FARMAKOLOGI REAKSI

HIPERSENSITIVITAS
HIPERSENSITIVITAS adalah suatu reaksi yang
tidak di harapkan dari respon tubuh

 COOMBS DAN GELL MEMBAGI MENJADI 4 TYPE

 HIPERSENSITIVITAS TYPE 1
 HIPERSENSITIVITAS TYPE 2
 HIPERSENSITIVITAS TYPE 3
 HIPERSENSITIVITAS TYPE 4
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TYPE 1

 ATAU DISEBUT JUGA SEBAGAI REAKSI HIPERSENSITIVITAS TYPE CEPAT

ATAU ANAFILAKTIK
 PERANTARANYA ADALAH IMUNOGLOBULIN E (Ig E)
 ALERGEN-PRODUKSI Ig E  BERIKATAN SPESIFIK DENGAN RESEPTOR DI
PERMUKAAN SEL MAST DAN BASOFIL  TERSENSITIASI
 KONTAK BERIKUTNYA  SEDERETAN REAKSI BIOKIMIA  DEGRANULASI DAN
PELEPASAN MEDIATOR ( LEUKOTRIEN , HISTAMIN DAN SITOKIN)  REASI
ALERGI
 15-30 MENIT SETELAH TERPAPAR ANTIGEN KDANG KETERLAMABATAN(10-12
JAM)
 DAPAT MELIBATKAN PENYAKIT KULIT (URTIKARIADAN EKSEMA) PADA
MATA(KONJUNGTIVITIS) NASOFARING(RHINITIS),JARINGAN
BRONKOPULMONER(ASTHMA) DAN GI TRACT (GASTROENERITIS)
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TYPE 1……..

 CONT0H: REAKSI ANAFILAKSIS TERHADAP HEWAN,HAY FEVER,URTIKARIA AKIBAT

MAKANAN,DERMATITIS ATOPYK,RHNITISRHINITIS
ALERGIKA,KONJUNGTIVITIS,ASMA,DLL
 GEJALA :KETIDAKNYAMANAN BAHKAN SAMPAI KEMATIAN
 BERAT RINGAN GEJALA DIPENGARUHI OLEH :
 ANTIBODI Ig E
 JUMLAH ALERGEN
 FAKTOR FAKTOR LAIN YANG DAPAT MENINGKATKAN RESPON (INFEKSI DAN
POLUTAN)
TEST DIAGNOSTIK

 SKIN TEST (PRICK DAN INTRA DERMAL)

 KADAR TOTAL I gE dan Ig E SPESIFIK TERHADAP ALERGEN YANG DI
CURIGAI(ELISA) I gE tinggi pada kondisi atopic

 TERAPHI FARMAKOLOGI :
 ANTIHISTAMIN,ADRENALIN,BRONKODILATOR,KORTIKOSTEROID,MENGHINDARI
PAPARAN ALERGEN DAN IMUNOTERAPI
REAKSI HIPERSENSITIVITAS TYPE 2

 REAKSI HIPERSENSITIVITAS TYPE 2 : SITOTOKSIK

 WAKTU REAKSI : MENIT – JAM
 CONTOH :REAKSI TRANSFUSI,DRUG-INDUCED
HEMOLYTIC,ANEMIA,GRANULOSITOPENIA,DAN TROMBOSITOPENIA
 DIPERANTARAI Ig M atau Ig G DAN KOMPLEMEN
 FAGOSIT DAN SEL K MEMPUNYAI PERAN
 INTERAKSI ANTIGEN ANTI BODI PADA PERMUKAAN SEL, Ig M atau Ig G DENGAN
ANTIGEN YG JUGA MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL MEMBRAN SEL ATAU TELAH
TERSERAP ATAU MENJADI MEMBRAN.
REAKSI HIEPERSENSITIVITAS TYPE 3

 REAKSI HIPERSENSITIVITAS KOMPLEKS IMUN ATAU DISEBUT JUGA REAKSI

ARTHUS
 3 SAMPAI 10 JAM SETELAH TERPAPAR ANTIGEN
 DI PERANTARAI KOMPLEKS IMUN (ANTIGEN – ANTIBODI)
 ANTIGEN EKSOGEN ( BAKTERI,VIRUS,ATAU PARASIT/ENDOGEN SLE)
 CONTOH : SERUM SICKNESS,SLE,ARTHUS,LUPUS NEPHRITIS,RHUEMATOID
ATHRITIS DLL
 TERBENTUK KOMPLEKS ANTIGEN – ANTIBODI (TOKSIK TERHADAP JARINGAN
DITEMPAT MEREKA DI ENDAPKAN SEPERTI GINJAL/PARUINFILTRASI DINDING
SEL
DIAGNOSTIK DAN TERAPI FARMAKOLOGI

 BIOPSI JARINGAN ENDAPAN IMUNOGLOBULIN DAN KOMPLEMEN

 KOMPLEKS IMUN PADA DARAH DAN PENURUNAN JUMLAH KOMPLEMEN

 TERAPI YG BIASA DIBERIKAN ADALAH ANTIHISTAMIN

REAKSI HIPERSENSITIVITAS TYPE 4

 ATAU DISEBUT JUGA TIPE SELULAR ATAU TYPE LAMBAT (DELAYED TYPE
HIPERSENSITIVITY)
 > 12 JAM
 CONTOH KLASIK : REAKSI TUBERKULIN (MANTOUX) YANG MEMUNCAK 48 JAM
SETELAH INJEKSI ANTIGEN
 CONTOH LAIN : DERMATITITS KONTAK,PENYAKIT AUTOIMUN,DAN INFEKSI
TUBERKOLOSIS,LEPRA,GRANULOMATOSA,TOKSOPLASMOSIS DLL
 MEKANISME PERUSAKAN MELIPUTI LIMFOSIT T HELPER (THI) MENSEKRESI
SITOKINAKTIVASI Tc, MAKROFAG, SERTA MONOSIT KERUSAKAN
DIAGNOSTIK DAN TERAPI

 MANTOUX TEST DAN PATCH TEST

 TERAPI FARMAKOLOGI
 KORTIKOSTEROID DAN AGEN IMUNOSUPRESIF