Anda di halaman 1dari 8

A.

Pengertian tafsir bir-riwayah

 Tafsir bi ar-riwayah ini sering juga disebut dengan tafsir bi al-ma’stur atau bi al-
manqul. Sedangkan kata al-ma’stur dalam kamus Bahasa arab Al-ma’ani merupakan
bentuk isim maf’ul dari kata atsara, ya’stiru. Atsran yang secara etimologi bermakna
menyebutkan atau mengutip.
 Menurut Manna’ Al-Qaththan, tafsir bil riwayah atau nama lain tafsir Al-matsur adalah
tafsir yang berdasarkan kutipan-kutipan yang shahih, yaitu menafsirkan Al-Qur’an
dengan Al-Qur’an, Al-Qur’an dengan Hadits Nabi yang berfungsi untuk menjelaskan
Kitab Allah, dan juga dengan perkataan sahabat karena merekalah yang lebih
mengetahui Kitab Allah atau dengan apa yang dikatakan tokoh-tokoh besar tabi’in
karena pada umumnya mereka menerimanya dari para sahabat.
 Menurut Muhammad Al-Zarqani, tafsir bil riwayah atau tafsir bil al-matsur
adalah penafsiran ayat Al-Qur’an dengan ayat Al-Quran, Al-Qur’an dengan
Sunnah Nabi, dan para sahabat.
 Sedangkan menurut Muhammad Husein Adz-Dzahabi, tafsir bil matsur adalah
penafsiran yang bersumber ayat Al-Qur’an dengan ayat Al-Quran, dengan
Hadits nabi, perkataan sahabat dan juga tabiin, tabi’ tabiin termasuk dalam
kerangka tafsir riwayat meskipun mereka tidak secara langsung menerima
tafsir dari Rasullullah SAW
Karakteristik Tafsir bil Ma’tsur/riwayah
 Tafsir Al-qur’an dengan Al-qur’an
 ‫والسماء والطارق‬
“Demi langit dan yang datang pada malam hari” (QS. Ath-Thariq: 1)
‫النجم الثاقب‬
“(yaitu) bintang yang cahayanya menembus” (QS. Ath-Thariq: 3)
 Tafsir Al-qur’an dengan Sunnah/Hadits Nabi SAW
 ‫يأيها النبى اذا طلقتم النساء فطلقو هن لعد تهن واحصوا العدة واتقوأ هللا ربكم‬
 “Wahai Nabi, apabila kamu menceraikan para istri maka ceraikanlah mereka pada masa
idah mereka, dan hitunglah masa idah, dan bertakwalah kepada Allah Tuhanmu”.
(QS. At-Talaq: 1)
 “Yahya bin Bukair menyampaikan hadits kepada kami, al-lais berkata, ‘Uqail menyampaikan
hadits kepadaku, dari ibn Shihab dia berkata, Salim memberi khabar kepadaku, bahwasanya
‘Abdallah bin ‘Umar r.a., menyampaikan khabar kepadanya, sesungguhnya dia telah menalak
istrinya yang sedang haid, lalu Umar menjelaskan hal itu kepada Rasulullah SAW, lalu Nabi
menjadi marah dan bersabda: “Suruhlah ia merujuknya kembali dan menahannya hingga ia
suci, lalu haid lagi, lalu suci lagi. Kalau tetap ingin melakukan thalaq, maka ceraikanlah ia
dalam keadaan suci dan belum disetubuhi, maka itulah idah yang Allah perintahkan”
(H.R. Bukhari).
Karakteristik Tafsir bil Ma’tsur/riwayah
 Tafsir Al-qur’an dengan Riwayat Sahabat
 Surat Al-Anbiya ayat 30
 Artinya: “dan apakah orang-orang yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan
bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu. Kemudian kami pisahkan antara
keduanya. Dan dari air kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air kami jadikan
segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?”
 Menurut Ibn Abbas kata “kaanati samawaati ratqan” dalam ayat tersebut ditafsirkan
dengan “langit tidak menurunkan hujan” sedangkan “kaanatul ardhu ratqan” dengan
“bumi tidak dapat tumbuh” setelah langit dan bumi di pisahkan maka “langit dapat
menurunkan hujan” dan “bumi dapat tumbuh”.
 Tafsir Al-qur’an dengan Riwayat Tabiin
 Surat Al-Baqarah ayat 65
 Artinya: “dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar di
antaramu pada hari sabtu, lalu kami berfirman kepada mereka, “jadilah kamu kera yang
hina”.
 Frasa “jadilah engkau kera yang hina” oleh Mujahid tidak diartikan secara fisik bahwa
orang berubah wujud menjadi kera, akan tetapi hanya perilakunya. Permisalan.
‫فلما ألفت كتاب ترجمان القرآن وهذا التفسیر المسند عن رسول هلل صلى هلل‬
‫علیه وسلم وتم بحمد هلل فى مجلدات فكان ما أوردته فیه من اآلثار بأسانید‬
‫الكتب المخرجة منها واردات (أى طرقا كثیرة) رأيت قصور أكثر الجهد عن‬
,‫تحصیله ورغبتهم فى اإلقتصار على متون األحاديث دون اإلسناد وتطويله‬
,‫ مقتصرا فیه على متن األثر‬:‫ وفى منهجه يقول‬. ‫فلخصت منه هذا المختصر‬
‫ فى التفسیر‬.‫ر‬Setelah
‫المنثو‬Aku ‫الدر‬menyusun
( ‫وسمیته‬kitab‫معتبر‬ ‫كتلب‬
Turjuman ‫الى كل‬
al-Qur’an ‫مصدرا بالعزو والتخريج‬
ia merupakan
tafsir yang bersambung dari Rasulullah dan para sahabatnya, dan
Alhamdulillah kitab ini selesai sempurna dalam beberapa jilid, maka )‫بالمأثور‬
ada yang saya sampaikan di dalamnya dari atsar (jejak) dengan
sanad-sanad kitab yang ditakhrij darinya. Aku berpendapat bahwa
keterbatasan kebanyakan hasrat dari mencapainya dan kegemaran
mereka dalam meringkas matan hadits tanpa isnad dan tidak
panjang lebar, maka aku merangkum darinya dengan ringkasan
pada matan dari atsar bersumber pada riwayat dan takhrij dalam
kitab yang diperhitungkan. Aku beri nama kitab tersebut dengan al-
Durr al-Mantsur fi al-Tafsir bi al-Ma’tsur (Mutiara yang ditaburkan
pada Tafsir bi al-Ma’tsur).
sunnah

 Menurut riwayat Al-Tirmidzi, ibn Abi Ad-Dunya, ibn al-


Anbari mereka menemukan dalam kitab al-Mashohif dari
ibn Salamah bahwa Rasulullah SAW membaca ayat
tersebut dengan cara membaca pendek pada huruf mim
tanpa memakai alif. Al-Anbari juga menerima dari Anas
bin Malik ia berkata: Rasulullah SAW, Abu Bakar, Umar,
Thalhah, al-Zubair bin Awwam, Abdur Rahman bin ‘Auf,
Mu’az bin Jabal mereka membacanya dengan ‫ ملك‬tanpa
menggunakan alif.
SAHABAT

 Menurut riwayat al-Hakim, al-Dzahabi dari Abi Hurairah bahwa Rasulullah SAW
mambaca lafazh tersebut menggunakan huruf shad )‫(الصراط‬
 Menurut riwayat Sa’id bin al-Manshur, Abdu bin Humaid, al-Bukhari, al-Anbari
dari ibn Abbas beliau membaca ayat tersebut dengan menggunakan sin (
(‫السراط‬
Tabi’in

 Menurut riwayat 'Abdu ibn Humaid ibn al-Mundzir dari


‘Atha, makna firman Allah yang berbunyi ) ‫)وال تنابزوا بااللقاب‬
adalah misalnya seseorang memanggil orang lain dengan
panggilan yang tercela seperti ( ‫)یا خنزیر‬

Anda mungkin juga menyukai