THREE DOMAINS OF

THE FIVE KINGDOMS OF LIFE

Kingdom tradisional:
1. Monera
2. Protista
3. Fungi
4. Plantae
5. Animalia

Lima kingdom kehidupan

adalah cermin ilmu
pengetahuan yang selalu
diperbarui
Important events in the evolution of life.
Dates for many of the events shown are
The "six" kingdom taxonomic scheme
 The sequence from the tw sequence from the two-
kingdom system up to Cavalier-Smith's six-kingdom
Cavalier
Linnaeus Haeckel Chatton Copeland Whittaker Woese et al. Woese et al.
Smith
1735 1866 1925 1938[ 1969 1977 1990
2004
2 kingdoms 3 kingdoms 2 empires 4 kingdoms 5 kingdoms 6 kingdoms 3 domains
6 kingdoms

Eubacteria Bacteria
Prokaryota Monera Monera Archaebacter Bacteriia
Archaea
ia
(not treated) Protista

Protozoa
Protoctista Protista Protista
Chromista
Eukaryota Eukarya
Plantae Plantae Plantae Plantae
Vegetabilia Plantae
Protoctista Fungi Fungi Fungi
Animalia Animalia Animalia Animalia Animalia Animalia
Chromista
From Wikipedia, the free encyclopedia

The Chromista are a eukaryotic supergroup,

probably polyphyletic which may be treated as a
separate kingdom or included among the Protista.
They include all algae whose chloroplasts contain
chlorophylls a and c, as well as various colorless
forms that are closely related to them. These are
surrounded by four membranes, and are believed
to have been acquired from some red algae.
 KARAKTER BAKTERIA ARCHAEA EUKARYA

Selubung inti absen absen ada

Organel bermembran absen absen ada

Dinding sel Peptidoglikan ada absen absen

hidrokarbon-
hidrokarbon- hidrokarbon-tidak-
membran lipida tidak-
bercabang bercabang
bercabang
RNA polymerase satu jenis beberapa jenis beberapa jenis

Asam amino inisiator (dalam Formil (f-)

Metionin Metionin
sintesis protein) Metionin

ada pada
Intron (bagian gen non-coding) jarang ada
beberapa gen

Respon terhadap Streptomycin & pertumbuha

tidak terhambat tidak terhambat
Chloramphenicol n terhambat

Histon absen ada ada

Kromosom sirkular ada ada absen

kemampuan hidup >100°C tidak beberapa jenis tidak

 Tahun 1753 algae ditempatkan dalam kelompok Cryptogamia bersama
dengan ‘tumbuhan rendah’ oleh Linnaeus. Dan sejak saat itu para peneliti
tertarik dengan keunikan organisme fotosintetik yang saat ini terdiri dari sekitar
350.000 jenis (Brodie & Zuccarello, 2007).

Algae merupakan kelompok dengan morfologi beragam, dari sel

tunggal berukuran hanya beberapa picometer hingga kelp raksasa berukuran
panjang 60 m. Beberapa kelompok dengan karakter ‘hewan’.

Pada abad 19 (tahun 1800-an) peneliti menggunakan karakter warna

(pigmen fotosintesis) sebagai karakter diagnostik membedakan kelompok-
kelompok utama dalam algae. Kita mengenal algae hijau-biru, algae merah,
algae coklat, algae pirang dan algae hijau.

Penggunaan mikroskop elektron memungkinkan ditemukannya fakta-

fakta baru, seperti struktur flagella dan struktur sisik pada Cryptomonas, yang
memungkinkan disimpulkannya teori baru tentang klasifikasi alga. Teori
ENDOSIMBIOSIS adalah teori yang terakhir merevolusionerisasi sistem
klasifikasi alga.
ENDOSIMBIOSIS dapat diamati dari struktur plastida.
ENDOSIMBIOSIS PRIMER dengan plastida bermembran 2(alga mrah, alga hijau,
tumbuhan tinggi), ENDOSIMBIOSIS SEKUNDER dengan plastida bermembran 3
(straminophiles, haptophytes, euglenoids). ENDOSIMBIOSIS TERSIER dengan plastida
bermembran 4 (sebagian dinoflagellata).
• In cell biology, pyrenoids are
organelles, centers of carbon dioxide
fixation within the chloroplasts of algae
and hornworts.[1][2] Pyrenoids are not
membrane-bound, but specialized areas
of the plastid that contain high levels of
ribulose-1,5-bisphosphate
carboxylase/oxygenase (RubisCO).
 DOMAIN DIVISI NAMA UMUM KELAS
Prokaryota eubacteriaCyanophyta Blue-green algae/alga hijau-biru Cyanophyceae
Prochlorophyta tidak ada Prochlorophyceae
Eukaryota Glaucophyta tidak ada Glaucophyceae
Rhodophyta Red algae/alga merah Bangiophyceae
Florideophyceae
Heterokontophyta Golden algae/alga pirang Chrysophyceae
Yellow-green algae/alga hijau-kuning Xanthophyceae
Diatom Eustigmatophyceae
Brown algae/alga coklat Bacillariophyceae
Raphidophyceae
Dictyochophyceae
Phaeophyceae
Haptophyta Coccolithophorid Haptophyceae
Cryptophyta Cryptomonad Cryptophyceae
Dinophyta Dinoflagellates Dinophyceae
Euglenophyta Euglenoid Euglenophyceae
Chlorarachniophyta tidak ada Chlorarachniophyceae
Chlorophyta Green algae/alga hijau Prasinophyceae
Chlorophyceae
Ulvophyceae
Cladophorophyceae
Bryopsidophyceae
Zygnematophyceae
Trentepohliophyceae
Klebsormidiophyceae
Charophyceae
Dasycladophyceae
 PIGMEN
DIVISI PRODUK SIMPANAN
KLOROFIL FIKOBILIN KAROTENOID XANTOFIL
Cyanophyta a c-Fikoeritrin -Karoten Mxoxanthin Cyanofisin (polimer argine & asparagine)
c-Fikosianin Zeaxanthin pati Cyanophycean (a-1,4-glucan)
Alofikosianin
Fikoeritrosianin
Prochlorophyta a, b TIDAK ADA -Karoten Zeaxanthin pati Cyanophycean (a-1,4-glucan)
Glaucophyta a c-Fikosianin -Karoten Zeaxanthin pati (a-1,4-glucan)
Alofikosianin
Rhodophyta a r,b-Fikoeritrin dan-Karoten Lutein pati Floridean (a-1,4-glucan)
r-Fikosianin
Alofikosianin
Cryptophyta a, c Fikoeritrin-545 - dan -Karoten Alloxanthin pati (a-1,4-glucan)
Heterokontophyta a, c TIDAK ADA - dan -Karoten Fucoxanthin Chrysolaminaran ( -1,3-glucan)
Violaxanthin Chrysolaminaran ( -1,3-glucan)
Haptophyta a, c TIDAK ADA dan-Karoten Fucoxanthin
Dinophyta a, b, c TIDAK ADA - Karoten Peridinin pati (a-1,4-glucan)
Fucoxanthin
Diadinoxanthin
Gyroxanthin
Dinoxanthin
Euglenophyta a, b TIDAK ADA -dan - Karoten Diadinoxanthin Paramylon ( -1,3-glucan)
Chlorarachniophyta a, b TIDAK ADA TIDAK ADA Lutein Paramylon ( -1,3-glucan)
Neoxanthin
Violaxanthin
Chlorophyta a, b TIDAK ADA -dan - Karoten Lutein pati (a-1,4-glucan)
Prasinoxanthin
Pigmen pada Algae
 NUTRISI
Model Nutrisi
Golongan
No Photo- Hetero- Phago- Osmo- Contoh
Alga
trophy trophy trophy trophy
Pengganti
Obligate (bila Gymnodium
1 heterotropic konsentrasi Utama - - gracilentum
algae mangsa (Dinophyta)
terbatas)
Pengganti Pengganti Dinobryon
Obligate
(bila (bila dipergens
2 phototropic utama -
cahaya cahaya (Hetero-
algae
terbatas) terbatas) kontophyta)
Facultative Fragillium
Digunakan sama baik
3 mixotrophic - - subglobosum
untuk pertumbuhan
algae (Dinophyta)
Bisa juga Euglena
Obligate
menyediakan nutrisi gracillis
4 mixotrophic Utama
utama untuk (Euglena-
algae
pertumbuhan phyta)
 Mixotroph
• A mixotroph is an organism that can use a
mix of different sources of energy and
carbon. Possible alternations are between
photo- and chemotrophy, between litho- and
organotrophy, between auto- and
heterotrophy or a combination of it.
Mixotrophs can be either eukaryotic or
prokaryotic.
They can take advantage of different
environmental conditions.
 Reproduksi Alga
1. Reproduksi secara vegetatif (aseksual)
a. Pembelahan sel(misalnya pada Navicula)
b. Fragmentasi dari koloni atau filamen

Secara fragmentasi, yaitu pemotongan bagian tubuh menjadi

beberapa bagian. Setiap potongan tubuh tersebut dapat
berkembang menjadi organisme baru, misalnya pada
Spirogyra.

c. Menghasilkan spora motil:

a. Zoospora (Chlamydomonas sp. / Chlorophyta)
b. Aplanospora  zoospora
c. Autospora, contoh: Nannochloropsis (Heterokontophyta) dan
Chlorella (Chlorophyta)  zoospora

d. Pembentukan autokoloni: Volvox dan Pediastrum

(Chlorophyta)
Fragmentasi-Zoospora
 Zoospore, Aplanospore, and Autospore
Zoospores are flagellate motile spores that may be produced within a parental
vegetative cell as in Chlamydomonas (Chlorophyta) (Figure 1.17). Zoospores have
a flagella and are created mostly asexually.

Aplanospores are aflagellate spores that begin their development within the parent
cell wall before being released; these cells can develop into zoospores.

Autospores are aflagellate daughter cells that will be released from the ruptured wall
of the original parent cell. They are almost perfect replicas of the vegetative cells
that produce them and lack the capacity to develop in zoospores.
Examples of autospore forming genera are Nannochloropsis (Heterokontophyta)
and Chlorella (Chlorophyta).

Spores may be produced within ordinary vegetative cells or within specialized cells
or structures called sporangia.
Zygospores are produced from the zygosporangium from individuals of different
sexes.
Beberapa kelompok algae dalam kondisi tidak
menguntungkan dapat menghasilkan sel berdinding tebal
dalam fase instirahat. Contoh: 1) hypnospora pada
Ulothrix sp. dan Chlorococcum sp.; 2) hypnozigote pada
Spyrogyra spp. dan Dynophyta ; 3) statospora (cysta
endogen) yang dibentuk dalam sel vegetatif pada
Ochromonas spp. (Chrysophyceae); 4) akinet (sel
vegetatif berdinding tebal pada kondisi nutrisi lingkungan
dan cahaya terbatas pada Anabaena cylindria
(Cyanophyta)
 Hynozygote, hypnospore, statospore
• A hypnozygote is a resting cyst resulting from
sexual fusion; it is commonly thick-walled. A
synonym of zygotic cyst.[1]
• Hypnospore: a very thick-walled asexual
resting spore (as of various green algae)
• Statospore: resting spore; esp : a thick-walled
resistant spore formed within the frustules of
various chiefly marine centric diatoms
b) Reproduksi generatif, antara lain dengan membentuk sel
kelamin dan konjugasi.
§ Dengan pembentukan gamet (sel kelamin), yaitu sel telur
(ovum) oleh oogonium dan sperma oleh anteridium,
misalnya pada Ulva dan Oedogonium.
§ Konjugasi adalah reproduksi generatif pada organisme
yang tidak diketahui jenis kelaminnya. Untuk membedakan
jenis kelamin ditandai dengan (+) dan (-). Konjugasi diawali
dengan plasmogami (persatuan plasma) dilanjutkan dengan
kariogomi (persatuan inti sel). Reproduksi secara konjugasi
terjadi pada Spirogyra.
Konjugasi
Konjugasi
 Reproduksi Alga

2. Reproduksi generatif (seksual)

a. Isogami
b. Heterogami, terdiri dari:
a. Anisogami: dua gamet motil yang terdiri
dari sperma (kecil) dan sel telur (lebih
besar) berfertilisasi
b. Oogami: satu gamet motil (sperma)
berfertilisasi dengan gamet non motil yang
sangat besar (sel telur)
 REPRODUKSI ALGA
ISOGAMI VS ANISOGAMI (salah satunya oogami)
 Pola Daur Hidup Algae
• Bervariasi berdasarkan perbedaan pada titik dimana meIosis
terjadi dan tipe sel yang dihasilkan dan tahap mana yang lebih
lama hidup bebas dalam daur hidupnya.
a. Haplontik / zigotik. Karakteristik: fase vegetatif haploid yang pre-
dominan, meiosis terjadi setelah perkecambahan zigot. Contoh:
Chlamydomonas sp.
b. Diplontik / gametik. Karakteristik: fase vegetatif diploid yang pre-
dominan, meiosis terjadi pada pembentukan gamet haploid
c. Diplohaplontik / sporik. Siklus ini adalah pergantian generasi
antara dua fase yang berbeda, terdiri dari gametofit haploid dan
sporofit diploid. Gametofit menghasilkan gamet dengan mitosis;
sporofit menghasilkan spora melalui meiosis. Pergantian
generasi dalam alga dapat isomorfik seperti pada Ulva sp. atau
heteromorfik dengan pre-dominan dari sporofit seperti pada
Laminaria sp. atau dengan gametofit pre-dominan seperti pada
Porphyra sp. / Rhodophyta
 Diplo-haplontic Life Cycle (Alternation of generations)

•
D
Both haploid and diploid phase
are true multicellular generations.

Isomorphic: sporophyte and

gametophyte generations are
morphologically alike.

Heteromorphic: sporophyte and

gametophyte generations are
morphologically distinguishable.

Examples: most plants

 Haplontic Life Cycle (Haploid dominant)

• Haploid phase is the

only true generation: no
sporophyte generation
exists; after fertilization
zygotes directly form
haploid spores by
meiosis. All cells except
the zygotes are haploid.

Examples: many algae

and fungi
 Diplontic Life Cycle (Diploid dominant)

Diploid phase is the only

true generation: no
gametophyte generation
exists; gametes form
directly from meiosis of
diploid cells. All cells
except gametes are
diploid.

Examples: some green

algae, most animals
(including humans)
• A gametophyte is the haploid,
multicellular phase of plants and algae
that undergo alternation of generations,
with each of its cells containing only a
single set of chromosomes.
• The gametophyte produces male or
female gametes (or both), by a process
of cell division called mitosis.
• The female and male gametes are also
called, respectively, egg cells and
sperm. The fusion of male and female
gametes produces a diploid zygote,
which develops by repeated mitotic cell
divisions into a multicellular sporophyte.
Because the sporophyte is the product
of the fusion of two haploid gametes, its
cells are diploid, containing two sets of
chromosomes.
• The mature sporophyte produces
spores by a process called meiosis, in
which the chromosome pairs are
separated once again to form single
sets. The spores are therefore once
again haploid and develop into haploid
gametophytes.
REPRODUKSI ALGA
DAUR HIDUP HAPLONTIK (ZIGOTIK), DIPLONTIK (GAMETIK),
DIPLOHAPLONTIK (SPORIK) (gametik) diplontik

(sporik) diplohaplontik

(zigotik) haplontik
 Diplohaplontik pada Laminaria
(Heterokontophyta: Phaeophyceae)

Diplontik pada Fucus

(Heterokontophyta: Phaeophyceae)

Haplontik pada
Chlamydomonas
(Chlorophyta)
Chlamydomonas
PROKARYOTA: BAKTERIA DAN ARCHAEA

PROKARYOTA ≠ BAKTERIA
KITA TIDAK TERTARIK DENGAN BAKTERIA

TETAPI CYANOBACTERIA=
CYANOPHYTA=CYANOPHYCEAE
(Alga Hijau-Biru)
 CYANOBACTERIA
1. Dinding sel pektin, hemiselulosa dan selulosa, kadang berupa
lendir.
2. Pigmen fotosintesis klorofil-a, karotenoid, fikosianin & fikoeritrin,
terletak di tepi plasma, dekat dinding.
3. Cadangan makanan: glikogen, sianofisin (lipo-protein) & volutin
(anorganic polyphosfat).
4. Umumnya pergerakan pasif, atau meluncur (seperti bakteri).
5. Perkembangbiakan vegetatif.
6. Beberapa membentuk sistem pertahanan untuk lingkungan tidak
bersahabat: ENDOSPORA (cadangan makanan, dinding
supertebal dan metabolisme minimum).
7. Pada Oscillatoriaceae sering membentuk heterosista (heterocyst),
yaitu segmen benang yang kelihatan kosong, tidak memiliki pigmen.
Pada keadaan ekstrem heterosista dapat berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan vegetatif. Tetapi lebih sering mati dan
menyebabkan putusnya filamen.
8. Kebanyakan bersimbiosis dengan makhluk hidup lain (mutualisme,
parasitisme, komensalisme). Anabaena dengan Cycas atau Azolla.
9. Salah satu komponen fotosintetik pada Lichens (Nostoc).
10.Sering berlaku sebagai organisme perintis. Tumbuh di batu, cadas,
kapur.
11.Telah ada sejak zaman Pre-Cambrium >600juta jtl.
• Volutin granules are an intracytoplasmic (inside
the cytoplasm of a cell) storage form of complexed
inorganic polyphosphate,[1] the production of which
is used as one of the identifying criteria when
attempting to isolate Corynebacterium diphtheriae
on Löffler's medium. Polyphosphate granules are
called metachromatic granules due to their
displaying the metachromatic effect; they appear
red or blue when stained with the blue dyes
methylene blue or toluidine blue.[2]
 CYANOPHYTA
CYANOPHYTA
12. Non-motile
13. Eubakteria gram negatif
14. Uniseluler, filamen tidak bercabang atau koloni dengan bentuk tidak spesifik
15. Planktonik, kadang menimbulkan algal-bloom di danau-danau eutropik
16. Komponen penting pada kelompok picoplankton baik di laut maupun air tawar
17. Mengendap jika koloni terlalu besar, berupa benthos/benthic membentuk karpet di
tanah, pantai, Lumpur atau mata air panas
18. Bersimbiosis dengan diatom, paku, lichen, Cycas, spons dan organisme lain
19. Pigmen Cyanophyta termasuk klorofil a, fikobilin biru dan merah (fikoeritrin,
fikosianin, alofikosianin dan fikoeritrosianin), dan karotenoid.
20. Pigmen asesori tersebut terdapat dalam fikobilisom. Fikobilisom terdapat di
terletak di permukaan luar tilakoid dan tersusun berbaris.
21. Tilakoid Cyanophyta terdapat dalam sitoplasma, tidak tersusun bertumpuk, namun
tersebar berjarak, sama dengan Rhodohyta dan Glaucophyta, tapi berbeda dari
prochlorophyta dan sebagian besar algae yang lain
21. Polisakarida simpanan berupa pati cyanophycean, disimpan dalam
sebuah granula/butiran kecil yang terdapat di antara tilakoid
22. Sebagai tambahan, sel ini kadang mengandung granula
sianofisin/cyanophycin, yaitu polimer arginine dan asparagine
23. Pada jenis lautan, terdapat gelembung gas untuk membantu
mengapung
24. Pada jenis-jenis yang filamentus, sering terbentuk
heterosista/heterokista/heterocyst dan akinet.
25. Heterokista adalah sel vegetatif yang telah berubah secara drastis:
kehilangan fotosistem II, membentuk dinding sel glikolipida tebal,
untuk menciptakan lingkungan anaerob dalam sel untuk melakukan
proses fiksasi nitrogen
26. Beberapa Cyanophyta/Cyanobacteria memproduksi racun
(neurotoksin & hepatotoksin yang mematikan
Heterocysts are specialized nitrogen-
fixing cells formed by some filamentous
cyanobacteria, such as Nostoc
punctiforme, Cylindrospermum
stagnale and Anabaena sphaerica,
during nitrogen starvation.
Heterokista/heterokist/heterocyst adl sel yg berdinding
lbh tebal yg berbeda dgn sel2 lainnya pd Cyanobacteria
yg berbentuk benang/filamen. Heterokist dpt memfiksasi
nitrogen dlm bentuk gas (N2) shg dpt dimanfaatkan oleh
cyanobacteria tsb. Contoh Cyanobacteria yg memiliki
heterokist adlh Nostoc & Anabaena.
Heterokist dpt tumbuh mjd individu baru jk memisahkan
diri dr sel2 lain.
Heterokista adalah sel vegetatif yang telah berubah
secara drastis: kehilangan fotosistem II, membentuk
dinding sel glikolipida tebal, untuk menciptakan
lingkungan anaerob dalam sel untuk melakukan proses
fiksasi nitrogen
An akinete is a thick-walled
dormant cell derived from the
enlargement of a vegetative
cell. It serves as a survival
structure. It is a resting cell of
cyanobacteria and unicellular
and filamentous green algae.
Under magnification, akinetes
appear thick walled with
granular-looking cytoplasms.
In cell biology, a granule is a small particle. It can be
any structure barely visible by light microscopy. The
term is most often used to describe a secretory
vesicle.
 ANGGOTA CYANOPHYTA
Anak-seksi/subseksi I
(Chroococcales): Prochlorococcus, Prochloron, Gloeobacter, Chamaesiphon,
Cyanobacterium, Cyanobium, Cyanothece, Synechococcus, Dactylococcopsis,
Gloeothece, Microcystis, Synechocystis, Chroococcus, Gloeocapsa
Anak-seksi/subseksi II
(Pleurocapsales): Cyanocystis, Dermocarpella, Stanieria, Xenococcus,
Chroococciodiopsis, Myxosarcina, “Pleurocapsa”
Anak-seksi/subseksi III
(Oscillatoriales): Crinalium, Starria, Spirulina, Arthrospira, Lyngbya, Microcoleus,
Symploca, Leptolyngbya, Limnothrix, Prochlorothrix, Pseudanabaena, Geitlerinema,
Borzia, Oscillatoria, Planktohtrix, Trichodesmium, Tychonema
Anak-seksi/subseksi IV
(Nostocales): Anabaenopsis, Cyanospira, Aphanizomenon, Cylindrospermum,
Cylindrospermopsis, Anabaena, Nostoc, Scytonema, Calothrix, Rivularia,
Gloeotrichia, Tolypothrix, Microchaete
Anak-seksi/subseksi V
(Stigonemetales) : Loriella, Geitleria, Iyengariella, Mastigocladopsis, Nostociopsis,
Westiella, Chlorogloeopsis, Stigonema, Doliocatella, Fischerella
Sumber: Castenholz, 2001.
Oscillatoria
Spirulina
Azolla & Cycas
Microscopic cross-section of a coralloid root from the base of a
cycad (Dioon spinulosum). Just inside the outer cortex is a
greenish layer of nitrogen- fixing cyanobacteria. Microscopic
cross-section of a coralloid root from the base of a cycad (Dioon
spinulosum).
 PROCHLOROPHYTA

1. Uniseluler, filamentus. Jika filamentus dapat bercabang atau tidak bercabang

2. Hidup bebas sebagai nanoplankton atau sebagai simbion obligat dengan
tunicata (Urochordata) atau teripang
3. Terbatas hidup di perairan laut tropis dan subtropis dengan suhu rata-rata 24oC
4. Memiliki klorofil a dan b seperti euglenoid dan tumbuhan darat, namun tanpa
fikobilin. Karakter ini merupakan pembeda utama antara Prochlorophyta dan
Cyanophyta
5. Pigmen lainnya adalah β-karoten dan beberapa xantofil (terutama zeaxanthin).
6. Tilakoid terdapat bebas di sitoplasma, tersusun bertumpuk.
7. Penyimpanan polisakarida berbentuk mirip-pati
8. Merupakan komponen penting produsen di lautan, di samudra tropis dan
subtropis menyusun 25—60% total klorofil a.
9. Mampu memfiksasi nitrogen, namun tidak dengan heterokista
10. Jenis-jenis yang masuk dalam Prochlorophyta masih diperdebatkan. Sebagian
ahli masih mengelompokkannya dalam Cyanophyta atau Glaucophyta
Berdasarkan jurnal Nature 355, 265 - 267 (16 Januari 1992) tiga marga
tercatat dalam Divisi Prochlorophyta, yaitu: Prochloron,Prochlorothrix,
Prochlorococcus
 Baik Cyanophyta dan Prochlorophyta memiliki enzim
RuBisCo (ribulose biphospate carboxylase/oxygenase, enzim
yang merubah karbon anorganik menjadi karbon organik
pada peristiwa fotosintesis.
Dinding sel pada dua kelompok adalah dinding sel khas
bakteri: Peptidoglikan.
Cyanophyta dan Prochlorophyta digolongkan sebagai
organisme fotoautotrof.
Reproduksi keduanya terbatas pada reproduksi
aseksual, melalui pembelahan sel sederhana atau dengan
fragmentasi koloni atau fragmentasi filamen.
 GLAUCOPHYTA
1. Merupakan Flagellata uniseluler dengan tubuh dorsiventral, memiliki dua flagella
berukuran tak sama di bawah ujung sel
2. Merupakan penghuni perairan air tawar yang tidak umum, kadang ditemukan di
tanah
3. Memiliki hanya klorofil a dan pigmen aksesori yaitu fikoeritrosianin, fikosianin dan
alofikosianin yang terletak dalam fikobilisom.
4. Karotenoid seperti b-karoten dan xantofil seperti zeaxanthin juga ditemui di
kloroplas.
5. Struktur kloroplas sangat unik, karena terletak dalam vakuola khusus dan memiliki
dinding peptidoglikan diantara dua membran plastida luar.
6. Tilakoid tidak bertumpuk
7. DNA kloroplas terletak di tengah kloroplas, bersama-sama karboksisom yang
mengandung enzim RuBisCo.
8. Polisakarida disimpan dalam bentuk pati, diakumulasi dalam bentuk butiran
(granula) di dalam sitoplasma, di luar kloroplas.
9. Merupakan organisme fotoautotrof dengan bantuan plastida hijau-biru yang kadang
disebut sebagai ‘cyanella’
10. Cyanella diduga berasal dari cyanobacteria endosimbion.
11. Reproduksi seksual tidak diketahui.
Glaucocystis, Cyanophora, Gloeochaete

Glaucocystis,
This is a schematic image of the "living
fossil " Cyanophora paradoxa that is a
member of the algal phylum
Glaucophyta. The cell only measures
about 7 microns wide, has two flagella,
and a blue-green plastid (shown here
dividing) of primary endosymbiotic origin
that is shared with red algae, green
algae, and land plants. This plastid
retains a peptidoglycan wall that is an
ancestral trait of the cyanobacterial
endosymbiont. Courtesy of Bhattacharya
Laboratory
Syngamy
The process of union of two
gametes to form a zygote. It
involves both plasmogamy and
karyogamy.
Figure 3 Asexual reproduction in V. carteri.
(A) When reproductive cells (gonidia) are
mature, they enter a cleavage-like stage of
embryonic development to produce
juveniles within the adult. Through a series
of cell movements resembling gastrulation,
the embryonic Volvox invert and are
eventually released from the parent. The
somatic cells of the parent, lacking gonidia,
undergo senescence and undergo
programmed cell death, while the juvenile
Volvox mature. The entire asexual cycle
takes 2 days. (B) Micrograph showing young
adult spheres of Volvox carteri being
released from parent to become free-
swimming individuals. (A after Kirk 1988; B
from Kirk 2001b.)
 Reproduksi Ganggang (Alga)
a) Reproduksi vegetatif pada alga, antara lain dengan
membentuk zoospora, fragmentasi dan membelah diri.

§
§ Dengan membentuk zoospora ( spora kembar) berupa
sel reproduksi aseksual yang memiliki flagel (bulu cambuk),
misalnya pada Chlorococcum.

§Dengan membelah diri (misalnya pada Navicula)