Anda di halaman 1dari 12

KONSEP TENTANG HOST

KONSEP PAPARAN

Paparan adalah pengalaman yang didapat populasi atau organisme akibat terkena atau terjadinya kontak
dengan suatu faktor Agent potensial, yang berasal dari lingkungan. Paparan adalah pengalaman yang didapat
populasi atau organisme akibat terkena atau terjadinya kontak dengan suatu faktor agent potensial yang
berasal dari lingkungan.
paparan berbagi faktor yangberasal dari berasal lingkungan dapat diukur dengan dua cara, yaitu dengan cara
 Obyektif , antara lain adalah segala faktor yang bersifat fisis-kimiawi, seperti udara, air, tanah, makanan,
dsb.
 Subyektif, antara lain adalah rasa nyaman, rasa bising, rasa estetika, bau, dll

Untuk keperluan epidemiologi khususnya, paparan perlu diukur atas dasar waktu, tempat dan dosis atau
konsentrasi.
JENIS PAPARAN
Jenis paparan dapat dilihat dari sifat agent, yakni agent sistematik dan agent
lokal. Jenis paparan juga dilihat dari sifat pemapar seperti zat kimiawi, fisis, biologis
atau campuran.

 Agent Sistematik
Agent sitematik adalah agent yang apabila berhasil memasuki tubuh
organisme dapat beredar dan dapat menimbulkan efek diseluruh badan.
 Agent Lokal
Agent yang menimbulkan efek lokal, ditempat organisme terpapar, disebut
agent lokal.
Paparan VS Dosis

Dosis Paparan
Dosis merupakan kadar dari sesuatu (kimiawi, fisik, Pengukuran paparan dilakukan atas dasar waktu,
biologis) yang dapat mempengaruhi suatu organisme tempat, dosis, dan konsentrasi, karena akan
secara biologis. Dosis terdiri atas : menentukan intensitas dampak/ efek yang terjadi.
1. Potensial dose Waktu paparan diartikan sebagai lamanya setiap kali
2. Applied dose terjadi paparan, sering terjadi paparan, dan interval
waktu antara satu dengan lain paparan, Tempat
3. Internal dose paparan dapat diartikan sebagai lokasi geografis dan
4. Delivered dose lokasi pada tubuh
5. Biologys effective dose
Sifat Zat Paparan
Paparan dapat diukur atas dasar sifat zat paparannya, misalnya paparan zat
fisis, zat kimia, paparan murni atau campuran. Ilmu yang mempelajari secara
kuantitatif dan kualitatif pengaruh jelek dari zat kimiawi, fisis, dan biologis terhadap
sistem biologis (Soemirat, 2005) disebut dengan toksikologi.
Penyerapan zat kimia dapat terjadi secara langsung pada paru-paru, kulit,
bagian lambung dan beberapa jaringan lainnya. Sifat alami dan intensitas dari zat
beracun tergantung dari konsentrasi di dalam organ yang dituju. Suatu zat kimia
dapat dikatakan berbahaya jika dia memiliki jalur pemaparan.
PENGUKURAN PAPARAN

Ada beberapa cara yang dapat


dilakukan untuk mengukur
paparan :

Pengukuran Pengukuran
Kualitatif Kuantitatif
Populasi Terpapar

Populasi terpapar ditentukan


dengan pengukuran :
Pengukuran kualitas lingkungan :
 Pengkuran paparan secara
 Paparan tidak terukur secara akurat, tetapi mudah
langsung
dilakukan, dan dapat mewakili daerah yang luas dengan
 Pengkuran secara tidak
populasi besar
langsung
 Seringkali indikator yang digunakan tidak mengindikasikan
yang ingin diketahui, karena parameter tersebut tidak
diukur secara rutin.
 Populasi yang hidup pada kualitas lingkungan yang
memenuhi standar à populasi tidak terpapar, dan
sebaliknya
Paparan Pada Lingkungan

paparan udara
paparan air dan
Paparan pada lingkungan dibagi
makanan
menjadi:
paparan tanah

paparan biologis
Contoh Kasus Paparan
1. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan Paparan Nitrogen Dioksida (No2) Pada
Pedagang Kaki Lima Di Terminal Pulogadung Jakarta Timur

Paparan NO2 sebesar 50 ppm dapat mengakibatkan batuk, hemoptisis, dispnea, dan
nyeri dada. Jika terkena paparan NO2yang lebih tinggi dari 100 ppm, dapat
menghasilkan edema paru yang berakibat fatal atau dapat menyebabkan
bronkiolitis obliterans. Rata-rata waktu pajanan harian pedagang kaki lima terminal
Pulogadung Jakarta Timur yaitu 13 jam perhari dan rata-rata frekuensi pajanan
pertahunnya adalah 329 hari per tahun. Sedangkan rata-rata durasi pajanan atau
lama bekerja sebagai pedagang kaki lima di terminal Pulogadung Jakarta Timur
adalah 13 tahun. Sebanyak 12 orang (20%) pedagang kaki lima memiliki tingkat
risiko di atas 1 pada RQ realtime. Sedangkan untuk RQ lifetime terdapat sebanyak
13 orang (21,7%) pedagang kaki lima yang memiliki tingkat risiko di atas 1. Rata-
rata RQ realtime dan lifetimepedagang kaki lima terminal Pulogadung Jakarta
Timur masih di bawah 1 dan dinyatakan masih aman. Perhitungan estimasi risiko
menyatakan bahwa PKL di Terminal Pulogadung akan berisiko non kanker akibat
pajanan NO2 pada 40 tahun ke depan.
2. Hubungan Paparan Asap Rokok Dengan Kejadian Asma Pada
Anak Usia 13-14 Tahun di Kota Semarang
• di Indonesia, tercatat penduduk yang merokok cukup banyak, sekitar
35% dimulai saat berumur 15 tahun. Bronkokonstriksi merupakan
penyebab utama dari timbulnya serangan asma. Bronkokonstriksi
disebabkan oleh pelepasan substansi humoral seperti leukotrien dan
histamin. Berdasarkan hasil penelitian, tidak ditemukan hubungan
bermakna antara paparan asap rokok dengan kejadian asma.
Prevalensi kejadian asma anak usia 13-14 tahun di Semarang sebesar
7,1% dengan angka insidensi asma sebesar 2,9%. Jumlah rokok
yang dikonsumsi oleh anggota keluarga dari seorang perokok pasif
juga ditemukan tidak terdapat hubungan bermakna dengan asma.
3. Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan terhadap
Paparan Pestisida di Kawasan Pertanian
• Dalam analisis risiko kesehatan lingkungan, risiko kesehatan
sebagai endpoint atau efek paparan bahaya lingkungan yang
dibedakan dalam efek karsinogenik dan non karsinogenik. Dalam
hal ini pestisida merupakan bahan toksik yang dapat
menimbulkan efek karsinogenik dan nonkarsinogenik tergantung
jenis pestisida. Sebagai contoh golongan pestisidan organoklorin
lebih bersifat karsinogen sedangkan organofosfat dan karbamat
bersifat non karsinogen. Berdasakan bagan alir penerapan ARKL
maka setelah melakukan keempat langkah ARKL diatas maka
dapat diketahui apakah suatu agen risiko aman/dapat diterima
atau tidak.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai