Anda di halaman 1dari 54

PROPOSAL PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SKABIES DENGAN


PERILAKU PENCEGAHAN TERHADAP PENYAKIT SKABIES PADA
PENGHUNI ASRAMA MARANATHA GBKP MEDAN TAHUN 2017

OLEH:
Abed Nego Okthara Sebayang
14000020

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
MEDAN
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

2
LATAR BELAKANG

DEFENISI

Skabies adalah penyakit menular


yang disebabkan oleh parasit
Sarcoptes Scabiei Varian Hominis,
yang menular melalui kontak
langsung. Sering disebut kudis,
gudig, the itch, budukan

3
LATAR BELAKANG
PREVALENSI Skabies

WHO 0,3-46%
130 juta orang dapat
terkena setiap saat

Indonesia masih
belum diketahui data
yang begitu jelas

4
LATAR BELAKANG
PREVALENSI Skabies

Menurut WHO
Skabies sering terjadi
pada:

Padat Ekonomi yang


Iklim tropis
Penduduk rendah

Dapat disimpulkan di
Indonesia prevalensi
skabbies cukup tinggi
5
LATAR BELAKANG
Manifestasi Klinis

Pruritus Ruam sekunder


Kunikulus Vesikel, papula
Nocturna berupa pustula

6
LATAR BELAKANG

Skabies adalah penyakit


kulit yang berhubungan
dengan kebersihan diri
dan lingkungan

Skabies meningkat pada


masyarakat yang kondisi
kebersihan dan
lingkungan yang rendah

7
LATAR BELAKANG
Skabies Sering terjadi
pada daerah padat Terjadi Kontak
penduduk langsung maupun
tidak langsung

Kumuh, Penjara, Panti


asuhan, Sekolah
Asrama

8
LATAR BELAKANG
Mengapa Sering pada
tempat yang padat
penduduk, kebersihan diri
dan lingkungan yang
rendah ??

Hal ini berhubungan dengan


pengetahuan yang rendah terhadap
skabies

Masyarakat sering menganggap Masyarakat mengabaikan


skabies adalah hal yang biasa pencegahan penyakit skabies
saja

9
LATAR BELAKANG
Penelitian Terkait Hubungan Pengetahuan tentang
skabies dengan perilaku pencegahan terhadap
skabies

Putri , 2016
Setyowati , 2014
Tidak Terdapat
Terdapat hubungan
hubungan antara
antara pengetahuan
pengetahuan tentang
tentang skabies dengan
skabies dengan perilaku
perilaku pencegahan
pencegahan penyakit
penyakit skabies
skabies

10
LATAR BELAKANG

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik


untuk melakukan penelitian mengenai hubungan
tingkat pengetahuan tentang skabies dengan
perilaku pencegahan terhadap penyakit skabies
pada penghuni Asrama Maranatha GBKP Medan
tahun 2017 .

11
RUMUSAN MASALAH

Apakah terdapat hubungan


tingkat pengetahuan tentang
skabies dengan perilaku
pencegahan terhadap penyakit
skabies pada penghuni
Asrama Maranatha GBKP
Medan tahun 2017?

12
HIPOTESIS

Tidak terdapat hubungan tingkat


Hipotesis pengetahuan dengan perilaku
Nol pencegahan terhadap penyakit
skabies

Hipotesis Terdapat hubungan tingkat


Alternatif pengetahuan tentang skabies dengan
perilaku pencegahan terhadap skabies
13
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui apakah terdapat


hubungan antara tingkat pengetahuan
TUJUAN tentang skabies dengan perilaku
UMUM pencegahan terhadap penyakit
skabies pada penghuni asrama
Maranatha GBKP Medan

14
TUJUAN PENELITIAN

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan


tentang skabies pada Asrama Maranatha
GBKP Medan tahun 2017
TUJUAN
KHUSUS Untuk mengetahui tingkat perilaku
pencegahan terhadap penyakit skabies pada
penghuni asrama Maranatha GBKP Medan
tahun 2017

15
MANFAAT PENELITIAN

INSTITUSI

PENELITI

PEMBACA

MASYARAKAT

RESPONDEN
16
BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA

17
SKABIES

DEFENISI SKABIES

Skabies merupakan penyakit kulit menular yang disebabkan oleh


Sarcoptes scabiei varian hominis, yang tergolong dalam filum
artropoda, kelas araknida, ordo akarina dan famili sarkoptes.

Beberapa daerah skabies sering disebut dengan istilah Kudis,


keropeng, the itch, gudig, budukan dan gatal agogo.

18
SKABIES

ETIOLOGI SKABIES
Sarcoptes scabiei scabiei
varian hominis

Sarcoptes scabiei betina Sarcoptes scabiei jantan


19
SKABIES

EPIDEMOLOGI SKABIES

WHO 0,3-46% Sering terjadi pada


130 juta orang dapat daerah tropis termasuk
terkena setiap saat Indonesia

Dijumpai pada semua


Insiden sama untuk
ras dan seluruh
pria dan wanita
kelompok umur

Sering terjadi pada daerah padat


penduduk seperti asrama, penjara,
panti asuhan dan lain lain
20
SKABIES
PATOGENESIS SKABIES
Membentuk
Sarcoptes
Transmisi lubang- lubang
scabiei betina
melalui kontak terowongan
yang telah
langsung untuk tempat
dibuahi
telur

Telur tersebut Kemudian


akan menetas Akan berubah berubah
dalam waktu 2- menjadi Nimfa menjadi
3 hari dewasa

Dihasilkan Menimbulkan
Terbentuk ruam
sekret oleh gatal terutama
primer dan
Sarcoptes pada malam
ruam sekunder
Scabiei hari
21
SKABIES

Siklus hidup Sarcoptes scabiei


22
SKABIES
GAMBARAN KLINIS SKABIES

4 TANDA
PRURITUS NOCTURNA DITEMUKAN TUNGAU
KARDINAL
SKABIES

MENYERANG SUATU KELOMPOK TEROWONGAN/ KUNIKULUS


23
SKABIES
DIAGNOSIS BANDING

LICHEN PLANUS PRURIGO

PEDIKULOSIS KORPORIS 24
SKABIES
DIAGNOSIS SKABIES

KOH 10% SWAB KULIT DERMATOSCOPY

BURROW INK TEST 25


SKABIES
PENATALAKSANAAN

PRINSIP
PENGOBATAN
BERKELOMPOK

DAN MEMUTUS
TRANSMISI
PENULARAN

26
SKABIES
CONT’ PENATALAKSANAAN

BELERANG ENDAP BENZYL-BENZOAS KROTAMITON10%

PERMETRIN 5% GAMEKSAN
27
SKABIES

PENCEGAHAN SKABIES
MELAKUKAN EDUKASI
MEMUTUS TRANSMISI
TENTANG PENYAKIT
SKABIES
SKABIES

1. MENGOBATI SELURUH
1. PERJALANAN PENYAKIT KELOMPOK TERKAIT
2. PENULARAN PENYAKIT 2. MENGELEMINASI MEDIA
3. ERADIKASI TUNGAU TRANSMISI TAK
SKABIES LANGSUNG SEPERTI
4. HIGIENE PRIBADI PAKAIAN, SEPRAI,
5. TATA CARA HANDUK, DAN LAIN
PENGGUNAAN OBAT LAIN DENGAN CARA
MERENDAM DENGAN
AIR PANAS DIATAS SUHU
50 DERAJAT CELCIUS
28
SKABIES

KOMPLIKASI DAN PROGNOSIS SKABIES

KOMPLIKASI PROGNOSIS

AD FUCTIONAM : DUBIA AD BONAM


1. TERJADI INFEKSI
SEKUNDER
2. SEPTIKEMIA
3. LIMFANGITIS
AD SANATIONAM : DUBIA AD BONAM

29
PENGETAHUAN

DEFENISI PENGETAHUAN

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah


orang melakukan penginderaan terhadap apa yang dialami
terhadap objek tertentu.

30
PENGETAHUAN

TINGKAT PENGETAHUAN

1. Tahu 4. Analisis

2. Memahami 5. Sintesis

3. Aplikasi 6. Evaluasi
31
PENGETAHUAN

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGETAHUAN

1. Pendidikan 4. Minat

2. Pekerjaan 5. Pengalaman

3. Umur 6. Kebuadayaan

32
PERILAKU

DEFENISI PERILAKU

Perilaku adalah aktifitas yang dilakukan oleh makhluk hidup

33
PERILAKU

TINGKAT PERILAKU

HEALTH
HEALTH SEEKING
PROMOTION
BEHAVIOUR
BEHAVIOUR

HEALTH HEALTH
PREVENTION REHABILITATION
BEHAVIOUR BEHAVIOUR

34
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SKABIES DENGAN PERILAKU
PENCEGAHAN SKABIES

BERPENGARUH TERHADAP
INDIVIDU YANG DIHARAPKAN PERILAKU INDIVIDU DALAM
MEMILIKI PENGETAHUAN
UPAYA PENCEGAHAN
BAIK TENTANG SKABIES
PENYAKIT SKABIES

35
KERANGKA KONSEP

VARIABEL BEBAS VARIABEL TERIKAT

PERILAKU PENCEGAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN
TERHADAP PENYAKIT
TENTANG SKABIES
SKABIES

36
BAB 3
METODE
PENELITIAN

37
DESAIN PENELITIAN

ANALITIK
~
CROSS SECTIONAL

38
TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN

ASRAMA
MARANATHA GBKP Bulan Agustus-
MEDAN September 2017.

39
POPULASI PENELITIAN
TARGET

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh penghuni


asrama di kota Medan.

TERJANGKAU

Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh penghuni


asrama di Asrama Maranatha GBKP Medan yang tinggal
pada asrama tersebut pada tahun 2017.

40
SAMPEL & CARA PEMILIHAN SAMPEL

SAMPEL
Sampel dalam penelitian ini adalah penghuni Asrama
Maranatha GBKP Medan Tahun 2017 yang memenuhi
kriteria inklusi dan tidak memenuhi kriteria eksklusi.

CARA PEMILIHAN SAMPEL


Purposive Sampling

41
ESTIMASI BESAR SAMPEL

KETERANGAN

n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi yang diketahui sebesar 73
= Z skor, tingkat kepercayaan= 1,96 (95%)
p = Estimasi proporsi sebesar 0,1136
d = Presisi = 0,01

42
ESTIMASI BESAR SAMPEL

1,962 x 0,1136 (1-0,1136) x 73


n =
0,012 x (73-1) + 1,962x 0,1136 (1-0,1136)

28,234
n =
0,393
n = 71,6 = 72

JUMLAH SAMPEL YANG DIBUTUHKAN ADALAH 72 SAMPEL. PADA


PENELITIAN INI DIAMBIL SELURUH POPULASI MENJADI SAMPEL
BERJUMLAH 73 SAMPEL

43
ESTIMASI BESAR SAMPEL

KETERANGAN

n = Jumlah Sampel
N = Jumlah populasi yang diketahui
= Z skor, tingkat kepercayaan= 1,96 (95%)
p = Estimasi proporsi sebesar 0,1136
d = Presisi = 0,01

44
KRITERIA INKLUSI DAN INKLUSI
INKLUSI
1. Berusia diatas 13 tahun yang berada di asrama

2. Penghuni asrama yang bersedia mengisi inform concent


dan kuesioner tingkat pengetahuan tentang skabies dan
perilaku pencegahan terhadap penyakit skabies

EKSKLUSI
1. Penghuni asrama yang tidak bersedia menjadi responden
dengan alasan tertentu (sakit, dll)

45
PROSEDUR KERJA
1. Tahap awal peneliti meminta ijin terhadap pihak
asrama Maranatha GBKP Medan

2. Peneliti akan memastikan calon responden


yang akan diberikan dengan cara ;
a. Memastikan calon responden merupakan
penghuni asrama
b. Bertanya pada calon responden apakah
bersedia menjadi responden dan mengisi
inform concent

46
Cont’ PROSEDUR KERJA

3. Jika calon responden bersedia mengikuti


penelitian dan mengisi inform concent, peneliti
akan membagikan kuesioner tingkat
pengetahuan tentang skabies dan perilaku
pencegahan penyakit skabies

4. Menjelaskan setiap pertanyaan dan cara


menjawab kuesioner yang telah diberikan

5. Setelah responden selesai mengisi kuesioner,


kuesioner dikembalikan kepada peneliti 47
Cont’ PROSEDUR KERJA

6. Peneliti akan melakukan pengecekan terhadap


kuesioner yang telah diisi apakah responden
sudah benar dalam mengisi kuesioner

7. Analisis dan pengolahan data oleh peneliti

48
IDENTIFIKASI VARIABEL

VARIABEL VARIABEL
Independen Dependen

Tingkat Pengetahuan Perilaku pencegahan


tentang skabies terhadap penyakit
skabies

49
DEFINISI OPERASIONAL

VARIABEL BEBAS

TINGKAT PENGETAHUAN
TENTANG SKABIES

50
ANALISA DATA
UNIVARIAT

MEMPEROLEH GAMBARAN DISTRIBUSI


ATAU FREKUENSI VARIABEL YANG
DITELITI

UNIVARIAT

UNTUK MENGETAHUI HUBUNGAN


ANTARA VARIABEL DEPENDEN DAN
INDEPENDEN

51
•Harahap M. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta: Hipokrates; 2013. 109-110 p.

DAFTAR PUSTAKA
•World Health Organization.Scabies. vailable fromhttp://www.who.int/lymphatic_filariasis/epidemiology/scabies/en/
•Rima, I. Angka Kejadian Skabies Pada Pasien Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Tahun 2015. Fakultas Kedokteran
Universitas HKBP Nommensen Medan; 2015.
•Handoko, R. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin .Edisi 5. Jakarta:Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007. 122-125p
•Widodo, A. Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Penyakit Kulit Pada Pekerja Pengelola Sampah Di TPA Jatibarang Semarang.
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro; 2004.
•Andayani, LS. Perilaku Santri Dalam Upaya Pencegahan Penyakit Skabies Di Pondok Pesantren Ulumul Qu’ran Stabat. Info Kesehatan
Masyarakat; 2005. 33-38p
•Djuanda, A. Ilmu Kulit Dan Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2010. 122-124p
•Stone SP, Jonathan NG, Rocky EB. Fitzpatrick,S Dermatology In General Medicine. 7th ed. New York: McGraw- Hill; 2008. 2030-31p
•Setyowati. Hubungan Pengetahuan Santriwati Tentang Penyakit Skabies Dengan Perilaku Pencegahan Penyakit Skabies Di Pondok
Pesantren. STIKES Aisyiyag Surakarta; 2014.
•Putri. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Pencegahan Skabies Di Pondok Pesantren Darut Taqwa Bulusan Semarang
Tahun 2016; 2016.
•Rony PH. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: Balai Penerbit FKUI; 2010. 122-125p
•Bandi KM, Saikumar C. Sarcoptic Menge-a Zoonotic Ectoparasitic Skin Diseases: Journal Of Clinical And Diagnostic Research 4839;
2012. 1-2p
•Natadisastra D & Agoes R. Parasitologi Kedokteran Ditinjau Dari Organ Tubuh Yang Diserang. Edisi 1. Jakarta: EGC; 2009. 291
•Kuspriyanto. Pengaruh Sanitasi dan Higiene Perorangan Terhadap Penyakit Kulit. Surabaya: Tesis pascasarjana Universitas Airlangga;
2002
• Sarcoptes scabiei. Departement of Veterinary Diseases, Faculty of Helath and Medical Sciences-University of Copenhagen. 2011
•Kline K, James S, McCarthy, Pearson M, Loukas A & Hotez P. Negleted Tropical Diseases of Oceania: Review of Their Prevalence,
Distribution, and Opportunities for Control; 2013. 17-55p
•Heukelbach J, Feldmeier H. Epidemology and Morbidity of Scabies and Pediculosis Capitis in Resource-Poor Communities in Brazil:
British Journal Dermatology; 2005. 150-156p
•Walton SF, Bart JC. Problem in Diagnostic Scabies, A Global Disease in Human and Animal Population. Clin. Microbiol. Rev. 2007.
268
•Staf Pengajar Departemen Parasitologi FKUI, Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Edisi 4.
Jakarta; 2008. 297-300p
•Jackson A, Heukelbach J, Feldmeier H. Transmission of Scabies in A Rural Community: Brazillian Journal of Infection Diseases; 2007.
•Sudirman, Taufik. Skabies: Masalah Diagnosis dan Pengobatan: Majalah Kedokteran Damianus. Vol.5 No.3; 2006. 177-189p
•Djuanda A. Anatomi Kulit. Dalam: Hamzah M, Aisah S, editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 6. Jakarta: FKUI; 2011. 122-
125p
•Mansjoer, arif et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jakarta: Media Aesculapius; 2008. 110-111p
•Cunlift T. Scabies. Primary Care Dermatology Society. United Kingdom; 2016. 52
•Wibowo, Daniel S. Anatomi Tubuh Manusia. Jakarta: Grasindo; 2012. 26
DAFTAR PUSTAKA

53
THANK YOU

54

Anda mungkin juga menyukai