Anda di halaman 1dari 28

CHAPTER 5

FRAUD RISK ASSESSMENT

DISUSUN OLEH:
1) LUMINTU LAKSMI HANDAYANI (12030119410019)
2) M.ROMANDHON RIZKY PUTRA TARA (12030119410020)
3) NOVI INDRIANI (12030119410056)
TECHNICAL LITERATURE AND RISK ASSESSMENT

TECHNICAL LITERATURE AND RISK ASSESSMENT


TECHNICAL LITERATURE AND RISK ASSESSMENT
FRAUD RISK ASSESSMENT
 Metode sistematis yang mengidentifikasi dimana dan
bagaimana fraud dapat terjadi
 Mengidentifikasi siapa yang mungkin dalam posisi
melakukan fraud
 Menciptakan proses terstruktur yang mengidentifikasi skema
risiko penipuan (fraud risk) dan kontrol yang dapat
mencegah atau mendeteksi skema tsb
 Mengukur kontrol detektif dan preventif untuk memastikan
kontrol tsb dirancang dan beroperasi secara efektif.
FRAUD RISK ASSESSMENT
 Bagian terpenting dari proses penilaian Risiko
Perusahaan (ERM) suatu Entitas
 Kunci Elemen Kerangka Anti Fraud
 Memperkuat Kemmapuan Organisasi untuk
mengevaluasi, memitigasi dan memantau
risiko yang timbul dari penipuan, korupsi dan
prilaku
FRAUD RISK ASSESSMENT
 Bagian penting dari proses Penilaian Risiko
Perusahaan (ERM – Enterprise Risk Management)
suatu entitas.
 Elemen utama Kerangka Anti-penipuan.
 Memperkuat kemampuan organisasi untuk
mengevaluasi, memitigasi, dan memantau risiko
yang timbul dari fraud, korupsi, dan perilaku salah
(misconduct).
Mengapa organisasi harus melakukan
penilaian risiko kecurangan (fraud risk
assessment) ?

Bagaimana Penilaian Resiko


kecurangan yang baik?

Bagaimana membentuk Tim Fraud Risk


Assessment?
RISK ASSESMENT FACTORS

FAKTOR
LINGKUNGAN
FAKTOR FAKTOR
PERUSAHAAN INTERNAL FRAUD
FAKTOR LINGKUNGAN PERUSAHAAN

FAKTOR POTENSIAL KECURANGAN TINGGI POTENSIAL KECURANGAN RENDAH

Gaya Autokrasi, Fokus ke keuntungan Partisipatif, Fokus ke pelanggan


Manajemen

Struktur Birokratis, mengatur, tidak fleksibel, Kolektif, sistematis,,terbuka untuk


Manajemen kontrol yang teruji, banyak tingkatan, berubah, dikontrol sendiri, struktur
dan Kontrol vertikal mendatar, horizontal

Karekteristik Pembual, Tertarik pada diri sendiri, Profesional, dihormati oleh rekan sejawat,
CEO pengendali, tidak peka terhadap pengambil resiko, bijaksana, dermawan,
orang lain, impulsif, berorientasi pada berorientasi pada produk dan pasar,
laba, sangat emosional, dll percaya diri, adil, dll
FAKTOR POTENSIAL KECURANGAN TINGGI POTENSIAL KECURANGAN RENDAH

Otoritas Terpusat, aturan kaku sangat Desemtralisasi, didelegasikan kepada


ditegakkan semua tingkatan, aturan yang masuk akal
cukup ditegakkan
Perencanaan Terpusat, perencanaan jangka Desentralisasi, perencanaan jangka
pendek panjang
Kinerja Diukur engan kuantitatif dan dalam Diukur secara kunatitatif dan kualitatif
jangka pendek, Umpan balik yang dan dalam jangka panjang, kritik yang
kritis, umpan balik negatif baik, umpan balik yang mendukung
Pelaporan Hanya laporan Rutin, semua Informal, lisan, jelas, tebuka, dll
didokumentasikan, formal, tertulis,
kaku, dll
Sistem Hukuman, kikir, dikelola secara politis Memperkuat, murah hati,
Penghargaan terutama secara moneter diadministrasikan dengan adil, promosi,
penambahan tanggung jawab
Etika Bisnis Ambivalen, Jelas diddefinisikan dan teratur diikuti
FAKTOR POTENSIAL KECURANGAN TINGGI POTENSIAL KECURANGAN RENDAH

Penilaian dan Ekonomi, politik, berpusat pada diri Sosial, prititual, berpusat pada kelompok
Kepercayaan sendiri

Hubungan Persaingan ketan, bermusuhan Ramah, kompetitif, supportif


Internal
Hubungan Bermusuhan Profesional
eksternal/pesai
ng
Hubungan Bermusuhan, agresif dan suka Kooperatif, ramah
Rekan Kera berdebat

Dasar Bekerja Keras Bekerja Cerdas


Kesuksesan

Loyalitas Rendah Tinggi


perusahaan
FAKTOR INTERNAL
Gagal menciptakan Orientasi & Ambiguitas dalam peran, tugas,
budaya yang jujur pelatihan tanggung jawab, dan bidang
yang tidak pertanggungjawaban kerja
memadai
Kegagalan untuk
mengenai Kebijakan perusahaan yang tidak
mengartikulasikan &
masalah memadai sehubungan dengan sanksi
mengkomunikasikan
hukum, etika, atas pelanggaran hukum, etika, dan
standar minimum
kecurangan & keamanan; terutama untuk kecurangan
kinerja & perilaku
keamanan dan kejahatan kerah putih
pribadi

Kurangnya audit, pemeriksaan & tindak lanjut berkala atau periodik untuk memastikan
kepatuhan terhadap tujuan, prioritas, kebijakan, prosedur & peraturan per-uu-an; Secara
umum, kurangnya akuntabilitas atas posisi kunci kepercayaan
FAKTOR FRAUD

Setiap penilaian resiko pada dasarnya harus


mempertimbangkan skema fraud yang lebih mungkin terjadi
untuk memandu program anti fraud. Mencegah dan
mendeteksi penanggulangan fraud tentu lebih efektif jika
mereka menangani skema fraud yang sering dilakukan
RISK ASSESMENT BEST PRACTICE

PEMIMPIN

FREKUENSI DAN
KESELARASAN
DENGAN
KEUANGAN
DAFTAR PERIKSA MANAJEMEN RESIKO DAN DOKUMENTASI

1 22 3 4
Daftar Entitas yang
Periksa Berbeda SKEMA Ukuran dan
Skema untuk
Fraud dievaluasi FRAUD Hubungan
Namun, kita harus mulai dengan Tim dapat menggunakan kriteria
menetapkan beberapa bersama untuk memastikan
SKEMA
taksonomi dan menambahkan bahwa skema yang penting tidak
FRAUD
atau menghapus dari daftar itu terlewatkan dan skema yang
sesuai kebutuhan tidak relevan akan dihapus
DAFTAR PERIKSA RESIKO
MANAJEMEN DAN DOKUMENTASI

RISIKO KONTROL RESIKO PROSES RED


INHEREN PENILAIAN RESIDUAL BISNIS FLAGS

Tim harus Penilaian bisa memiliki Sejumlah faktor bisa jadi


menentukan risiko probabilitas (1 sampai 100 dipertimbangkan di sini,
RISIKO
bawaan untuk skema persen) resiko bawaan beberapa di antaranya
INHEREN
penipuan entitas atau berisiko adalah industri, strategi,
atau proses bisnis ini rendah,sedang,atau tinggi dan struktur organ
 Auditor dan orang-orang penting lainnya
dalam tim harus menentukan kontrol apa
KONTROL
yang digunakan untuk mengurangi skema
PENILAIAN kecurangan spesifik.

 Penilaian harus mencocokkan metode


penilaian risiko bawaan).

 Harus dipastikan untuk mempertimbang-kan


bahwa orang-orang di posisi kunci dapat
mengevaluasi kelemahannya dengan baik
dalam pengendalian dan risiko internal
 Risiko bawaan akan meninggalkan risiko
residual. Resiko sisa pasti membutuhkan salah
satu dari dua tanggapan:
RESIKO
RESIDUAL 1. tidak ada tindakan, karena risiko yang tersisa
diterima,
2. atau tindakan mitigasi atau remediasi melalui
prosedur pencegahan atau deteksi
tambahan.

 Tanggapan yang diambil harus didokumentasi-


kan dan dilacak dari waktu ke waktu,sebagian
untuk menentukan kemampuan entitas untuk
mengukur dan mengelola risiko.
 Proses bisnisnya pemilik harus
didokumentasikan sebagai pihak
PROSES yang bertanggung jawab untuk
BISNIS wilayah tersebut dan, jika berlaku,
untuk menanggapi risiko residu yang
tidak dapat diterima.

 Menimbang jumlah gabungan dan


peringkat risiko dari semua skema
oleh proses bisnis dapat juga
menjelaskan risiko penipuan.
 Disini tim akan mengidentifikasi red
flags yang bisa dikaitkan dengan
RED skema.
FLAGS
 Dokumentasi ini merupakan titik
awal pencegahan penipuan atau
prosedur pendeteksian.

 Red Flags tersedia dari berbagai


sumber literatur
Studi Kasus Enron
 Enron didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas Company, sebuah konsorsium dari Northern American
Power and Light Company, Lone Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan
konsorsium ini secara bertahap dan pasti dibubarkan antara 1941 dan 1947 melalui penawaran saham kepada
publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir dirinya sebagai sebuah holding company,InterNorth, yang
menggantikan Northern Natural Gas di Pasar Saham Nwe York (New York Stock Exchange).
 Enron Corporation adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis diHouston,Texas, Amerika Serikat.
Sebelum bangkrutnya pada akhir 2001, Enron mempekerjakan sekitar 21.000 orang pegawai dan merupakan
salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, dan
komunikasi. Enron mengaku penghasilannya pada tahun 2000 berjumlah $101 miliar.Fortune menamakan Enron
"Perusahaan Amerika yang Paling Inovatif" selama enam tahun berturut-turut. Enron menjadi sorotan masyarakat
luas pada akhir 2001, ketika terungkapkan bahwa kondisi keuangan yang dilaporkannya didukung terutama oleh
penipuan akuntansi yang sistematis, terlembaga, dan direncanakan secara kreatif. Operasinya di Eropa
melaporkan kebangkrutannya pada 30 November 2001, dan dua hari kemudian, pada 2 Desember,di AS Enron
mengajukan permohonan perlindungan Chapter 11. Saat itu, kasus itu merupakan kebangkrutan terbesar dalam
sejarah AS dan menyebabkan 4.000 pegawai kehilangan pekerjaan mereka. Tuntutan hukum terhadap para
direktur Enron, setelah skandal tersebut, sangat menonjol karena para direkturnya menyelesaikan tuntutan
tersebut dengan membayar sejumlah uang yang sangat besar secara pribadi. Selain itu, skandal tersebut
menyebabkan dibubarkannya perusahaan akuntansiArthur Andersen, yang akibatnya dirasakan di kalangan
dunia bisnis yang lebih luas, seperti yang digambarkan secara lebih terinci di bawah.
ANALISIS KASUS

RISIKO KECURANGAN
G.Jack Bologna, Robert J.Lindquistdan Joseph T.Wellsmendifinisikan kecurangan“ Fraud is criminal deception
intended to financially benefit the deceiver( 1993,hal 3 )” yaitu kecurangan adalah penipuan kriminal yang
bermaksud untuk memberi manfaat keuangan kepada si penipu. Kriminal disini berarti setiap tindakan kesalahan
serius yang dilakukan dengan maksud jahat. Dan dari tindakan jahat tersebut ia memperoleh manfaat dan
merugikan korbannya secara financial. Biasanya kecurangan mencakup tiga langkah yaitu
(1) tindakan/the act.,
(2) Penyembunyian/the concealment dan
(3) konversi/the conversion
Risk Assessment Factor
Pengendalian manajemen dalam menilai faktor resiko kecurangan kasus Enron tidak memadai sehingga
mengakibatkan terjadinya kecurangan, pencurian dan penggelapan dana. Faktor lingkungan perusahaan yang
selalu berorientasi untuk mendapatkan keuntungan yang besar, faktor internal yang terjadi kegagalan pengambilan
keputusan / kebijakan perusahaan dan faktor penipuan dalam laporan keuangan yang direkayasa oleh Enron dan
disetujui oleh KAP Arthur Andersen sebagai auditor .
ANALISIS KASUS

 Tindakan-tindakan kecurangan yang dilakukan dalam kasus Enron adalah sebagai berikut:
1. Manajemen Enron telah menggelembungkan (mark up) pendapatannya US$ 600 juta, dan menyembunyikan
utangnya sejumlah US$ 1,2 miliar
2. Arthur Andersen menjadi auditor eksternal Enron sekaligus konsultan manajemennya dengan bayaran $5 juta untuk
biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi. Hal inilah yang menyebabkan konflik kepentingan ditubuh Arthur
Andersen sendiri, karena pembayaran atas jasa yang dilakukannya terlampau besar, sehingga memunculkan
kurangnya independensi dalam proses pengauditan laporan keuangan Enron.
3. Enron Memanipulasi angka-angka laporan keuangan agar tampak menarik di mata investor dan dianggap memiliki
kinerja yang baik.
 Risk Management Checklists and Documentation
1. Dalam skema penipuan kasus Enron, KAP Arthur Andersen juga ikut melakukan kesalahan yaitu dengan membantu
dalam merekayasa laporan keuangan dan menghapus/ memusnahkan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya
yang berhubungan dengan audit enron.
2. Resiko yang Inhern dalam kasus ini sangat tinggi sehingga menimbulkan kebangkrutan yang dialami oleh Enron.
3. Penilaian kontrol yang seharusnya dilakukan oleh auditor untuk mengurangi skema kecurangan disalahgunakan oleh
KAP Arthur Andersen dan manajemen Enron juga tidak berusaha mengatasi kelemahan yang ada dengan
pengendalian yang baik melainkan dengan melakukan kecurangan yang lain untuk menutupi kerugiannya.

Anda mungkin juga menyukai