Sekilas Tentang SEXY KILLER • Sexy Killer ini bukan film fiksi tetapi non fiksi, lebih tepatnya film dokumenter dari greenpeace indonesia untuk mengkritik kebijakan pemerintah khususnya penggunaan batu bara dalam tata kelola kelistrikan nasional yang berdampak buruk. • Ada kritik sosial, lingkungan, ekonomi & politik yang tersirat dalam film tersebut beserta sebagian solusi Beberapa Script Vital dalam Tayangan Inilah Perjalanan Kenikmatan itu Fakta Investigasi • Air bersih sudah lama jadi sejarah • Sawah dan kebun rusak akibat tambang batubara bagi para transmigran Inilah killer yang sexy • Banyak korban meninggal di bekas galian tambang (2014-218 ada 115 korban jiwa) yang seharusnya diuruk atau direklamasi • Rumah warga retak-retak dan miring akibat jarak terlalu dekat dengan penambangan • Pencemaran laut dan Terumbu karang di pantai karimunjawa rusak karena tongkang-tongkang yang bersandar • Tukar guling lahan yang jauh dari keadilan seperti PLTU Batang • Polusi udara akibat PLTU batu bara yang menghasilkan polusi yang beracun • Setiap tahun tercatat ada6500 kasus meninggal karena terpapar asap PLTU atau 17 orang per hari (harvard univerity & greenpeace, 2015) Inilah ironi di negri ini
• Mengapa Batu bara paling murah? Karena ongkos
lingkungan, sosial ekonomi, bahkan keselamatan umum dan kesehetan masyarakat dibebankan kepada mereka yang terdampak • Rencana penyediaan listrik sampai 2027; 54,4% berasal dari batubara Siapa yang diuntungkan? Sumber: Dirjen Migas 2009 Dengan berbagai fakta ini, apakah yang kita bisa berikan untuk indonesia lebih baik? Apakah akan terus berkutat dengan mobil legend dan PUBG saja? Salah Tata Kelola SDA • Paradigma pengelolaan sumberdaya alam milik umum berbasis swasta atau (corporate based management) • Peran Negara Hanya sebagai Regulator (Pembuat Undang- undang) • Negara bersifat minimalis dalam pengelolaan sumber daya alam (SDA) • Berdampak pada sumber daya alam yang dikuasai oleh swasta lokal maupun asing • Berdampak pada Sumber pendapatan negara mengandalkan pajak, pemasukan dari SDA semakin kecil. • Berdampak pada Semakin meningkatkan inefesiensi (peluang Korupsi semakin banyak) dalam pengelolaan SDA