darah dari zat-zat buangan seperti urea dan buangan nitrogen non protein lain yang terbentuk sebagai hasil proses metabolit. • B. plasma klirens dinyatakan dalam ml/menit plasma klirens (ml/menit) = laju ekskresi urinaria (mg/menit Konsentrasi plasma (mg/ml) Konsentrasi urine dan mekanisme pengenceran A. Volume urine setiap hari bervariasi dari 600 ml-2500ml lebih 1. Jika volume urine tinggi, zat buangan diekskresi dalam larutan encer, hipotonik (hipoosmotik) terhadap plasma.berat jenis urine mendekati berat jenis air (1,300) 2. Jika tubuh perlu menahan air maka urine yang dihasilkan kental sehingga volume urine yang sedikit tetap mengandung jumlah zat buangan yang sama yang harus dikeluakan. Konsentrasi zat terlarut lebih besar, urine hipertonik (hiperosmotik) terhadap plasma, dan berat jenis urine lebih tinggi (diatas 1,030). b. Pengaturan volume urine. Produksi urine kental yang sedikit atau urine encer yang lebih banyak diatur melalui mekanisme hormon dan mekanisme pengkonsentrasi urine ginjal. 1. Mekanisme hormonal a. Antidiuretic hormon (ADH) meningkatkan permeabilitas tubulus konturtus distal dan tubulus pengumpul terhadap air sehingga mengakibatkan terjadinya reabsorbsi dan volume urine yang sedikit. -sisi sintesis dan sekresi. ADH disintesis oleh badan sel saraf dalam nukleus supraoptik hipotalamus dan disimpan dalam serabut saraf hipofisis posterior. Adh kemudian dilepas sesuai impuls yang sampai pada serabut saraf. -stimulus pada sekresi ADH (a) Osmotik (b) Volume dan tekanan darah (c) Faktor lain 2. Sistem arus bolak balik dalam ansa henle dan vasa rekta memungkinkan terjadinya reabsorpsi osmotik air, sehingga urine di ekskresi lebih kental dibandingkan cairan tubuh normal • C. sistem arus bolak balik ganda dalam ansa henle • 1. sistem arus bolak balik • 2. karena filtrat glomerulat isoosmotik. (a) Tungkai desenden ansa henle sangat permeabel terhadap air dan relatif impermeabel terhadap zat terlarut seperti NaCl. (b) Tungkai esenden impermeabel terhadap air tetapi permeabel terhadap NaCl. (c) Akibat peningkatan osmolaritas cairan interstisial (d) Karena filtrat bergerak disepanjang tungkai asenden , kandungan ion Na pun semakin berkurang. (e) Sebagian NaCl yang keluar dari tungkai asenden ke cairan interstisial berdifusi kedalam tungkai desenden sehingga memperbesar konsentrasi zat terlarut dalam tungkai desenden. (f) Akibatnya cairan interstisial yang menyelubungi ansa henle mengandung garam berkonsentrasi tinggi 3. daur ulang medularis terhadap urea membantu mempertahankan gradien konsentrasi vertikal dalam cairan interstisial ansa henle (a) Urea berdifusi secara pasif keluar dari duktus pengumpul menuju cairan interstisial medula (b) Dengan demikian urea disirkulasi ulang diantara tubulus pengumpul dan tungkai desenden. D. Mekanisme pertukaran arus bolak balik dalam pembuluh darah dan tubulus ginjal membantu mekanisme arus bolak balik ganda. Jika sirkulasi darah mengeluarkan zat terlarut dari cairan ekstraseluler medula, gradien konsentrasi tidak dapat dipertahankan. Gradien hiperosmolaritas vertikal tidak terganggu dengan sirkulasi darah karena beberapa alasan. • E. ekskresi urine kental • F. ekskresi urine encer. Jika ADH tidak ada, duktus pengumpul hampir tidak tertembus air. Reabsorpsi tambahan zat terlarut dalam tubulus distal dan duktus pengumpul mengakibatkan penurunan osmolaritas dalam cairan tubular sampai yang terendah antara 60-70 mOs/L sehingga urine akan di ekskresi.