Anda di halaman 1dari 20

FARMAKOKINETIK KLINIK

GENDER DAN KEHAMILAN

NAMA : ISMIHAYATI NASUTION


NO BP : 1601022
KELAS : VI.A

DOSEN : YONETA SRANGENGE MSc, Apt


GENDER

DEFENISI

Gender adalah peran sosial dimana peran laki-laki dan perempuan


ditentukan perbedaan fungsi, perandan tanggung jawab laki-laki
dan perempuan sebagai hasil konstruksi sosial yang dapat berubah
atau diubah sesuai perubahan zaman perandan kedudukan sesorang
yang dikonstrusikan oleh masyarakat dan budayanya karena
sesorang lahir sebagai laki-laki atau perempuan
GENDER

Perbedaan internal antara pria dan wanita mengakibatkan perbedaan


absropsi, distribusi, metabolise, eksresi dan respon terhadap obat,
meskipun obat dengan dosis yang sama diberikan melalui jalur yang
sama.

Tubuh wanita pada umumnya lebih kecil dan mempunyai komposisi tubuh
berbeda dengan pria, sehingga dosis obat tertentu kadarnya dalam darah
(AUC) lebih tinggi pada wanita

Selain itu dari aspek farmakodinamik wanita terkadang lebih sensitif


terhadap obat meskipun kadar obat bebas kurang lebih sama dengan
pria
ABSORPSI OBAT

Transit obat dalam saluran gastrointestinal


 Pria: waktu transit lebih pendek (45 jam)
 Wanita: waktu transit lebih lama (92 jam)

terdapat perbedaan komposisi asam-asam empedu sebagai pelarut


senywa atau obat lipofilik pada pria asam kholat lebih tinggi
sedangkan wanita asam khenodeoksikholat lebih tinggi

Transpoter obat, Ekspresi poliglikoprotein ( pgp) pada sel- sel usus lebih halus
lebih banyak pada pria di bandingkn pada wanita sehingga banyak obat yang
fraksi obat yang yang ditolak keluar dan masuk lagi ke lumen usus.
Hormon hormon seks ( estrogen dan progestin ) endogen
atau eksogen dapat mengatur dan menghambat PgP di usus
halus sehingga dapat meningkatkan absorpsi senyawa lain.
DISTRIBUSI OBAT

Kadar lemak pada lebih tinggi wanita dibandingkan pada pria sehingga obat yang larut
lemak terdistribusi lebih luas, tetapi untuk obat – obat yang kurang larut lemak maka
volume ditribusinya lebih kecil pada wanita

Volume distribusi merupakan faktor penting dalam penetapan loading dose, dan
menentukan kadar obat puncak cmak dalam darah, waktu paro eliminasi dan durasi
efek obat.
Obat akan berikatan dengan
protein yaitu albumin, AAG, α-
globulin
Kecepatan aliran darah  albumin tidak berpengaruh pada
•Pria: aliran darah ke otot jenis kelamin
skelet lebih cepat AAG dan bentuk glikosilasi
•Wania: aliran darah lebih AAG di pengaruhi oleh hormon
cepat ke jaringan eksogen dan esterogen
adiposa,Dengan berkurangnya  α-globulin juga di pengaruhi
aliran darah ke hepatik maka oleh hormon esterogen
berpengaruh terhadap kliren Sehingga fruktuasi kadar obat
hepatik obat dengan eh pada saat siklus menstruasi
tinggi→ vd tidak berubah→ mempengaruhi kapasitas ikatan
kadar obat dalam darah tinggi aag dengan obat, yaitu pada obat
basa lemah.
Jadi, ikatan obat lebih kuat pria
dibandigkan wanita
Pengaruh gander tehadap ikatan obat – protein plasma
METABOLISME OBAT

1) enzim CYP3A( memetabolime 50-60% obat- obatan)


2) Enzim CYP2D6( kodein, imipramin,metoprolol. Propanolol, saftein,
dextrometorfan
Aktivitas encim cyp2d6 lebih cepat pda wanita dibandingkan pria sehingga
kliren lebih cepat pada wanita.
3) CYP1A2( N- hidroksilasi kofein, teofilin, )
Klorazapin : kliren klorazepin padawanita lebih rendah dei pada pria.

4) CYP2C9 ( antiinflamasi, fenitoin, antidiabetes dan s- warfarin


5) CYP2C19(s mefenitoin, inhibitor pompa proton, diazepam, metabolit
desmetildiazepam)
6) Enzim CYP2C19 di pengaruhi ileh gender- etnik
Ex: pada wanita cina aktivitas enzim CYP2C1 lebih tinggi dibandingkan pada
wanita belanda, afro amerika dan swedia
Pada wanita saudi arabia dan fhilipina tidak di pengaruhi oleh gender.

7) Enzim CYP2E1 ( klorozoxazone, haloran, isofluran metoksifluran).


Enzim cYP2E1 di pengaruhi oleh gander
EKSRESI OBAT

Kecepatan filtrasi glomeruli (GFR) pada wanita lebih


rendah 10-15 % dari pria setelah dikoreksi terhadap
berat badan.

Klirens ginjal pada wanita ebih lambat untuk obat-


obat yang sebagian besar diekskresi melalui ginjal,
termasuk fleroksasin, sefepim, vankomisin.
KEHAMILAN

Kehamilan adalah proses yang normal, alamiah


yang diawali dengan pertumbuhan dan diakhiri
pada proses persalinan.
Skema hubungan antara kompartemen maternal, plasenta dan
janin dalam kaitannya dengan disposisi obat

Obat bebas atau metabolit (tak terikat protein plasma) menembus


plasenta, masuk kedalam tubuh janin melalui vena umbilikal ke hati,
dan terdistribusi kedalam tubuh janin. Sebagian obat/metabolit akan
didistribusikan kembali ke tubuh maternal melalui arteri umbilikal
dan akhirnya dieliminasi
ABSORPSI OBAT

Terjadi penurunan motilitas → waktu


pengosongan lambung memanjang → transit
obat lama → mempurlias auc →terjadi
peningkatan bioavaibilitas
DISTRIBUSI OBAT

Ketika obat masuk kedalam tubuh


ibu, obat akan terdistribusi
keseluruh tubuh, termasuk
kompartemen plasenta dan janin.
Dengan sifat fisiko kimiawi yang
lipofilik, obat dapat mendifusi
menembus jaringan plasenta
sehingga akhirnya obat terdistribusi
pula didalam tubuh janin.
Hubungan antara perubahan fisiologik dan farmakokinetik pada kehamilan
METABOLISME OBAT

enzim cyp1A2 lebih rendah 35-40% pada trimester pertama kehamilan dan akan terus
menurun sampai60-70% pada trimester ke tiga
2. enzim CYP2C9( fenitoin)
terjadi kenaikan kliren fenitoin pada wanita hamil→ penurunan kadar fenitoin dalam
darah , kadar fenitoin totalakan terus menurun melebihi penurunan kadar fenitoin
bebas yang di sebabkan karena hipoalbuminemia.
3. enzim CYP2C19( proguanil)
proguanilenzim CYP1A2
→metabolit aktif →sikloguanil
Kadar sikloguanil dalam darah lebih rendah pada kehamilan trisemester akhir
dibandingkan 2 bulan setelah melahirkan
4. enzim CYP3A( protease inhibitor: indinavir, ritonavir)
terjadi kenaikan aktivitas pada trimester akhir kehamilan
5. enzim CYP2D6( dextrometorfan, metoprolol)
Terjadi peningkatan metabolisme pada trimester akhir dibandingkan setelah
melahirkan.

Kenaikan metabolisme trjadi padan pemetabolisme ekstensif. Peningkatan


metabolisme akan meningkatkan jumlah metabolit aktif dan metabolit yang bersifat
toksik yang berbahaya pada janin
EKSRESI OBAT

Terjadi kenikan aliran darah ( 25-50 %) dan


kenaikan kecepatan filtrasi glomelur(50%) pada
kehamilan→ meningkatkan esresi obat melalui
ginjal → penurunan kadar obat dalam darah.
Kliren obat pada umumnya mengalmi
perlambatan pada kehamilan dibandingkan tidak
hamil
DAFTAR PUSTAKA

Hakim, lukman. 2012. Farmakokinetik


Klinik. Yogyakarta: Fakultas Farmasi
Universitas Gajah Mada
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai