Muhammadiyah Pontianak
Program Studi Ners
Modul Pembelajaran
KEPERAWATAN ANAK
II
Koordinator :
Ns. Almumtahanah, M.Kep
Tim Pengajar :
Ns. Lince Amelia, M.Kep
Visi dan Misi
Visi
Misi
Visi
Misi
ـي فَ ْه ًمـا َ ت بِاهللاِ َربَا َوبِااْل ِ ْسالَ ِم ِد ْينَا َوبِ ُم َح َّم ٍـد نَبِيَا َو َرسُوْ الَ َربِّ ِز ْد نِ ْي ِع ْل ًم
ـاورْ ُز ْقنِ ْـ ُ ض
ِ َر
Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin nabiyyaw warasulla ,robbi zidnii ilmaa
warzuqnii fahmaa.
Artinya:
"Kami ridho Allah Swt sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi
dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang baik"
ََربِّ ِز ْدنِي ِع ْل ًما َوارْ ُز ْقنِ ْي فَ ْه ًما َواجْ َع ْلنِ ْـي ِمنَ الصَّالِ ِحيْن
Robbi zidnii 'ilman warzuqnii fahmaa, waj'alnii minash-shoolihiin
Artinya :
"Ya Allah, tambahkanlah aku ilmu dan berikanlah aku rizqi akan kepahaman,Dan jadikanlah aku
termasuk golongan orang-orang yang sholeh"
Koordinator MK : BPKM
Ns. Almumtahanah, M.Kep.
TEORI
Mata ajar Keperawatan Anak 2 merupakan mata ajar yang diberikan pada semester ganjil
tahun ketiga perkuliahan pada program studi S1 Keperawatan kelas reguler A, yang mempunyai
beban 2 SKS ( 2 SKS teori). Mata kuliah ini adalah mata kuliah keahlian keperawatan yang
berfokus kepada respon anak dan keluarganya pada setiap tahap perkembangan mulai dari lahir
sampai akhir masa remaja, baik dalam keadaan sakit kronis dan kondisi terminal serta
berkebutuhan khusus,
CAPAIAN PEMBELAJARAN :
NILAI <40 40-49 50-54 55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-100
HURUF E D C- C C+ B- B B+ A- A
Referensi :
"Manusia diciptakan
sebaik-baiknya dari
Burn, C.E., Dunn, A.A., Brady, M.A, Starr N.B., Blosser C.G. (2013). Pediatric tanah. Kemudian Dia
Primary Care. 5th edition. Saunders: Elsevier Inc menjaikan keturunannya
dari saripati air yang
J.W, Blinder, R.C., and Cowen, K.J., (2010). Child Health Nursing. Partnering
hina. Kemudian Dia
with children and families (second edition). New Jersey. Pearson Education
menyempurnakan dan
Ltd
meniupkan ke dalamnya
Hockenberry, M.J. & Wilson, D. (2013). Wong’s Essential Pediatric Nursing . roh (ciptaan) Nya. Dan
9th edition. Mosby: Elsevier Inc. menjadikan bagi kamu
pendengaran,
Marcdante K.J., Kliegman R.M., Jenson H.B., Behrman R.E. (2014) Nelson
penglihatan, dan hai
Ilmu Kesehatan Anak Esensial, Edisi Indonesia 6. Saunders: Elsevier
(tetapi) kamu sedikit
(Singapore) Pte Ltd. sekali bersyukur".
Mott, S.R. et al. (1990). Nursing Care of Children and Families. Redwood
surah As-Sajdah ayat ke
city: Addison Wesley.
7-9
Pott, NL., and Mandleco, BL. (2002). Pediatric Nursing : Caring for Children
and Their Families. United State : Thompson Learning.
JADWAL PERKULIAHAN
Jum’at, 30 Senin, 26 Asuhan Keperawatan pada anak Ns.Lince Amelia, M.Kep Seminar
September September 22 dengan kelainan kongenital sistem Kelompok I
22 kardiovascular :
08.00 s/d
13.00 s/d 09.40 - Venticular Septum Defect
14.40
Jum’at, Senin, Asuhan Keperawatan pada anak Ns.Lince Amelia, M.Kep Seminar
dengan kelainan kongenital sistem Kelompok III
14 Oktober 10 Oktober 22
digestive :
22
- Atresia duktus hepatikus
13.00 s/d
14.40 08.00 s/d
- Hirschprung
09.40
Jum’at, Senin, Perioperatif care pada anak Ns.Lince Amelia, M.Kep Lecture
28 Oktober 24 Oktober 22
22
13.00 s/d
14.40 08.00 s/d
09.40
31 Oktober s/d 4 November 22 UJIAN TENGAH SEMESTER
13.00 s/d
14.40 08.00 s/d
09.40
Jum’at, Senin, - Asuhan Keperawatan pada anak Ns. Lince Amelia, M.Kep Seminar
dengan kelainan Kelompok V
18 14 November kongenital sistem
November 22 Endokrin: Juvenile Diabetic
22
13.00 s/d
14.40 08.00 s/d
09.40
13.00 s/d
14.40
08.00 s/d
09.40
Modul Pembelajaran Keperawatan Keluarga Reguler B Khusus semester 3B
Jum’at, Senin, Asuhan Keperawatan pada Ns. Lince Amelia, M.Kep Seminar
anak dengan Kebutuhan khusus Kelompok
9 Desember 5 Desember : IIIV
22 22
- Retardasi Mental
- Attention Deficit
13.00 s/d Hyperactivity Disorder
14.40 (ADHD)
08.00 s/d
09.40
13.00 s/d
14.40 08.00 s/d
09.40
Jum’at, Senin, - Asuhan Keperawatan pada anak Ns.Lince Amelia, M.Kep Seminar
dengan kelainan kongenital Kelompok X
23 19 Desember
sistem urinari : Sindrome
Desember 22
Nefrotik
22
13.00 s/d
14.40 08.00 s/d
09.40
TUGAS
4. Jelaskan makan yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan pada anak Autisme dan ADHD
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan dengan anak-anak secara umum
atau rata-rata anak seusianya. Anak dikatakan berkebutuhan khusus jika ada sesuatu yang kurang atau
bahkan lebih dalam dirinya. Sementara menurut Heward, anak berkebutuhan khusus adalah anak
dengan karakteristik khusus yang berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik.
Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memerlukan penanganan khusus sehubungan dengan
gangguan perkembangan dan kelainan yang dialami anak. Mereka yang digolongkan pada anak yang
berkebutuhan khusus dapat dikelompokkan berdasarkan ganngguan atau kelainan pada aspek :
1. Fisik/motorik a.l. cerebral palsi, polio
2. Kognitif : mentalretardasi, anak unggul ( berbakat )
3. Bahasa dan bicara
4. Pendengaran
5. Penglihatan
6. Sosial emosi
Anak tersebut membutuhkan metode, material, pelayanan dan peralatan yang khusus agar dapat
mencapai perkembangan yang optimal. Karena anak-anak tersebut mungkin akan belajar dengan
kecepatan yang berbeda dan juga dengan cara yang berbeda. Walaupun mereka memiliki potensi dan
kemampuan yang berbeda dengan anak-anak secara umum, mereka harus mendapat perlakuan dan
kesempatan yang sama. Hal ini dapat dimulai dengan cara penyebutan terhadap anak dengan
kebutuhan khusus tersebut.
2. Faktor Penyebab Anak Berkebutuhan Khusus
Penyebab anak berkebutuhan khusus terjadi dalam beberapa periode kehidupan anak, yaitu :
a. Sebelum kelahiran
Penyebab yang terjadi sebelum proses kelahiran, dalam hal ini berarti ketika anak dalam kandungan,
terkadang tidak disadari oleh ibu hamil. Faktor-faktor tersebut antara lain :
- Gangguan Genetika : Kelainan Kromosom, Transformasi
Kelainan kromosom kerap diungkap dokter sebagai penyebab keguguran, bayi meninggal sesaat
setelah dilahirkan, maupun bayi yang dilahirkan sindrom down. Kelainan kromosom ini umumnya
terjadi saat pembuahan, yaitu saat sperma ayah bertemu sel telur ibu. Hal ini hanya dapat diketahui
oleh ahlinya saja, tidak kasat mata sehingga para ibu hamil tidak dapat memprediksikannya. Untuk
mengetahui bahwa proses tansformasi kromosom berjalan normal membutuhkan dana yang tidak
sedikit untuk uji laboratoriumnya.
- Infeksi Kehamilan
Iinfeksi saat hamil dapat mengakibatkan cacat pada janin. Penyebabnya adalah parasit golongan
protozoa yang terdapat pada binatang seperti kucing, anjing, burung, dan tikus. Gejala umumnya
seperti mengalami gejala berupa demam, flu, dan pembengkakan kelenjar getah bening. Faktor ini
terjadi bisa dikarenakan makanan atau penyakit. Infeksi kehamilan dapat diketahui jika si ibu rutin
memeriksakan kehamilannya sehingga jika ada indikasi infeksi kehamilan dapat segera diketahui.
Bisa juga infeksi terjadi karena adanya penyakit tertentu dalam kandungan si ibu hamil.
Ada beberapa hal yang menyebabkan ibu beresiko hamil, antara lain : riwayat kehamilan dan
persalinan yang sebelumnya kurang baik (misalnya, riwayat keguguran, perdarahan pasca kelahiran,
lahir mati); tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm; ibu hamil yang kurus/berat badan kurang; usia
ibu hamil kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun; sudah memiliki 4 anak atau lebih; jarak
antara dua kehamilan kurang dari 2 tahun; ibu menderita anemia atau kurang darah; tekanan darah
yang meninggi dan sakit kepala hebat dan adanya bengkak pada tungkai; kelainan letak janin atau
bentuk panggul ibu tidak normal; riwayat penyakit kronik seperti diabetes, darah tinggi,asma dll.
Keracunan kehamilan sering disebut Preeclampsia (pre-e-klam-si-a) atau toxemia adalah suatu
gangguan yang muncul pada masa kehamilan, umumnya terjadi pada usia kehamilan di atas 20
minggu. Gejala-gejala yang umum adalah tingginya tekanan darah, pembengkakan yang tak kunjung
sembuh dan tingginya jumlah protein di urin. Keracunan kehamilan sering terjadi pada kehamilan
pertama dan pada wanita yang memiliki sejarah keracunan kehamilan di keluarganya. Resiko lebih
tinggi terjadi pada wanita yang memiliki banyak anak, ibu hamil usia remaja, dan wanita hamil di atas
usia 40 tahun. Selain itu, wanita dengan tekanan darah tinggi atau memiliki gangguan ginjal sebelum
hamil juga beresiko tinggi mengalami keracunan kehamilan . Penyebab sesungguhnya masih belum
diketahui.
Cara mengatasinya adalah dengan cara melahirkan untuk melindungi bayi dan ibunya. Namun jika
kelahiran tidak memungkinkan karena usia kandungan yang terlalu dini, ada beberapa langkah yang
bisa diambil untuk mengatasi keracunan kelahiran sampai bayi dinyatakan cukup umur untuk bisa
dilahirkan. Langkah-langkah tersebut meliputi penurunan tekanan darah dengan cara istirahat total
(bed-rest) atau dengan obat-obatan yang direkomendasi dokter, dan perhatian khusus dari dokter.
- Pengguguran
Gugur kandungan atau aborsi (bahasa Latin: abortus) adalah berhentinya kehamilan sebelum usia
kehamilan 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin. Secara medis, pengguguran kandungan
adalah berakhirnya kehamilan sebelum fetus dapat hidup sendiri diluar kandungan. Batas umur
kandungan 28 minggu dan berat fetus kurang dari 1000 gram.
Penyebab penggguran kandungan antara lain : kelainan ovum (kelainan kromosom); penyakit ibu
(Infeksi akut, kelainan endokrin, trauma, kelainan kandungan); kelainan Plasenta; gangguan
hormonal; dan Abortus buatan/ provokatus (sengaja di gugurkan).
Penggguran kandungan dikarenakan hal-hal seperti : kerja fisik yang berlebihan; mandi air panas;
melakukan kekerasan di daerah perut; obat pencahar; obat-obatan dan bahan-bahan kimia; electric
shock untuk merangsang rahim; dan menyemprotkan cairan ke dalam liang vagina.
- Lahir Prematur
Menurut dr Suyanto, Sp.OG, Spesialis Kebidanan dan Kandungan Rumah Sakit Budi Kemuliaan, bayi
prematur adalah bayi yang lahir kurang bulan menurut masa gestasinya (usia kehamilannya). Adapun
masa gestasi normal adalah 38-40 minggu. Dengan demikian bayi prematur adalah bayi yang lahir
sebelum masa gestasi si ibu mencapai 38 minggu.
Setiap ibu berharap mengalami proses melahirkan yang normal dan lancar. Berikut akan dibahas
beberapa proses kelahiran yang dapat menyebabkan anak berkebutuhan khusus, antara lain :
Tanda-tanda bayi lahir prematur sama seperti bayi lahir normal, hanya saja proses pelahirannya lebih
awal dari seharusnya. Proses melahirkan yang lama dapat mengakibatkan bayi kekurangan oksigen.
Penyebab bayi lahir prematur terbagi dalam dua hal, dari sang ibu dan bayi itu sendiri. Sebab yang
berasal dari ibu antara lain : pernah mengalami keguguran (abortus) atau pernah melahirkan bayi
prematur pada riwayat kehamilan sebelumnya; kondisi mulut rahim lemah sehingga rahim akan
terbuka sebelum usia kehamilan mencapai 38 minggu; si ibu menderita beberapa penyakit (semisal
penyakit jantung, darah tinggi, kencing manis, gondok); ibu yang sangat muda (kurang dari 16 tahun)
dan terlalu tua (lebih dari 35 tahun). Sementara sebab yang berasal dari bayi sendiri antara lain : bayi
dalam kandungan berat badannya kurang dari 2,5 kilogram; kurang gizi; posisi bayi dalam keadaan
sungsang.
Vacum adalah suatu persalinan buatan dengan cara menghisap bayi agar keluar lebih cepat. Vacum ini
dikhawatirkan membuat kepala bayi terjepit sehingga akan terjadi kecelakaan otak gangguan pada
otak.
- Kehamilan terlalu lama: > 40 minggu
Kehamilan yang terlalu lama dikhawatirkan membuat keadaan bayi di dalam rahim mengalami
kelainan dan keracunan air ketuban. Karenanya jika usia kandungan sudah melewati masa melahirkan
dianjurkan pada ibu hamil untuk segera melahirkan dengan cara yang memungkinkan sesuai kondisi
ibu dan bayi.
c. Setelah kelahiran
Setelah proses kelahiran pun tidak otomatis bayi aman dari kelainan yang mengakibatkan nanti anak
menjadi berkebutuhan khusus. Berikut beberapa hal yang menyebabkan anak berkebutuhan khusus
tersebut antara lain :
Penyakit TBC adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mikobakterium tuberkulosa
yang menyerang paru-paru. Setelah proses kelahiran, bayi dikhawatirkan teserang bakteri atau virus
yang dapat menyebabkan penyakit tertentu dan menyebabkan kelainan pada anak secara fisik maupun
mental.
Gizi merupakan unsur yang sangat penting di dalam tubuh. Dapat dibayangkan jika bayi mengalami
kekurangan gizi, kelainan apa saja yang dapat dialaminya di masa kehidupannya mendatang. Kelainan
yang akan dialami anak mencakup kelainan fisik, mental, bahkan prilaku. Karenanya gizi harus
dipenuhi setelah anak lahir, baik dari ASI dan juga nutrisi makanannya.
- Kecelakaan
Pada bayi, umumnya kecelakaan terjadi karena jatuh, tergores benda tajam, tersedak, tercekik atau
tanpa sengaja menelan obat-obatan dan bahan kimia yang diletakkan di sembarang tempat.
Kecelakaan seperti ini disebabkan kelalaian orang dewasa di sekitarnya.
- Keracunan
Bahaya keracunan yang sering terjadi pada anak adalah menelan obat berlebihan (overdosis) karena
orang tua menaruh obat sembarangan. Potensi keracunan lainnya menelan cairan kosmetik ibunya,
cairan pembersih untuk rumah dan cairan pembasmi serangga, dan bahan beracun lainnya.
Untuk menghindarinya, berikut yang harus dilakukan: letakkan semua barang-barang yang
menimbulkan potensi keracunan seperti bahan-bahan pembersih, pewangi pakaian, pupuk, dan
lainnya di tempat tinggi dan tak mudah dijangkau. Bila perlu, kunci lemari khusus tersebut.
Simpanlah tetap bersama pembungkusnya.
Duktus arteriosus (DA) adalah struktur pembuluh darah penghubung antara aorta dan arteri pulmon
alis. Bagian penting pada sirkulasi janin ini normalnya menutup secara spontan pada waktu lahir. Pad
a bayi cukup bulan, penutupannya secara fungsional terjadi pada 24 sampai 48 jam setelah kelahiran.
Dua hingga tiga minggu kemudian terjadi penutupan secara anatomi. Pada bayi prematur, penutupann
ya lebih lambat. Bayi dengan berat badan lebih dari 1500g, lebih dari 95% akan menutup spontan pad
a hari ke-4, sedangkan dengan berat lahir di bawah 1000g, 34% duktus akan menutup spontan pada ha
ri ke-4 dan 100% pada hari ke-8. Apabila duktus tidak menutup setelah usia 3 bulan, disebut sebagai
persistent ductus arteriosus (PDA).
Angka kejadian DA yang masih terbuka pada bayi cukup banyak. Proporsi ductus arteriosus yang mas
ih terbuka yang bergejala 25% dari 1765 bayi dengan berat badan lahir di bawah 1500g didapatkan pa
da studi Hack. Sebagian besar diterapi dengan pembatasan cairan dan indometasin. Studi di India men
dapatkan proporsi duktus arteriosus yang masih terbuka adalah 41,9% dari seluruh penyakit jantung b
awaan (PJB). Duktus arteriosus yang masih terbuka menempati tempat pertama PJB dengan insidens
1,6 per 1000 kelahiran hidup. Tinjauan dari 17 penelitian menunjukkan prevalensi DA yang masih ter
buka berkisar antara 0,12 sampai 2,11 per 1000 kelahiran hidup.
Ketika dalam kandungan, janin mendapatkan persediaan oksigen dan nutrisi dari ibu. Duktus venosus,
foramen ovale, dan DA berperan penting dalam memelihara sirkulasi janin. Duktus venosus menghub
ungkan vena kava inferior dengan vena umbilikalis, foramen ovale memungkinkan serambi kiri dan k
anan berhubungan, dan duktus arteriosus mengalirkan darah dari bilik kanan ke aorta (Gambar 1).
Hampir 65% keluaran jantung janin berasal dari bilik kanan, dan hanya 5 sampai 10%
menuju paru. Sebagian besar keluaran bilik kanan melalui duktus arteriosus menuju aorta desenden. D
uktus arteriosus merupakan struktur yang penting untuk pertumbuhan janin. Penutupan DA pada masa
ini akan menyebabkan gagal jantung kanan, sehingga terjadi hydrops fetalis.
Penutupan DA pada bayi berlangsung dua langkah. Pertama, dalam beberapa jam setelah lahir, pe
ningkatan PaO2 arteri dan penurunan prostaglandin dalam sirkulasi menyebabkan konstriksi otot p
olos media duktus. Sebagai akibatnya, dinding bagian dalam otot duktus arteriosus mengalami hipoksi
a iskemia berat yang menyebabkan pembentukan vascular endothelial growth factor (VEGF) mengub
ah duktus menjadi ligamen yang tidak kontraktil.
Pada bayi prematur, duktus sering gagal konstriksi pada waktu lahir. Bahkan ductus yang sud
ah menutup pada bayi prematur, duktus gagal mencapai tingkat hipoksia iskemia berat yang diperluk
an untuk menyebabkan remodelling arteri. Kegagalan konstriksi pada duktus prematur tersebut kar
ena kanal kalium dan kalsium yang belum matur (Gambar 2). Akibatnya, duktus yang tertutup pada b
anyak bayi prematur dapat terbuka lagi dan gejala
klinis terkait duktus arteriosus yang masih terbuka terjadi. Deplesi ATP pada duktus prematur
Remodeling duktus akan terjadi apabila duktus telah menutup secara fungsional. Duktus arter
iosus akan menutup secara anatomis karena proses tersebut. Aktifasi dan denudasi sel endotel se
rta adhesi trombosit mendahului proses ini.
Beberapa vasodilator endogen yang dibuat di dinding duktus (prostaglandin (PG) dan nitrit ok
sida (NO)) diketahui menghambat penutupan duktus. Di antara PG, PGE 2 merupakan yang terpentin
g dalam menjaga duktus terbuka. Penurunan sintesis PG karena hambatan cyclooxygenase (COX) me
nyebabkan konstriksi duktus. Nitrit oksida juga diproduksi ductus atas peran nitric oxide synthase (N
OS) yang ada di sel endotel lumen duktus dan di vasa vasorum duktus adventitia. Duktus prematur
lebih rentan terhadap efek PG dan NO. Pengamatan klinis menunjukkan penghambat PG lebih efe
ktif bila diberikan pada hari pertama kelahiran dan kurang efektif dengan meningkatnya usia post
natal. Hasil studi menunjukkan produksi NO meningkat pada dinding duktus setelah lahir dan mungki
n berperan pada menurunnya efektifitas indometasin dengan bertambahnya usia postnatal. Hasil studi
juga menunjukkan kombinasi indometasin dan penghambat NOS, beberapa hari setelah lahir menye
babkan konstriksi duktus yang lebih efektif dibandingkan indometasin saja.
Berkurangnya respons kontraktil duktus terhadap indometasin setelah lahir berhubungan deng
an energi dalam dinding duktus. Pada duktus prematur, bahkan bila lumen duktus tetap terbuka, metab
olit energi (glukosa, oksigen, dan ATP) mulai berkurang setelah lahir. Walaupun ini tidak cukup kuat
untuk menyebabkan kematian sel dan remodeling, ini berpengaruh dengan kemampuan duktus untuk
berkontraksi.
Setelah lahir, bayi mengambil nafas pertamanya. Pembuluh darah paru dilatasi dan resistensi pembulu
h darah paru menurun (pulmonary vascular resistance (PVR)), sementara tekanan pembuluh darah sis
temik meningkat di atas PVR. Hal ini menyebabkan darah dari bilik kanan masuk ke paru untuk oksig
enasi. Pada sebagian besar kasus, peningkatan oksigenasi, bersama dengan faktor lain, menyebabkan
dinding duktus konstriksi dan duktus arteriosus menutup secara fungsional. Dalam beberapa hari,
penutupan anatomis terjadi, dengan penebalan neointimal yang meluas dan hilangnya sel otot polos,
serta duktus menjadi struktur seperti pita tanpa lumen.
Foramen ovale menutup secara fungsional karena tekanan di jantung kiri lebih tinggi daripada kana
n. Dengan penekanan tali pusat dan aliran darah berhenti, tekanan di sinus porta menurun. Ini menyeb
abkan otot pada dinding sinus dekat duktus venosus kontraksi. Lumen duktus menjadi terisi dengan ja
ringan ikat, dan, dalam 2 bulan, duktus venosus menjadi pita fibrosa melekat pada dinding hati, menja
di sirkulasi dewasa.
Duktus arteriosus yang masih terbuka berhubungan dengan morbiditas pada neonatus. D
uktus yang masih terbuka tersebut mengakibatkan peningkatan aliran darah paru dan penurunan aliran
darah ke organ usus, kulit, otot, dan ginjal. Hal ini akan menyebabkan gagal jantung, asidosis metabol
ik, NEC, serta edema paru/perdarahan. Redistribusi aliran darah tersebut juga berhubungan dengan pe
rdarahan intrakranial pada prematur. Hal tersebut dapat terjadi apabila duktus arteriosus yang mas
ih terbuka bermakna secara hemodinamik, yaitu apabila diameternya lebih dari 1,5 mm atau perban
dingan atrium kiri dan root aorta lebih dari 1,4.
Pada bayi konsekuensi DA yang mudah diamati adalah gagal jantung. Gejala yang dapat timb
ul pada keadaan ini adalah takikardia dan takipnea.
Ada beberapa faktor berpengaruh pada penutupan DA. Faktor tersebut adalah usia kehamilan, berat
badan lahir, dan usia kronologis ketika pemberian terapi. Bayi premature sehat dan 90% bayi prematu
r dengan sindrom distres nafas dengan usia kehamilan ≥30 minggu, duktus arteriosus akan menutup p
ada hari ke-4 kehidupan. Sedangkan bayi premature dengan usia kehamilan <30 minggu dan menderit
a sindrom distres nafas, 65% duktus tetap membuka setelah hari ke-4. Bayi dengan berat badan lahir y
ang lebih besar mempunyai kemungkinan penutupan DA yang lebih besar. Studi oleh Yang menunju
kkan bahwa bayi yang lebih dari 800 g angka penutupan DA 85,5% sedangkan yang kurang dari berat
tersebut 68,3%. Terapi medis efektif bila diberikan kurang dari usia 1 minggu, meskipun sebuah studi
menunjukkan bahwa terapi ini masih efektif ketika diberikan sampai usia 3 minggu.
PERAWATAN PERIOPERATIF
A. Definisi
Keperawatan Perioperatif adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan di kamar bedah yang langsung diberikan pasien, dengan menggunakan metodelogi
proses keperawatan. Keperawatan periopertif berpedoman pada standar keperawatan dilandasi oleh
etika keperawatan dalam lingkup tanggung jawab keperawatan. Perawat yang bekerja di kamar
operasi harus memiliki kompentensi dalam memberikan asuhan keperawatan perioperatif (HIPKABI,
2012).
Operasi merupakan tindakan pembedahan pada suatu bagian tubuh (Smeltzer and Bare, 2002).
Preoperatif adalah fase dimulai ketika keputusan untuk menjalani operasi atau pembedahan dibuat dan
berakhir ketika pasien dipindahkan ke meja operasi ( Smeltzer and Bare, 2002 ).
B. Tipe Pembedahan
6) Transplantasi : penanaman organ tubuh untuk menggantikan organ atau struktur tubuh
yang malfungsi (cangkok ginjal, kornea). Sedangkan Smeltzer and Bare (2001), membagi
operasi menurut tingkat urgensi dan luas atau tingkat resiko.
3) Diperlukan Klien harus menjalani pembedahan, direncanakan dalam beberapa minggu atau
bulan.
4) Elektif Klien harus dioperasi ketika diperlukan, tidak terlalu membahayakan jika tidak
dilakuka.
5) Pilihan Keputusan operasi atau tidaknya tergantung kepada klien (pilihan pribadi klien).
1) Mayor Operasi yang melibatkan organ tubuh secara luas dan mempunyai tingkat resiko yang
tinggi terhadap kelangsungan hidup klien.
2) Minor Operasi pada sebagian kecil dari tubuh yang mempunyai resiko komplikasi lebih kecil
dibandingkan dengan operasi mayor.
penghubung antara area steril dan bagian kamar operasi lainnya. Menjamin perlengkapan yang
dibutuhkan oleh perawat instrumen merupakan tugas lain dari perawat sirkuler (Majid, 2011).
4. Perawat Ruang pemulihan Menjaga kondisi pasien sampai pasien sadar penuh agar bisa dikirim
kembali ke ruang rawat inap adalah satu satu tugas perawat ruang pemulihan. Perawat yang
bekerja di ruang pemulihan harus mempunyai keterampilan dan pengetahuan tentang keperawatan
gawat darurat karena kondisi pasien bisa memburuk sewaktu-waktu pada tahap pasca operasi
(muttaqin,2009).
5. Perawat Anestesi Mempunyai wewenang dan tanggung jawab dalam tim anestesi untuk
kelancaran pelaksanaan pembiusan adalah peran perawat anestesi. Seorang perawat anestesi
adalah perawat yang terlatih di bidang perawatan anestesi dan telah menyelesaikan program
pendidikan D-III anestesi atau yang sederajat. D-III Keperawatan yang telah mengikuti
pelatihan keperawatan anestesi minimal selama satu tahun, juga bisa diberikan wewenang
dalam perawatan anestesi (Muttaqin, 2009). Peran perawat anestesi mulai dari tahap pra
operasi, intra operasi dan pasca operasi. Pada tahap pra operasi, perawat anestesi berperan
untuk melakukan sign in bersama dengan dokter anestesi. Tahap intra operatif, perawat
anestesi bertanggung jawab terhadap kesiapan instrumen anestesi, manajemen pasien
termasuk posisi pasien yang aman bagi aktivitas anestesi dan efek yang ditimbulkan dari
anestesi. Kolaborasi dalam pemberian anestesi dan penanganan komplikasi akibat anestesi
antara dokter anestesi dan perawat anestesi, adalah hal yang wajib dilakukan sebagai anggota
tim dalam suatu operasi baik dalam pemberian anestesi lokal, anestesi umum dan anestesi
regional termasuk spinal anestesi (Majid, 2011).