Anda di halaman 1dari 40

Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan


Muhammadiyah Pontianak
Program Studi Ners

Modul Pembelajaran
(Teori dan Praktikum)

KEPERAWATAN JIWA
(Kode Mata Ajar : CDN 3453)

Koordinator :
Ns. Uji Kawuryan, M.Kep

Tim Pengajar :
Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep
Ns. Tutur Kardiatun, M.Kep
Ns. Uji Kawuryan, M.Kep
1
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Visi dan Misi Institusi


Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Visi

Menjadi Pusat Keunggulan Keperawatan di Bidang Pendidikan,


Penelitian dan Pelayanan Berlandaskan Al Islam dan
Kemuhammadiyahan, Berdaya Saing Nasional
dan Internasional Pada Tahun 2030

Misi

1. Mengembangkan Program Unggulan Pendidikan Keperawatan


yang Kreatif dan Inovatif
2. Meningkatkan dan Mengembangkan Sumber Daya Manusia,
Sarana dan Prasarana Pendukung Tri Dharma Perguruan Tinggi
3. Menggiatkan Penelitian yang Dapat Digunakan untuk
meningkatkan Mutu Pelayanan Keperawatan Kepada
Masyarakat
4. Menyelenggarakan Pengabdian Masyarakat Melalui Pelayanan
Pendidikan (Pelatihan) dan Pelayanan Keperawatan yang Islami
dan Profesional
5. Menjalin Kerjasama Berskala Nasional dan Internasional dalam
Mendukung Pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi yang
Berkualitas
6. Mengembangkan Profesi Keperawatan yang Berlandaskan Al
Islam Kemuhammadiyahan

Visi dan Misi Program Studi Ners

2
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Muhammadiyah Pontianak

Visi

Merupakan Pusat Pendidikan Tenaga Keperawatan Professional,


Islami dan Kompetitif yang Bercirikan Keahlian Pengelolaan Trauma
Akut dan Kronik pada Tahun 2030

Misi

1. Menyelenggarakan pendidikan berfokus pada mahasiswa dalam


rangka menghasilkan lulusan yang berakhlakul karimah,
memiliki kekokohan intelektual, berfikir kritis dan caring
terutama pada bidang pengelolaan trauma kaut dan kronik
2. Menyelenggarakan penelitian yang berkualitas terutama pada
bidang pengelolaan trauma akut dan kronik
3. Menyelenggarakan pengabdian yang berkualitas kepada
masyarakat terutama pada bidang pengelolaan trauma akut dan
kronik dengan melibatkan peran serta masyarakat

Kata Pengantar

3
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Mata kuliah keperawatan jiwa memiliki beban studi 3 SKS (2SKS teori dan 1 SKS
klinik). Mata kuliah ini merupakan lanjutan dari mata kuliah keperawatan jiwa 1. Dalam mata
kuliah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami ganguan jiwa.
Recovery dari gangguan jiwa dengan pendekatan holistik dan person-centered care
merupakan fokus dalam mata kuliah ini, termasuk hubungan terapeutik secara individu dan
dalam konteks keluarga dan penerapan terapi modalitas keperawatan. Asuhan keperawatan
jiwa pada kelompok khusus serta pada klien pengguna NAPZA juga merupakan bahasan
pada mata kuliah ini. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa pada area keperawatan
lainnya.

Capaian pembelajaran dalam mata kuliah ini adalah setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran keperawatan jiwa, bila diberi kasus mahasiswa mampu melakukan simulasi
asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan jiwa dan kelompok khusus dan
anak yang berkebutuhan khusus dengan menerapkan konsep recovery dan manajemen
pelayanan serta mensimulasikan terapi modalitas.

4
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

DOA SEBELUM BELAJAR

‫ـي فَ ْه ًمـا‬ َ ‫ت بِاهللاِ َربَا َوبِااْل ِ ْسالَِـم ِد ْينَا َوبِ ُم َح َّم ٍد نَبِيَا َو َرسُوْ الَـ َربِّ ِز ْد نِ ْي ِع ْل ًم‬
ْ ِ‫ـاورْ ُز ْقن‬ ُ ‫ض‬
ِ ‫َر‬

Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin nabiyyaw warasulla ,robbi zidnii


ilmaa warzuqnii fahmaa.
Artinya:
"Kami ridho Allah Swt sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad
sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku
pengertian yang baik"

َ‫َربِّ ِز ْدنِي ِع ْل ًما َوارْ ُز ْقنِ ْـي فَ ْه ًما َواجْ َع ْلنِ ْي ِمنَ الصَّالِ ِحيْن‬
Robbi zidnii 'ilman warzuqnii fahmaa, waj'alnii minash-shoolihiin
 Artinya :
"Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan kepahaman,Dan jadikanlah
aku termasuk golongan orang-orang yang sholeh"

DOA SETELAH BELAJAR

ُ‫اطالً َوارْ ُز ْقنَاـ اجْ تِنَابَه‬


ِ َ‫اط َل ب‬ َّ ‫اَ ٰللّهُ َّم أَ ِرنَا ْال َح‬
ِ َ‫ا َوارْ ُز ْقنَا اتِّـبَا َعهُ َوأَ ِرنَا ْالب‬mًّ‫ق َحًقـ‬
Allahumma Arinal Haqqa Haqqan Warzuqnat tibaa'ahu. Wa Arinal baathila Baa-Thilan
Warzuqnaj tinaabahu
Artinya:
"Ya Allah, tunjukkanlah kepada kami kebenaran, sehinggga kami dapat mengikutinya. Dan
tunjukkanlah kepada kami kejelekan sehingga kami dapat menjauhinya"

َ‫ك أَ ْشهَ ُد أَ ْن الَ إِلهَ إِالَّ أَ ْنتَ أَ ْستَ ْغفِرُكَ َوأَتُوْ بُ إِلَ ْيك‬
َ ‫ك اللَّهُ َّم َوبِ َح ْم ِد‬
َ َ‫ُس ْب َحان‬
Subhanaka Allahuma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik.
Artinya:
“Maha suci Engkau ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan
melainkan Engkau. aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu.”.

Semester : V
Kode Mk : CDN 3453
Beban Studi : 3 Sks (2 Sks Teori dan 1 Sks Klinik).

DESKRIPSI MATA KULIAH :

5
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Dalam mata kuliah ini membahas tentang asuhan keperawatan pada klien yang mengalami
ganguan jiwa. Recovery dari gangguan jiwa dengan pendekatan holistik dan person-centered
care merupakan fokus dalam mata kuliah ini, termasuk hubungan terapeutik secara individu
dan dalam konteks keluarga dan penerapan terapi modalitas keperawatan. Asuhan
keperawatan jiwa pada kelompok khusus serta pada klien pengguna NAPZA juga merupakan
bahasan pada mata kuliah ini. Pengalaman belajar ini akan berguna dalam memberikan
pelayanan/asuhan keperawatan jiwa dan integrasi keperawatan jiwa pada area keperawatan
lainnya.

CAPAIAN PEMBELAJARAN :

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran keperawatan jiwa, bila diberi kasus mahasiswa
mampu melakukan simulasi asuhan keperawatan pada klien yang mengalami gangguan jiwa
dan kelompok khusus dan anak yang berkebutuhan khusus dengan menerapkan konsep
recovery dan manajemen pelayanan serta mensimulasikan terapi modalitas.

KOMPETENSI :

1. Melakukan simulasi asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan jiwa


2. Melakukan simulasi asuhan keperawatan jiwa pada kelompok khusus.
3. Menerapkan konsep recovery dan supportive environment dalam perawatan klien gangguan
jiwa.
4. Melakukan simulasi terapi modalitas dalam keperawatan jiwa.
5. Mengaplikasikan manajemen pelayanan keperawatan jiwa professional klinik dan
komunitas.

Koordinator MK.Keperawatan Jiwa :


Ns. Uji Kawuryan, M.Kep

Tim Pengajar :
Ns. Ridha Mardiyani, M.Kep

6
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

HP : 0895.3395.32126

Ns. Tutur Kardiatun, M.Kep


HP : 0813.4506.5514

Ns. Uji Kawuryan, M.Kep


HP : 0857.5060.2904

TATA TERTIB PERKULIAHAN :


1. Mahasiswa wajib bersikap baik, sopan dan berpakaian rapi
selama mengikuti perkuliahan serta mengaktifkan kamera pada saat pembelajaran
daring (online). Mahasiswa wajib menerapkan protokol kesehatan covid-19 selama
mengikuti pembelajaran tatap muka dikampus STIK Muhammadiyah, Mahasiswa
yang dalam keadaan sakit tidak diperbolehkan mengikuti perkuliahan tatap muka dan
melapor kepada ke koordinator.
2. Mahasiswa wajib mengerjakan penugasan yang diberikan
dengan baik dan mengumpulkan sesuai kesepakatan dengan koordinator mata ajar.
3. Mahasiswa wajib mengikuti perkuliahan dan berhak untuk
tidak hadir sebanyak 10% (2 x pertemuan). Bila ketidak hadiran melebihi 10%, maka
mahasiswa tidak berhak mengikuti setiap ujian tulis teori (UTS/UAS).
4. Pembimbing atau narasumber dapat ditemui kapan saja
untuk memfasilitasi pembelajaran atau sesuai perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya dengan mahasiswa.
5. Mahasiswa atau kelompok yang akan seminar kelompok
wajib konsul minimal 2x dengan tim dosen yang akan masuk sebelum jadwal seminar.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN WAHAM
Pengertian :

7
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Keyakinan salah yang didasarkan pada kesimpulan yang salah tentang realita eksternal dan
dipertahankan dengan kuat. Waham dapat berupa: waham kebesaran, curiga, persekusi,
somatik dan kendali pikir.

Penyebab :

1. Genetik

2. Biologis (ketidakseimbangan neurotransmitter)

3. Diisolasi oleh lingkungan

4. Mudah kecewa, kecemasan tinggi,mudah putus asa, dan menutup diri.

5. Konsep diri yang negatif.

Tanda dan Gejala Mayor :

Subyektif :

1. Megatakan bahwa ia adalah artis, nabi, presiden, wali dan lainnya yang tidak sesuai
dengan kenyataan.

2. Curiga dan waspada berlebih pada orang tertentu

3. Merasa diintai dan akan membahayakan dirinya

4. Merasa yakin menderita suatu penyakit

Obyektif :

1. Mudah tersinggung

2. Marah

3. Waspada

4. Menarik diri

5. Inkoheren

6. Perilaku seperti isi waham yang dialami

Tanda dan Gejala Minor :


Subyektif :
1. Tidak mampu mengambil keputusan
2. Merasa khawatir sampai panik
Obyektif :

8
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

1. Bingung
2. Perubahan pola tidur
3. Kehilangan selera makan

Kondisi Klinis Terkait :


1. Skizofrenia
2. Gangguan bipolar
3. Epilepsi
4. Obsessive-compulsive disorder

Tujuan Asuhan Keperawatan :


1. Kognitif, klien mampu:
a. Menyebutkan orientasi terhadap realitas (orang, tempat dan waktu)
b. Menyebutkan kebutuhan yang belum terpenuhi
c. Menyebutkan aspek positif yang dimiliki
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Berorientasi terhadap realitas (orang, tempat dan waktu)
b. Memenuhi kebutuhan
c. Melatih aspek positif yang dimiliki
d. Minum obat dengan prinsip 8 benar
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasa manfaat dari latihan yang dilakukan
b. Merasa nyaman dan tenang

Tindakan Keperawatan Pada Klien :


1. Pengkajian : kaji tanda dan gejala, penyebab waham dan kemampuan klien mengatasi nya.
Jika ada waham katakan : anda percaya, tetapi anda tidak mengetahuinya.
2. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya waham

9
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

3. Tindakan keperawatan :
a. Sikap perawat: kalem, lembut, netral, jujur, hindari pertentangan, bicara jelas dan
sederhana.
b. Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien
c. Yakinkan klien berada pada lingkungan yang aman
d. Bantu klien untuk orientasi realitas (orang, tempat dan waktu)
e. Diskusikan kebutuhan klien yang tidak terpenuhi
f. Bantu klien dalam memenuhi kebutuhan yang realistis
g. Diskusikan kemampuan/aspek positif yang dimiliki klien
h. Latih klien dalam melakukan kemampuan/aspek positif yang dimiliki.

Tindakan Keperawatan Pada Keluarga :


1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Jelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta proses terjadinya waham yang
dialami klien
3. Diskusikan cara merawat waham dan memutuskan cara merawat yang sesuai dengan
kondisi klien.
4. Melatih keluarga cara merawat waham:
a. Tidak mendukung dan tidak membantah waham klien (netral)
b. Membimbing klien melakukan latihan cara mengendalikan waham sesuai dengan
yang dilatih perawat kepada klien
c. Memberi pujian atas keberhasilan klien.
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam membimbing orientasi realita (orang, tempat
dan waktu), memenuhi kebutuhan klien yang tidak terpenuhi, memotivasi klien melakukan
kemampuan/aspek positif yang dimiliki dan memberi pujian atas keberhasilannya.
6. Menjelaskan tanda dan gejala waham yang memerlukan rujukan segera, serta melakukan
follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN RISIKO BUNUH DIRI

Definisi :

10
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

1. Rentan terhadap menyakiti diri sendiri dan cedera yang mengancam jiwa.
2. Tindakan mengakhiri hidupnya berupa isyarat, ancaman dan percoban bunuh diri.

Penyebab :
1. Stress yang berlebihan
2. Gangguan konsep diri
3. Kehilangan dukungan sosial
4. Kejadian negatif dalam hidup
5. Penyakit kritis
6. Perpisahan dan atau perceraian
7. Kesulitan ekonomi
8. Korban kekerasan
9. Riwayat bunuh diri individu dan atau keluarga

Tanda dan Gejala Mayor :

Subyektif :

1. Mengungkapkan kata-kata seperti “tolong jaga anak-anak karena saya akan pergi jauh”
atau “segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya”
2. Mengungkapkan kata-kata “saya mau mati”, “jangan tolong saya”, “biarkan saya”, “saya
tidak mau ditolong”.
3. Memberikan ancaman akan melakukan bunuh diri
4. Mengungkapkan ingin mati
5. Mengungkapkan rencana ingin mengakhiri hidup
Obyektif :
1. Murung, tak bergairah
2. Banyak diam
3. Menyiapkan alat untuk melakukan rencana bunuh diri
4. Membenturkan kepala
5. Menjatuhkan kepala dari tempat yang tinggi
6. Melakukan percobaan bunuh diri secara aktif dengan berusaha memotong nadi,
menggantung diri, meminum racun.

11
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Tanda dan Gejala Minor :


Subyektif :
1. Mengungkapkan isyarat untuk melakukan bunuh diri, tetapi tidak disertai dengan
ancaman melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri
2. Mengungkapkan perasaan bersalah, sedih, marah, putus asa, atau tidak berdaya.
3. Mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri sendiri yang menggambarkan harga diri
rendah
Obyektif :
1. Kontak mata kurang
2. Tidur kurang
3. Mondar-mandir
4. Banyak melamun
5. Terlihat sedih
6. Menangis terus-menerus

Pengkajian dengan sirs (suicidal intervention rating scale) dari stuart dan sundeen 1987
Skor 0 : tidak ada ide bunuh diri yang lalu dan sekarang
Skor 1 : tidak ada ide, ancaman dan percobaan bunuh diri
Skor 2 : ada ide dan pikiran bunuh diri tapi tidak ada ancaman dan percobaan
Skor 3 : ada ancaman bunuh diri
Skor 4 : ada percobaan bunuh diri

Kondisi Klinis Terkait :


1. Skizofrenia
2. Depresi
3. Penyakit terminal

12
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

4. Penyalahgunaan NAPZA

Tujuan Asuhan Keperawatan :


1. Kognitif, klien mampu:
a. Menyebutkan penyebab risiko bunuh diri
b. Menyebutkan tanda dan gejala risiko bunuh diri
c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan bunuh diri
d. Menetapkan harapan dan masa depan
e. Menyebutkan aspek positif dan kemampuan diri sendiri, keluarga dan kelompok.
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Mengendalikan lingkungan yang aman
b. Melatih diri berpikir positif dan afirmasi positif
c. Menggunakan kelompok untuk bercakap-cakap dalam menyelesaikan masalah
d. Melakukan aspek positif dalam mencapai harapan dan masa depan
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat diri sendiri
b. Merasa hidup lebih optimis
c. Membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan

Tindakan Keperawatan Pada Klien :


1. Pengkajian : kaji tanda dan gejala risiko bunuh diri serta penyebab dan kemampuan
mengatasi nya.
2. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya risiko bunuh diri dan akibatnya serta skor skala
intervensi bunuh diri.
3. Tindakan keperawatan :
a. Mengamankan lingkungan dari risiko bunuh diri
b. Membangun harapan dan masa depan:
1) Diskusikan tujuan dari kehidupan
2) Diskusikan membangun harapan terkait diri sendiri, orang yang berarti dalam
kehidupan.
3) Diskusikan cara dan tekad untuk mencapai harapan dan masa depan

13
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

4) Latih untuk mencapai harapan dan masa depan


c. Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri:
1) Diskusikan dan buat daftar aspek positif diri dan lakukan afirmasi positif
2) Diskusikan dan buat daftar aspek positif dari orang yang berarti dalam hidup dan
lakukan afirmasi positif
3) Diskusikan dan buat daftar aspek positif dari lingkungan dan lakukan afirmasi
positif
4) Latih semua aspek positif yang dimiliki: dari diri sendiri, orang yang berarti
5) Latih mengevaluasi perasaan dan pikiran atas keberhasilan latihan
d. Berikan motivasi untuk membangun harapan dan mengendalikan dorongan bunuh diri
e. Minta klien menghubungi care giver (keluarga) dan tenaga kesehatan jika tidak dapat
mengendalikan dorongan bunuh diri
f. Berikan pengawasan ketat dan terkendali jika klien tidak dapat mengendalikan
dorongan bunuh diri (perawatan intensif)

Tingkat observasi risiko bunuh diri (applebay, et al, 2015) :


Skor 1 : observasi umum minimal setiap 60 menit
Skor 2 : observasi intermiten setiap 15 – 30 menit
Skor 3 : observasi konstan setiap saat pagi-siang-malam
Skor 4 : observasi ketat dan melekat setiap saat (selalu bersama-sama)

Tindakan Keperawatan Pada Keluarga :


1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien
2. Jelaskan proses terjadinya risiko bunuh diri pada klien
3. Diskusikan cara merawat risiko bunuh diri dan memutuskan cara merawat yang sesuai
dengan kondisi klien.

4. Melatih keluarga cara merawat risiko bunuh diri:


a. Menyediakan lingkungan yang aman dari risiko bunuh diri antara lain : menjauhkan
alat-alat yang berbahaya yang dapat melukai diri.
b. Memberi pujian atas semua aspek positif klien, hindari menyampaikan aspek negatif
atau kekurangan

14
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

c. Berdiskusi tentang harapan dan masa depan


d. Memotivasi dan membimbing klien melakukan kegiatan sesuai dengan asuhan yang
telah diberikan perawat
e. Mendampingi klien sampai melakukan kegiatan positif
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana positif: saling memuji,
mendukung dan perduli.
6. Menjelaskan tanda dan gejala risiko bunuh diri (tidak dapat mengendalikan dorongan
bunuh diri) yang memerlukan rujukan segera, serta melakukan follow up ke pelayanan
kesehatan secara teratur.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
(RPK)

15
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Pengertian :

Risiko perilaku kekerasan terhadap orang lain adalah rentan melakukan perilaku yang
menunjukkan dapat membahayakan orang lain secara fisik dan emosional baik secara verbal,
fisik dan lingkungan.

Penyebab :

1. Waham
2. Curiga pada orang lain
3. Halusinasi
4. Berencana bunuh diri
5. Kerusakan kognitif
6. Disorientasi atau konfusi
7. Kerusakan kontrol impuls
8. Depresi
9. Penyalahgunaan NAPZA
10. Gangguan konsep diri
11. Isolasi sosial

Tanda dan Gejala :

Mayor

Subyektif :

1. Mengatakan benci/kesal dengan orang lain


2. Mengatakan ingin memukul orang lain
3. Mengatakan tidak mampu mengontrol perilaku kekerasan
4. Mengungkapkan keinginan menyakiti diri sendiri, orang lain, dan merusak lingkungan.

Obyektif

1. Melotot
2. Pandangan tajam
3. Tangan mengepal, rahang mengatup

16
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

4. Gelisah dan mondar-mandir


5. Tekanan darah, nadi, pernafasan meningkat
6. Mudah tersinggung
7. Nada suara tinggi dan bicara kasar
8. Mendominasi pembicaraan
9. Sarkasme
10. Merusak lingkungan
11. Memukul orang lain

Tanda dan Gejala :

Minor

Subyektif

1. Mengatakan tidak senang


2. Menyalahkan orang lain
3. Mengatakan diri berkuasa
4. Merasa gagal mencapai tujuan
5. Mengungkapkan keinginan yang tidak realistis dan minta dipenuhi
6. Suka mengejek dan mengkritik
Obyektif

1. Disorientasi
2. Wajah merah
3. Postur tubuh kaku
4. Sinis
5. Bermusuhan
6. Menarik diri

Kondisi Klinis Terkait :

1. Psikotik akut
2. Skizofrenia
3. Gangguan bipolar

17
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

4. Gangguan neurologis
5. Gangguan fungsi kognitif

Tujuan Asuhan Keperawatan :

1. Kognitif, klien mampu:


a. Menyebutkan penyebab risiko perilaku kekerasan
b. Menyebutkan tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan
c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan
d. Menyebutkan cara mengatasi risiko perilaku kekerasan
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Mengendalikan risiko perilaku kekerasan dengan relaksasi: tarik napas dalam, pukul
kasur dan bantal, senam dan jalan-jalan
b. Berbicara dengan baik: mengungkapkan, meminta dan menolak dengan baik.
c. Melakukan deeskalasi yaitu mengungkapkan perasaan marah secara verbal atau
tertulis.
d. Melakukan kegiatan ibadah seperti sholat, berdoa, kegiatan ibadah lain.
e. Patuh minum obat dengan 8 benar (benar nama klien, benar obat, benar dosis, benar
cara, benar waktu, benar manfaat, benar tanggal kadaluwarsa dan benar dokumentasi).
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat dari latihan yang dilakukan
b. Membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan

Tindakan Keperawatan Pada Klien :

1. Pengkajian : kaji tanda dan gejala risiko perilaku kekerasan, penyebab, kemampuan
mengatasi dan akibatnya.
2. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya risiko perilaku kekerasan.
3. Tindakan keperawatan :

18
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

a. Latih klien untuk melakukan relaksasi: tarik nafas dalam, pukul bantal dan kasur,
senam dan jalan-jalan
b. Latih klien untuk bicara dengan baik: mengungkapkan perasaan, meminta dengan baik
dan menolak dengan baik.
c. Latih deeskalasi secara verbal maupun tertulis.
d. Latih klien untuk melakukan kegiatan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
yang dianut (sholat, berdoa, dan kegiatan ibadah yang lain)
e. Latih klien patuh minum obat dengan cara 8 benar
f. Bantu klien dalam mengendalikan risiko perilaku kekerasan jika klien mengalami
kesulitan
g. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan mengendalikan
risiko perilaku kekerasan
h. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan mengendalikan risiko
perilaku kekerasan.

Tindakan Keperawatan Pada Keluarga :

1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien


2. Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta proses terjadinya risiko perilaku
kekerasan yang dialami klien
3. Mendiskusikan cara merawat klien risiko perilaku kekerasan dan memutuskan cara
merawat yang sesuai dengan kondisi klien.
4. Melatih keluarga cara merawat klien risiko perilaku kekerasan :
a. Menghindari penyebab terjadinya risiko perilaku kekerasan
b. Membimbing klien melakukan latihan cara mengendalikan perilaku kekerasan sesuai
dengan yang dilatih perawat ke klien
c. Memberi pujian atas keberhasilan klien.
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga untuk menciptakan suasana keluarga yang nyaman:
mengurangi stres didalam keluarga dan memberi motivasi pada klien.
6. Menjelaskan tanda dan gejala perilaku kekerasan yang memerlukan rujukan segera serta
melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN HALUSINASI

19
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Pengertian :

Gejala gangguan jiwa berupa respons panca-indera, yaitu penglihatan, pendengaran,


penciuman, perabaan dan pengecapan terhadap sumber yang tidak nyata.

Penyebab :

1. Kurang tidur
2. Isolasi sosial
3. Mengurung diri
4. Kurang kegiatan sosial

Tanda dan Gejala :

Mayor

Subyektif :

1. Mendengar suara orang bicara tanpa ada orangnya


2. Melihat benda, orang atau sinar tanpa ada objek nya
3. Menghidu bau-bauan yang tidak sedap, seperti bau badan padahal tidak
4. Merasakan pengecapan yang tidak enak
5. Merasakan rabaan atau gerakan badan

Obyektif :

1. Bicara sendiri
2. Tertawa sendiri
3. Melihat ke satu arah
4. Mengarahkan telinga ke arah tertentu
5. Tidak dapat memfokuskan pikiran
6. Diam sambil menikmati halusinasi nya

Minor

Subyektif :

1. Sulit tidur
2. Khawatir
3. Takut
Obyektif :

20
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

1. Konsentrasi buruk
2. Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
3. Afek datar
4. Curiga
5. Menyendiri, melamun
6. Mondar-mandir
7. Kurang mampu merawat diri

Kondisi Klinis Terkait :

1. Psikotik akut
2. Skizofrenia
3. Gangguan bipolar
4. Parkinson
5. Delirium
6. Dimensia

Tujuan Asuhan Keperawatan :

1. Kognitif, klien mampu :


a. Menyebutkan penyebab halusinasi
b. Menyebutkan karakteristik halusinasi yang dirasakan: jenis, isi, frekuensi, durasi,
waktu, situasi yang menyebabkan dan respon.
c. Menyebutkan akibat yang ditimbulkan dari halusinasi
d. Menyebutkan cara yang selama ini digunakan untuk mengendalikan halusinasi
e. Menyebutkan cara mengendalikan halusinasi yang tepat.
2. Psikomotor, klien mampu :
a. Melawan halusinasi dengan menghardik
b. Mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek
c. Mengalihkan halusinasi dengan cara distraksi yaitu bercakap-cakap dan melakukan
aktivitas
d. Minum obat dengan prinsip 8 benar
3. Afektif, klien mampu :
a. Merasakan manfaat cara-cara mengatasi halusinasi
b. Membedakan perasaan sebelum dan sesudah latihan

Tindakan Keperawatan Pada Klien :

1. Pengkajian : kaji tanda dan gejala halusinasi, penyebab dan kemampuan klien
mengatasinya. Jika ada halusinasi katakan anda percaya, tetapi anda sendiri tidak
mendengar/melihat/menghidu/merasakan.
2. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya halusinasi
3. Tindakan keperawatan :
a. Tidak mendukung dan tidak membantah halusinasi klien
b. Latih klien melawan halusinasi dengan menghardik

21
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

c. Latih klien mengabaikan halusinasi dengan bersikap cuek


d. Latih klien mengalihkan halusinasi dengan bercakap-cakap dan melakukan kegiatan
secara teratur.
e. Latih klien minum obat dengan prinsip 8 benar
f. Diskusikan manfaat yang didapatkan setelah mempraktikkan latihan mengendalikan
halusinasi
g. Berikan pujian pada klien saat mampu mempraktikkan latihan mengendalikan
halusinasi.

Tindakan Keperawatan Pada Keluarga :

1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien


2. Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya halusinasi yang dialami klien
3. Diskusikan cara merawat halusinasi dan memutuskan cara merawat yang sesuai dengan
kondisi klien.
4. Melatih keluarga cara merawat halusinasi:
a. Menghindari situasi yang menyebabkan halusinasi
b. Membimbing klien melakukan latihan cara mengendalikan halusinasi sesuai dengan
yang dilatih perawat kepada klien
c. Memberi pujian atas keberhasilan klien.
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga untuk bercakap-cakap secara bergantian, memotivasi
klien melakukan latihan dan memberi pujian atas keberhasilannya.
6. Menjelaskan tanda dan gejala halusinasi yang memerlukan rujukan segera yaitu isi
halusinasi yang memerintahkan kekerasan, serta melakukan follow up ke pelayanan
kesehatan secara teratur.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

Pengertian :

22
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Evaluasi diri/perasaan negatif tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung
minimal 3 bulan. Harga diri rendah melibatkan evaluasi diri yang negatif dan berhubungan
dengan perasaan yang lemah, tidak berdaya, putus asa, ketakutan, rentan, rapuh, tidak
lengkap, tidak berharga dan tidak memadai.

Penyebab :

1. Kurang kasih sayang


2. Kurang rasa memiliki
3. Kurang penghargaan orang lain
4. Mengalami kegagalan
5. Diejek, dikucilkan orang lain
6. Kenyataan tidak sesuai dengan harapan

Tanda dan Gejala :

Mayor

Subyektif :

1. Menilai diri negatif/mengkritik diri


2. Merasa tidak berarti/tidak berharga
3. Merasa malu/minder
4. Merasa tidak mampu melakukan apapun
5. Meremehkan kemampuan yang dimiliki
6. Merasa tidak memiliki kelebihan
Obyektif :

1. Berjalan menunduk
2. Postur tubuh menunduk
3. Kontak mata kurang
4. Lesu dan tidak bergairah
5. Berbicara pelan dan lirih
6. Ekspresi muka datar
7. Pasif

Minor

Subyektif :

1. Merasa sulit konsentrasi


2. Mengatakan sulit tidur
3. Mengungkapkan keputusasaan
4. Enggan mencoba hal baru

23
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

5. Menolak penilaian positif tentang diri sendiri


6. Melebih-lebihkan penilaian negatif tentang diri sendiri
Obyektif :

1. Bergantung pada pendapat orang lain


2. Sulit membuat keputusan
3. Seringkali mencari penegasan
4. Menghindari orang lain
5. Lebih senang menyendiri

Kondisi Klinis Terkait :

1. Skizofrenia
2. Depresi berat
3. Bipolar
4. Gangguan jiwa lainnya

Tujuan Asuhan Keperawatan :

1. Kognitif, klien mampu:


a. Mengenal aspek positif dan kemampuan yang dimiliki
b. Menilai aspek positif dan kemampuan yang dapat dilakukan
c. Mimilih aspek positif dan kemampuan yang ingin dilakukan
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Melakukan aspek positif dan kemampuan yang dipilih
b. Berperilaku aktif
c. Menceritakan keberhasilan kepada orang lain
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasa manfaat dari latihan yang dilakukan
b. Mengahrgai kemampuan diri (bangga)
c. Meningkatkan harga diri.

Tindakan Keperawatan Pada Klien :

1. Pengkajian : kaji tanda dan gejala serta penyebab harga diri rendah
2. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya harga diri rendah
3. Tindakan keperawatan :
a. Diskusikan aspek positif dan kemampuan yang pernah dan masih dimiliki klien

24
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

b. Bantu klien menilai aspek positif dan kemampuan yang masih dimiliki dan dapat
digunakan/dilakukan.
c. Bantu klien memilih aspek positif atau kemampuan yang akan dilatih
d. Latih aspek positif atau kemampuan yang dipilih dengan motivasi yang positif
e. Berikan pujian untuk setiap kegiatan yang dilakukan dengan baik
f. Fasilitasi klien bercerita tentang keberhasilannya
g. Bantu klien membuat jadwal latihan untuk membudayakan
h. Bantu klien menilai manfaat latihan yang dilakukan

Tindakan Keperawatan Pada Keluarga :

1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien


2. Jelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala serta proses terjadinya HDR yang dialami
klien
3. Diskusikan cara merawat HDR dan memutuskan cara merawat yang sesuai dengan kondisi
klien.
4. Melatih keluarga cara merawat HDR :
a. Mendiskusikan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien
b. Membimbing klien melakukan aspek positif dan kemampuan yang dimiliki klien:
memilih, melatih, memberi motivasi.
c. Memberi pujian atas keberhasilan klien.
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana lingkungan yang nyaman:
mengurangi kritik, memfasilitasi keberhasilan dan memberi pujian atas keberhasilannya.
6. Menjelaskan tanda dan gejala HDR yang memerlukan rujukan segera, serta melakukan
follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN ISOLASI SOSIAL

25
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Pengertian :

Kesendirian yang dialami oleh individu dan dianggap timbul karena orang lain serta sebagai
suatu keadaan negatif atau mengancam.

Penyebab :

1. Sulit berhubungan/berinteraksi dengan orang lain


2. Tidak berhubungan/berinteraksi yang memuaskan
3. Perasaaan malu
4. Perasaan tidak berharga
5. Pengalaman ditolak, dikucilkan dan dihina

Tanda dan Gejala :

Mayor

Subyektif :

1. Ingin sendiri
2. Merasa tidak nyaman ditempat umum
3. Merasa berbeda dengan orang lain
Obyektif :

1. Menarik diri
2. Menolak melakukan interaksi
3. Afek datar
4. Afek sedih
5. Afek tumpul
6. Tidak ada kontak mata
7. Tidak bergairan atau lesu

Minor

Subyektif :

26
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

1. Menolak berinteraksi dengan orang lain


2. Merasa sendirian
3. Merasa tidak diterima
4. Tidak mempunyai sahabat
Obyektif :

1. Menunjukkan permusuhan
2. Tindakan berulang
3. Tindakan tidak berarti

Kondisi Klinis Terkait :

1. Skizofrenia
2. Psikotik akut
3. Depresi
4. Perubahan penampilan (akibat kecelakaan atau bencana)
5. Penyakit fisik

Tujuan Asuhan Keperawatan :

1. Kognitif, klien mampu:


a. Mengidentifikasi keuntungan berinteraksi dengan orang lain
b. Mengidentifikasi kerugian tidak berinteraksi dengan orang lain
c. Memiliki keberanian berinteraksi
d. Memiliki motivasi berinteraksi
e. Memiliki inisiatif berinteraksi
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Melakukan interaksi dengan orang lain
b. Melakukan kegiatan bersama dengan orang lain
c. Melakukan kegiatan sosial
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat dari latihan bersosialisasi
b. Merasa nyaman berinteraksi dengan orang lain

Tindakan Keperawatan Pada Klien :

1. Pengkajian : kaji tanda dan gejala serta penyebab isolasi sosial

27
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

2. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya isolasi sosial


3. Tindakan keperawatan :
a. Diskusikan keuntungan berinteraksi dengan orang lain
b. Diskusikan keuntungan melakukan kegiatan bersama orang lain
c. Latih klien berkenalan
d. Latih klien bercakap-cakap saat melakukan kegiatan sehari-hari
e. Latih klien kegiatan sosial: berbelanja, ke rumah ibadah, ke arisan, ke bank dan lain-
lain.

Tindakan Keperawatan Pada Keluarga :

1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien


2. Jelaskan proses terjadinya isolasi sosial yang dialami klien
3. Diskusikan cara merawat isolasi sosial dan memutuskan cara merawat yang sesuai dengan
kondisi klien.
4. Melatih keluarga cara merawat isolasi sosial :
a. Membuat jadwal bercakap-cakap dengan klien
b. Membantu klien berkenalan dengan orang baru
c. Melibatkan klien melakukan kegiatan rumah tangga dan ADL secara bersama dan
bercakap-cakap
d. Melibatkan klien melakukan kegiatan sosial: berbelanja, menghadiri kegiatan ibadah,
terlibat kegiatan kelompok seperti arisan, kerja bakti dan lain-lain.
e. Memberi dukungan, kesempatan terlibat dan pujian pada klien.
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga dalam bersosialisasi dengan klien: kegiatan keluarga
bersama, jadwal bercakap-cakap tiap anggota keluarga.
6. Menjelaskan tanda dan gejala isolasi sosial yang memerlukan rujukan segera, serta
melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur.

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA


PASIEN DENGAN DEFISIT PERAWATAN DIRI

28
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Pengertian :

1. Sikap tidak mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan diri. Defisit
perawatan diri meliputi: ketidakmampuan dalam melakukan kebersihan diri, berpakaian,
makan dan minum, eliminasi dan lingkungan.
2. Defisit perawatan diri: kebersihan diri adalah ketidakmampuan melakukan
pembersihan diri secara mandiri.
3. Defisit perawatan diri: berpakaian adalah ketidakmampuan untuk mengenakan atau
melepas pakaian secara mandiri.
4. Defisit perawatan diri: makan dan minum adalah ketidakmampuan makan dan minum
secara mandiri.
5. Defisit perawatan diri: eliminasi adalah ketidakmampuan untuk melakukan secara
mandiri tugas yang berkaitan dengan eliminasi fekal dan urine.

Penyebab :

1. Kelemahan
2. Penurunan motivasi
3. Kemunduran kemampuan
4. Gangguan psikologis
5. Kendala lingkungan

Tanda dan Gejala :

Mayor

Subyektif :

1. Menolak melakukan perawatan diri: kebersihan diri, berpakaian, makan dan minum dan
eliminasi.
2. Menyampaikan ketidakinginan melakukan perawatan diri
3. Menyatakan tidak tahu cara perawatan diri.
Obyektif :

1. Rambut, kulit, gigi, kuku kotor


2. Pakaian kotor, tidak rapi dan tidak tepat
3. Makan dan minum tidak beraturan
4. Eliminasi BAB, BAK tidak pada tempatnya
5. Lingkungan tempat tinggal kotor dan tidak rapi.

Minor

Subyektif : -

29
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Obyektif :

1. Ketidakmampuan menyiapkan perlengkapan mandi


2. Ketidakmampuan melepas dan mengenakan pakaian
3. Ketidakmampuan mengambil makanan/minum sendiri
4. Ketidakmampuan menggunakan toilet

Kondisi Klinis Terkait :

1. Skizofrenia
2. Psikotik
3. Gangguan fungsi kognitif
4. Gangguan persepsi
5. Gangguan muskuloskeletal

Tujuan Asuhan Keperawatan :

1. Kognitif, klien mampu:


a. Menjelaskan perawatan diri
b. Mengidentifikasi masalah perawatan diri yang dialami
c. Mengetahui cara perawatan diri: kebersihan diri, berpakaian, makan dan minum,
eleminasi dan lingkungan
2. Psikomotor, klien mampu:
a. Melakukan kebersihan diri: mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian dan berdandan.
b. Memenuhi kebutuhan makan dan minum
c. Melakukan eliminasi BAB dan BAK
d. Menciptakan lingkungan rumah yang bersih dan aman
3. Afektif, klien mampu:
a. Merasakan manfaat perawatan diri
b. Merasa nyaman dengan perawatan diri
c. Mempertahankan perawatan diri

Tindakan Keperawatan Pada Klien :

1. Pengkajian : kaji tanda dan gejala perawatan diri serta penyebabnya


2. Diagnosis : jelaskan proses terjadinya masalah perawatan diri
3. Tindakan keperawatan :

30
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

a. Melatih kebersihan diri: mandi, keramas, sikat gigi, berpakaian, berhias dan gunting
kuku.
b. Melatih makan dan minum
c. Melatih BAB dan BAK
d. Melatih kebersihan dan kerapihan lingkungan rumah: klien dilatih membersihkan dan
merapikan lingkungan rumah seperti kamar tidur, ruang tamu, ruang makan, dapur,
kamar mandi dan halaman.

Tindakan Keperawatan Pada Keluarga :

1. Kaji masalah klien yang dirasakan keluarga dalam merawat klien


2. Jelaskan proses terjadinya defisit perawatan diri yang dialami klien
3. Diskusikan cara merawat defisit perawatan diri dan memutuskan cara merawat yang sesuai
dengan kondisi klien.
4. Melatih keluarga untuk merawat klien defisit perawatan diri seperti yang telah dilatih
perawat pada klien:
a. Menyediakan alat-alat yang diperlukan dalam menjaga kebersihan diri
b. Membimbing klien melakukan perawatan diri
c. Membuat jadwal
d. Memberi pujian atas keberhasilan klien
5. Melibatkan seluruh anggota keluarga menciptakan suasana keluarga yang mendukung:
mengingatkan klien, melakukan kegiatan bersama-sama, memberi motivasi dan pujian.
6. Menjelaskan tanda dan gejala defisit perawatan diri yang memerlukan rujukan segera,
serta melakukan follow up ke pelayanan kesehatan secara teratur.

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI KELOMPOK

31
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok pasien


bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh
seorang therapist atau petugas kesehatan jiwa yang telah terlatih. Terapi kelompok adalah
terapi psikologi yang dilakukan secara kelompok untuk memberikan stimulan bagi klien
dengan gangguan interpersonal.

Tujuan Terapi Kelompok


Terapi kelompok mempunyai tujuan therapeutik dan rehabilitasi.
a. Tujuan Umum
1. Meningkatkan kemampuan menguji kenyataan (reality testing)
2. Membentuk sosialisasi
3. Meningkatkan fungsi psikologis, yaitu meningkatkan kesadaran tentang hubungan
antara reaksi emosional diri sendiri dengan perilaku defensif (bertahan terhadap stress)
dan adaptasi
4. Membangkitkan motivasi bagi kemajuan fungsi-fungsi psikologis sepeti kognitif dan
afektif.
b. Tujuan Khusus
1. Melatih pemahaman identitas diri
2. Penyaluran emosi
3. Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari
4. Bersifat rehabilitatif; pasien-pasien yang rehabilitasi adalah mereka yang telah
sembuh secara medis, tetapi perlu disiapkan fungsi dan kemampuan untuk persiapan
mandiri dan sosial ditengah masyarakat.

Jenis Terapi Kelompok


Terapi aktifitas kelompok berdasarkan masalah keperawatan jiwa adalah sebagai berikut :
1. TAK sosialisasi
Untuk klien dengan masalah keperawatan menarik diri yang sudah sampai pada tahap
mampu berinteraksi dalam kelompok kecil dan sehat secara fisik .

2. TAK stimulasi sensori


Untuk klien yang mengalami gangguan sensori.
3. TAK orientasi realita

32
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Untuk klien dengan masalah keperawatan halusinasi yang telah mengontrol


halusinasinya, klien dengan masalah keperawatan waham yang telah dapat berorientasi
kepada realita dan sehat secara fisik.
4. TAK stimulasi persepsi
Utuk klien dengan masalah keperawatan halusinasi (untuk klien dengan halusinasi)
5. TAK peningkatan harga diri
Untuk klien dengan masalah keperawatan HDR (harga diri rendah)
6. TAK penyaluran energy
Untuk klien dengan masalah keperawatan perilau kekerasan yang telah dapat
mengekspresikan marahnya secara konstruktif, klien menarik diri yang dapat
berhubungan dengan orang lain secara bertahap dan sehat secara fisik.

Tugas aplikasi penyusunan proposal TAK :


- Mahasiswa dibagi menjadi kelompok kecil sesuai dengan jenis-jenis TAK
- Masing-masing kelompok membuat satu proposal TAK sesuai format dan jenis TAK
yang sudah ditentukan (satu kelompok : satu jenis TAK)
- Konsultasikan proposal TAK sebelum melakukan simulasi pelaksanaan TAK
- Kelompok melakukan simulasi pelaksanaan TAK sesuai dengan jadwal (lihat silabus)
- Simulasi dilakukan sesuai dengan proposal TAK yang dibuat (membawa media dan alat).

Format proposal TAK


contoh judul cover :
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK SOSIALISASI SESI I

33
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

A. Latar belakang (alasan/hal-hal yang )


B. Pengertian / definisi (TAK secara umum dan TAK yang akan dilakukan)
C. Metode TAK
D. Tujuan
E. Kriteria klien
F. Waktu pelaksanaan
G. Nama peserta dan ruangan
H. Media dan alat
I. Susunan pelaksana
Leader : nama perawat
Co leader : nama perawat
Fasilitator : nama perawat
Observer : nama perawat
J. Uraian tugas pelaksana
K. Mekanisme kegiatan
L. Setting tempat (gambar)

M. Tata tertib dan program antisipasi


N. Evaluasi (format untuk evaluasi TAK)
- Lampiran lembar obervasi (format evaluasi yang sudah diisi)
- Perkembangan klien dalam TAK
- Daftar pustaka (referensi)

ANALISIS PROSES INTERAKSI

34
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Pengertian : Analisa proses interaksi adalah alat kerja yang dipakai oleh mahasiswa atau
instruktur untuk mempelajari dan memahami interaksi yang terjadi antara mahasiswa
(perawat) dengan klien.

Tujuan : Peningkatan pemahaman/pengertian analisa proses interaksi ini dipakai untuk


meningkatkan keterampilan berkomunikasi, mengembangkan tingkat kepekaan terhadap
kebutuhan klien dan mempermudah pertumbuhan diri mahasiswa dan perubahan pendekatan
mahasiswa terhadap klien.

FORMAT ANALISA PROSES INTERAKSI

Initial klien : ………………………

Nama Mahasiswa : ………………………

Usia klien : ………………………

No. Induk : ....................................

Interaksi/fase ke : ....................................

Lingkungan/tempat : .....................................

Lamanya (waktu) : .....................................

Jarak : .....................................

Tujuan Interaksi : .....................................

Deskripsi singkat tentang klien : .....................................

Komunikasi Komunikasi Analisa Analisa Landasan


Non Verbal Berpusat pada Berpusat pada Teoritis
Verbal Klien Perawat

P ..................... P ..................... ........................ ........................ .........................


. . . .
.........................
K .....................

........................
. .........................
K ..................... K .....................
........................ .........................
P ..................... . ........................
. .
.........................
P .....................
P ..................... ........................
. .

35
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Catatan : Yang harus dicatat adalah segala sesuatu yang dilihat dan didengar, yang dikatakan
dan dilakukan.

Lingkungan :

- Tempat interaksi

- Situasi tempat interaksi

- Posisi mahasiswa (perawat) dengan klien

Tujuan Interaksi :

- Tujuan yang akan dicapai dalam interaksi selama 20-30 menit

- Tujuan ini berpusat pada klien

Analisa Berpusat pada Klien :

Pusatkan analisa proses interaksi pada komponen-komponen sebagai berikut :

1. Tingkah laku non verbal : Cari/kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non

verbal klien.

2. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung (latent), cari/kenali, bedakan dan
diskusikan.

3. Perasaan klien : Temukan/cari arti tingkah laku klien, identifikasi dan diskusikan
keadaan perasaan klien, bagaimana perasaan klien dipengaruhi oleh perawat.

4. Kebutuhan klien : Cari kebutuhan klien dengan menggunakan data dari interaksi yang
baru terjadi, interaksi sebelumnya, dan riwayat klien.

Analisa Berpusat Pada Perawat :

Pusatkan analisa proses interaksi yang berhubungan dengan komponen-komponen sebagai


berikut :

1. Perasaan sendiri :
Perawat waspada tentang respon perasaan sendiri dan menunjukkan peningkatan
kemampuan untuk menjelaskan riwayat/latar belakang arus dan analisa, apa dan mengapa
perasaan itu muncul.

Bagaiman perasaan perawat dipengaruhi oleh klien.

2. Tingkah laku non verbal :


Cari/kenali, diskusikan dan analisa tingkah laku non verbal diri sendiri.

3. Isi pembicaraan yang muncul dan terselubung :

36
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

Cari/kenali, bedakan dan dsikusikan .

Teknik komunikasi yang digunakan.

4. Interaksi-interaksi lain :
Perawat berperan sebagai apa? Dan klien sebagai apa?

Apa anggapan perawat tentang kejadian yang telah terjadi?

Bagaiman seharusnya mereka berinteraksi?

Bagaimana pengaruh proses interaksi pada mereka?

Apakah mereka perlu berubah? Dan jika perlu berubah, mengapa?

Apakah interaksi ini mempengaruhi tujuan dan rencana interaksi yang akan datang?

Berdasarkan tujuan anda apa saat ini, bagaimana anda mengkaji interaksi ini?

5. Mengubah intervensi :
Setelah perawat mendiskusikan komunikasinya, ajukan perubahan intervensi yang
mungkin lebih efektif, dan gunakan teori yang mendukung hipotesa.

Landasan Teoritis :

Sintesa dan terapan teori pada proses interpersonal ; berikan alasan teoritis intervensi lain dan
tunjukkan peningkatan kemampuan dalam mendiskusikan tingkah laku klien dalam rangka
teori psikodinamika, teori adaptasi, setiap sumber-sumber teori lain yang dikenal.

Anda diharapkan menggunakan teori komunikasi, teori komunikasi terapeutik, teori


interpersonal dan setiap pelajaran dasar ilmu pengetahuan tingkah laku yang diperoleh.
Disamping itu juga gunakan teori perawatan psikiatri yang didapat dari bacaan dan kuliah di
kelas.

SISTEMATIKA PENULISAN

37
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN


KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan
Kondisi klien: .............................................................
Diagnosa keperawatan: ........................................................
Tujuan khusus: .....................................................................
Tindakan keperawatan:
1. .........................................................................................
2. ........................................................................................
3. .........................................................................................
B. Strategi Komunikasi
1. Orientasi
a. Salam terapeutik
b. Evaluasi/validasi
c. Kontrak:
 Topik
 Waktu
 tempat
2. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
a. ...................................................................................
b. .................................................................................
c. ...................................................................................
3. Terminasi
a. Evaluasi subjektif
b. Evaluasi objektif
c. Rencana tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan)
d. Kontrak yang akan datang

SISTEMATIKA LAPORAN PENDAHULUAN

38
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

1. Pengertian
2. Klasifikasi
3. Etiologi
4. Rentang respon
5. Tanda dan gejala
6. Proses terjadinya masalah
7. Pohon masalah
8. Tujuan asuhan keperawatan
9. Pengkajian keperawatan
10. Diagnosa keperawatan
11. Intervensi keperawatan pada klien
12. Intervensi keperawatan pada keluarga

SISTEMATIKA PENYUSUNAN
39
Modul Pembelajaran Keperawatan Jiwa

TUGAS LAPORAN KASUS

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang disusun sesuai dengan masalah keperawatan yang ditegakkan
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari laporan kasus yang dibuat adalah bagaimana gambaran
pelaksanaan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang
ditegakkan.
C. Tujuan Penulisan
Berisikan tentang tujuan umum dan tujuan khusus dari laporan kasus yang dibuat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Konsep Teori Kasus
Konsep teori dari masalah keperawatan yang ditegakkan.
B. Konsep Teori Askep
Konsep teori dari pengkajian – evaluasi dari masalah keperawatan yang
ditegakkan.

BAB III DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN


Berisikan hasil dokumentasi askep yang ditemukan mulai dari hasil pengkajian
sampai dengan evaluasi.

BAB IV PEMBAHASAN
Silahkan kritisi atau berikan masukan anda terkait dokumentasi askep keperawatan
jiwa yang ada temukan, bisa kekurangan atau kelebihan atau mungkin ada
ditemukan ketidaksesuaian dengan konsep teori.

DAFTAR PUSTAKA

40

Anda mungkin juga menyukai