Anda di halaman 1dari 110

KOROSI

Asep Handaya Saputra


Departemen Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Corrosion Engineering
The Application of science and art to
prevent or control corrosion damage
economically

Corrosion Engineer:
– Perlu memahami berbagai hal tentang sifat-sifat
kimia, fisika, metalurgi dan mekanika bahan
– Corrosion Testing, Fabrikasi bahan
– Engineer: Relasi, integritas, Mampu menganalisa,
Mengutamakan Keselamatan, Ekonomis
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Demand Corrosion
Engineer
 Kompleksitas dalam penanganan
korosi
 Kerugian yang diakibatkan oleh korosi
 Kurangnya pemahaman terhadap
korosi  kurang peka terhadap korosi

Demand Corrosion Engineer  Cukup


Tinggi
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
DEFINISI KOROSI

 Definisi klasik:
Korosi (karat) adalah proses
elektrokimia

 NACE (National Association of


Corrosion Engineer): “Corrosion is the
deterioration of subtance, usually a
metal, or its properties because of a
reaction with its environment”
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
LINGKUNGAN

 Udara (uap air di dalam udara)


 Fresh, distilled, salt & mine water
 Rural, urban & industrial atmosphere
 Uap air & berabagai jenis gas
 Berbagai jenis produk makanan

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Dimana & Bahan apa ?

 Korosi bisa terjadi dimana saja & bahan apa


saja

Contoh:
 Aluminium tahan terhadap karat atmosfir,
tetapi tidak tahan terhadap Mercury
 Logam Mulia (emas & platina) sangat kebal
dengan sebagian besar karat, tetapi akan
kalah dengan bromine basah atau karbon
tetraklorida konsentrasi diatas 60%
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Kerugian Akibat Korosi

 Di Indonesia, berapa besar kerugian


akibat korosi ? (Belum pernah dihitung
& Tidak ada data)
 Amerika: 15 milliar dollar per tahun
(150 triliun rupiah)
 Anggaran Belanja Indonesia pada Th
2001: 24 triliun Rupiah

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Kerugian Akibat Korosi

 Bis/mobil  rem blong, karena pipa


hidrolik bocor karena karat
 Kapal sarat penumpang tenggelam
plat bocor karena serangan korosi
 Pesawat gagal mendarat  landing
gearnya tidak berfungsi dikarenakan
pipa hidroliknya terkorosi sehingga
bocor.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Kerugian Akibat Korosi
 Penampilan: bodi mobil yang terkorosi nampak kurang enak
dilihat, gedung yg kerangkanya terbuat dari baja,
mempengaruhi penampilan, berakibat negatif  Hotel atau
Retoran
 Plant Shutdowns (Pabrik Berhenti)  kegagalan peralatan
 Produk terkontaminasi bahaya untuk produk farmasi atau
makanan
 Kehilangan produk yang berharga produk uranium
 Safety & Reliability  Pemrosesan barang berbahaya: gas
racun, asam sulfat/nitrat pekat, radioaktif dll.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Landing gear struts are
susceptible to stress damage

Hidden corrosion is a primary


threat to aging aircraft

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Rata-rata usia mobil yaitu 10-12 tahun
untuk produk dibawah tahun 1990

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Jalan Layang

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Di Rumah Tangga

Pipa Gas atau Pipa air yang


Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
menggunakan logam
Aloha Incident
 Maui - Hawaii
 Kegagalan Struktur April 28, 1988 : Usia
Pesawat Boeing 737, sudah 19 Tahun

Fatigue cracking
pada lap joint
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Daur Logam

Lembaran
Steel mill
Tambang Reduksi
Refining Rust (hidrated
(Biji Besi/ iron oxide)
Besi Oksida) Casting
Rolling
Shaping Pipa

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
FAKTOR PEMILIHAN BAHAN

 Kekuatan
 Ketahanan Korosi
 Kemampuan Fabrikasi
 Ketersediaan
 Appearance (tampilan)
 Biaya

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KETAHANAN KOROSI

 Elektrokimia

 Metalurgi

 Fisika
kimia
 Thermodinamika

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
BENTUK KOROSI
KOROSI

KOROSI MERATA KOROSI SETEMPAT

MAKROSKOPIK MIKROSKOPIK
•Korosi Galvanik •Korosi Intergranular
•Korosi Celah (Crevice) •Stress Corrosion Cracking
•Korosi Sumuran (Pitting) •Hydrogen Induced Cracking
•Korosi Selektif •Sulfide Stress Cracking
•Korosi Erosi •Fatigue Corrosion

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Klasifikasi Korosi
(Mars G. Fontana)

 Korosi Basah:
Korosi basah terjadi ketika ada cairan di
sekitarnya; biasanya mencakup larutan
elektrolit.

 Korosi Kering:
Korosi kering terjadi dimana tidak adanya
fase cair atau diatas titik embunnya. Bahan
yang membuat korosi biasanya uap atau gas.
Biasa terjadi pada suhu tinggi. Contoh:
hantaman gas pembakar pada baja
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Melalui Proses
Elektrokimia

 Korosi Atmosfer
 Korosi Galvanis
 Korosi Air Laut
 Korosi Tanah (Soil Corrosion)
 Oxygen Concentration Cell

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Melalui Proses Kimia

 Korosi Pelarutan Selektif


 Korosi Merkuri
 Korosi Asam (Acid Corrosion)
 Korosi Titik Embun (Dew Point
Corr.)
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Melalui Proses
Kombinasi

Korosi ini terjadi melalu proses


kombinasi elektrokimia, kimia dan fisik:
 Korosi Pelarutan Selektif
 Korosi Asam (acid Corr.)
 Korosi Titik Embun (Dew Point
Corr.)
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Melalui Proses Mekanis

 Fretting (Korosi Gesek)


 Korosi Kelelahan (Fatique Corr.)
 Tumbukan Partikel (impingement
attack)
 Kavitasi (Cavitation)
 Erosi/Abrasi
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Karena Suhu Tinggi

 Oksidasi
 Liquid Metal Corrosion

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
LAJU KOROSI
Berbagai parameter yang menunjukkan laju
korosi yaitu antara lain:
– Prosentase kehilangan berat (percent weigth loss
– mg/cm2.day
– g/in2.hour
Parameter tersebut tidak menunjukkan
ketahanan korosi terhadap penetrasi.
Kecepatan penetrasi dapat dipakai untuk
memprediksi usia bahan.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
LAJU KOROSI
Farmulasi laju korosi yang baik perlu
mencakup:
 Satuan yang biasa digunakan

 Mudah menghitung dengan tingkat


kesalahan yang rendah
 Memperlihatkan usia bahan, dalam tahun

 Menunjukkan Penetrasi

 Angkanya mudah, tidak ada desimal

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
LAJU KOROSI
534W
Mils per year 
DAT
W = kehilangan berat, mg
D = Densitas spesimen, g/cm3
A = Luas spesimen, in.2
T = Waktu, hr.
mpy mm/yr mm/yr nm/hr pm/sec
1 0.0254 25.4 2.90 0.805
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
ASPEK ELEKTROKIMIA
Reaksi Elektrokimia: reaksi kimia yang melibatkan
perpindahan elektron dari anoda ke katoda melalui
suatu larutan elektrolit
Contoh:
Fe dimasukkan dalam larutan HCl
Fe + 2HCl  FeCl2 + H2
Fe + 2H+  Fe2+ + H2

Oksidasi (reaksi anodik) Fe  Fe2+ + 2e


Reduksi (reaksi katodik) 2H+  2e + H2
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Oksidasi & Reduksi
Secara umum :
Reaksi anodik : M  Mz+ + ze¯
Reaksi katodik :
a) reduksi oksigen (larutan asam, Ph  7)
O2 + 4H+ + 4e¯ 2H2O
b) reduksi oksigen (larutan netral / basa, Ph  7 )
O2 + 2H2O + 4e¯  4OH¯
c) evolusi Hidrogen
2H+ + 2e¯  H2 
d) reduksi ion logam
Fe3+ + e¯  Fe2+
e) deposisi (pengendapan) logam
Cu2+ + 2e¯  Cu

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Basic concept
Materials Selection – Galvanic Series
 Magnesium  Most Active
 Zinc
 Aluminum
 Mild Steel
 Cast Iron
 Copper
 Stainless Steel
 Silver
 Gold
 Platinum  Least Active

Basic Concept of
Cathodic protection

Cathodic protection by sacrificial anode


Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng. Cathodic protection by Impress Current
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
POLARISASI
Konsep polarisasi penting dalam proses korosi
Laju reaksi elektrokimia dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia
Sangat tergantung kondisi lingkungan

Dua Jenis Polarisasi


Polarisasi Aktivasi : Proses Elektrokimia yang dikontrol oleh
reaksi berurutan pada permukaan metal-electrolite.

Polarisasi Konsentrasi: Proses Elektrokimia yang dikontrol oleh


proses difusi elektrolit.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
POLARISASI AKTIVASI

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
POLARISASI
KONSENTRASI

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PASIVITAS LOGAM
Pasivitas:adalah berkurangnya reaktivitas kimia logam
dan alloy pada kondisi lingkungan tertentu, dimana logam
dan alloy tertentu menjadi inert dan bertindak seolah-
olah sebagai logam mulia

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Pengaruh Lingkungan (1)
 Penambahan Oxidizer
– Efek penambahan Oxdizer pada laju korosi bergantung pada
medium dan jenis logam, laju korosi mungkin meningkat
dengan penambahan oksida atau mungkin tidak ada efeknya
terhadap laju korosi.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Pengaruh Lingkungan (2)
pengaruh Kecepatan(velocity)

Pengaruh Kecepatan Media


terhadap laju korosi
14 
12
Contoh :
Laju korosi ->

10
8 Kurva A : 0 – 2 : Cu dalam H2O + O2
6 A 2 – 4 : Ti dalam HCl + Cu +2
4 B
kurva B : Fe dalam HCl
2 C
Kurva C : Pb dalam H2SO4
0
Velocity ->

Ketika agitasi atau kecepatan naik tidak semua logam


menunjukkan kenaikan laju korosi.
• Jika korosi dikontrol oleh Polarisasi Aktivasi:
Agitasi/Kecepatan tidak berpengaruh (kurva B)
• Jika korosi dikontrol oleh Polarisasi Konsentrasi:
Agitasi/Kecepatan sangat berpengaruh (Kurva A: 0 – 2)
• Logam yang mepunyai lapisan film pasif, jika lapisan film
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
rusak secara mekanis atau secara kimia, baru terjadi korosi
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
(Kurva C)
Pengaruh Lingkungan (3)
Pengaruh Temperatur terhadap
Laju korosi

Pengaruh Temperatur Media


Laju Korosi ->

Contoh:
A
B
Kurva A : Ni dalam HCl
Kurva B :18Cr-8Ni dalam HNO3
Terjadi kondisi pasif pada
Tem peratur -> temperatur rendah atau medium

• Nikel dalam asam klorida nampak laju korosi bertambah dengan


kenaikan temperatur
• Sedangkan Stainless steel 18-8 didalam asam nitrat terjadi kondisi
pasif sampai pada temperatur tertentu dan terjadi kenaikan laju
korosidengan penambahan temperatur

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Pengaruh Lingkungan (4)
Pengaruh Konsentrasi korosi Pengaruh Konsentrasi Korosi
terhadap laju korosi
Contoh:
Kurva A:
1: Ni dalam NaOH
laju korosi ->

B 18Cr-8Ni dalam HNO3


A
1 – 2 : Pb dalam H2SO4
Kurva B: Al dalam HNO3
Konsentrasi
1 korosi ->2 Fe dalam H2 SO4

• Peningkatan konsentrasi korosi meningkatkan laju korosi. Jumlah


ion hydrogen, yang dapat menyebabkan terjadinya korosi , akan
meningkat jika konsentrasi asam makin besar
• Namun, jika konsentrasi asam terus ditambahkan,laju korosi
akan mencapai maksimum lalu menurun karena pada
konsentrasi yang sangat tinggi,ionisasi asam akan berkurang
sehingga jumlah ion hydrogenpun berkurang
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng. • Oleh karena itu, umumnya asam bersifat inert pada konsentrasi
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
100% (murni) dan pada temperatur rendah.
Pengaruh Lingkungan (5)
Pengaruh Galvanic Coupling
Zn2+
Zinc
 Proses yang ditunjukkan adalah Zn2+ H+

yang terjadi pada logam Zn dan Pt


e H+
 Pt merupakan logam yang inert H2
e
dalam medium ini sehingga H+ Larutan HCl
hydrogen lebih mudah terbentuk e
H+
pada Pt dibandingkan Zn H2
e
 Pada Zn, logam ini cenderung
H+
mengoksidasi dirinya sendiri
 Hal ini menyebabkan naiknya laju H+
reaksi katodik yang secara langsung Platinum
meningkatkan laju korosi pada Zn

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Pengaruh Struktur
Metalurgi
Grain Boundary
seringkali terlebih
dahulu terserang korosi
karena:
Grain Boundary Daerah energi tinggi
Sangat aktif terhadap
reaksi kimia

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Keekonomian Korosi
Cost, dollars
Tahun Steel Steel Stainless
(an.prot.) steel
0 8000 15000 20000
1 1100
2 8000 1100
3 1100
4 8000 1100
5 1100
6 8000 1100
7 1100
8 - 1100
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI ATMOSFER
 Korosi atmosfer adalah
proses elektrokimia.
 Lapisan tipis elektrolit
terbentuk di permukaan
logam, pada
kelembaban udara
tertentu
 Lapisan tipis elektrolit ini
yang mendorong
terjadinya proses korosi

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI ATMOSFER
Faktor yang mempengaruhi tingkat
korosi atmosfir:
 Jumlah zat pencemar udara (debu,
gas)
 Suhu

 Kelembaban

 Arah dan kecepatan angin

 Curah hujan

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
DELAPAN BENTUK KOROSI
(Fontana)
1. Uniform/General Attack
2. Galvanic atau two-metal corrosion
3. Crevice Corrosion
4. Pitting
• Klasifikasi ini
5. Intergranular Corrosion berdasarkan tampilan
6. Selective Leaching logam yang terkorosi.
7. Erosion Corrosion • Masing-masing bentuk itu
8. Stress Corrosion bisa dilihat secara visual,
baik dengan mata biasa
maupun dengan
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng. pembesaran
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Uniform atau General Attack
 Paling sering ditemui  Pencegahan:
 Reaksi kimia atau  Pemilihan bahan yang
elektrokimia terjadi hampir tepat, termasuk coating
diseluruh permukaan logam  Pemakaian inhibitor
 Pemakaian Cathodic
 Logam menjadi semakin Protection
tipis  Atau kombinasi ketiga
 Contoh: baja atau Zn pencegahan tsb diatas
dicelupkan ke dalam larutan
asam sulfat  akan
terkorosi secara rata
dipermukaan logam
tersebut.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
GALVANIC
(TWO METAL CORROSION)

 Korosi terjadi jika terdapat dua logam yang berbeda


yang berada pada lingkungan penghantar.
 Perbedaan potensial akan menyebabkan produksi
aliran elektron diantara kedua logam tersebut.
 Logam yang kurang kuat terhadap korosi, sebagai
anoda dan logam yang lebih tahan terhadap korosi,
sebagai katoda.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Faktor yang mempengaruhi
Galvanic Corrosion
 EMF (Electromotive Force and
Galvanic Series)
 Pengaruh Lingkungan
 Pengaruh Jarak
 Pengaruh Luas Permukaan

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Galvanic Series

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Pengaruh Jarak dan Luas
Pada Korosi Galvanis
 Pengaruh jarak: korosi akibat pengaruh
galvanis akan terakselerasi jika jarak antara
satu jenis logam dengan logam yg lain relatif
dekat (untuk konduktivitas larutan tertentu)
 Pengaruh luas: perbandingan luas permukaan
anoda dengan katoda dapat mempengaruhi
kecepatan korosi galvanis. Jika luas katoda
jauh lebih besar dari luas anoda, untuk aliran
arus tertentu, maka kerapatan arus (densitas
arus) di anoda jauh lebih besar  laju korosi
besar pada anoda.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PENCEGAHAN KOROSI
GALVANIS
Beberapa prosedur dapat digunakan untuk
meminimalkan korosi galvanis:
 Pemilihan kombinasi logam yang sedekat
mungkin potensial eloektrodanya (urutan
galvanisnya).
 Hindari sebisa mungkin pengaruh luas
(luas anoda lebih kecil dari luas katoda)
 Isolasi/sekat diantara dua logam yang
berbeda
 Penggunaan Coating (Pelapisan/Cat).
Penambahan inhibitor, jika mungkin.
Untuk menurunkan agresivitas
lingkungan.
 Pemasangan logam ketiga yang berfungsi
sebagai anoda terhadap kedua logam
yang terpasang.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Celah (Crevice Corrosion)

 Apa faktor yang


mempengaruhi ?
 Bagaimana
mekanisme
terjadinya korosi
ini ?
 Bagaimana cara
mengatasinya ?

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Korosi Celah (Crevice)
 Biasa terjadi jika ada sejumlah kecil larutan yg
stagnant (diam) yang disebabkan adanya lubang
kecil, permukaan gasket, lap joint, endapan di
permukaan atau cekungan sangat kecil di bawah
baut.
 Faktor Lingkungan: endapan berupa pasir, kotoran
atau produk korosi.
 Kontak antara logam dan non logam juga mendorong
terjadinya korosi ini. Logam dgn kayu, plastik, glass,
beton, asbes, lilin.
 Contoh: SS 18-8 bisa dipotong menggunakan karet
jika dicelupkan dalam air laut. Korosi Cravice terjadi
bawah dipermukaan tersebut.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Mekanisme
Suatu logam dicelupkan
Korosi Celah dalam air laut yang di-
aerasi (pH 7)
Oksidasi: M  M+ + e
Reduksi : O2 + 2H2O + 4e 
4OH

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Mekanisme Korosi Celah

 M+Cl- + H2O  MOH + H+Cl-


 Kekurangan oksigen mempunyai dampak
secara tidak langsung. Setelah oksigen
berkurang, tidak terjadi lagi reduksi,
sementara itu produksi ion M+ terjadi terus
menerus. Hal ini cenderung membentuk
muatan positif di dalam larutan. Ini harus
diimbangi dengan migrasi ion negatif Cl
(Cl-)
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PENCEGAHAN KOROSI
CELAH
 Gunakan Sambungan dengan pengelasan, daripada
dengan skrup/baut pada sambungan-sambungan
peralatan baru.
 Tutup lubang-lubang kecil, baik dengan pengelasan
maupun dengan solder.
 Perancangan vessel dengan sistem drainase yang baik,
hindari disain sudut-sudut dan daerah stagnan. Hal ini
mencegah terjadinya penumpukan endapan di bagian
bawah vessel.
 Dilakukan inspeksi (pemeriksaan) secara berkala dan
membersihkan endapan yang ada.
 Pisahkan padatan di dalam suspensi pada disain proses,
jika memungkinkan.
 Lepas/ganti bahan packing/gasket yang digunakan untuk
fasilitas cair, pada saat pabrik shutdown/berhenti.
 Gunakan bahan Teflon sebagai pelapis, jika mungkin.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI SUMURAN
(PITTING)

Serangan pitting pada Serangan pitting pada tube


flange alat penukar panas alat penukar panas
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI SUMURAN (1)

– Pitting terjadi pada rongga di dalam


atau permukaan logam.
– Korosi ini sangat destruktif dan
menyebabkan perforasi (lobang)
pada logam.
– Sangat sulit dideteksi karena ukuran
yang sangat kecil dan terkadang
tertutup oleh produk korosi (karat).

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI SUMURAN (2)
– Korosi jenis ini sangat sulit diprediksi,
sehingga kegagalan alat akibat korosi
ini seolah-olah bisa terjadi secara tiba-
tiba.
– Korosi ini memakan waktu bulanan
bahkan tahunan.
– Sangat dipengaruhi oleh konsentrasi
dan temperature lingkungan.
– Pitting terjadi diantara
keadaan/tahapan total korosi (general
overall corrosion) dan tanpa korosi.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Faktor Penyebab Korosi
Sumuran
 Spesimen: Stainless steel 18-8 di dalam larutan yang
mengandung FeCl3 dengan konsentrasi dan temperature yang
berbeda-beda.

 Gambar di atas menunjukkan specimen A sama sekalau tidak


terjadi korosi (konsentrasi rendah dan temperature rendah).
Sedangkan specimen C menunjukkan terkorosi merata di
seluruh permukaan (konsentrasi tinggi dan temperature tinggi).
Untuk specimen B terjadi korosi pada lokasi tertentu saja
(konsentrasi dan temperatur tertentu diantara kondisi A dan C).

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Proses Autokatalitik
Korosi Sumuran
 Contoh: Logam M terkorosi pitting oleh
larutan NaCl yang teraerasi.

 Reduksi oksigen pada permukaan akan


proses stimulasi dan propagasi oksidasi
logam
 Produksi ion logam pada rongga, akan
meningkatkan muatan positif di rongga
tersebut. Ion Cl akan bergerak masuk
secara alamiah untuk menjaga
elektronetralitas.
 Pada rongga tersebut konsentrasi MCl
sangat tinggi, sebagai akibatnya akan
terjadi hidrolisis

M+Cl- + H2O  MOH + H+Cl-

 Sehingga konsentrasi H+ juga tinggi,


baik ion H+ & Cl- dapat mendorong
proses oksidasi logam.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
 Fenomena autokatalitik pada pitting
(sumuran) adalah similar dengan mekanisme
pada korosi crevice (celah).
Fontana: “Semua sistem yang menunjukkan
fenomena korosi pitting bisa diterima
sebagai korosi crevice. Tetapi tidak selalu
benar jika pernyataan ini dibalik”

KOMPOSISI LARUTAN
 Kebanyakan korosi pitting diakibatkan oleh
adanya unsure halida, misalnya Cl, Br dan
Hypoclorida dalam larutan.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PENGARUH KECEPATAN
 Pitting sering terjadi pada kondisi yang
stagnan, seperti cairan dalam tanki, cairan
yang ‘terperangkap pada bagian terendah
sistem perpipaan.
 Dengan meningkatnya kecepatan, serangan
korosi pitting cenderung berkurang.
 Contoh: pompa air laut dengan bahan
stainless steel memberikan performa yang
baik terhadap korosi pitting, dibanding jika
pompa tersebut berhenti dalam waktu lama
(shut down atau standby).

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PENCEGAHAN
KOROSI SUMURAN
 Secara umum cara untuk
mengatasi korosi crevice juga
berlaku untuk mengatasi korosi
pitting.
Type 304 Stainless steel
Ketahanan terhadap Type 306 stainless steel
pitting meningkat
Hastelloy F, Nionel

Hastell or Chlorimet 3

Titanium
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
CONTOH KOROSI
SUMURAN
 Pipa (tube) penukar
panas pada reboiler
yang digunakan
untuk air dengan
suhu 246oC yang
mempunyai
kandungan Cl-, F-
dan H2S

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI FILIFORM
– Jenis korosi Celah (crevice) yang khusus
– Korosi filamen yang terjadi dipermukaan logam
– Terjadi dibawah lapisan film pelindung (protective
film)
– Sering disebut dengan under film corrosion
– Banyak terjadi di kaleng kemasan makanan atau
minuman.
– Penampakan: warna merah kecoklatan
– Tidak merusak logam, tetapi hanya merusak
tampilan permukaan saja. Tampilan permukaan
dalam industri makanan/minuman adalah sangat
penting.
– Filiform hanya menyerang bagian luar (exterior)
kaleng, tetapi tidak mempengaruhi isinya.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Proses Terjadinya Filiform
 Logam dengan lapisan film yang
transparan
 Filamen terdiri dari ‘active head’
berwarna biru kehijauan dan garis produk
korosi berwarna merah kecoklatan.
Ukuran filamen kurang lebih 1/10 in.

 Active head (biru kehijauan)  ion besi


 Inactive (merah kecoklatan)  oksida besi

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PENJALARAN FILIFORM

• Gambar (a) Refleksi sesuai sudut


pantul
• Gambar(b) Bercabang jika bertemu
dengan filamen lain secara tegak lurus.
• Gambar(c) menyatu jika aliran dua
filament itu bertemu dengan sudut
lancip.
• Gambar(d) “Death trap”, memantul
terus dan masuk dalam sirkulasi
tertutup, hingga berhenti.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Faktor Lingkungan
 Yang paling berpengaruh dalam korosi filiform adalah
fakor lingkungan yaitu kelembaban relative atmosfer

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Mekanisme Filiform

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Pencegahan Filiform

 Tidak ada cara pencegahan yang


memuaskan.
 Menggunakan teknik
penyimpanan; disimpan di tempat
yang tidak lembab.
 Menggunakan lapisan film yang
tahan terhadap air.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
INTERGRANULAR

Penampang lintang batas grain


Representasi batas grain
(SS tipe 304)
dalam SS tipe 304

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
INTERGRANULLAR

Intergranullar Stress Corrosion Cracking


Intergranullar ASTM A245 pada laturan nitrate panas
Carbon Steel (Permukaan Grain)
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI
INTERGRANULAR
 Pengaruh grain boundary (batas
grain)/intergranular pada proses korosi
relative kecil.
 Dari sudut pandang mikro: batas grain
mempunyai kecenderungan lebih reaktif dari
pada grain. Ini yang mendorong terjadinya
Intergranular Akibat dari korosi ini, suatu
logam alloy menjadi berkurang kekuatannya.
 Korosi jenis ini bisa disebabkan karena fakor
kekotoran (impurities) pada batas grain.
 Sedikit besi dalam alumunium atau
chromium di batas grain SS dapat
menyebabkan korosi ini
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Metode Meminimalisasi
Pada Stainless Steel
 Menggunakan temperature tinggi pada
saat dilakukannya perlakuan panas
(Heat Treatment). Biasa disebut
quench-annealing atau solution
quenching
 Menambah unsur yang berfungsi
sebagai penguat pada daerah batas
grain (stabilizer).
 Memperkecil kandungan carbon
hingga dibawah 0.03%.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
QUENCHING

 Perlakuan solution-quenching secara


komersial meliputi:
– Pemanasan higga 1950 – 2050 C
– Water quenching
 Proses quenching sangat berpengaruh
pada korosi intergranular:
– Quenching yang lambat akan mendorong
terbentuknya intergranular lebih banyak.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI EROSI

Korosi Erosi pada impeller pompa


Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI EROSI
 Kerusakan permukaan logam yang
disebabkan oleh aliran fluida yang
sangat cepat.
 Kerusakan akan lebih cepat jika ada
partikel-partikel padat atau
gelembung gas yang ikut dalam aliran
tersebut.
 Ciri korosi erosi: cekungan
bergelombang, kerusakan yang
diakibatkan mempunyai arah tertentu.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PROSES EROSI KOROSI

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PENYEBAB
KOROSI EROSI
 Banyak media yang dapat menyebabkan
korosi ini: cairan, gas, cairan tersuspensi dan
slurry.
 Tempat yang sering terkena korosi erosi:
Pipa (elbow, tee, valve), Pompa/Compresor
(impeller), alat ukur (orifice).
 Pengaruh kecepatan dan turbulensi aliran
sangat berpengaruh pada korosi erosi.
Semakin tinggi kecepatan atau semakin
tinggi tingkat turbulensi suatu aliran akan
mempercepat terjadinya korosi erosi.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
 Selain faktor kecepatan
dan turbulensi fluida,
faktor lain yang
mempengaruhi kecepatan
korosi erosi adalah
tumbukan partikel yang
terbawa oleh fluida.
Kecepatan tumbukan
partikel dan ukuran
partikel mempengaruhi
kecepatan korosi jenis ini.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
PENANGGULANGAN
KOROSI EROSI
 Pemilihan bahan yang lebih baik dan
tahan terhadap korosi erosi
 Aspek Disain: misalnya memperbesar
ukuran pipa agar kecepatan fluida
bisa dikurangi, memperkecil jumlah
belokan pipa.
 Coating: dengan cara menambah
lapisan pada permukaan logam maka
akan mengurangi tingkat korosi
erosi.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KERUSAKAN KAVITASI
 Bentuk korosi erosi yang khusus, yaitu disebabkan
oleh pembentukan gelembung dan gelembung
tersebut meletus di dekat permukaan logam yang
pada awalnya mengakibatkan kerusakan lapisan film
dan selanjutnya diikuti dengan kerusakan pada
permukaan logam.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KOROSI FRETTING

Contoh tipikal lokasi terjadinya


Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
korosi fretting pada ball bearing
FRETTING
 Fretting adalah jenis korosi khusus
dari Korosi Erosi. Contoh tipikal lokasi
terjadinya korosi fretting pada ball
bearing
 Korosi yang terjadi antara logam atau
bahan dengan beban tertentu yang
saling bergesekan satu sama lain.
 Fretting juga sering disebut: friction
oxidation atau wear oxidation.
 Banyak terjadi pada komponen mesin,
beberapa bagian mobil.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Syarat Terjadinya
Fretting
 Adanya beban pada dua permukaan
yang berhimpitan.
 Adanya getaran atau gerakan
berulang-ulang antara dua
permukaan.
 Beban dan gerakan pada dua
permukaan ini dapat memungkinnya
terjadinya slip atau deformasi pada
permukaan.
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
DUA KONSEP FRETTING
A. Wear-oxidation theory
B. Oxidation-wear theory

Wear-oxidation theory
Mekanisme ini berdasarkan konsep bahwa terjadi rekatan pada dua ujung
yang berhadap-hadapan dari masing-masing permukaan logam dan akibat
gerakan/vibrasi, terbentuk pecahan logam. Pecahan yang ukurannya sangat
kecil dan mengalami pemanasan akibat gesekan, dengan kondisi itu pecahan
mudah teroksidasi. Pecahan yang sudah teroksidasi akan terakumulasi dan
menyebabkan fretting.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
KONSEP FRETTING
 Oxidation-wear theory: Hipotesa ini didasarkan pada
kebanyakan permukaan logam dilindungi dengan
lapisan film tipis (oxide layer). Jika logam bergesekan
dengan beban tertentu maka terjadi pecahan pada
oxide layer dan pecahan ini yang memicu terjadinya
fretting.

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
SELECTIVE LEACHING
Selective Leaching
(dealloying, demetalification, parting)

 A corrosion type in some solid solution


alloys, when in suitable conditions a
component of the alloys is
preferentially leached from the
material
 The less noble metal is removed from
the alloy by microscopic-scale galvanic
corrosion mechanism
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Demetalification

 Dezincification : selective leaching of zinc


from some brasses with less than 85%
content of copper.
 Graphitic corrosion is selective leaching
of iron from grey cast iron, where iron gets
removed and graphite grains remain
 Dealuminification is a corresponding
process for aluminum alloys.
 Similar effects for different metals are
decarburization (removal of carbon from
the surface of alloy), decobaltification,
denickelification, etc
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Dezincification

 Why Dezincification Occurs Copper-zinc


alloys containing more than 15% zinc are
susceptible to dezincification ?
 Zinc is a highly reactive metal, as seen in its
galvanic series ranking
 Dezincification selectively removes zinc from
the alloy, leaving behind a porous
 Become copper-rich structure has little
mechanical strength
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Two Types of
Dezincification
 Uniform-layer dezincification leaches zinc from a
broad area of the surface. This type of
dezincification uniformly reduces the wall
thickness of the valve or fitting
 Plug-type dezincification is localized within
surrounding surfaces. This type of dezincification
penetrates deeply into the sidewalls of valves
and fittings

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Service Conditions Generally Present
Where Dezincification Occurs
 Water with high levels of oxygen and carbon dioxide
(uniform attack)
 Stagnant or slow moving waters (uniform attack)
 Slightly acidic water, low in salt content and at room
temperature (uniform attack)
 Soft, low pH and low mineral water combined with
oxygen, which forms zinc oxide (uniform attack)
 Waters with high chloride ion content (uniform attack)
 Neutral or alkaline waters, high in salt content and at or
above room temperature (plug-type attack)

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Common Signs of Dezincification

 Presence of a loosely adhering white


deposit of zinc oxide on the exterior of
the valve
 Presence of mineral stains on the
outer surface of the valve
 Water weeping from the valve body or
stem/bonnet seal

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Dezincification of a Brass Valve

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Selective Leaching
to form Porous Oxides

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Micrographic Appearance of
a Dezincification of Brass

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Prevention

 Using a suitable heat treatment


 Altering the environment (eg. lowering
oxygen content)
 Use cathodic protection

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Hydrogen Embrittlement

 The hydrogen is first of all adsorbed on the


metal surface before penetrating the lattice,
where it diffuses in ionic form
 The hydrogen atoms can have various
origins the surrounding atmosphere
containing hydrogen or hydrogenated
compounds (H2S, NH3, H2O, etc.),
electroplating processes

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Hydrogen Embrittlement

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Several Damage Types
Caused by Hydrogen Atoms
 Precipitation of brittle hydrides : this
occurs in titanium and other metals
with a high affinity for hydrogen (Ta,
Zr, V, Pd, ...)
 Hydrogen embrittlement : by
interacting with lattice dislocations,
hydrogen atoms cause a marked loss
in the plastic strain capacity of the
metal, which becomes brittle
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Prevention of Hydrogen
Embrittlement

 Reduce the corrosion rate


 Modify the electroplating conditions
 Change the alloy
 Take appropriate precautions during
welding

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Stress Corrosion Cracking
(SCC)
 A process involving the initiation of
cracks and their propagation, possibly
up to complete failure of a component,
due to the combined action of tensile
mechanical loading and a corrosive
medium
 SCC frequently occurs such as
austenitic stainless steels in high
temperature water and steam
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Intergranular SCC
in a Copper Alloy

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Stress Corrosion Cracking

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Preventing Stress Corrosion
Cracking
 Elimination of residual stresses by stress
relieving heat treatments,
 Purification of the medium,
 Choice of the most appropriate material,
 Improvement of the surface condition,
 Avoid surface machining stresses,
 Perform treatments on welds to induce surface
compressive stresses,
 Apply external protection methods (cathodic
protection, inhibitors and organic or inorganic
protective coatings)
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Fatigue Corrosion

 Corrosion-fatigue differs from SCC by


the fact that the applied stresses are
no longer static, but cyclic (periodically
fluctuating or alternating loads)
 Failure will eventually occur after a
finite number of cycles
 The cracks are generally transgranular
in nature, with little tendency for
branching
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Applied Stress vs Cycles to
Failure
Load

Air

Fatigue Limit Corrosive Env.

Number of Cycles
Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.
Lectuer Notes: Corrosion Engineering
Prevention of Fatigue
Corrosion

 Decreasing the tensile stresses


 The use of stress-relief annealing
 Applying mechanical surface traetment
 Improvement of the surface condition
by polishing
 Corrosion inhibitors

Dr.Ir. Asep Handaya Saputra, MEng.


Lectuer Notes: Corrosion Engineering

Anda mungkin juga menyukai