• Sampai dengan bab empat, semua pembahasan dibatasi pada rangkaian yang hanya
mengandung resistor.
• Meskipun rangkaian semacam itu penting, rangkaain yang tegangan dan arusnya
berubah menurut waktu lebih penting lagi.
• Arus bolak-balik yang dijumpai di rumah kita berubah arah dua kali setiap
seperlimapuluh detik; arusnya merupakan fungsi sinusoida.
• Dalam elektronika akan dijumpai berbagai entuk gelombang, antara lain gelombang
pulsa (denyut), segiempat, gigi-gergaji dan eksponensial maupun gabungannya.
• Dalam rangkaian pada gambar 5.3, sumber arus i(t) digunakan untuk mendapatkan
tegangan sebesar V0est pada masing-masing unsur rangkaiannya.
• Arus yang mengalir dalam setiap unsur tersebut dapat ditentukan menurut hubungan
volt-ampere yang sesuai, jadi
𝑖𝐺 𝑡 = 𝐺𝑣 = 𝐺𝑉0 𝑒 𝑠𝑡 = 𝐼𝐺 𝑒 𝑠𝑡 (5.5)
𝑑𝑣(𝑡)
𝑖𝐶 𝑡 = 𝐶 = 𝐶𝑠𝑉0 𝑒 𝑠𝑡 = 𝐼𝐶 𝑒 𝑠𝑡 (5.6)
𝑑𝑡
1 1
𝑖𝐿 𝑡 = 𝑡 𝑣 𝑑𝑡 = 𝑉 𝑒 𝑠𝑡 = 𝐼𝐿 𝑒 𝑠𝑡 (5.7)
𝐿 𝐿𝑠 0
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
• Setiap arus yang melalui ketiga unsur tersebut, yang diberikan oleh persamaan (5.5)
sampai dengan (5.7), merupakan bentuk eksponensial yang eksponennya sama seperti
pada tegangan antara unsur tersebut.
• Hubungan antara amplituda tegangan dengan amplituda arus dalam masing-masing
unsur rangkaian itu adalah :
𝐼𝐺
𝑖𝐺 = 𝐺𝑉0 atau =𝐺 (5.8)
𝑉0
𝐼𝐶
𝑖𝐶 = 𝐶𝑠𝑉0 atau = 𝐶𝑠 (5.9)
𝑉0
1 𝐼𝐿 1
𝑖𝐿 = 𝑉 atau = (5.10)
𝐿𝑠 0 𝑉0 𝐿𝑠
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
• G adalah konduktansi
• Y(s) adalah admitansi, suatu istilah umum untuk menyatakan perbandingan antara arus
dengan tegangan, I/V.
• Admitansi merupakan fungsi variable frekuensi komplek, s.
• Z(s) adalah impedansi, perbandingan antara tegangan dan arus, V/I.
• Z(s) merupakan kebalikan dari Y(s) yang juga merupakan fungsi s.
𝐼𝐺
𝑖𝐺 = 𝐺𝑉0 atau =𝐺 (5.8)
𝑉0
𝐼𝐶
𝑖𝐶 = 𝐶𝑠𝑉0 atau = 𝐶𝑠 (5.9)
𝑉0
1 𝐼𝐿 1
𝑖𝐿 = 𝑉 atau = (5.10)
𝐿𝑠 0 𝑉0 𝐿𝑠
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
• Sumber arus i(t) pada Gambar 5.3 dapat dihitung dengan pertolongan hukum arus
Kirchhoff, jadi,
𝑖 𝑡 = 𝑖𝐺 𝑡 + 𝑖𝐶 𝑡 + 𝑖𝐿 (𝑡)
𝑑𝑣(𝑡) 1
𝑖 𝑡 = 𝐺𝑣 𝑡 + 𝐶 + )𝑡(𝑣 (5.11)
𝑑𝑡 𝐿
Jika persamaan (5.5) sampai dengan (5.7) disisipkan ke dalam persamaan (5.11) dan
menggabungkan suku-sukunya yang sama, akan dihasilkan
1
𝑖 𝑡 = G + Cs + 𝑉𝑒 𝑠𝑡 = 𝐼𝑒 𝑠𝑡 (5.12)
𝐿𝑠
Pada persamaan (5.12) tampak bahwa arus dari sumber tersebut juga merupakan fungsi
eksponensial dengan eksponen yang sama seperti tegangan yang dihasilkannya.
𝑉 1
𝑍 𝑠 = = (5.14)
𝐼 𝐺+𝐶𝑠+1/𝐿𝑠
• Dari persamaan (5.13) tampak bahwa Y(s), yang menyatakan admitansi tiga unsur
dalam hubungan paralel, dapat diperoleh dengan menjumlahkan admintansi
masing-masing unsurnya dengan cara yang sama seperti pada konduktansi paralel
dalam rangkaian resistif.
• Hal yang serupa berlaku pula untuk impedansi dalam hubungan seri seperti
resistansi dalam hubungan seri
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
R G
Ls
Cs
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
Contoh 5.1 Tentukan besar sumber tegangan v jika arus yang mengalir dalam rangkaian
pada gambar 5.4 adalah i = 2e3t ampere.
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
Contoh 5.1 Tentukan besar sumber tegangan v jika arus yang mengalir dalam rangkaian
pada gambar 5.4 adalah i = 2e3t ampere.
Contoh 5.1 tentukan besar sumber tegangan v jika arus yang mengalir dalam rangkaian
pada gambar 5.4 adalah i = 2e3t ampere.
Seperti halnya dengan rangkaian resistif seri, persoalan rangkaian ini dapat diselesaikan dengan
penyederhanaan rangkaian setelah impedansi masing-masing unsur tersebut ditentukan. Dengan
mengetahui bahwa s = 3,
𝑍𝐿 = 𝐿𝑠 = 2 × 3 = 6
1 1
𝑍𝐶 = = 1Τ = 1
𝐶𝑠 3 3
𝑍𝑅 = 𝑅 = 8
𝑣=𝑍 𝑠 𝑖
Jadi
𝑍 𝑠 𝑖 = 𝑍𝐿 + 𝑍𝐶 + 𝑍𝑅 = 6 + 1 + 8 = 15
Sehingga
𝑣 = 𝑍 𝑠 𝑖 = 15 × 2𝑒 3𝑡 = 30𝑒 3𝑡 volt
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
Contoh 5.2 Dalam rangkaian pada gambar 5.5 diketahui bahwa adalah kapasitor C = 1
µF, resistansi R = 10 kΩ dan v = 100e-50t volt. Tentukan i.
5.1 Impedansi dan Tanggapan unsur Rangkaian
Contoh 5.2 Dalam rangkaian pada gambar 5.5 diketahui bahwa adalah kapasitor C = 1
µF, resistansi R = 10 kΩ dan v = 100e-50t volt. Tentukan i.
Jawab Impedansi rangkaian ini dapat dengan mudah diperoleh dengan hukum
kombinasi paralel atau lebih mudah lagi dengan admitansi paralel yang dapat langsung
dijumlahkan. Dengan s = 50, didapatkan
𝑌 = 𝑌𝐶 + 𝑌𝑅 = 𝐶𝑠 + 𝐺
1
𝑌 = −50 × 10 + 4 = −50 × 10−6 + 10−4 = −0,00005 + 0,0001
−6
10
𝑌 = 0,00005 = 0,5 × 10−4 S
sehingga
𝑖 = 𝑌𝑣 = 0,5 × 10−4 × 100𝑒 −50𝑡
𝑖 = 0,005𝑒 −50𝑡 A
5.2 Hubungan antara rangsangan eksponesial dengan rangsangan saat tertentu
𝑣 = 𝑉0 𝑒 𝑠𝑡
Jika s = 0, nilai eksponensialnya =1, sehingga didapat suatu tegangan konstan V0 volt,
ketiga impedansi dasarnya adalah :
maka arus
ZR = R yang mengalir ke IR = V0/R
ZL = Ls = L.0 = 0 masing-masing unsur IL = V0/Ls = V0/0 =
ZC = 1/Cs = 1/C.0 = 1/0 = adalah : IC = V0/ = 0
5.3 Sifat Alamiah
• Sampai saat ini dalam membahas fungsi-fungsi eksponensial selalu diandaikan terdapat
suatu rangsangan pada rangkaiannya.
• Keadaan ini analog dengan sebuah perahu motor yang kecepatannya meningkat secara
eksponensial, kerana gaya yang meningkat secara eksponensial diberikan oleh motor
perahu tersebut.
• Tetapi jika tiba-tiba motor perahu tersebut dimatikan, perahu itu tidak akan sekaligus
berhenti. Perahu itu akan meluncur dengan kecepatan yang makin lama makin lambat.
• Hal yang serupa terjadi dalam rangkaian listrik yang mengandung unsur penyimpanan
tenaga, induktor dan kapasitor.
• Jika rangsangan/eksitasi yang diberikan kerangkaian itu dihilangkan, tenaga yang
tersimpan dalam kedua unsur itu akan tetap memberikan tanggapan/respon yang
berkurang secara eksponensial sampai seluruh tenaga yang terkandung dalam induktor
dan kapasitor pada rangkaian itu habis.
5.3 Sifat Alamiah
• Tanggapan yang “meluncur” dalam rangkaian listrik itu disebut sifat alamiah dan
tanggapannya adalah tanggapan alamiah.
• Variasi tanggapan secara eksponensial itu terjadi secara alami dalam suatu rangkaian
yang tidak mengalami gangguan.
• Sebaliknya, tanggapan yang terjadi karena karena adanya rangsangan yang sengaja
dikenakan pada rangkaian disebut tanggapan terpaksa.
𝐺
ln V(t) = - t + konstanta
𝐶
5.3 Sifat Alamiah
Jadi
Dimana :
V0 = e konstanta merupakan nilai v(t) saat t = 0 yang dikenal sebagai keadaan awal (Initial
Condition).
Penyelesaian praktis persoalan tanggapan alamiah ini akan lebih mudah untuk dipecahkan
dengan memisahkan hasilnya berupa fungsi eksponensial dan menentukan nilai s dengan
membuat impedansi atau admintansi rangkaian itu sama dengan nol.
5.3 Sifat Alamiah
Contoh 5.3 Suatu rangkaian dengan arus yang mengalir saat t = 0. Tentukan arus
tanggapan alamiah dan pada waktu yang lain.
Jawab
Misalkan arus tanggapan alamiah berbetuk iN= I0 estdan I0 = arus saat t = 0.
Impedansi rangkaian dihitung dengan memperhatikan dari kutub mana arah arus mengalir, yaitu
dari titik a dan b :
1
𝑍 𝑠 = 𝑍𝑅 + 𝑍𝑅 = 3
𝑍𝑅𝐿
1 1 1 1 1 1 × 2𝑠 1 × 4 2𝑠 4
= + = + = + = +
𝑍𝑅𝐿 𝑍𝑅 𝐿𝑠 4 2𝑠 4 × 2𝑠 2𝑠 × 4 4 × 2𝑠 4 × 2𝑠
1 4 + 2𝑠 4 × 2𝑠
= → 𝑍𝑅𝐿 = Gambar 5.7 Rangkaian untuk Contoh soal 5.3
𝑍𝑅𝐿 4 × 2𝑠 4 + 2𝑠
5.3 Sifat Alamiah
Contoh 5.3 Suatu rangkaian dengan arus yang mengalir saat t = 0. Tentukan arus
tanggapan alamiah dan pada waktu yang lain.
1 4 × 2𝑠 8𝑠 3 × 4 + 2𝑠 8𝑠
𝑍 𝑠 = 𝑍𝑅 + =3+ =3+ = +
𝑍𝑅𝐿 4 + 2𝑠 4 + 2𝑠 4 + 2𝑠 4 + 2𝑠
12 + 6𝑠 + 8𝑠 12 + 14𝑠
= =
4 + 2𝑠 4 + 2𝑠
6 + 7𝑠
=
2+𝑠
5.3 Sifat Alamiah
Contoh 5.3 Suatu rangkaian dengan arus yang mengalir saat t = 0. Tentukan arus
tanggapan alamiah iN dan pada waktu yang lain.
6 + 7𝑠 6
=0 → 6 + 7𝑠 = 0 → 7𝑠 = −6 → 𝑠=−
2+𝑠 7
𝑖𝑁 = 𝐼0 𝑒 −6𝑡/7
5.4 Tanggapan Paksa dengan Eksitasi/Rangsangan Eksponensial
• Dalam bagian ini, komponen paksa sebuah
tanggapan jaringan yang dihasilkan dari sebuah
eksitasi eksponensial Aest akan ditentukan.
• Rangkaian Gambar 5.8 di samping digunakan
untuk menunjukkan bagaimana menentukan
tanggapan paksa tersebut.
𝑑𝑖(𝑡) 1
𝑣 𝑡 = 𝑅𝑖 𝑡 + 𝐿 + න 𝑖 𝑡 𝑑𝑡
𝑑𝑡 𝐶
5.4 Tanggapan Paksa dengan Eksitasi/Rangsangan Eksponensial
• Sebuah eksitasi eksponensial menyebabkan sebuah tanggapan eksponensial, yang
kedua-duanya mempunyai nilai s yang sama. Jadi komponen paksa dari tanggapan
adalah i(t) = Iest.
• Untuk menentukan I, digunakan Tabel 5.2 di bawah ini.
1
𝑉 = 𝑅𝐼 + 𝐿𝑠𝐼 + 𝐼
𝐶𝑠
Penyelesaian :
a. Eksitasi/rangsangan adalah dalam bentuk eksponensial dengan s =
2 sehingga tanggapan tersebut adalah juga sebuah eksponensial.
Jaringan yang ditransformasi yang didasarkan pada admitansi
dalam Tabel 5.2 diperlihatkan dalam Gambar 5.9b.
Hukum arus Kirchhoff pada rangkaian (b) :
𝐼 = 𝐺𝑉𝑅 + 𝑠𝐶𝑉𝐶 ∴ 𝑉𝑅 = 𝑉𝐶 karena paralel, maka
1 Gambar 5.9 Rangkaian dari Contoh
𝐼 = 𝐺𝑉 + 𝑠𝐶𝑉 = 𝑉 + 𝑠𝐶𝑉 5.4 (a) dalam ranah waktu dan (b)
𝑅
𝑉 𝑉 𝐼 ditransformasikan ke ranah s
= + 𝑠. 1. 𝑉 𝐼 = + 𝑠𝑉 = 𝑉 + 𝑠𝑉 = 𝑉 1 + 𝑠 𝑉 =
1 1 1+𝑠
5.4 Tanggapan Paksa dengan Eksitasi/Rangsangan Eksponensial
Penyelesaian :
Arus IC melalui kapasitor tersebut adalah :
𝐼 𝑠
𝐼𝐶 = 𝑠𝑉 = 𝑠 = 𝐼
1+𝑠 1+𝑠
subsitusi s = 2 dan I = 10 memberikan :
−2 −2
𝐼𝐶 = 10 = 10 = 2 × 10 = 20
1−2 −1
jadi arus yang melalui kapasitor :
𝑖𝐶 𝑡 = 20𝑒 −2𝑡
b. Eksitasi yang konstan tersebut dapat dinyatakan sebagai 10e0t,
sehingga s = 0, sehingga IC = sV = 0, dan sebagai konsekuensinya
iC(t) = 0.
Gambar 5.9 Rangkaian dari Contoh
Pentingnya hasil ini adalah bahwa hasil ini menunjukkan kapasitor 5.4 (a) dalam ranah waktu dan (b)
berperilaku sebagai sebuah rangkaian terbuka keadaan tunak dc. ditransformasikan ke ranah s
5.4 Tanggapan Paksa dengan Eksitasi/Rangsangan Eksponensial
Contoh 5.5 Untuk rangkaian Gambar 5.10,
tentukan tegangan melalui induktor untuk v(t) yang
sama dengan
a. 10e-2t
b. 10 V
Gambar 5.10 Rangkaian dari Contoh 5.5 (a) dalam
Penyelesaian : ranah waktu dan (b) ditransformasikan ke ranah s
a. Jaringan yang ditransformasikan diperlihatkan dalam Gambar 5.10b. Pernyataan KVL untuk
simpal dalam Gambar 5.10b adalah :
𝑉
𝑉 = 𝑉𝑅 + 𝑉𝐿 = 𝑅𝐼𝑅 + 𝑠𝐿𝐼𝐿 = 1𝐼 + 𝑠1𝐼 = 𝐼 + 𝑠𝐼 = 1 + 𝑠 𝐼 atau 𝐼 =
1+𝑠
tegangan VL = sI, sehingga :
𝑉 𝑠
𝑉𝐿 = 𝑠 = 𝑉subtitusi s = -2 dan V = 10 memberikan :
1+𝑠 1+𝑠
−2 −2
𝑉𝐿 = × 10 = × 10 = 2 × 10 = 20, sehingga diperoleh 𝑣𝐿 𝑡 = 20𝑒 −2𝑡
1−2 −1
5.4 Tanggapan Paksa dengan Eksitasi/Rangsangan Eksponensial
Contoh 5.5 Untuk rangkaian Gambar 5.10,
tentukan tegangan melalui induktor untuk v(t) yang
sama dengan
a. 10e-2t
b. 10 V
Gambar 5.10 Rangkaian dari Contoh 5.5 (a) dalam
Penyelesaian : ranah waktu dan (b) ditransformasikan ke ranah s
b. Eksitasi (rangsangan) konstan tersebut dinyatakan oleh :
𝑣 𝑡 = 10𝑒 −0𝑡
subtitusi s = 0 ke dalam pernyataan untuk VL menghasilkan VL = 0 dan sebagai konsekuensinya, vL(t)
= 0.
Sifat hubung pendek dari induktansi dalam keadaan tunak dc ditunjukkan oleh nilai nol dari
tegangan induktansi. Untuk s = 0, maka impedansi induktor adalah nol, dan impedansi nol
menunjukkan sebuah hubung pendek.
5.5 Soal-Soal
Soal 5.1 Arus dalam sebuah induktansi 2,0 H adalah 5e-t. Carilah :
a. Impedansi induktansi Z(s).
b. Admitansi induktansi Y(s).
c. Tegangan melalui induktansi VL.
Soal 5.3 Tegangan melalui gabungan sejajar dari sebuah resistansi 5 Ω dan kapasitor 0,2 F
adalah 10e−2t. Tentukanlah :
a. Arus dalam setiap elemen
b. Arus seluruhnya yang dibekalkan kepada gabungan sejajar tersebut
c. Admitansi gabungan sejajar tersebut
5.5 Soal-Soal
Soal 5.4 Arus dalam gabungan seri dari sebuah resistor 10 Ω dan induktor 1 H adalah 3,0e-20t.
Carilah :
a. Tegangan melalui setiap elemen.
b. Tegangan melalui gabungan seri tersebut.
c. Impedansi gabungan seri tersebut.
Soal 5.7 Dalam rangkaian Gambar 5.12, nilai-nilai elemen adalah sebagai berikut : R = 4 Ω, C = 1 F
dan L = 2 H. Arus iR(t) = 3e-t. Carilah arus sumber i(t).