Anda di halaman 1dari 48

Kelompok VII

Inversi Non Linear Dengan Pendekatan Linear

Anggota : Yusuf – Gatut – Yopi – April, Geofisika 7A

Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi


dan Geofisika

2016
OUTLINE
1.Deret Taylor
2.Matrik Jacobian
3. Inversi non Linear dengan Pendekatan
Linear
4. metode iteratif dengan inversi
5. Aplikasi Penentuan Parameter Kenematik
Gempa Bumi berdasarkan Inversi Non-linier
Deret Taylor
Jika suatu fungsi f(x) diketahui di titik xi dan semua turunan f
terhadap x diketahui pada titik tersebut, maka dengan deret Taylor
dapat dinyatakan nilai f pada titik xi+1 yang terletak pada jarak ∆x
dari titik xi .
x x 2 x 3 x n
f ( xi 1 )  f ( xi )  f ' ( xi )  f ' ' ( xi )  f ' ' ' ( xi )  .....  f ( xi )
n
 Rn
1! 2! 3! n!
f(xi ) : fungsi di titik xi
f(x)
f(xi+1 ) : fungsi di titik xi+1
Order 2
f’, f’’,..., f n : turunan
Order 1
pertama, kedua,
...., ke n dari
fungsi
∆x : jarak antara xi dan xi+1
xi xi+1 Rn : kesalahan pemotongan
! : operator faktorial
Deret Taylor

• Deret Taylor berguna dalam metode numerik


untuk menghitung atau menghampiri nilai-nilai
fungsi yang susah dihitung secara manual seperti
nilai sin x, cos x, ex, log x atau ln (x + 1)
• Bentuk umum Deret Taylor :
𝑥−𝑥0 𝑥−𝑥0 2 ′′ 𝑥−𝑥0 𝑛 𝑛
𝑓 𝑥 = 𝑓 𝑥0 + 𝑓′ 𝑥0 + 𝑓 𝑥0 + ⋯ + 𝑓 𝑥0 + ⋯
1! 2! 𝑛!

• Secara ringkas dapat ditulis dengan :


∞ 𝑛
𝑥 − 𝑥0
𝑓 𝑥 =෍ 𝑓 𝑛 (𝑥0 )
𝑛!
𝑛=0
Deret Taylor
• Deret Taylor yang dipotong sampai suku orde ke-n (untuk alasan praktis)
dinamakan deret Taylor terpotong dan dinyatakan oleh:
𝑥−𝑥0 𝑥−𝑥0 2 ′′ 𝑥−𝑥0 𝑛 𝑛
𝑓 𝑥 = 𝑓 𝑥0 + 𝑓′ 𝑥0 + 𝑓 𝑥0 + ⋯ + 𝑓 𝑥0 +
1! 2! 𝑛!
𝑅𝑛 (𝑥)

• Yang dalam hal ini Rn adalah galat atau sisa (residu),


𝑥−𝑥0 (𝑛+1) (𝑛+1)
𝑅𝑛 𝑥 = 𝑓 𝑐 ,𝑥0 < 𝑐 < 𝑥
(𝑛+1)!
Deret Taylor
• Dengan demikian deret Taylor yang dipotong sampai suku orde ke-n dapat
ditulis sebagai

𝑓 𝑥 = 𝑃𝑛 𝑥 + 𝑅𝑛 𝑥

• Dimana,
𝑛 𝑘
𝑥 − 𝑥0
𝑃𝑛 𝑥 = ෍ 𝑓 𝑘 (𝑥0 )
𝑘!
𝑘=1

𝑥−𝑥0 (𝑛+1) (𝑛+1)


𝑅𝑛 𝑥 = 𝑓 𝑐 ,𝑥0 < 𝑐 < 𝑥
(𝑛+1)!
Matriks Jacobian
• Matriks Jacobian adalah matriks dengan turunan parsial pertama dari suatu
fungsi (vektor atau skalar).
• Pada prinsipnya, matriks Jacobian merupakan gradien, bukan
divergen.
• Misalkan f : Rn  Rm adalah fungsi dengan input vektor x ∈ Rn dan
menghasilkan output vector f(x) ∈ Rm. Maka matriks Jacobian J dari f adalah
matriks m x n, yang didefinisikan sebagai berikut:

• Atau, dapat dinyatakan dengan:


Matriks Jacobian
• Bila fungsi dalam sistem koordinat kartesian, maka
matriks Jacobian dari fungsi vektorial 𝐹𝑖 :

• Contoh,bila 𝑖=[1:3] dan 𝑗=[1:3], maka menjadi:

• Jacobian untuk fungsi skalar multi variable adalah


gradient dari fungsi scalar variable tunggal (sama
dengan hanya turunannya).
Matriks Jacobian
• Jacobian dapat digunakan untuk menggambarkan
jumlah “peregangan”, “rotasi” atau
“transformasi”.
• Contoh, bila fungsi 𝐹𝑖 diganti dengan vector pada
kondisi akhir 𝑥𝑖 , maka diperoleh:

• Yang tidak lain adalah tensor transformasi 𝐹:


Determinan dan Invers Matriks
Jacobian
• Determinan dan invers matriks Jacobian sama
dengan matriks biasa, dengan syarat matriks
berbentuk bujur sangkar (m=n).
Contoh 1
• Fungsi f : R2  R2 :
Contoh 2
• Fungsi F : R+ x [0 , 2π]  R2 (pada koordinat
spheris):

Determinan matriks  r
Contoh 3
• F : R+ x [0 , π] x [0 , 2π]  R3 (pada koordinat
Fungsi
spheris):

Determinan matriks is r2 sin ϕ


Contoh 4
Fungsi F : R3  R4 :

◦ Matriks tidak bujur sangkar


Contoh 5
• Fungsi F : R3  R3 :

Determinan Matriks JF
Inversi non Linear dengan Pendekatan
Linear
Hubungan data dan parameter model :

d = g(m) …… (1)

d=data
g= fungsi pemodelan ke depan
m= parameter model.
• Parameter model non-linier dapat didekati
secara linier dengan memakai ekspansi Taylor
orde 1 g(m) di model awal m0
d= g(m0)+J0Δm0 ……..(2)
Dengan
𝝏𝒈𝒊
𝑱𝟎 =  matrik Jacobi
𝝏𝒎𝒋
𝒎𝟎
dengan komponen berupa turunan parsial fungsi g(m) terhadap setiap
elemen parameter model m yang dievaluasi pada m = m0 dan Δm0 = [
m - m0].
• Persamaan (2)  Metode Kuadrat terkecil
kuantitas yang diminimumkan
mencari solusi Δm0 adalah selisih data pengamatan
yang menghasilkan (d – dengan data perhitungan
dengan menggunakan pendekatan
(g(m0) + J0 Δm0) minimum orde pertama ekspansi Taylor

Δm0= [J0T J0 ]-1J0T (d - g(m0))…..(3)


• memperhatikan Δm0 = [ m - m0], maka solusi tersebut dapat diartikan
sebagai suatu modifikasi terhadap model awal m0 untuk memperoleh
model m yang lebih baik, sehingga m = m0 + Δm0 .

• Model yang optimum diperoleh melalui proses modifikasi terhadap model


awal m0 secara iteratif menggunakan persamaan (3)

• maka model pada iterasi ke n+1, dapat ditulis:

mn+1= mn + [JnT Jn ]-1JnT(d - g(mn)) .............(4)


Aplikasi Inversi non Linier dengan pendekatan
Linier untuk Menentukan Hiposenter

Metode penentuan hiposenter berbasis komputer (Purwana, 2012)


• Waktu tiba (arrival time) di stasiun #i :

tIarr = titra (xi,yi,zi,x0,y0,z0)+t0


= titra + t0 (5)

• titra = wkt tempuh yg dihitung berdasarkan


lokasi stasiun # i (xi,yi,zi), asumsi
hiposenter (x0,y0,z0) dan model kecepatan
yg dipilih serta origin time t0
Subarya, 2010
• Persm tsb memiliki 4 anu (unknown) yaitu
x0, y0, z0 dan t0, shg pd prinsipnya data yg
diperlukan utk menentukan hiposenter dan
origin time adalah minimal 4 arrival time
hasil pengamatan (observasi) di 3 stasiun.
• Jika jumlah data hasil observasi ada n (n >
4)n persamaan  sistem persamaanya over
determined.
• Solusi overdetermined?  meminimalkan
residual
ri= tiobs - ti arr = tiobs – (titra+ t0) (6)

- ri = residual stasiun #i
- tiobs = pembacaan (observasi) arrival time di stasiun #i
• Kenapa terdapat residual?
1. Perbedaan model bumi dengan fakta sebenarnya
2. Error dalam pembacaan fase2 gel gempabumi.
3. Asumsi2 parameter hiposenter.
4. Faktor2 kondisi lapangan yang tidak dimasukkan
dalam perhitungan, misal elevasi stasiun.
• Permasalahannya menjadi tidak sederhana karena
titra bukan fungsi linier dari parameter2nya

• Persm (5) tdk dpt diselesaikan dg metode analisis


deterministik

• Contoh perumusan titra yg paling sederhana (utk


model bumi homogen dg kecepatan v):

(𝑥0 − 𝑥𝑖 )2 +(𝑦0 −𝑦𝑖 )2 +𝑧0 2


titra =
𝑣
• titra bukan fungsi linear dari x0, y0, dan z0
• Bagaimanakah Cara menyelasaikan suatu persamaan
yang non linier ?

• Dengan Solusi inversi non linier dengan pendekatan


linier. =>> Metode Iteratif

• Bagamainakah menggunakan Metode iteratif dalam


menentukan Hiposenter gempabumi ???
Syarat-syarat menentukan hiposenter
gempabumi dengan metode iteratif
• Membuat initial guess( perkiraan awal) hiposenter dan origin
time (x0,y0,z0,t0)

• Jika hiposenter berada di dalam jaringan, maka untuk


perkiraan awalnya dapat dipilih sekitar lokasi stasiun yang
pertama kali merekam gelombang P

• Untuk linearisasi masalah, diasumsikan bahwa hiposenter


yang sebenarnya cukup dekat dengan hiposenter perkiraan,
sehingga residual travel-time pada hiposenter perkiraan
merupakan fungsi linier dari koreksi-koreksi yang harus
dilakukan untuk memperoleh hiposenter yang lebih baik
METODE ITERATIF

Nilai koreksinya dapat dihitung dengan pendekatan fungsi
travel time dlm ekspansi deret Taylor suku pertama saja =>
fungsi linier:
• .... (8)
Metode Iteratif
• r=Jx ... (9)
• r = vektor residual
• J = matrix turunan parsial dg elemen 1 pada
kolom terakhir
• x = vektor koreksi unknown utk hiposenter dan
OT
• Bagaimana persamaan matrixnya??
Metode Iteratif

... (10)
Metode Iteratif
• Turunan parsial ke arah x0, y0 dan z0 adalah:
Metode Iteratif

• Perkiraan awal hiposenter dan origin time selanjutnya


dikoreksi menjadi (x0+Δx), (y0+Δy), (z0+Δz) dan
(t0+Δt)

• Perkiraan yang sudah dikoreksi tersebut digunakan


sebagai input perkiraan baru untuk melakukan hitung
ulang proses yg sama => disebut proses iterasi

• Metode iteratif tersebut pertama kali ditemukan oleh


Geiger (1910) sehingga terkenal dengan sebutan
metode Geiger untuk penentuan hiposenter
Metode Iteratif
• Proses iterasi biasanya berlangsung konvergen dengan
cepat, kecuali jika konfigurasi data observasinya buruk
atau perkiraan awalnya terlalu jauh dari solusi terbaik
yang seharusnya diperoleh.

• Persamaan (9) dan (10) berlaku untuk model bumi


datar maupun sferis (utk skala lokal ataupun global).

• Perhitungan travel-time untuk skala lokal biasanya


digunakan model 1D, sedangkan untuk skala global
digunakan interpolasi tabel travel-time IASP91.
Metode Iteratif dengan Inversi Matrix
• perumusan jumlah kuadrat residual adalah e,
yaitu :

• Agar e mencapai harga minimum maka:

• Persm2 tsb dpt disusun dlm bentuk matrix:


Metode Iteratif dengan Inversi Matrix

• Matrix A adalah matrix simetris berukuran


4×4, dengan elemen a44 = n (jumlah data
observasi):
Metode Iteratif dengan Inversi Matrix
• Sedangkan X dan Y adalah vektor kolom dg
susunan sbb:
Iteratif dengan Inversi Matrix
• Untuk memudahkan penulisan, Herman menyeder-
hanakan simbol2 sbb:

• Penyederhanaan simbol2 tsb sbb:

• Dan kenyataan bahwa :


Iteratif dengan Inversi Matrix
• Solusi formal untk mendapatkan vektor kolom X adalah:

• Setelah harga Δx, Δy, Δz dan Δt dapat ditentukan, perkiraan awal


hiposenter dan origin time selanjutnya dikoreksi menjadi (x0+Δx),
(y0+Δy), (z0+Δz) dan (t0+Δt)

• Perkiraan yang sudah dikoreksi tersebut digunakan sebagai input


perkiraan baru untuk melakukan hitung ulang proses yg sama

• Prinsip pengulangannya seperti pada metode iteratif dengan regresi


berganda
Iteratif dengan Inversi Matrix
• Cara yang paling praktis untuk menghitung inversi
matrix adalah dengan paket software Matlab

• Kasus yg telah diselesaikan dengan metode Grid Search


dan metode Iteratif Regresi Berganda dapat dicoba lagi
dengan menggunakan metode Iteratif Inversi Matrix =>
Ternyata memberikan hasil yg identik sejak iterasi 1

• Catatan: Untuk menghitung inversi matrix A cara yg


termudah adalah dengan menggunakan Matlab
Aplikasi Penentuan Parameter
Kenematik Gempa Bumi
berdasarkan Inversi Non-linier
Diagram alir penyusunan
program penentuan
parameter kinematik
gempa bumi
Contoh : Gempa bumi 1

Stasiun Koordinat (deg) OT


STS1 (30,10) 10:28:42.33
STS2 (70,20) 10:28:48.33
STS3 (15,35) 10:28:41.28
STS4 (75,45) 10:28:49.95
STS5 (20,70) 10:28:47.31
STS6 (80,80) 10:28:54.45
Apa rahasianya ??
Inilah yang bekerja di
balik layar !!
Data-data gempa untuk latihan.
Silahkan dicoba 
Gempa bumi 2 Gempa bumi 3
Stasiun Koordinat (deg) OT Stasiun Koordinat (deg) OT
STS1 (30,10) 16:45:51.62 STS1 (30,10) 21:55:25.96
STS2 (70,20) 16:45:55.14 STS2 (70,20) 21:55:23.43
STS3 (15,35) 16:45:46.31 STS3 (15,35) 21:55:25.12
STS4 (75,45) 16:45:54.27 STS4 (75,45) 21:55:21.22
STS5 (20,70) 16:45:45.54 STS5 (20,70) 21:55:24.67
STS6 (80,80) 16:45:56.02 STS6 (80,80) 21:55:24.44

Gempa bumi 4 Gempa bumi 5


Stasiun Koordinat (deg) OT Stasiun Koordinat (deg) OT
STS1 (30,10) 22:31:03.99 STS1 (30,10) 08:14:30.36
STS2 (70,20) 22:31:03.30 STS2 (70,20) 08:14:28.94
STS3 (15,35) 22:31:02.27 STS3 (15,35) 08:14:33.72
STS4 (75,45) 22:31:01.70 STS4 (75,45) 08:14:32.15
STS5 (20,70) 22:31:01:99 STS5 (20,70) 08:14:37.58
STS6 (80,80) 22:31:04.64 STS6 (80,80) 08:14:38.44
Contoh Kasus Menentukan
Hiposenter di G. Kelud
Cecep Subarya (2010)
• Metoda ini diterapkan untuk menentukan hiposenter di G. Kelud untuk 6
data gempa vulkanik pada tanggal 1 Nopember 2007

• Dalam contoh kasus ini, matriks parameter model awal (n = 0) terdiri atas
3 baris dan 1 kolom, baris pertama sampai ke tiga masing- masing berisi x0,
y0, z0

• Matriks Jacobi terdiri atas 4 baris dan 1 kolom, matriks selisih data waktu
tiba pengamatan dengan perhitungan terdiri atas 4 baris dan 1 kolom.

• Kecepatan gelombang P dianggap tetap sebesar 3 km/detik, dan waktu


terjadi gempa dicari dari hubungan (ts – tp ) dengan tp
• Pemakaian metoda ini memperlihatkan hasil yang cukup baik.

• Banyaknya iterasi sampai memperoleh kesalahan yang kecil (kriteria


yang diinginkan) bergantung pada pemberian model awal.

• Dalam contoh kasus di atas, banyaknya iterasi hanya sampai dua kali
dengan nilai model awal di sekitar kawah (x0 = 0, y0 = 0, z0=2 km)

• pemakaian metoda pendekatan linier ini, memerlukan pengetahuan


mengenai struktur daerah penelitian dan atau permasalahan yang
ditinjau.

• Hasil perhitungan menunjukkan gempa vulkanik tersebut berada di


area kawah G. Kelud pada kedalaman antara 0,5 0 – 3,5 km dari
kawah (Gambar 3) dengan kesalahan bervariasi antara 0,0017
sampai dengan 0,0172.

Anda mungkin juga menyukai