang akan ditusukkan (utamakan dari
arah distal)
Lepaskan handscoon bersih dan pasang
handscoon steril
Bersihkan areapenusukan dengan menggunakan
kapas alcohol dari arah dalam kea rah luar
(gerakan sirkular). Jangan menyentuh area yang
telah dibersihkan
Tarik kulit kea rah distal berlawanan dengan
arah penusukan agar vena semakin terlihat dan
tidak berubah posisi. Jangan menyentuh area
steril
Masukkan jarum abocath secara perlahan ke
lokasi penusukan sudut 20-30 derajat.
Jika terlihat darah masuk ke dalam kateter
abocath maka mengindikasikan posisi kateter
62
abocath sudah masuk ke dalam pembuluh darah
vena
Tarik jarum abocath perlahan dan stabilisasi
kateter abocath dengan satu tangan
Masukkan kateter abocath lebih dalam mengikuti
arah pembuluh darah. Hati-hati terhadap
tindakan ini karena dapat menyebabkan edema
jika pembuluh darah pecah
Lepaskan tourniquet
Pasang roller klem dalam posisi “on” sehingga
cairan infuse dapat mengalir melalui selang
infuse kea rah pembuluh darah. Teteskan cairan
infuse hanya sebagai maintenance
Fiksasi bagian badan kateter abocath dengan
plester hipoalergik seperti posisi pita menyilang
Tambahkan fiksasi di atas badan kateter abocath
Berikan desinfektan diarea penusukan
Pasang kateter steril di area penusukan. Dapat
juga memakai transparan dressing.
Fiksasi kembali area penusukan di atas kasa
yang dipasang. Jika memakai “transparent
dressing” maka tidak diperlukan fiksasi karena
langsung melekat di tubuh klien
Fiksasi juga selang infuse
Atur tetesan infuse sesuai kolaborasi dokter
Tulis tanggal dan waktu pemasangan infuse.
Tulisan ini dapat di tempelkan di atas kassa
infuse atau selang infuse
Rapikan alat dan klien
Lepaskan sarung tangan
Cuci tangan
Dokumentasi
5. EVALUASI
Evaluasi setiap jam untuk memeriksa jumlah
cairan infuse yang diresepkan dokter, aliran
infuse, kepatenan abocath, dan adanya infiltrate,
flebitis dan inflamasi.
6. DOKUMENTASI
Mendokumentasikan melalui lembar
63
dokumentasi yang tersedia tentang: tanggal dan
waktu pemasangan infuse, jumlah dan jenis
larutan yang diberikan, termasuk obat yang
ditambahkan, kecepatan aliran dan respon klien
7. SIKAP
Melakukan tindakan dengan sistematis
Percaya diri
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah
tindakan
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
64
PROSES KEPERAWATAN : PEMBERIAN TRANSFUSI DARAH
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N ASPEK YANG DINILAI 4 3 2 1
o
1 PENGKAJIAN
Kaji tanda-tanda vital untuk data dasar, meliputi :
TD, Nadi, frekuensi dan kedalaman pernafasan serta
suhu.
Tentukan adanya alergi atau reaksi merugikan
sebelumnya terhadap darah
Perhatikan tanda-tanda khusus yang terkait dengan
patologi klien dan alasan transfuse
Perhatikan nilai HT dan Hb
2. Diagnosa keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan NANDA
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian
pada klien yang di indikasikan untuk pemasangan
transfuse
3. PERENCANAAN
Tinjau riwayat klien mengenai transfuse yang
didapat sebelumnya
Rencanakan untuk memulai transfuse sesegera
mungkin
Perhatikan adanya premedikasi yang diprogramkan
oleh dokter
Jadwalkan pemberian obat tersebut (biasanya 30
menit sebelum transfuse)
4 IMPLEMENTASI
PERSIAPAN ALAT
Darah Transfusi
Larutan Normal saline 0.9%
Sarung tangan bersih
5 PERSIAPAN KLIEN
Mengkaji pengetahuan klien
Menjelaskan prosedur yang dilakukan
Anjurkan klien untuk segera melaporkan bila
65
menggigil tiba-tiba, mual, gatal, ruam, dispnea,
nyeri punggung atau mengalami gejala yang
tidak biasa lainnya
Mendekatkan alat-alat ke tempat klien
6. PELAKSANAAN:
Mencuci tangan
Mengenakan sarung tangan
Mengukur tanda-tanda vital
Identifikasi kembali darah transfuse: nomor,
golongan darah, tipe darah, tanggal , expirasi,
nama klien dan pembekuan darah
KLem selang Y (untuk transfuse dan normal
saline)
Sambungan jarum selang dengan kolp darah
(pertahankan teknik aseptic)
Membuka klem selang untuk transfuse secara
perlahan-lahan
Pemberian transfuse tidak lebih dari 10 -25 ml
selama 30 menit pertama di mulai transfuse
Ukur tanda-tanda vital klien 5 dan 15 menit
setelah dimulai transfuse yaitu ½ jam pertama
dan kemudian 30 menit atau tergantung order
Mengatur tetesan transfuse sesuai order
Observasi tanda-tanda reaksi atau efek samping
setelah transfuse
Cuci tangan
7. EVALUASI
Perhatikan reaksi merugikan seperti: menggigil,
muntah, ruam kulit atau takikardia
Kaji kenyamanan dan respon klien terhadap
tindakan
8. DOKUMENTASI
Mendokumentasikan melalui lembar
dokumentasi yang tersedia tentang: awal
transfuse darah, tanda-tanda vital, nomor unit
darah, nomor urut, lokasi pungsi vena, ukuran
jarum dan kecepatan tetesan
9. SIKAP
Percaya diri
66
10 KOMUNIKASI
.
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
40
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
67
PROSES KEPERAWATAN : PENGAMBILAN DARAH VENA
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N ASPEK YANG DINILAI 4 3 2 1
o
1 PENGKAJIAN
Kaji kulit tempat penusukan untuk menentukan
keutuhan kulit dan keadaan sirkulasi
Tinjau catatan klien untuk mengetahui adanya
pengobatan yang dapat menimbulkan perdarahan
seperti anti koagulan
Kaji pemahaman klien tentang prosedur
Kaji respons klien terhadap pemeriksaan
sebelumnya
2. Diagnosa keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan NANDA
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian
pada klien yang di indikasikan untuk pemasangan
transfuse
3. PERENCANAAN
PERSIAPAN ALAT
1 pasang sarung tangan bersih
1 botol kecil alcohol
Kapas dalam tempatnya (secukupnya)
I buah bantal kecil sebagai penopang (K/P)
I buah pengalas
I buah tourniquet
1 buah spuit (sesuaikan ukuran spuit dengan
jumlah darah yang akan diambil)
Plester hipoalergik
I buah kertas label
1 berkas form permintaan pemeriksaan
laboratorium
1 buah wadah specimen dan tutupnya
1 buah plastic spesimen
PERSIAPAN LINGKUNGAN
Jaga Privasi klien
68
PERSIAPAN KLIEN
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau
posisi duduk dikursi
4 IMPLEMENTASI
Cuci tangan
Pakai sarung tangan bersih
Pasang pengalas di bawah tangan klien
Pilih lokasi yang akan dilakukan pengambilan
(biasanya di fossa antecubital)
Pasang tourniquet 5-10 cm di atas vena yang
dipilih
Bersihkan lokasi penusukan dengan kapas
alcohol dengan arah sirkuler dari dalam ke luar
(±5cm). Biarkan kulit mongering
Tempatkan jari telunjuk tangan non dominant di
bawah lokasi penusukan (±2.5 cm) dan tarik
kulit secara perlahan
Lakukan aspirasi sampai jumlah darah
mencukupi
Lepaskan Tourniquet
Cabut jarum suntik dan tutup lokasi penyuntikan
dengan kapas alcohol
Pasang plester di lokasi penyuntikan
Lepaskan jarum suntik dari syringe nya
Masukkan darah ke dalam wadah specimen
Berikan label pada wadah specimen (nama klien,
tanggal, jenis pemeriksaan, ruangan)
Masukkan wadah specimen ke dalam plastic
specimen
Rapihkan alat dan klien
Lepaskan sarung tangan
Cuci tangan
7. EVALUASI
8. DOKUMENTASI
69
9. SIKAP
Melakukan tindakan dengan sistematis
Percaya diri
10 KOMUNIKASI
. Komunikasi sebelum, selama dan sesudah
tindakan
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
70
PROSEDUR PEMERIKSAAN EKG
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1. PENGKAJIAN
Mengkaji kebutuhan klien / instruksi medik akan
pemeriksaan EKG.
Mengkaji tingkat kesadaran klien, ada atau tidaknya
kegelisahan.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA yang terkait dengan
prosedur pemeriksaan EKG
3. PERENCANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
Elektrokardiogram
Elektroda ekstremitas
Elektroda isap (Suction electrode)
Kawat penghubung klien dan kawat penghubung
tanah (grounding)
Kapas dan alcohol
Elektrolit Jelly
Bersihkan permukaan electrode lempeng
(ekstremitas) dan electrode hisap (prekordial)
dengan kapas alcohol/tissue
Nyalakan power ON/OFF alat EKG
Penggunaan EKG merk CARDIOSUNNY 50IB-III
a. Atur kecepatan alat dan peneraan kepekaan alat
b. Dengan menekan tombol yang sesuai dicatat secara
berturut-turut:
Hantaran standard Einthoven: I,II,III
Hantaran”augmented extremity leads”: aVR,
aVL, dan aVF
Hantaran “Wilsonprekordial leads: V1, V2, V3,
V4, V5, V6
Tiap hantaran di catat untuk 3-5 siklus jantung
lengkap.
71
Penuntun penggunaan EKG Merk ASTRON COMP 1x12
Tekan tombol PRGM dan pilihlah
automatic/manual
Atur kecepatan alat dan peneraan alat
Tekan tanda 0 untuk memulai perekaman dan tekan
tombol hold untuk berpindah jenis sadapan dan
menghentikan perekaman.
Dengan menekan tombol yang sesuai dicatat secara
berturut-turut:
a. Hantaran standard Einthoven: I,II, III
b. Hantaran “augmented extremity Leads”: aVR,
aVL, aVF
c. Hantaran “Wilsonprekordial leads”:
V1,V2,V3,V4, V5, dan V6
d. Tiap hantaran dicatat untuk 3-5 siklus jantung
lengkap.
4. B. PERSIAPAN PASIEN
Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat
Identifikasi rencana perawatan dan atau pengobatan
Menjelaskan prosedur
Mencuci tangan
Tuliskan identitas klien di pojok kiri atas : nama,
usia, jenis kelamin, dan jam pemeriksaan
Anjurkan klien untuk berbaring dengan tenang,
dengan bertelanjang dada. Berikan penjelasan
mengenai tujuan dan lainnya prosedur pemeriksaan.
Menggunakan bantal sebaiknya melepaskan
perhiasan atau aksesoris yang akan mengganggu
jalannya pemeriksaan.
Bersihkan permukaan kulit di kedua pergelangan
tangan dan kaki dengan menggunakan kapas
alcohol.
5. IMPLEMENTASI
72
dengan kabel kuning
C3 : Pertengahan garis lurus yng
menghubungkan C2 dan C4 dengan kabel hijau
C4 : Ruang interkostal V kiri di garis
medioklavicula
C5 : Titik potong garis aksila kiri dengan garis
mendatar dari C4
C6 :Titik potong garis aksila kiri dengan garis
mendatar dari C4 dan C5
Pada C2 dan C4 merupakan titik-titik yang
digunakan untuk mendengar bunyi jantung I dan
2
d. Mengecek alat telah terpasang dengan benar
e. Menganjurkan klien untuk rileks saat perekaman
f. Melakukan perekaman
6. EVALUASI
Mengevaluasi respon klien selama prosedur, baik verbal,
maupun nonverbal.
7. PENDOKUMENTASIAN
Menempelkan hasil rekaman EKG pada kertas
dokumentasi EKG.
Mencatat nama klien, umur, tanggal dan jam serta
nama pemeriksa pada kertas dokumentasi EKG.
Mencatat respon klien sebelum, selama dan sesudah
melakukan prosedur.
8. KOMUNIKASI
a. Menjelaskan prosedur sebelum dan sesudah
perekaman EKG
b. Berkomunikasi selama melakukan perekaman EKG
secara efektif dan terapeutik
9. SIKAP
Sistematis.
Hati-hati.
Berkomunikasi.
Mandiri.
Teliti.
Tanggap terhadap respon klien.
Rapih.
Menjaga privacy.
Sopan.
73
Jumlah yang didapat x 100
=
36
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
74
ANALISIS ELEKTROKARDIOGRAM
3. Gelombang P :……………………………………………..
5. Komplek QRS :
Interval :……………………………………….detik
V.A.T :……………………………………….detik
Koreksi interval QT :……………………………………….detik
6. Gelombang T :……………………………………………...
7. Gelombang U :……………………………………………...
Kesimpulan:
EKG normal
EKG dalam batas normal
EKG pada “Borderline”
EKG patologis dengan tanda-tanda keadaan:…………………………………….
EKG patologis yang non spesifik
Anjuran:
75
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: OKSIGENASI
PROSEDUR FISIOTERAPI DADA, POSTURAL DRAINAGE, LATIHAN
NAFAS DALAM/BATUK EFEKTIF
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
No Prosedur
4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Mengkaji dengan auskultasi bunyi nafas klien.
Mengkaji pola nafas dan kualitas sekresi klien.
Mengkaji frekuensi dan pola irama jantung klien.
Mengkaji riwayat dan kondisi fisik klien : hipertensi,
gagal jantung kongestif, edema pulmonal, peningkatan
TIK, serta adanya komplikasi abdomen.
Mengkaji segmen paru yang memerlukan tindakan
fisioterapi.
Mengkaji makan terakhir klien.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur Fisisoterapi dada/postural drainage
3. PERENCANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
Handuk kecil
Obat ekspektoran (jika ada)
Air hangat
Stetoskop
Tissue
Nierbeken
Brochodilator bila ada
Alat suction (bila dibutuhkan)
Sarung tangan steril
Larutan Lysol masukkan ke dalam nierbeken untuk
klien yang batuk efektif
Bantal/penyangga
Sputum pot
76
4 B. PERSIAPAN KLIEN
Klien diberi penjelasan
Memeriksa Kondisi umum klien
Memperhatikan kontra indikasi
Melakukan auskultasi di daerah dada
Memberikan obat-obat ekspektoral dan bronchodilator
bila perlu
Menjaga privacy klien dan memperhatikan pencegahan
infeksi nosokomial
5. IMPLEMENTASI
Mencuci tangan
Mendekatkan alat-alat ke klien
Mengatur posisi Postural drainage sesuai dengan
letak secret di daerah paru:
a. Pilih area tersumbat yang akan di drainase
Berdasarkan pada pengkajian semua bidang paru,
data klinis, dan gambaran foto dada
b. Baringkan klien dalam posisi untuk mendrainase
area yang tersumbat. Ajarkan klien
memposisikan postur dan lengan serta kaki yang
tepat. Letakkan bantal sebagai penyangga dan
kenyamanan
c. Minta klien mempertahankan posisi selama 10-15
menit
d. Selama 10-15 menit drainase pada posisi
ini,lakukan perkusi dan vibrasi dada di atas area
yang di drainase.
e. Setelah drainase pada posisi pertama, minta klien
duduk dan batuk. Tampung sekresi yang
dikeluarkan dalam sputum pot. Jika tidak dapat
batuk, harus lakukan pengisapan.
f. Minta klien istirahat sentar (k/p)
g. Minta klien minum sedikit air
h. Ulangi langkah c hingga H sampai semua area
tersumbat yang dipilih telah terdrainase.
Meletakkan handuk di area yang akan dilakukan
fisioterapi dada.
Melakukan fisioterapi dada: perkusi dan vibrasi
a. Perkusi:
- Tutup area yang akan dilakukan perkusi
dengan handuk dan pakaian untuk
mengurangi ketidaknyamanan
- Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam dan
lambat untuk meningkatkan relaksasi
77
- Jari dan ibu jari berhimpitan dan fleksi
membentuk mangkuk
- Secara bergantian, lakukan fleksi dan ekstensi
pergelangan tangan secara cepat untuk
menepuk dada
- Perkusi pada setiap bagian segmen paru
selama 1-2 menit
- Perkusi tidak boleh dilakukan pad daerah
dengan struktur yang mudah cedera seperti:
mamae, sternum, kolumna spinalis dan ginjal.
b. Vibrasi:
- Letakkan tangan, telapak tangan menghadap
ke bawah di area dada yang akan di drainase,
satu tangan di atas tangan yang lain dengan
jari-jari menempel bersama dan ekstensi.
Cara yang lain, tangan bisa di letakkan secara
bersebelahan.
- Anjurkan klien inspirasi dalam dan ekspirasi
secara lambat lewat hidung
- Selama masa ekspirasi, tegangkan seluruh
otot tangan dan lengan dan gunakan hamper
semua tumit tangan. Getarkan (kejutkan)
tangan, gerakkan ke bawah.hentikan getaran
jika klien inspirasi.
- Vibrasi selama 5 kali ekspirasi pada segmen
paru yang terserang
- Setelah setiap kali vibrasi,anjurkan klien
batuk dan keluarkan secret ke dalam sputum.
Membersihkan alat-alat dan mengembalikan pada
tempatnya
Mengkaji dan membantu klien untuk mengeluarkan
secret:
a. Bila klien kooperatif, atur posisi pengeluaran
secret yaitu duduk dengan melakukan nafas
dalam dan batuk efektif dengan langkah sebagai
berikut:.
Anjurkan klien untuk meletakkan kedua
telapak tangan di atas abdomen sisi bawah
iga
Anjurkan klien untuk menarik nafas dalam
perlahan-lahan melalui hidung dan
mengeluarkan melalui mulut (lakukan
sebanyak 3 kali)
Anjurkan klien untuk menahan nafas selama
2-3 detik setelah nafas dalam terakhir
78
Anjurkan klien untuk batuk dengan kuat
menggunakan perut dan otot bantu
pernafasan. Batukkan 2x, batuk pertama
untuk melepaskan mukus dan batuk kedua
untuk mengeluarkan sekret.
Siapkan sputum pot, anjurkan klien untuk
membuang sputum pada tempat yang
disediakan, bersihkan mulut klien dengan
tissue
Anjurkan klien istirahat sebentar
Anjurkan klien untuk mengulangi prosedur 4
s.d 7 (lakukan ± 3 kali)
Bila prosedur telah selesai, berikan minum
hangat pada klien
b. Bila tidak kooperatif, dengan bantuan suction
Membersihkan daerah mulut klien dengan tissue
Mengatur posisi klien kembali pada posisi semula
Membersihkan alat-alat
Lepaskan sarung tangan
Mencuci tangan
6. EVALUASI
Mengevaluasi respon klien setelah dilakukan 3 – 4 kali
fisioterapi dada.
Mengevaluasi respon serta toleransi klien selama
prosedur.
Mengevaluasi adanya efek samping dari prosedur, yang
meliputi : keluhan pusing, sesak nafas, atau keluhan
pernafasan lainnya.
Mengevaluasi kemampuan klien untuk batuk dan
karakteristik sekret/sputum; jumlah, kekentalan, dan
warna
Tindakan fisioterapi dada ini dihentikan jika keluhan
nyeri dan sesak nafas meningkat.
7. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat tanggal dan waktu fisioterapi dada.
Mencatat segmen dada yang difisioterapi.
Mencatat respon serta toleransi klien sebelum, selama
dan sesudah prosedur.
Mencatat karakteristik sputum / sekret : jumlah,
konsistensi, warna (ada darah atau tidak).
Mengevaluasi adanya efek samping dari prosedur, yang
meliputi : keluhan pusing, sesak nafas, atau keluhan
pernafasan lainnya.
Mengevaluasi kemampuan klien untuk batuk
79
8 KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
9 SIKAP
Teliti
Memperhatikan prinsip bersih, aseptic dan antiseptic
Hati-hati
Jumlah yang didapat x 100
=
36
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
80
PROSEDUR PEMBERIAN INHALASI OKSIGEN
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
No Prosedur
4 3 2 1
1. PENGKAJIAN
Observasi tanda dan gejala yang berhubungan
dengan hipoksia: ansietas, penurunan konsentrasi,
penurunan kesadaran, adanya kelemahan, perubahan
kebiasaan, peningkatan nadi dan frekuensi nafas,
disritmia, sianosis, dyspnea dan adanya penggunaan
otot bantu nafas
Observasi kepatenan jalan nafas dan adanya secret
Periksa kembali catatan kolaborai dokter tentang
jenis obat yang digunakan serta dosis terapi
Jika memungkinkan, catat hasil laboratorium AGD
yang terbaru
Periksa kembali order pemberian oksigenasi dan
catatan medis dokter
2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur therapy oksigen melalui Nasal kanul, Face mask
atau Nebulizer
3 PERENCANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
Tabung oksigen lengkap dengan manometer, dan
sarung tabung oksigen
Flowmeter (pengukur aliran)
Humidifier (yang sudah diisi dengan aquadest)
Selang oksigen
Nasal kanule
Tanda dilarang merokok
Nebulizer atau sumber oksigen
Selang penghubung ke nebulizer
Masker sungkup nebulizer (masker yang terdapat
tabung kecil untuk menampung obat nebulizer)
Spuit 5 cc dalam bak spuit
Cairan NaCl 0.9%
Obat-obat nebulizer
Sarung tangan bersih
Bengkok
81
4. B. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Persiapan Lingkungan
a. Jaga privasi klien
Persiapan Klien
1. Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan
2. Beri klien posisi fowler di tempat tidur atau posisi
duduk di kursi, sampai klien merasa nyaman
5. IMPLEMENTASI
Mencuci tangan
Kaji pernafasan klien
Kaji kondisi mulut dan hidung klien (bila kotor,
bersihkan dengan kassa/cotton bad yang telah
dilembabkan dengan cairan isotonic/NaCL 0,9%.
Nasal Kanul
Sambung kanule ke selang oksigen dari humidifier
Putar tombol flowmeter sampai kecepatan yang
diprogramkan (Kanul/kateter: 24-44%, 1-6
liter/menit) dan mencoba aliran pada kulit muka
melalui ujung selang.
Masukkan cabang kanule ke dalam lubang hidung
klien ± 1-2 cm dan kaitkan tali di belakang telinga
klien, lalu rapatkan pengatur selang oksigen di
bawah dagu klien
Face Mask
Sambung face mask ke selang oksigen dari
humidifier
Putar tombol flowmeter sampai kecepatan yang
diprogramkan dan mencoba aliran pada kulit muka
melalui face mask
Bantu klien untuk memakai face mask. Pastikan
posisi mulut dan hidung klien ada dalam face mask
dan terpasang rapat sehingga seminimal mungkin
oksigen dapat keluar dari dalam face mask
Ikatkan tali face mask di kepala klien
Minta klien untuk setiap menarik nafas melalui
hidung
Menanyakan kepada klien apakah sesaknya
berkurang/tidak
Mengobservasi status pernafasan klien
Memberitahu klien bahwa tindakan sudah selesai
Rapihkan alat dan pasien
Lepaskan sarung tangan
Menjelaskan pada klien dan keluarga:
a. Tidak boleh merokok dilingkungan klien
b. Tidak boleh mengubah flow meter
82
c. Segera lapor jika ada reaksi sesak
bertambah/klien gelisah.
Pemberian Nebulizer
Mencuci tangan
Pasang sarung tangan bersih
Latih klien teknik nafas dalam yang benar
Sambungkan nebulizer pada selangnya
Sambungkan selang nebulizer pada masker sungkup
Masukkan obat ke dalam tabung nebulizer
Tambahkan larutan NaCl 0.9% dalam nebulizer
sesuai kebutuhan
Sambungkan selang nebulizer pada sumber oksigen
atau mesin nebulizer
Atur aliran pelan-pelan atau hidupkan mesin
nebulizer
Berikan klien masker sungkup
Anjurkan klien menghirup obat dalam nebulizer
Observasi keadaan klin selama terapi
Beritahu klien jika tindakan telah selesai dan
evaluasi hasil pemberian nebulizer
Rapihkan alat dan pasien
Lepaskan sarung tangan
Mencuci tangan
6 EVALUASI
Evaluasi adanya penurunan ansietas, peningkatan
kesadaran dan kemampuan kognitif, penurunan
kelemahan fisik, tidak adanya rasa pusing, tanda-
tanda vital yang normal dan tidak adanya sianosis
Evaluasi keadaan hidung dan telinga bagian superior
akan adanya kerusakan integritas kulit
Evaluasi saturasi oksigen
Evaluasi perubahan pada dada (pengembangan paru,
tidak adanya bunyi ronchi)
Evaluasi kemampuan klien mengeluarkan secret
7. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat hasil tindakan: jenis alat yang digunakan,
jumlah aliran, saturasi oksigen, tanda-tanda vital dan
respon klien setelah dilakukan tindakan
Mencatat hasil tindakan: frekuensi pernafasan, jenis
obat yang diberikan, respon klien terhadap keluhan
yang dialami setelah dilakukan tindakan nebulizer,
dosis obat, bunyi nafas, jumlah secret yang dapat
dikeluarkan, kemudahan mengeluarkan secret
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
83
9 SIKAP
Melakukan tindakan dengan sistematis
Komunikatif dengan klien
Percaya diri.
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
84
PROSEDUR SUCTION (PENGHISAPAN LENDIR)
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Mengkaji akan adanya kebutuhan penghisapan lendir.
Mengauskultasi bunyi nafas; stridor.
Mengobservasi tanda-tanda vital, terutama nadi dan
pernafasan.
Mengobservasi status respirasi klien ; sesak nafas,
gelisah, hipoksia atau adanya sianosis
2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur Suction Nasofharingeal
3 PERENCANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
Mesin suction
Kasa/Tissue
Larutan steril dalam tempatnya
Gentian violet/borak gliserin kalau perlu
Suction kateter
Nierbeken
Sarung tangan
Nierbeken untuk tempat kotor
Pinset
Kom
Mengecek fungsi suction
Handuk kecil
4 B. PERSIAPAN PASIEN
o Menjelaskan Prosedur
5. IMPLEMENTASI
Mencuci tangan.
Memakai handscoen
Suction Nasofaringeal (K/P)
Menyambungkan suction kateter ke selang mesin
suction
Lubricasi 3-4 cm kateter suction dengan cairan
Anjurkan klien untuk mmbentuk secret keluar dari
mulut bila sadar
85
Memasukkan kateter suction ke dalam mulut sampai ke
orofaring hingga klien batuk dan suction tidak boleh
lebih dari 15 detik dalam satu kali suction
Tarik kateter suction dengan perlahan-lahan sambil
memutar
Anjurkan klien untuk 3-4 kali bernafas bila sadar dan
jika tidak sadar beri kesempatan klien bernafas
Basahkan kateter suction ke dalam cairan/air dalam
kom hingga secret tidak ada di dalam selang kateter
suction (secret dialirkan ke tabung kotoran)
Bila secret sukar diangkat irigasi mulut dengan cairan
5-10 ml dan anjurkan klien untuk kumur-kumur bila
kooperatif
Lepaskan kateter suction dan matikan mesin
Mengolesi gentian violet/borak gliserin mulut kalau
perlu
Mengatur posisi klien
Mencuci tangan
Suction Tracheostomy (K/P)
Mengatur posisi klien dengan posisi sedikit di tinggikan
Memasang pengalas di bawah tracheostomy
Menghidupkan mesin suction
Menaikkan konsentrasi oksigen atau dengan ambu bag
pada klien yang tidak sadar
Ambil kateter suction dengan tangan kanan dan tangan
kiri memegang selang penghubung sarung tangan dan
pinset
Basahi kateter suction 3-4 cm dalam cairan steril
Anjurkan klien untuk nafas dalam bila dasar atau
dengan ambu bag diperlukan
Masukkan kateter suction ke dalam canule kira-kira 6
cm atau sampai klien timbul rangsangan batuk selama
10-15 detik. Anjurkan klien untuk batuk bila sadar
Tarik kateter suction dengan cara memutar
Basahi selang kateter suction dengan cairan steril dan
sekaligus membuang secret ke dalam tempatnya
Memberikan kesempatan klien untuk bernafas dan
perawat mengkaji status pernafasan
Melakukan suction sehingga bunyi nafas bersih
Bila secret kental lakukan penyemprotan/humidifikasi
dengan NaCl pada lubang canula tracheostomy dengan
menggunakan spuit kemudian di suction kembali
Mematikan suction
Membersihkan alat-alat
Mencuci tangan
86
Memeriksa klien dengan memantau status pernafasan
6 EVALUASI
Mengauskultasi suara nafas dan bandingkan kondisi
saluran nafas sebelum dan sesudah penghisapan lendir.
Mengidentifikasi adanya perbaikan status respiratorik.
7. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat hasil pengkajian saluran nafas sebelum dan
sesudah penghisapan, ukuran kateter yang digunakan,
lama penghisapan, rute penghisapan, toleransi klien,
tekanan mesin yang digunakan, karakteristik lendir
(jumlah, bau, warna, dan konsistensi lendir).
Mencatat respon klien selama prosedur.
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
9. SIKAP
Hati-hati.
Teliti.
Memperhatikan prinsip bersih, aseptic dan antiseptic
TTD Penguji :
( )
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
87
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: MOBILISASI
PROSEDUR MENGATUR POSISI KLIEN DI TEMPAT TIDUR
Nama :
NIM :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PERSIAPAN ALAT
Tempat tidur
5 bantal kecil
Gulungan Handuk
Footboard
Handscoon k/p
2. Baca Basmallah dan Do’a
Mengidentifikasi rencana perawatan dan kondisi
fisik klien melalui Medical Record
3. PERSIAPAN PERAWAT/MAHASISWA
Kuasai konsep yang terkait dengan prosedur meliputi
alasan
tindakan (rasional), tujuan, langkah-langkah dan
rasional setiap langkah
Cuci tangan
Jaga keselamatan dan keamanan perawat (terhadap
bahaya fisik dan infeksi) saat melakukan tindakan
4. PERSIAPAN PASIEN:
Mengucapkan salam terapeutik
Validasi perlunya prosedur dilakukan kepada klien
Menjelaskan prosedur dan tujuan tindakan
Menyiapkan lingkungan (pintu, jendela dan gorden
ditutup atau memasang sampiran)
Mendekatkan alat-alat ke dekat klien
5. PROSEDUR
Pasang handscoon
Posisi Tempat Tidur: kunci TT, tinggikan TT dengan
tepat dalam
posisi datar, turunkan pengaman salah satu sisi
Minta pasien ikut membantu bila bisa
Posisi Supine
Baringkan klien telentang ditengah tempat tidur
88
Letakkan bantal dibawah kepala dan bahu klien
Letakkan baantal dibawah punggung dan kurva lumbal,
jika ada celah disana
Letakkan bantal dibawah kaki dari lutut sampai tumit
Topang telapak kaki klien dengan menggunakan
footboard sesuai kebutuhan, untuk mempertahankan
postur tubuh yang benar dan mencegah penekanan pada
tumit.
Sangga tangan dan lengan dengan bantal sesuai
kebutuhan ; posisikan tangan pasien pada posisi yang
benar.
Posisi Fowler dan Semi Fowler
Minta klien memfleksikan lutut sebelum kepala
dinaikkan
Naikkan kepala bed 15-90ᵒ sesuai kebutuhan (semi
fowler: 15-45ᵒ, fowler tinggi 90ᵒ)
Letakkan bantal pada punggung di kurve lumbal jika
ada celah
Letakkan bantal di kaki mulai dari lutut sampai tumit
Pastikan tidak ada tekanan dan lutut dalam keadaan
fleksi
Letakkan gulungan handuk pada sisi paha
Topang telapak kaki dengan footboard
Letakkan bantal untuk menopang lengan dan tangan.
Posisi Sims
Baringkan klien telentang ditengah tempat tidur
Gulingkan klien hingga posisi setengah telungkup,
sebagian berbaring mengarah pada abdomen
Letakkan bantal di bawah kepala klien
Atur posisi bahu atas, hingga bahu dan siku fleksi
Letakkan bantal disela dada dengan abdomen dan
lengan atas di bed
Letakkan bantal antara paha dan bed
Letakkan gulungan handuk di bawah telapak kaki klien
Posisi Lateral/Side-Lying
Baringkan klien telentang ditengah tempat tidur
Gulingkan klien hingga posisi miring
Letakkan bantal di bawah kepala dan leher klien
Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga
tubuh tidak menopang pada bahu tersebut.
Letakkan bantal di bawah lengan atas
Letakkan baantaal di bawah paha dan kaki atas
sehingga ekstremitas bertumpu secara paralel dengan
permukaan bed
Letakkan baantaal guling dibelakang punggung klien
untuk menstabilkan posisi
89
Lepaskan sarung tangan dan perawat mencuci tangan
6. SIKAP
Sabar dan hati-hati
7. PENDOKUMENTASIAN
Dokumentasikan prosedur dan mencatat hasil tindakan
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
9. Baca Hamdalah
Jumlah yang didapat x 100
=
36
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1 : Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2 : Dilakukan salah (50%)
Nilai 3 : Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4 : Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
90
PROSEDUR MEMINDAHKAN KLIEN
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Mengkaji akan adanya kebutuhan pasien akan
pergerakan di tempat tidur, duduk di tempat tidur,
kebutuhan untuk berjalan, kebutuhan pasien untuk
berpindah dari brankar ke tempat tidur atau sebaliknya
dan berpindah dari tempat tidur ke kursi roda atau
sebaliknya.
2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
mobilisasi
3 PERENCANAAN
B. PERSIAPAN ALAT
Tempat tidur
Brankar
Kursi roda
4 B. PERSIAPAN PASIEN
o Menjelaskan Prosedur baik tujuan, manfaat dan
tindakan yang akan dilakukan
5. IMPLEMENTASI
Mencuci tangan.
Memakai handscoen
Memindahkan posisi pasien di atas tempat tidur
Letakkan kepala pasien dalam posisi datar dengan
tempat tidur (ambil bantal dari tempat tidur)
Atur tinggi tempat tidur, sesuaikan dengan body
alignment perawat (aman dan nyaman)
Tekuk lutut pasien dan njurkan untuk meletakkan
tangan di atas dadanya
91
Letakkan satu tangan perawat di bawah bahu dan
tangan yang lain di bawah paha pasien (atau sisipkan
tangan kiri perawat padapasien dan tangan kanan
pasien berpegangan pada bahu kanan perawat)
Angkat dan tarik pasien sesuai yang diinginkan,
mintalah pasien untuk mendorong kakinya.
Atur posisi pasien, tempatkan bantal-bantal sesuai
yang diperlukan
Membantu pasien duduk di tempat tidur
Letakkan pasien pada posisi miring (sesuai sisi yang
diinginkan)
Naikkan tempat tidur bagian atas (kepala) sampai
pada ketinggian yang dapat di toleransi pasien
Tempatkan diri perawat pada bagian atas (kepala)
tempat tidur
Letakkan satu tangan perawat yang dekat dengan
kepala tempat tidur di bawah bahu pasien, sokong
kepala dan leher pasien, sedangkan tangan yang lain
di bagian pinggul pasien
Gerakkan kaki bawah dan paha pasien (agak diputar)
ke samping tempat tidur sehingga kaki pasien
terjuntai ke lantai
Pada waktu bersamaan, angkat bagian bahu sampai
pasien terduduk
Atur posisi pasien hingga tercapai keseimbangan
Jika bisa, rendahkan tempat tidur hingga kaki pasien
menyentuh lantai.
Memindahkan pasien dari brankar (stretcher) ke
tempat tidur atau sebaliknya
Tempatkan brankar sedemikian rupa sehingga
brankar bagian kepala pasien membentuk sudut 90ᵒ
dengan bagian kaki tempat tidur.
Tiga orang perawat yang akan mengangkat pasien
berdiri berjajar di sebelah kanan pasien, masing-
masing perawat berdiri sesuai tingginya (yang
tertinggi berdiri di bagian kepala dan yang terpendek
berdiri di bagian kaki pasien)
Susupkan lengan perawat ke bawah leher, punggung,
bokong, paha,dan kaki dengan telapak tangan
perawat menghadap ke badan pasien dengan sedikit
menekan untuk menahan agar pasien tidak
terlepas/jatuh.
Masing-masing perawat memajukan sedikit kaki
kirinya.
92
Perawat yang berdiri di bagian kepala memberi aba-
aba dan dengaan serempak mengangkat pasien.
Perawat harus melangkahkan kaki menuju ke tempat
tidur secara teratur dan hati-hati
Letakkan pasien secara perlahan di atas tempat tidur.
Membantu pasien pindah dari tempat tidur ke kursi
roda atau sebaliknya.
Letakkan pasien pada posisi miring (sesuai sisi yang
diinginkan)
Naikkan tempat tidur bagian atas (kepala) sampai
pada ketinggian yang dapat di toleransi pasien
Tempatkan diri perawat pada bagian atas (kepala)
tempat tidur
Letakkan satu tangan perawat yang dekat dengan
kepala tempat tidur di bawah bahu pasien, sokong
kepala dan leher pasien, sedangkan tangan yang lain
di bagian pinggul pasien
Gerakkan kaki bawah dan paha pasien (agak diputar)
ke samping tempat tidur sehingga kaki pasien
terjuntai ke lantai
Pada waktu bersamaan, angkat bagian bahu sampai
pasien terduduk
Atur posisi pasien hingga tercapai keseimbangan
Jika bisa, rendahkan tempat tidur hingga kaki pasien
menyentuh lantai.
Pasang sepatu/sandal
Pastikan posisi kursi roda terkunci. Bantu pasien
agara dapat menggenggam lengan kursi (jika mampu)
Sangga kedua aksila pasien dengan kedua tangan
perawat.
Letakkan kaki perawat agak ke samping di depan
pasien
Ambil ancang-ancang dan pakai gerakan koordinasi
agar perawat hanya membantu pergerakan tubuh
pasien, bukan mengangkat pasien.
Atur posisdi kursi agar nyaman dengan cara
menanyakan pada pasien
Membantu pasien berjalan
Semua bantal dan selimut disingkirkan dari pasien
Dudukkan pasien di pinggir tempat tidur sampai kaki
terjuntai
Lihat kondisi pasien (1-2 menit), periksa nadi,
tanyakan pasien merasa pusing atau tidak
93
Bantu pasien untuk berdiri (kedua tangan perawat
memegang pinggang atau aksila pasien dan kedua
tangan pasien memegaang pundak kiri dan kanan
perawat, lalu turunkan pasien perlahan-lahan dari
tempat tidur)
Lihat dan evaluasi kembali kondisi pasien selama 1-2
menit
Perawat berdiri di sebelah kanan/kiri pasien
Letakkan tangan perawat terdekat di pinggang dan
tangan pasien terdekat pada bahu perawat.
Ajarkan langkah demi langkah yang sesuai
Evaluasi kondisi dan kemampuan pasien
Beri pujian atas keberhasilan pasien dan beri
semangat untuk melakukan secara maksimal
Kaji kembali kemampuan pasien, pernafasan dan
keadaan umumnya
Bantu pasien untuk kembali ke tempat tidur atau ke
kursi
Beri kenyamanan
Membersihkan alat-alat
Mencuci tangan
6 EVALUASI
Mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan, tanyakan
apakah pasien telah merasa nyaman
7. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat hasil kegiatan dan diskusi dengan pasien
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
9. SIKAP
Hati-hati.
Teliti.
Memperhatikan prinsip bersih, aseptic dan antiseptic
94
Jumlah yang didapat x 100
=
36
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
95
PROSEDUR PERAWATAN MELAKUKAN LATIHAN ROM
PASIF/AKTIF
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Tinjau catatan klien untuk memeriksa pengkajian
keperawatan klien pada saat klien masuk, program
dokter, diagnosis medis, pemeriksaan fisik dan
catatan kemajuan dokter guna menentukan batasan
mobilitas sendi
Pertimbangkan kemampuan klien utuk melakukan
latihan aktif, pasif atau aktif-pasif (tingkat
kesadaran, fungsi kognitif dan kemampuan bergerak
secara mandiri)
Kaji latihan Rentang Pergerakan Sendi saat ini
sebagai data dasar
Catat setiap kontraktur
sendi,pembengkakan,kemerahan, nyeri yang dapat
membatasi RPS klien
2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur perawataan melakukan latihan ROM pasif dan
aktif
3 PERENCANAAN
a. PERSIAPAN ALAT
Perkusi Hammer
4. b. PERSIAPAN PASIEN
o Mengidentifikasi pasien
o Menjelaskan prosedur
o Mengkaji kemampuan sendi-sendi pergerakan dan
status
aktivitas
o Mengkaji Statu kesehatan umum,
indikasi/kontraindikasi
96
o Mengukur tanda-tanda vital, nadi dan pernafasan
3. IMPLEMENTASI:
Mencuci tangan
Menjaga privacy klien
Pergerakan kepala dan leher
a. Fleksi, ekstensi, hyperkestensi, Fleksi lateral dan
Rotasi
- Fleksi: Gerakan kepala dari posisi tegak lurus
pada garis tengah ke depan hingga dagu
menyentuh dada
- Ekstensi: tegakkan kepala
- Hyperekstensi: Tekukan kepala sejauh mungkin
- Fleksi lateral: Gerakan kepala secara lateral kea
rah bahu sebelah kanan dan bahu sebelah kiri
- Rotasi: putarkan wajah sejauh mungkin kearah
kanan dan kiri
Bahu
a. Fleksi
Angkat lengan dari posisi di smaping klien ke arah
depan dan atas hingga tangan berada disamping
kepala.
b. Ekstensi
Gerakan lengan dari posisi vertical disamping
kepala ke depan dan ke bawah hingga berada di sisi
klien
c. Abduksi
Gerakan lengan secara lateral dari posisi di samping
klien ke posisi di samping kepala, telapak tangan
membelakangi kepala
d. Adduksi
Gerakan tangan secara lateral dari posisi di samping
kepala kea rah bawah secara lateral dan melewati
bagaian depan tubuh sejauh mungkin
e. Rotasi eksternal
Pada posisi lengan direntangkan ke samping sejajar
dengan bahu, siku dibengkokkan hingga 90˚, jari-
jari menunjuk ke bawah, gerakkan lengan ke atas
sehingga jari-jari menunjuk ke atas dan punggung
tangan menyentuh kasur.
f. Rotasi internal
Pada posisi lengan direntangkan ke samping sejajar
dengan bahu dan siku di bengkokkan hingga
bersudut 90˚, jari-jari menunjuk ke atas, gerakan
lengan ke depan dan ke bawah sehingga telapak
tangan menyentuh kasur
97
Siku
a. Fleksi
Bengkokkan siku dan tangan sehingga telapak
tangan ke atas
b. Ekstensi
Luruskan siku dengan menurunkan lengan
Pergelangan tangan
a. Pronasi:
Balikkan telapak tangan sehingga menghadap ke
bawah
b. Supinasi:
Balikkan telapak tangan sehingga menghadap ke
atas
c. Fleksi
Gerakkan jari-jari menuju ke arah bagian dalam
lengan bawah
d. Ekstensi
Luruskan tangan pada bidang yang sama dengan
lengan
e. Hyperekstensi
Tekuk jari-jari di belakang sejauh mungkin
f. Fleksi radial
Tekuk pergelangan tangan secara lateral kea rah ibu
jari
g. Fleksi ulnar
Tekuk pergelangan tangan secara lateral kearah jari
kelingking
Jari dan ibu jari tangan
a. Rotasi
Gerakan tangan secara melingkar seluas mungkin
pertama ke satu arah kemudian kea rah lain
b. Abduksi
Regangkan jari-jari tangan
c. Adduksi
Rapatkan jari-jari tangan
d. Fleksi
Jari tangan buat gerakan mengepal
e. Ekstensi
Luruskan jari
f. Oposisi
Sentuhkan ibu jari ke tiap ujung jari yang lain pada
tangan yang sama.
98
Pangkal paha
a. Fleksi
Angkat tungkai dan bengkokkan lutut kemudian
gerakkan lutut ke atas kearah dada sejauh mungkin
b. Ekstensi
Gerakan tungkai ke bawah, luruskan lutut dan
rendahkan tungkai hingga ke tempat tidur
c. Rotasi internal
Putar tungkai dan kaki ke arah dalam
d. Rotasi Eksternal
Putar tungkai dan kaki kearah dalam
e. Abduksi
Gerakan tungkai ke samping menjauh dari klien
f. Adduksi
Gerakan tungkai kembali ke posisi semula hingga
melewati bagian depan tungkai yang lain
Lutut
a. Fleksi
Tekuk tungkai, ayunkan tumit ke arah belakang
paha
b. Ekstensi
Luruskan tungkai dan kembalikan kaki ke tempat
tidur
Pergelangan kaki
a. Plantar Fleksi
Lengkukngkan tumit dan sandarkan telapak kaki
pada tangan bagian bawah perawat
b. Dorso fleksi
Menekankan bantalan kaki dengan tangan bagian
bawah perawat
c. Inversi
Gerakkan telapak kaki kearah medial dan ke dalam
dengan ibu jari kanan dan kiri bertemu
d. Eversi
Gerakan telapak kaki kearah lateral dengan ibu jari
menjauh
e. Rotasi
Putarkan pergelangan kaki satu putaran seluas
mungkin ke satu arah kemudian kea rah lain
f. Fleksi
Gerakkan kaki hingga jari kaki menghadap ke atas
g. Ekstensi
Gerakkan kaki hingga jari kaki menunjuk ke bawah
99
Jari Kaki
a. Fleksi jari kaki
Tekuk jari kaki ke arah bawah
b. Ekstensi jari kaki
Tekuk jari kaki ke arah atas
c. Abduksi
Regangkan jari kaki
d. Adduksi
Rapatkan jari kaki
4 EVALUASI
Hubungkan antara RPS saat ini dengan RPS awal:
apakah ada pola peningkatan, tentukan denyut nadi dan
daya tahan klien ketika melakukan latihan, apakah
klien mengalami kemajuan dari latihan pasif ke latihan
aktif? Jika da kemajuan , minta klien untuk
mendemonstrasikan latihan aktif
Laporkan perubahan yang terlihat atau tidak
diharapkan: klien menolak melakukan latihan,
nyeri,kemerahan,pembengkakan pada sendi, rigiditas,
kontraktur)
5. SIKAP
Teliti
Sistematik
Memperhatikan kondisi pasien
6. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
7. DOKUMENTASI
Mencatat hasil tindakan
Jumlah yang didapat x 100
=
28
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
100
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: ELIMINASI
PROSEDUR PEMASANGAN KATETER MENETAP
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1. PENGKAJIAN
Kaji status klien
a. Kapan waktu terakhir klien berkemih yang
mengindikasikan kandung kemih penuh
b. Tingkat kesadaran sebagai dasar menilai tingkat
kemampuan klien untuk kooperatif terhadap
tindakan
c. Kemampuan mobilisasi dan fisik klien sebagai
dasar apakah perawat memerlukan bantuan
perawat lain
d. Jenis kelamin dan usia klien untuk menentukan
ukuran kateter
e. Distensi kandung kemih karena umumnya
mengakibatkan rasa nyeri
f. Keadaan patofisiologis lain yang memungkinkan
perawat mengalami kesulitan pada saat
memasukkan kateter.
g. Alergi terhadap jenis karet kateter, cairan
antiseptic yang digunakan dan jelly.
Kaji ulang catatan kolaborasi dokter tentang tujuan
pemasangan kateter seperti persiapan pembedahan,
irigasi kandung kemih, pemeriksaan specimen urin
atau pengukuran urin sisa
Kaji tingkat pengetahuan klien terhadap tujuan
pemasangan kateter
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur pemasangan kateter menetap
101
3 PERENCANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
Bak steril yang berisi:
Kateter steril
Urine bag dan gantungannya
1 pasang sarung tangan steril
Spuit steril ukuran 10 cc atau 20 cc
Cairan steril (aqua destilata) untuk mengisi balon
Mangkuk kecil yang berisi kapas sublimat
Cairan desinfektan (savlon, bethadine)
Perlak pengalas
Bengkok bersih
Selimut ekstra
Plester dan gunting
Korentang dalam tempatnya
Sampiran
4. B. PERSIAPAN LINGKUNGAN
Jaga privasi klien
5. C. PERSIAPAN KLIEN
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
6. IMPLEMENTASI
Cuci tangan
Pasang sarung tangan bersih
Melepaskan pakaian bawah klien dan pasang selimut
klien
Membungkus kaki klien dengan sudut selimut dan
bagian tengah menutupi daerah pubic (jika selimut
lebar) atau mebuka selimut sampai di atas pubic
Memasang perlak (pengalas) pada bagian bawah
tempat tidur.
Bantu klien untuk posisi: dorsal recumbent (wanita)
atau supine (pria)
Membuka set steril
Mengeluarkan kateter dan spuit dari bungkusnya
kemudian diletakkan dalam area steril
Menuang cairan desinfektan pada kom kecil
Menuang jelly pada kassa steril
Memakai sarung tangan steril (tangan
dominan/kanan saja)
Isi spuit dengan aquadestilata (cairan steril). Spuit di
tangan dominan yang sudah terpasang sarung tangan
102
steril, sedangkan aquadestilata di tangan non
dominat. Letakkan spuit kembali di area steril.
Memakai sarung tanagn steril untuk tangan non-
dominan/kiri
Memasang duk bolong steril pada daerah genital
Memberi ujung kateter dengan jelly
Meletakkan bengkok steril diantara 2 tungkai pasien
Mengambil kassa steril dengan pinset steril, lalu
kassa di basahi larutan desinfektan.
Buka daerah meatus:
a. Wanita
Buka labia mayora dengan jari telunjuk dan ibu
jari tangan kiri perawat (tangan kiri dapat di-on
kana tau dilapisi dengan kassa steril jika masih
mau di pertahankan kesterilannya) dan bersihkan
dengan tangan kanan yang masih steril dari atas
ke bawah 1x usap
b. Pria
Pegang penis dngan sudut 90˚. Pegang daerah di
bawah gland penis dengan ibu jari dan telunjuk,
preputium ditarik ke bawah. Bersihkan dengan
arah melintang dari meatus kea rah luar.
Masukkan kateter melalui uretra kandung ke
kandung kemih sampai keluar urin dari ujung kateter
yang diletakkan dalam bengkok steril.
Wanita: 5-7 cm s.d urin keluar
Pria : 18-20 cm s.d urin keluar
Isi balon dengan aquadestilata (cairan steril)
Menarik sedikit kateter untuk mengecek balon sudah
berfungsi
Melepaskan duk bolong
Ambil pengalas dari bokong klien
Membuka urine bag dan sambung dengan kateter
Gantung urin bag dengan posisi lebih rendah dari
vesika urinaria
Memfiksasi kateter dengan plester. Laki-laki di
daerah abdomen dan wanita di samping paha
Merapihkan alat dan klien
Membuka sarung tangan
Cuci tangan
7 EVALUASI
Evaluasi kandung kemih dengan cara palpasi
kandung kemih dan Tanya klien apakah klien merasa
lebih nyaman
Evaluasi kateter urin (jumlah, warna) yang
103
tertampung dalam kateter urin
Evaluasi adanya sumbatan di selang kateter atau
penghubung antara selang kateter dengan selang
kantung urine.
8. SIKAP
Melakukan tindakan dengan sistematis
Komunikasi dengan klien
Percaya diri
9. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
10 DOKUMENTASI
Mencatat hasil tindakan: respon klien setelah
dilakukan pemasangan, jumlah urin, konsistensi,
warna
Jumlah yang didapat x 100
=
40
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
104
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA: CAIRAN DAN NUTRISI
PROSES KEPERAWATAN : PROSEDUR PEMASANGAN DAN
PEMBERIAN MAKANAN VIA NASOGASTRIC TUBE (NGT)
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N ASPEK YANG DINILAI 4 3 2 1
o
1 PENGKAJIAN
Kaji kebutuhan klien terhadap pemasangan NGT,
kemampuan menelan, adanya tindakan bedah
bagian leher dan kepala, penurunan kesadaran,
adanya trauma kepala dan wajah
Kaji kepatenan lubang hidung dengan cara mnutup
salah satu lubang hidung dan hidung lainnya dipakai
untuk bernafas. Lalu dicoba lubang hidung lainnya.
Kaji riwayat kesehatan klien: adanya septum
deviasi, perdarahan hidung, terapi antikoagulan,
riwayat tindakan bedah
Kaji kemampuan reflek muntah dengan cara
menempatkan ujung spatel di mulut klien dan
kemudian menyentuh ujung uvula
Kaji kesadaran klien
Kaji adanya bunyi peristaltic usus. Jika bunyi usus
menurun atau bahkan tidak ada sama sekali, maka
akan meningkatkan resiko aspirasi dan distensi
abdomen jika dilakukan pemasangan NGT
Identifikasi adanya malnutrisi
Kaji adanya alergi makanan tertentu
Auskultasi bising usus sebeum memasukkan
makanan via NGT
Review catatan medis dokter berkaitan dengan
macam diit dan frekuensi pemberian
2. Diagnosa keperawatan
Merumuskan diagnosa keperawatan NANDA
Berdasarkan data yang didapat dari hasil pengkajian
pada klien yang terkait di indikasikan untuk
pemasangan dan pemberian makanan via NGT
105
3. PERENCANAAN
PERSIAPAN ALAT
Selang NGT
Spuit NGT 60 cc
Plester hipoalergik. Potong ± 10 cm
Strip indicator PH
1 gelas air dan sedotannya
Stetoskop
Handuk kecil
Bengkok
Tissu
Sarung tangan bersih
Pen light
Spatel
Klem arteri
Makanan cair sesuai kebutuhan klien
Spuit besar ukuran 20-50 cc
Air dengan suhu ruang
PERSIAPAN LINGKUNGAN
Jaga Privasi klien
PERSIAPAN KLIEN
Jelaskan tujuan dan prosedur yang akan
dilakukan
Beri klien posisi fowler tinggi atau tinggikan
kepala tempat tidur 30 derajat
4 IMPLEMENTASI
Cuci tangan
Gunakan sarung tangan bersih
Periksa lubang hidung yang akan dimasukkan
selang. Periksa adanya obstruksi atau iritasi
Letakkan handuk kecil di dada klien dan
letakkan tissue dalam jangkauan klien
Letakkan bengkok disisi klien
Buka plastic pembungkus selang NGT
Ukur panjang selang NGT yang akan
dimasukkan dan beri tanda. Ukur dari puncak
hidung-------lobus telinga----proseccus
xiphoideus dari sternum
Pasang klem arteri di ujung selang NGT
Berikan jelly di selang NGT
Masukkan selang NGT sampai dengan batas
Fleksikan kepala klien kearah dada (setelah
selang sudah melewati nasofaring)
106
Minta klien untuk menelan untuk membantu
pemasukan selang. Jika klien tersedak atau
sianosis, hentikan tindakan dan tarik selang
Fiksasi selang NGT sementara waktu (jika
pemasangan NGT dilakukan tanpa asistensi).
Jika dengan asistensi, maka tidak perlu
dilakukan
Periksa ketepatan letak selang NGT yang sudah
dimasukkan dengan cara:
a. Buka klem dan masukkan selang ke dalam
gelas yang berisi air.Posisi tepat jika tak ada
gelembung air
b. Buka klem dan cek cairan lambung dengan
mnggunakan strip indicator PH dengan cara
mengaspirasi cairan lambung. Posisi tepat
jika PH<6
c. Buka klem dan cek dengan menggunakan
stetoskop. Masukkan 30 cc udara dan
masukkan ke dalam lambung. Posisi tepat
jika terdengar suara udara yang dimasukkan
(seperti gelembung udara yang pecah)
Fiksasi selang dengan plester anti alergi
Klem selang NGT selama pengisian makanan
cair ke dalam spuit
Masukkan makanan cair ke dalam spuit besar
Buka klem
Alirkan makanan cair dengan perlahan. Atur
kecepatan dengan cara meninggikan spuit. Jika
klien merasa tidak nyaman dengan lambungnya,
klem slang NGT beberapa menit
Jika makanan cair akan habis, isi kembali
(jangan biarkan udara masuk ke dalam lambung)
Bilas makanan yang masuk dengan air sampai
selang menjadi bersih
Rapikan alat dan klien
Lepaskan sarung tangan
Cuci tangan
5. EVALUASI
Kaji kenyamanan dan respon klien terhadap
tindakan
Evaluasi adanya respon klien pada saat selang
NGT dimasukkan:
a. Adanya reflek Gag yang persisten
mengindikasikan adanya iritasi yang
107
berkepanjangan
b. Batuk yang terus menerus mengindikasikan
selang masuk ke dalam saluran pernafasan
c. Adanya abdomen yang supel dan bising usus
mengindikasikan adanya peristatltik.
Evaluasi adanya residu di dalam lambung klien
untuk mengevaluasi toleransi klien terhadap
pemberian makanan via NGT
Evaluasi glukosa darah perifer untuk
mengevaluasi toleransi klien terhadap glukosa
(K/P)
Evaluasi intake dan out put klien tiap Shift
Ealuasi BB klien
Evaluasi hasil laboratorium yg berhubungan
dengan nutrisi seperti darah lengkap, dan
elektrolit
Evaluasi tingkat kenyamanan klien
Lakukan pemeriksaan X-ray (jika diperlukan)
untuk mengklarifikasi ujung selang NGT. Lalu
bandingkan PH lambung dengan Hasil X-ray
6. DOKUMENTASI
Mendokumentasikan melalui lembar
dokumentasi yang tersedia tentang: cara yang
digunakan untuk memastikan selang telah berada
ditempat yang benar, respon klien (mis:
ketidaknyamanan dan distensi abdomen)
7. SIKAP
Melakukan tindakan dengan sistematis
Komunikatif dengan klien
Percaya diri
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah
tindakan
Jumlah yang didapat x 100 =
32
108
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
109
PROSES KEPERAWATAN : PROSEDUR PEMERIKSAAN GDS
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Mengkaji program/instruksi medik tentang rencana
pemeriksaan gula darah.
Mengkaji adanya tanda-tanda hipoglikemia /
hiperglikemia.
Mengkaji pengetahuan klien prosedur dan tujuan
pemeriksaan gula darah sewaktu.
Mengkaji obat-obat yang digunakan waktu makan dan
makanan yang telah dimakan klien.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur pmeriksaan GDS
3. PERENCANAAN
Formulir pemeriksaan gula darah (tandai pada
pemeriksaan GDS).
Bila menggunakan darah vena : Tabung kimia, spuit 2
cc, kapas alkohol, plester, tourniquet, nierbeken /
bengkok, handscoen bersih, dan perlak/pengalas.
Bila menggunakan darah perifer : Glukometer, jarum
(blood lancet), kapas alkohol, handscoen bersih,
nierbeken, dan plester.
Persiapan Klien :
o Menjelaskan pada klien dan keluarga tentang tujuan
dan prosedur pemeriksaan gula darah yang akan
dilakukan.
4. IMPLEMENTASI:
Mencuci tangan.
Memakai handscoen bersih.
Bila menggunakan darah vena :
o Memilih vena yang menjadi daerah punksi.
o Memasang perlak/pengalas diabawah vena yang
menjadi area punksi.
o Melakukan pembendungan vena dengan
menggunakan trorniquet.
o Mendesinfeksi area suntukan dengan menggunakan
kapas alkohol.
110
Mengambil darah vena sebanyak 2 cc lalu bersama
formulir pemeriksaan kirim specimen ke laboratorium.
Bila menggunakan darah perifer :
o Membawa alat ke dekat klien.
o Memilih jari untuk pengambilan darah.
o Mendesinfeksi area sunt8kan dengan kapas alcohol.
o Menyuntik jari menggunakan blood lancet lalu
teteskan darah secukupnya pada stick glukometer.
o Baca dan catat hasil.
o Menutup luka suntikan dengan menggunakan kapas
dan plester.
o Membereskan alat dan merapikan klien.
o Melepaskan sarung tangan.
o Mencuci tangan.
5. EVALUASI
Mengevaluasi respon serta toleransi klien sebelum,
selama, dan sesudah prosedur.
Mengevaluasi hasil pemeriksaan dan laporkan bila hasil
pemeriksaan abnormal.
6. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat respon serta toleransi klien sebelum,
selama, dan sesudah prosedur.
Mencatat tanggal, waktu, dan hasil pemeriksaan.
7. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum, selama dan sesudah tindakan
8. SIKAP
Sistematis.
Hati-hati.
Berkomunikasi.
Mandiri.
Teliti.
Tanggap terhadap respon klien.
Rapi.
Menjaga privacy.
Sopan..
Jumlah yang didapat x 100
=
32
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
111
PROSEDUR PERAWATAN LUKA BAKAR
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
No Prosedur
4 3 2 1
1 Persiapan Alat
Bak instrumen yang berisi:
a. Pinset anatomis
b. Pinset chirurgis
c. Gunting debridemand
d. Kassa steril
Kom : 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
a. Spuit 5 cc atau 10 cc
b. Sarung tangan
c. Gunting plester
d. Plester atau perekat
e. Desinfektan
f. Nacl 0,9 %
g. Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektan
h. Verband
i. Obat luka sesuai kebutuhan
2 PERSIAPAN
Luka dibuka balutannya
Posisikan pasien senyaman mungkin
Melakukan verivikasi program pengobatan
Mencuci tangan
Menempatkan peralatan didekat pasien dengan benar
Jaga privacy pasien
3 PROSEDUR
1. Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada
keluarga/klien
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
4. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
5. Membuka peralatan
6. Memakai sarung tangan
7. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan
NaCl 0,9 %
112
8. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9 %
9. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik (bila
ada bula jangan dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril
setelah hari ke 3)
10. Membersihkan lukan dengan NaCl 0,9 %
11. Mengeringkan luka dengan menggunakan kassa steril
12. Memberikan obat topikal sesuai order pada luka
13. Menutup luka dengan kasa steril, kemudian dipasang verband
dan diplester
a. Tutup luka dengan kasa steril yang dibasahi NaCl (pada
luka bakar derajat satu)
b. Pada luka bakar derajat dua (lakukan pencucian luka
dengan balutan NaCl dan cairan antiseptik. Lakukan
debridemant untuk mengangkat jaringan yang mati. Dan
berikan antibiotik topikal setelah luka bersih. Tutup/balut
luka dengan menggunakan kasa kering dan steril, bagian
tubuh seperti jari-jari, lipat paha, dan ketiak harus
dipisahkan (kulit yang luka tidak boleh saling menempel)
c. Pada luka bakar derajat III, jika perlu dilakukan penjahitan
luka.
14. Memasang verband dan plester
4 TAHAP EVALUASI
Menevaluasi hasil tindakan
Berpamitan dengan pasien
Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
Mencuci tangan
Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
5 PENDOKUMENTASIAN
Tanyakan dan catat respon pasien
Catat kegiatan dan waktu
Nama perawat yang melakukan kegiatan
Paraf
6 KOMUNIKASI
Menjelaskan prosedeur dan kondisi luka sebelum dan sesudah
perawatan
Berkomunikasi selama melakukan perawatan luka secara efektif
dan terapeutik
7 SIKAP
Teliti
Cermat
113
Jumlah yang didapat x 100
=
28
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
114
PROSEDUR PERAWATAN WSD
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Mengkaji kembali program/instruksi medik
Mengkaji status respirasi klien (suara nafas pada kedua
lapang paru, pola napas, dan saturasi oksigen)
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan Berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur perawatan WSD.
3. PERENCANAAN
A. Persiapan Alat
Handscoen bersih dan steril
Bak instrumen berisi:
- Kapas dan kasa steril
- Set angkat jahitan (kalau perlu)
- Klem/Kocher 2 buah
- Pinset anatomis 2 buah
- Pinset cirurgis 1 buah
- Slang WSD 1 buah
Betadine
Alkohol 70 %
Perlak/ alas
Neirbeken.bengkok
Kantong/tempat balutan kotor
Sampiran
Plester dan gunting
Botol WSD yang baru kalau perlu
Persiapan Klien:
Menjelaskan prosedur dan tujuan perawatan WSD
4. IMPLEMENTASI:
Mencuci tangan.
Memakai handscoen bersih
Membuka pakain bagian atas klien
Mengatur posisi klien:
- Memberi posisi semi fowler / duduk
- Menyokong dinding dada dekat pemasangan selang
115
WSD
- Menganjurkan klien untuk nafas dalam dan batuk
efektif
Mengobservasi luka punksi dan kulit sekitarnya:
Membuka dan melepaskan balutan dengan
sangat hati-hati, masukkan ke dalam kantong
yang tersedia
Mengamati kondisi luka; apakah ada tanda-tanda
infeksi
Melakukan palpasi sekitar luka dan selang,
adanya bengkak dan krepitasi
Membuka set angkat jahitan, memakai sarung
tangan steril dan melakukan perawatan luka
secara steril.
Memonitor Kepatenan Sistem Drainase:
116
untuk setiap shift.
- Menganjurkan klien untuk batuk dan nafas dalam
secara periodik.
- Menganjurkan kepada klien untuk memberitahukan
segera bila ada kesulitan bernafas
- Mengkolaborasikan bila kondisi klien memburuk
(sianosis, pernafasan sesak dan cepat, empisema
subcutan, nyeri dan perdarahan hebat).
Catatan:
Sistem 1 botol:
Botol berfungsi sebagi water seal
Pipa dalam botol terendam 2 cm di bawah
permukaan air.
Sistem 2 botol :
Botol 1 sebagi penampung cairan drain
Botol 2 sebagi water seal, dengan pipa terendam 2
cm di bawah permukaan air
Sistem 2 botol dengan suction control:
Botol 1 berfungsi sebagai water seal
Botol 2 sebagai suction control pipa udara terendam
2 cm di bawah permukaan air.
Sistem 3 botol:
Botol 1 sebagi penampung, botol 2 sebagai water
seal, dan botol 3 dihubungkan dengan suction
control
Untuk air dalam botol sama dengan di atas
Disposible water seal system sama dengan sistem 3
botol
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
Tanggal Jam Dx Implementasi Paraf dan nama
keperawatan
(D, A, R)
118
PROSEDUR STOMA CARE/UROSTOMI
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Kaji tipe otomi dan tempatnya di abdomen
Kaji tipe dan ukuran alat yang baru digunkan dan
substansi barier khusus yang ditempelkan ke kulit,
sesuai rencana asuhan keperawatan
Adanya alergi terhadap plester
Kaji warna stoma, ukuran, dan bentuk stoma,
perdarahan stoma, status kulis peristoma, julah dan tipe
feses
Kaji keluhan rasa terbakar di bawah plat pelindung
dapat mengindikasikan adanya kerusakan kulit
Kaji adanya ketidaknyaman abdomen atau distensi
Kaji engetahuan keluarga dan klien tentang ostomi dan
perawatan diri
Kaji status emosional klien dan strategi koping yang
digunkan terhadap stoma.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan berdasarkan NANDA, yang terkait dengan
prosedur stoma care
3 PERENCANAAN
A. PERSIAPAN ALAT
Ostomi bag
Kantong plastik
Air hangat untuk membersihkan stoma
Handuk kecil/lap kering (dapat menggunakan kasa
lembut)
Sabun yang tidak iritatif
Cairan hangat bersih dan fisiologis
Selang ostomi
Pengalas
Waskom atau kantong untuk kotoran (sesuai kondisi
dan kebutuhan)
Lubrikan untuk membersihkan sisa-sisa kotoran atau
119
materi yang lengket
Sarung tangan bersih
4. PERSIAPAN PASIEN
Identifikasi stoma
Pengkajian insisi bila luka akut (bedah)
Kaji kebutuhan atau kelengkapan alat
Identifikasi rencana perawatan dan atau pengobatan
Menjelaskan prosedur
Mengatur posisi pasien
Mencuci tangan
4. IMPLEMENTASI:
Mendekatkan alat-alat untuk memudahkan kerja
Mengenakan sarung tangan bersih
Meletakkan pengalas
Melepaskan kantong stoma
Bila lengket karena balutan atau stoma bag, bersihkan
dengan minyak lubrikan
Membersihkan stoma dengan kassa lembut dan air
hangat. Membersihkan stoma dari arah luar ke dalam
secara sirkuler. Bila urostomi, membersihkan sekitar
stoma dari arah dalam ke luar secara sirkuler.
Keringkan sekitar stoma dengan kasa kering
Bila saat mengeringkan sekitar urostomi dan keluar
urin, buat tampon untuk memblok urin karena
dikhawatirkan basah pada saat merekatkan stoma bag
ke kulit.
Ukur stoma dengan alat ukur (PxL+T)
Menempatkan stoma bag secara tepat
Membereskan alat
5. EVALUASI
Evaluasi respon klien terhadap prosedur
Evaluasi adanya peningkatan ukuran stoma
Evaluasi adanya perubahan warna yang
mengindikasikan adanya gangguan sirkulasi
6. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat ukuran stoma
Mencatat kelluaran stoma
Mencatat hasil tindakan perawatan luka yang
mencakup data subjektif, objektif, analisa dan planning
Mencatat perubahan warna stoma, tampilan kulit
peristoma dan jumlah serta tipe drainase
Mencatat pengalaman klien dengan stoma serta
keterampilam yang telah dipelajari klien dalam
perawatan stoma.
120
7. KOMUNIKASI
Menjelaskan prosedur dan kondisi luka sebelum dan
sesudah perawatan
Berkomunikasi selama melakukan perawatan luka
secara efektif dan terapeutik
8. SIKAP
Teliti
Cermat
Jumlah yang didapat x 100
=
36
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
Tanggal Jam Dx Implementasi Paraf dan nama
keperawatan
(D, A, R)
121
PROSEDUR MONITORING CVP (CENTRAL VENOUS PRESSURE)
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
kaji keluhan nyeri, sesak napas, rasa tidak nyaman
kaji frekuensi napas dan suara napas
Kaji tanda kemerahan / pus pada lokasi punksi
Kaji adanya gumpalan darah / gelembung udara pada
kateter
Kaji kesesuaian posisi jalur infus set
Kaji tanda-tanda vital dan perfusi
Kaji tekanan CVP
Kaji intake dan out put
Kaji ECG monitor
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah / diagnosa keperawatan
berdasarkan NANDA yang terkait dengan prosedur EKG
3. PERENCANAAN
1. Persiapan Alat
A. Dengan Manometer
Skala pengukur (manometer)
Selang penghubung (manometer line)
Standar infus
Three way stopcock
Pipa U
Set infus
B. Dengan Transuder
Monitor
Tranduser
Alat flush
Kantong tekanan
Cairan NaCl 0,9 % (1 Kolf)
Heparin
Manometer line
Spuit 1 cc
Three way stopcock
122
Penyanggah transduser / satndar infus
Pipa U
Infus set
2. Persiapan Klien
Memberikan penjelas, tujuan pemantauan
Mengatur posisi sesuai dengan daerah pemasangan
4. IMPLEMENTASI:
Cara Merangkai
A. Manometer
Menghubungkan set infus dengan cairan NaCl 0,9 %
Mengeluarkan udara dari selang infus
Menghubungkan skala pengukuran dengan three way
stopcock
Menghubungkan three way stopcock dengan selang
infus
Menghubungkan manometer line dengan dengan three
way stopcock
Mengeluarkan udara dari manometer line
Mengisi cairan ke skala pengukur sampai 25 cmH20
Menghubungkan manometer line dengan kateter yang
sudah terpasang
B. Transuder
Mengambil heparin sebanyak 500 unit kemudia
memasukkannya ke dalam cairan infus
Menghubungkan cairan tersebut dengan infus
Mengeluarkan udara dari selang infus
Memasang cairan infus pada kantong tekanan
Menghubungkan tranduser dengan alat infus
Memasang three way stopcock dengan alat flush
Menghubungkan bagian distal selanag infus dengan
alat flush
Menghubungkan manometer dengan three way
stopcock
Mengeluarkan udara dari seluruh sistem alat
pemantauan (untuk memudahkan beri sedikit tekanan
pada kantong tekanan)
Memompa kantong tekanan sampai 300 mmHg
Menghubungkan kabel transduser dengan monitor
Menghubungkan monometer dengan kateter yang
sudah terpasang
Melakukan kalibrasi alat sebelum pengukuran
123
5. CARA PENGUKURAN
A. MANOMETER
Memberikan penjelasan kepada pasien
Mengatur posisi pasien
Lavelling adalah mensejajarkan letak jantung (atrium
kanan) dengan skala pengukur atau transduser
Letak jantung dapat ditentukan dengan cara membuat
garis pertemuan antara sela iga ke empat (ICS IV)
dengan garis pertengahan aksila
Menentukan nilai CVP dengan memperhatikan
undulasi pada manometer dan nilai dibaca pada akhir
ekspirasi
Membereskan alat-alat
Memberitahu pasien bahwa tindakan telah selesai
B. Transuder
Lavelling
Menutup threeway ke arah pasien dan membuka
threeway ke arah udara
Mengeluarkan cairan ke udara
Menekan tombol kalibrasi sampai pada monitor
terlihat angka nol
Membuka threeway ke arah klien dengan menutup ke
arah udara
Memastikan gelombang dan nilai tekanan terbaca
dengan baik
6. EVALUASI
Mengkorelasikan nilai yang terlihat pada monitor
dengan keadaan klinis klien
Mencatat nilai tekanan dan kecendrungan perubahan
hemodinamik
Memantau perubahan hemodinamik setelah pemberian
obat-obatan
7. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat hasil tindakan perawatan: nilai tekanan dan
kecendrungan perubahan hemodinamik, respon klien
terhadap tindakan
8. KOMUNIKASI
Menjelaskan prosedur sebelum dan sesudah
monitooring CVP
Berkomunikasi selama melakukan monitoring CVP
secara efektif dan terapeutik
Jumlah yang didapat x 100
=
20
124
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
Tanggal Jam Dx Implementasi Paraf dan nama
keperawatan
(D, A, R)
125
PROSEDUR ENGAMBILAN DARAH AGD
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Mengkaji program instruksi medik
Mengkaji tingkat pengetahuan klien tentang prosedur
pemeriksaan
Mengkaji keadaan thoraks dan fungsi paru
Menggkaji kriteri tempat pengambilan sampel:
Terjaminnya aliran darah (collateral blood flow)
Pembuluh darah yang mudah diambil
Jaringan sekitar arteri
Arteri-arteri disekitar jaringan yang relatif tidak
sensitif nyeri
Arteri-arteri yang secara tidak langsung berbatasan
dengan vena
Letak-letak pengambilan sampel: arteri femoral, arteri
brakial
Mengkaji sirkulasi kolateral untuk arteri radial dengan
melakukan Alllen test :
Anjurkan klien untuk mengepal yang kuat
Lakukan penekanan langsung pada kedua arteri radil
dan ulnaris
Anjurkan klien membuka kepalan tangannya
Lepaskan tangan di atas arteri ulanris dan observasi
warna jari, jempol dan tangan
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah / diagnosa keperawatan
berdasarkan NANDA
3. INTERVENSI
1. Persiapan Alat
Spuit 2 ml, jarum No. 23 atau No. 25 dan penutup
jarum khusu gabus.
Kapas alkohol
Kasa steril
Nierbeken/bengkok
Plester/gunting
Heparin
Wadah yang beriis es
126
Handscoen bersih dan formulir laboratorium
Persiapan Klien
Menjelaskan langkah-langkah dan tujuan prossedur
Mencukur dareah punksi (bila perlu)
Mengobservasi TTV
Menjaga kebutuhan privacy
4. IMPLEMENTASI:
Mencuci tangan
Memakai handscoen
Mengaspirasi aspirin ke dalam spuit sampai
membasahi seluruh spuit, lalu dengan posisi tegak
lurus semprotkan / buang seluruh heparin
Meraba arteri radialis, brakhialis, atau femoralis yang
menjadi area penyuntikan
Melakukan Allent test
127
berwarna merah terang.
Setelah darah terhisap kira-kira 2 ml, tarik spuit dan
tekan bekas tusukan arteri 5 -1 0 menit. Bila klien
mendapat heparin, tekan selam 15 menit, lalu tekan
dengan balutan tekan.
Masukkan jarum spuit pada gabus atau karet
Meletakkan spuit pada wadah berisi es atau segera
kirimkan ke laboratorium bersama formulir
pemeriksaan
Merapihkan klien dan memberekan alat-alat
Melepaskan handscoen dan mencuci tangan
5. EVALUASI
Mengevaluasi respon serta toleransi klien sebelum,
selama, dan setelah prosedur
Mengobservasi set ventilator atau terapi oksigen yang
sedang diberikan saat darah arteri diambil
Mengobservasi nadi (sebelah distal tempat
pengambilan darah, mengobservasi tempat
penyuntikan dan mengkaji apakah tangan teraba
dingin, ada tidaknya keluhan kebas, tidak berasa, atau
perubahan warna.
6. DOKUMENTASI
Mencata waktu, dan tanggal pelaksaksanaan prosedur
Mencatat respon serta toleransi klien sebelum, selama,
dan setelah prosedur
Mencatat set ventilator atau terapi oksigen yang
sedang diberikan saat darah arteri diambil
Mencatat pemeriksaan nadi sebelah distal tempat
pengambilan darah, mengobservasi tempat
penyuntikan dan mengkaji apakah tangan teraba
dingin, ada tidaknya keluhan kebas, tidak berasa, atau
perubahan warna.
7. SIKAP
Sistematis
Hati-hati
Mandiri dan teliti
Tanggap terhadap respon pasien
Rapi dan sopan
Menjaga privacy
8. KOMUNIKASI
Menjelaskan prosedur sebelum dan sesudah tindakan
128
Jumlah yang didapat x 100
=
32
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
Tanggal Jam Dx Implementasi Paraf dan nama
keperawatan
(D, A, R)
129
PROSEDUR NEBULIZER
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PENGKAJIAN
Observasi tanda dan gejala yang berhubungan dengan
hipoksi, ansietas, penurunan konsentrasi, penurunan
kesadaran, adanya kelemahan, perubahan kebiasaan,
peningkatan nadi dan pernapasan, disritmia, sianosis,
dyspnea, dan penggunaan otot bantu napas.
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Mengidentifikasi masalah / diagnosa keperawatan
berdasarkan NANDA terkait dengan prosedur terapi
oksigen melalui nebulizer.
3. PERENCANAAN
Persiapan Alat
Nebulizer atau sumber oksigen
Selang penghubung ke nebulizer
Masker sungkup nebulizer
Spuit 5 cc dalam bak spuit
Cairan NaCl 0,9 %
Obat-obat nebulizer
Sarung tangan bersih
Bengkok
Persiapan Lingkungan
Jaga privacy klien
Persipan Klien
Jelaskan tujuan & prosedur yang akan dilakukan
Beri klien posisi fowler di tempat duduk / duduk di kursi
4. IMPLEMENTASI
Cuci tangan
Pakai sarung tangan bersih
Latih klien teknik nafas dalam dengan benar
Sambungkan nebulizer pada selangnya
Sambungkan nebulizer pada masker sungkup
Masukkan obat ke dalam tabung nebulizer
Tambahkan larutan NaCl 0.9 % dalam nebulizer sesuai
kebutuhan
130
Sambungkan selang nebulizer pada sumber oksigen atau
mesin nebulizer
Atur aliran pelan-pelan atau atau hidupkan mesin
nebulizer
Berikan klien masker sungkup
Anjurkan klien menghirup obat dalam nebulizer
Observasi keadaan klien selaam terapi
Beritahu klien jika tindakan telah selesai & evaluasi
hasilnya
Rapihkan alat dan pasien
Lepaskan sarung tangan
Cuci tangan
5. EVALUASI
Evaluasi perubahan pada dada (pengembangan paru,
tidak adanya suara ronchi)
Evaluasi kemampuan klien mengeluarkan sekret
6. DOKUMENTASI
Mencatat hasil tindakan : frekuensi napas, jenis obat, dosis
obat, respon klien, bunyi napas, jumlah sekret yang dapat
dikeluarkan dan kemudahan dalam mengeluarkannya.
7. SIKAP
Sistematis
Komunikatif dengan klien
Percaya diri
8. KOMUNIKASI
Komunikasi sebelum dan sesudah tindakan
Jumlah yang didapat x 100
=
24
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
131
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
Tanggal Jam Dx Implementasi Paraf dan nama
keperawatan
(D, A, R)
132
PROSEDUR PERAWATAN BAYI DENGAN MASALAH KEJANG
Nama :
Nim :
Tanggal :
Perceptor :
N Prosedur
o 4 3 2 1
1 PERSIAPAN ALAT
Pembuka mulut
Spatel lidah/gudel
Penghisap lendir siap pakai
Perangkat untuk melakukan kompres
Termometer dan tensi meter
Senter
Persiapan alat suntik dan gliserin
Obat anti kejang (suntik/melalui anus)
Mangkok kecil, tissue, vaselin
Pinset
Pakaian bersih dan alat tenun lainnya
Kapas cebok
Bengkok
Kain kassa
2. PROSEDUR TINDAKAN
Baringkan bayi pada posisi horizontal, kepala
dimiringkan dan ekstensi
Pasang spatel lidah, yang telah dibungkus asang kasa
Bebaskan jalan nafas dari segala hambatandengan
jalan menghisap lendir
Berikan oksigen
Ukur suhu badan, nadi, pernafasan
Bila suhu badan tinggi, berikan kompres es
Bila perlu, berikan obat anti kejang sesuai program
pengobatan
Memperhatikan keadaan kejangnya; sifat dan
lamanya kejang terjadi
Observasi keadaan umum dan reaksi selanjutnya
Alat-alat dibersihkan, dibereskan dan dikembalikan
ke tempat semula.
3. PENDOKUMENTASIAN
Mencatat hasil yang dilakukan
4. KOMUNIKASI
133
Komunikasi sebelum dan selama tindakan
Jumlah yang didapat x 100
=
16
Hasil : KOMPETEN/TIDAK KOMPETEN
TTD Penguji :
( )
BOBOT PENILAIAN:
Nilai 1: Tidak dilakukan (25%)
Nilai 2: Dilakukan salah (50%)
Nilai 3: Dilakukan kurang tepat (75%)
Nilai 4: Dilakukan dengan sempurna (100%)
Lampiran
Dokumentasi tindakan:
Tanggal Jam Dx Implementasi Paraf dan nama
keperawatan
(D, A, R)
134
TARGET PENCAPAIAN MAHASISWA KETERAMPILAN KLINIK KEPERAWATAN DASAR
Nama :
NIM :
Kelas :
135
No Preceptor Tindakan Tanggal Nilai Paraf
4 Cau Kim Jiu., M.Kep., Ph.D Pemasangan Kateter
Prosedur pemeriksaan GDS dan Interpretasi
Prosedur perawatan melakukan latihan ROM
pasif/aktif
Dr. Wida Kuswida Bhakti, Mengatur posisi klien ditempat tidur dan
5 M.Kep memindahkan
Personal Hygiene
Terapi Aktivitas Kelompok
136
No Preceptor Tindakan Tanggal Nilai Paraf
9 Ns. Hartono, M.Kep Pemberian obat/ medikasi (anak dan dewasa)
Prosedur Pemberian O2
Prosedur pengambilan darah vena
Perawatan WSD
10 Ns. Tutur Kardiatun, M.Kep Pemeriksaan Fisik
Prosedur Nebulizer
137
KELOMPOK
Waktu Ujian : 02 -21 September 2019 Jadwal Her KDP: 23 -28 Sepetember 2019
138