Anda di halaman 1dari 24

PROFIL PENGGUNAAN OBAT DIABETES

MELITUS DI PUSKESMAS BERENG PERIODE


JANUARI – APRIL 2019

Mini Project
Program Dokter Internship Indonesia

Disusun Oleh
dr. A. Fadlan

Dokter Pembimbing :
dr. Angga RIchardo
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
 Prevalensi DM di Indonesia  8,4 juta (2000) 
diperkirakan 21,3 Juta (2030)  Rangking 4 Dunia
 Pengobatan jangka panjang  Drug Therapi Problem
 menghambat atau menunda tercapainya tujuan
terapi, dan memerlukan pertimbangan pihak
professional untuk menyelesaikannya.
Tujuan Penelitian
 Tujuan Umum
 Untuk mengetahui profil penggunaan obat pada
pasien DM di Puskesmas Bereng Periode Januari –
April 2019.
 Tujuan Khusus
 distribusi jenis kelamin
 distribusi usia
Manfaat Penelitian
 Bagi Instansi Kesehatan, penelitian ini diharapkan
dapat menjadi bahan masukan acuan kebijakan
yang berkaitan dengan penggunaan obat
Antidiabetik Oral
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi
Menurut American Diabetes Association
(ADA) 2005, Diabetes mellitus merupakan
suatu kelompok penyakit metabolik
dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin,
kerja insulin atau kedua-duanya
KLASIFIKASI
KLASIFIKASI DIABETES MELITUS
PERKENI 1998

DM TIPE
1:
DM TIPE 2 :
Defisiensi insulin
 DM TIPE LAIN :
1. Defek genetik fungsi sel beta :
DM
GESTA-

Maturity onset diabetes of the young SIONAL


Defisiensi relatif :
insulin 1, defek sekresi Mutasi mitokondria DNA 3243 dan lain-lain
2. Penyakit eksokrin pankreas :Pankreatitis
absolut insulin lebih
Pankreatektomy
akibat dominan
3.Endokrinopati : akromegali, cushing,
destuksi sel daripada
hipertiroidisme
beta, resistensi insulin.
4.akibat obat : glukokortikoid,
karena: 2. resistensi
hipertiroidisme
1.autoimun insulin lebih
5.Akibat virus: CMV, Rubella
2. idiopatik dominan
6.Imunologi: antibodi anti insulin
daripada defek 7. Sindrom genetik lain: sdr. Down,
Klinefelter
sekresi insulin.
Prevalensi

 WHO memperkirakan  ranking 4 Dunia
 Tahun 2000  8,4 juta
 50% menyadari  30% yang memeriksa secara
teratur
Patogenesis
 dua defek fisiologik :

 sekresi insulin abnormal
 dan resistensi terhadap kerja insulin pada jaringan
sasaran (target)
 Abnormalitas yang utama tidak diketahui.
 Tiga fase
 Fase 1 : resistensi insulin, glukosa normal
 Fase 2 : resistensi insulin, hiperglikemia setelah makan
 Fase 3 : sekresi insulin menurun, hiperglikemia puasa
Manifestasi Klinik

Gejala Klasik  4P : polifagi, polidipsi,
poliuri, penurunan BB
Keluhan tambahan : sering kesemutan,
rasa baal dan gatal di kulit.
Kriteria Diagnostik

Gejala klasik DM ditambah Gula Darah
Sewaktu ≥200 mg/dl.
Kadar Gula Darah Puasa ≥ 126 mg/dl
Kadar gula darah 2 jam pada TTGO ≥200
mg/dl.
Gejala tidak klasik ditambah hasil
pemeriksaan gula darah abnormal minimal
2x.
KOMPLIKASI
 Akut
 Katoasidosis Diabetik
 Status Hiperosmolar Hiperglikemik
 Hipoglikemia
 Kronis

 Mikroangiopati
 Retinopati Diabetik

 Nefropati Diabetik

 Neuropati Diabetik

 Makroangiopati
 Pembuluh Darah Jantung Dan Otak

 Pembuluh Darah Tepi


Penatalaksanaan

Edukasi
Terapi Gizi Medis
Latihan Jasmani
Intervensi Farmakologis
Obat Hipoglikemik Oral
• Insulin secretagogue
▫ Sulfonilurea
▫ Glinid
• Insulin sensitizers
• Glukoneogenesis inhibitor
• Inhibitor absorsi glukosa

▫ OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan


secara bertahap sesuai respon kadar glukosa
darah.
INSULIN
Insulin diperlukan dalam keadaan :
Penurunan berat badan yang cepat, hiperglikemia
yang berta disertai ketosis, ketoasidosis diabetik,
hiperglikemia hiperosmolar non ketotik, hiperglikemia
dengan asidosis laktat, gagal dengan kombinasi OHO
dengan dosis yang hampir maksimal, stress berat (infeksi
sistemik, operasi besar, IMA, stroke), kehamilan dengan
DM/DM Gestasional yang tidak terkendali dengan
perencanaan makan, gangguan fungsi hepar atau ginjal
yang berat, kontraindikasi atau alergi OHO.
Metode Penelitian
 Desain penelitian
 Deskriptif retrospektif dengan melihat
data RM
 Lokasi dan waktu
 Di Puskesmas Bereng  Januari – April
2019.
 Populasi dan sampel
 Pengambilan sampel secara total
sampling dari data rekam medik pasien
yang berobat periode Januari – April
2019 yang sesuai kriteria Inklusi dan
Eksklusi
 Kriteria inklusi :
 Semua pasien yang didiagnosis DM yang
berobat jalan ke Puskesmas Bereng
periode Januari – April 2019.
 Kriteria ekslusi :
 Data rekam medik pasien tidak lengkap.
 Pasien yang tidak mendapat pengobatan
di puskesmas/pasien yang dirujuk.
Metode Pengumpulan dan
Pengolahan Data

 Data diambil dengan melihat rekam medis pasien


DM di Puskesmas Bereng periode Januari – April
2019
 Data dimasukkan ke dalam komputer melalui data
entry yang kemudian diverifikasi
 Penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi, teks
dan tabel
 Analisa data dilakukan dengan menggunakan
distribusi frekuensi dan prevalensi
 Data diinterpretasi secara deskriptif
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian
Populasi yang diteliti pada penelitian ini
berjumlah 39 orang, dan hanya 35 orang
yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi
KARAKTERISTIK SAMPEL PENELITIAN

Karakteristik Jumlah Persentase (%)


Jenis Kelamin
Laki-laki 17 45,7
Perempuan 20 54,2
Usia
<26 1 2,8
26-45 10 28,5
46-65 21 60
PROFIL PENGGUNAAN OBAT DM

Obat Jumlah Persentase (%)

Metformin 25 71,4

Sulfonilurea 4 11,4

Kombinasi* 6 17,1
Pembahasan
 Wanita > laki-laki
O Riskesdas 2013
O Risiko wanita : riwayat kehamilan dengan
berat bayi>4 kg, riwayat DM selama
kehamilan (diabetes gestatisional),
obesitas, penggunaan kontrasepsi oral, dan
tingkat stress yang cukup tinggi

 Mayoritas pasien berusisa 46-65 tahun


Obat
O Metformin
o efek samping minimal atau keuntungan
lebih banyak
o pilihan pertama pada sebagian besar
kasus DM, seusai dengan Konsensus
 Terapi kombinasi
o monoterapi tidak mencapai target dalam
waktu 3 bulan
 Monoterapi lain :
O kontraindikasi menggunakan metformin.
KESIMPULAN
 Penggunaan Obat DM di Puskesmas Bereng
umumnya adalah monoterapi (82,8%).
metformin (71,4%)
sulfonylurea (11,4%)
terapi kombinasi (17,1%)
 Jenis kelamin terbanyak adalah perempuan
(54,2%)
 Rentang usia terbanyak 46 – 65 tahun (60%)
 Bagi peneliti selanjutnya  meneliti faktor
atau variabel lain
 Bagi Puskesmas Bereng
 melakukan pengadaan obat DM  pengobatan
yang berkesinambungan
 melakukan perbaikan pencatatan, penulisan dan
penyimpanan rekam medis

Anda mungkin juga menyukai