Danazol
yang merupakan senyawa aktif dengan sifatkel
arutan yang sangat rendah dapat ditingkatkan
bioavailibilitasnya menjadi 85%
setelah pemberian nanopartikel danazol secara
oral kepada anjing percobaan
1. Sustu suspensi farmasi yang dibuat
dengan tepat mengendap secara lambat
dan harus rata lagi bila dikocok
2. Karakteristik suspensi harus sedemikian
rupa sehingga ukuran partikel dari
suspenoid tetap agak konstan untuk
yang lama pada penyimpanan
3. Suspensi harus bisa dituang dari wadah
dengan cepat dan homogen.
Eksipien
pendukung
Aspek Formulasi
PERTIMBANGAN-PERTIMBANGAN YANG HARUS
DIPERHATIKAN DALAM MEMBUAT FORMULASI
DARI NANOSUSPENSI, ANTARA LAIN:
a. Penstabil
Fungsi utama dari penstabil adalah untuk
membasahkan secara menyeluruh partikel obat dan
untuk menghindari terjadinya ostwald’s ripening dan
agglomerasi dari nanosuspensi sehingga didapat
formulasi yang stabil secara fisik dengan
menyediakan pembatas atau barrier sterik atau ionik.
Ostwal ripening adalah fenomena fase polidispersi
emulsi dimana droplet-droplet yang lebih besar akan
terbentuk dari droplet yang kecil. Penstabil yang telah
digunakan sejauh ini antara lain poloksomer,
polisorbat, selulosa, povidone dan lesitin.
b. Pelarut Organik
Pelarut organik digunakan pada formulasi
nanosuspensi jika emulsi atau mikroemulsi
digunakan sebagai cetakan atau template.
Pelarut yang digunakan adalah pelarut yang
bercampur dengan air antara lain metanol,
etanol, isopropanol. Selain itu dapat juga
digunakan pelarut yang bercampur sebagian
dengan air seperti etil asetat, etil fromat, butil
lakatat, triasetin, dan propilen karbonat. Pelarut-
pelarut diatas kurang berbahaya dan dapat
diterima secara farmasetika dibandingkan
dengan pelarut konvensional yang berbahaya
seperti diklorometana.
c. Zat Tambahan Lain
Nanosuapensi dapat mengandung zat
tambahan lain, seperti pendapar,
garam-garam, poliol, dan osmogen
tergantung pada rute pemberian
obatnya maupun karakteristik obat itu
sendiri.
Evaluasi nanosuspensi dilakukan
sebagaimana evaluasi suspensi seperti
penampilan, bau warna, penetapan kadar,
cemaran, dll. Selain parameter tersebut
nanosuspensi harus dievaluasi ukuran
partikel, potensial zeta, bentuk kristal,
disolusi dan studi in vivo.
1. Evaluasi In-Vitro
Ukuran partikel dan distribusi ukuran
Muatan partikel (Zeta Potential)
Kecepatan disolusi dan kelarutan
Kondisi dan bentuk kristal
2. Evaluasi In-Vivo
3. Evaluasi nanosuspensi untuk permukaan yang
sudah dimodifikasi
Hidrofilisitas permukaan
Sifat adhesi
Interaksi dengan protein tubuh
PENYUSUNAN NANOSUSPENSI
PADA OBAT YANG MENGANDUNG
EKSTRAK CORIANDER SATIVUM
BAHAN & METODE
Bahan :
Sodium lauril sulfat (surfaktan)
asam asetat glasial (pelarut )
Dichloromethane (u/ ektraksi )
Metode:
Ekstraksi Coriander sativum dengan menggunakan
alat Soxhlet
formulasi nanosuspensi yang mengandung ekstrak
kasar Coriander sativum
Evaluasi nano suspensi
Muatan partikel (Zeta Potensial)
Pemindaian dengan mikroskop elektron
Konten obat
HASIL DAN PEMBAHASAN Scanning
elektron microskopy (SEM)
Bentuk dan morfologi
Karakteristik
stabilitas
KESIMPULAN