Anda di halaman 1dari 21

KONSEP GLOBALISASI,

PREFEKTIF TRANSKULTURAL
DAN DIFERSITY DALAM
MASYARAKAT
Nama Kelompok

 Andrias Devita Sari  Mega Indah Darma Ayu


 Candra Hari Subagyo  Mela Safira Febrianti
 Dwi Irma Lailatul Khasanah  Nia Krisdianti
 Erika Febriana Fransiska  Putri Sabrina
 Evida Wakhid  Siti Mauidhotin Khasanah
 Jazaludin Alamsyah  Yunita Krisnawati Sandra Dewi
PENGERTIAN GLOBALISASI
Konsep globalisasi

Globalisasi juga merupakan suatu proses yang mencakup keseluruhan dalam berbagai bidang
kehidupan sehingga tidak tampak lagi adanya batas-batas yang mengikat secara nyata, sehingga
sulit untuk disaring atau dikontrol.

Perspektif transkultural

Keperawatan transkultural merupakan campuran dari antropologi dan keperawatan dalam teori
dan praktik. Antropologi mengacu pada manusia, termasuk asal, perilaku, status sosial, fisik,
mental, dan perkembangan zaman.

Diversity (keragaman) dalam masyarakat

Keragaman berasal dari kata ragam yang menurut kamus besar bahasa indonesia artinya tingkah
laku, macam jenis, lagu musik langgan, warna corak ragi, laras.
PROSES GLOBALISASI
Perkembangan yang paling menonjol dalam era globalisasi adalah globalisasi
informasi, demikian juga dalam bidang sosial seperti gaya hidup

Terjadinya perubahan nilai-nilai sosial pada masyarakat, sehingga memunculkan


kelompok spesialis diluar negeri dari pada dinegaranya sendiri, seperti meniru
gaya punk, cara bergaul

Berikut ini beberapa ciri yang menandakan semakin berkembangnya fenomena


globalisasi di dunia, yaitu Perkembangan barangbarang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet, Pasar dan produksi ekonomi di negara-
negara yang berbeda menjadi saling bergantung, Peningkatan interaksi kultural
melalui perkembangan media massa.
Proses Keperawatan Transkultural
Menurut Leininger (1995), keperawatan transkultural penting karena beberapa faktor, yaitu :

 Terjadi peningkatan imigrasi

 Terjadi peningkatan idealitas multikultural dalam pemahaman dan penghargaan pada


perawat dan tenaga kesehatan lain

 Peningkatan teknologi kesehatan

 Konflik budaya yang terjadi berdampak pada interaksi budaya lain

 Terjadi peningkatan jumlah orang yang bekerja atau berwisata kenegara lain

 Terjadi peningkatan konflik budaya yang dihasilkan oleh praktik kesehatan

 Adanya emansipasi wanita dan gender

 Peningkatan permintaan untuk komunitas dan latar belakang budaya dalam konteks
lingkungan
Keperawatan transkultural adalah teori dasar sebagai panduan
perawat sebagai ketentuan dalam kompetensi keperawatan.

Keperawatan transkultural dibagi menjadi 2 yaitu

1. Keperawatan transkultural dalam sejarah kesehatan


 Untuk mengetahui aspek positif dan negatif sejarah kesehatan klien,
mencakup :
 Data biografi : informasi dasar
 Alasan : apa yang dikeluhkan oleh klien
 Riwayat kesehatan : sebagai penilaian dan evaluasi tentang riwayat
 kesehatan klien
 Budaya : untuk mengantisipasi gangguan keterbatasan budaya
 Pengobatan saat ini : persepsi klien dan masyarakat terhadap obat
 Sejarah : silsilah dalam keluarga dan status sosial

2. Keperawatan transkultural dalam pemeriksaan fisik
 Untuk mengidentifikasi variasi biokultural yang dibutuhkan klien, mencakup :
 Variasi ukuran (tinggi, proporsi, dan berat badan)
 Variasi tanda-tanda vital (ras dan gender)
 Variasi penampilan (tubuh secara keseluruhan)
 Variasi kulit
 Variasi sistem sekresi tubuh
 Variasi wajah, mata, telinga, dan mulut
 Variasi pleksus vena susu
 Variasi sistem muskuloskeletal
 Variasi penyakit
Pengaruh Keragaman dam Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan
Kehidupan Global
Perbedaa-perbedaan tersebut menciptkan ketegangan hubungan antara anggota
masyarakat. Hal ini di sebabkan oleh sifat dasar yang selalu di miliki oleh masyarakat
majemuk sebagai mana di jelaskan oleh Van de Berghe:
 Terjadinya sikmentasi ke dalam kelompok-kelompok yang seringkali memiliki
kebudayaan yang berbeda.
 Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplenter
 Kurang mengembangkan konsensuf di antar anggota masyarakat tentang nilai-
nilai sosial yang bersifat dasar.
 Secara relatif sering kali terjadi konflikdi antara kelompokyang satu dengan yang
lainnya.
 Secara relatif integrasi tumbuh di atas paksaan yang saling ketergantungan di
dalam bidang ekonomi
 Adanya dominasi politik oleh suatu kelomok terhadap kelompok yang lain
TINJAUAN KASUS
 An. A 8 tahun suku padang, beragama islam diantar orang tuanya ke rumah sakit
HARAPAN KITA dengan keluhan nyeri pada tulang kering sebelah kirinya. Bp A
mengatakan nyeri timbul setelah An. A terjatuh dari pohon keramat di desanya,
kemudian menurut kepercayaan orang sekitar An. A jatuh karena di dorong oleh
penunggu pohon keramat tersebut. Menurut cerita yang dikatakan Bp. A saat
anaknya jatuh An.A langsung dibawa kedukun, lalu An. A dipijit menggunakan
batang Sereh yang dibakar menggunakan bacaan do’a – do’a. Bp. A mengatakan
An. A dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, telur dan daging. Namun An.
A masih terlihat lemah, lesuh, dan masih tampak kesakitan, pada saat diperiksa
perkes Bp. A masih terlihat kebinggungan. Setelah diperiksa melalui pemeriksan
melalui rontgen, pada hasil rontgen terlihat bahwa adanya retak pada tulang kering
An. A
PEMBAHASAN
Identitas Pasien
 Nama : An. A Jenis kelamin : laki-laki
 Usia : 8 th Status perkawinan : belum menikah
 Agama : islam Suku bangsa : padang
 Pendidikan : SD
 Diagnosa medis : fraktur tibia (retak tulang kering)
 Riwayat kesehatan saat ini :saat ini klien merasa nyeri pada tulang keringnya. Bp. A mengatakan nyeri timbul akibat
An. A terjatuh dari pohon keramat di desanya, kemudian menurut kepercayaan orang sekitar An. A terjatuh karena di
dorong oleh penunggu pohon keramat tersebut.
 Riwayat kesehatan masa lalu: pada masa lalu klien tidak memiliki riwayat kesehatan, sehingga tidak ada pengaruh
dalam kesehatan saat ini
 Riwayat kesehatan keluarga : keluarga klien tidak memiliki penyakit apapun sehingga penyakit klien ditimbulkan
bukan dari keluaga
 Riwayat pengobatan : ada riwayat pengobatan dari keluarga yaitu pengobatan dari dukun sehingga klien dibawa ke
tim medis dibawa terlebih dahulu ke dukun tersebut.
Riwayat Kesehatan
 Persepsi sehat sakit
Persepsi klien mengenai sehat sakit, klien mengatakan biasanya klien cukup
dating ke dukun untuk mengatasi permasalahan kesehatan, selain itu juga sering
mengonsumsi obat tradisional.
 Alasan mencari bantuan kesehatan
Bp. A mengatakan bahwa anaknya di dorong oleh penunggu pohon keramat,
sehingga Bp. A mencari bantuan kesehatan dengan membawa An. A ke dukun,
selain itu keluarga Bp. A mempuntai kebiasaan berobat ke dukun.
 Alasan klien memilih pengobatan alternative

Bp. A sebagai keluarga klien mengatakan bahwa sebelum klien di bawa ke rumah
sakit harapan kita, satu anaknya yang jatuh An, A langsung dibawa ke dukun, lalu An.
A dipijit mengguankan batang sereh yang di bakar dengan bacaan doa-doa, Bp. A
mengatakan An, A dilarang mengkonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan telur.
Alasan keluarga klien memilih pengobatan alternative karena Bp. A sebagai ayah
klien mempercayai bahwa anaknya yaitu An. A terjatuh karena di dorong oleh
penunggu pohon keramat

 Presepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi

 Hasil pemeriksaan rongten, pada hasil rongten terlihat bahwa adanya retak pada
tulang kering An. A

 An. A akan melakukan operasi


Faktor agama dan filosofi

 Agama yang dianut klien adalah islam

 klien dan keluarga mempunyai pandagan bahwa sakit yang diderita An. A akibat gangguan dari
mahluk gaib, klien dan keluarga biasanya dating kedukun dan meminta doa-doa penyakitnya
berkurang

Faktor nilai budaya dan gaya hidup klien

 Bahasa yang digunakan klien adalah Bahasa Indonesia

 An. A dipijit menggunakan batang sereh yang dibakar dengan bacaan doa-doa

 An. A terjatuh karena memanjat pohon

 An. A tidak mengonsumsi makanan seperti ikan, daging, dan telur karena dukun setempat
melarangnya untuk memakan jenis makanan tersebut
Factor hukum dan kebijakan berlaku

 Jam berkunjung klien pukul 09.00 sampai 17.00 jumlah anggota keluarga
yang boleh menunggu hanya kedua orangtua dan kerabat, cara pembayaran biaya
rumah sakit diperolah dari penghasilan kedua orang tua klien.

Faktor ekonomi

 Bp. A seorang yang berprofesi sebagai karyawan. Biaya rumah sakit ditanggung
oleh keluarga klien. Keluarga klien juga menggunakan asuransi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO DATA ANALISA DATA DIAGNOSA
1. Ds: An.A mengatakan P: Gangguan nyaman berupa Gangguan rasa nyaman
yeri pada tulang nyeri berhubungan dengan berhubungan dengan pergeseran
keringnya pergeseran fragma tulang fragma tulang
Do: An.A tampak E: klien mengatakan merasakan
lemas dan kesakitan nyeri dengan skala 2 – 3
S: An.A tampak lesu lemas dan
merasa kesakitan

2. Ds: Bp.A mengatakan P: resiko terjadinya infeksi Resiko terjadinya infeksi pada
Desa melarang An.A berhubungan dengan kurangnya struktur tulang dan jaringan lunak
mengkonsumsi ikan pemenuhan nutrisi skitarnya berhubungan dengan
daging dan telur. E: Setelah An.A dibawa kedukun kurangnya pemenuhan nutrisi
Do: An. A masi Bp.A mengatakan dukun desa pada An.A
tampak lemas dan melarang An.A mengkonsumsi
lesu ikan, daging dan telur
S: An. A masi tampak lemas dan
lesu
NO DATA ANALISA DATA DIAGNOSA

3. Ds: Bp.A P: resiko tinggi cedar Resiko tinggi cedar


mengatakan berhubungan dengan berhubungan dengan
setelah dipijat diskontinuitas tulang diskontinuitas tulang
oleh dukun desa E: setelah dipijatt oleh
An.A masih dukun desa Bp.A
mengeluh pada mengatakan An.A masi
tulang keringnya merasakan nyeri
Do: An.A tampak S: An.A tampak lemas dan
meringis meringis kesakitan
kesakitan
INTERVENSI (RENCANA KEPERAWATAN)

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVRENSI


1 Gangguan Tujuan jangka pendek: 1. Kaji nyeri secra komperhensif
rasa nyaman setelah dilakukan asuhan keperawatan 2. Tingikan posisi ekstremitas pada
nyeri selama 30 menit nyeri berkurang bagian yang sakit
berhubungan dengan skala 1 – 2 3. Lakukan dan awasi gerakan pasif
dengan Tujuan jangka panjang: / aktif.
pergeseran Setelah dilakukan asuhan keperawatan 4. Lakukan tindakan unyuk
fragma 2 X 24 jam tingkat kenyaman klien meningkatkan kenyamanan (
tulang meningkat, tingkat nyeri terkontrol. masase, rubah posisi)
5. Kolaborasi dengan dokter untuk
Dengan kriteria hasil: pemberian analgetik untuk
1. Klien melaporkan nyeri berkurang mengurangi rasa nyeri.
dengan skala 1 – 2 6. Evaluasi tindakan pengurangan
2. Ekspresi wajah tenang nyeri / control nyeri klien
3. Klien dapat istirahat tidur
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVRENSI
2. Resiko tujuan jangka pendek: 1. Kaji nutrisi secara tearatur
terjadinya setelah dilakukan asuhan keperawatan 2. Berikan penjelasan kepada klien
infeksi pada selama 30menit kebutuhan nutrisi dan keluarga klien tentnang
struktur terpenuhi pentingnya nurtisi bagi proses
tulang dan tujuan jangka panjang: penyembuhan fraktur klien
jaringan setelah dilakukan asuhan keperawatan 3. Berikan penjelasan kepada
lunak selama 3 X 24 jam kebutuhan nutrisi kliendankeluarga klien mengenai
skitarnya terpenuhi kepercayaan keluarga kepada
berhubungan dengan kriteria hasil: dukun terhadap pemenuhan
dengan 1. Klien tidak terlihat lemah dan lesu nutrisi klien
kurangnya 2. Klien dan keluarga menerima 4. Ajarkan pola makan dengan
pemenuhan penjelasan dari perawat tentang nutrisi yang baik
nutrisi pada kebutuhan nutrisi dan manfaat 5. Kolaborasi dengan dokter untuk
An.A nutrisi terhadap lika An.A pemberian antibiotic
3. Tidak terjadi infeksi pada fraktur 6. Evaluasi tindakan dalam
klien pemberian nutrisi
4. Pemenuhan nutrisi tercukupi
NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVRENSI
3. Resiko tinggi Tujuan jangka pendek: 1. Pertahankan tirah baring /
cedar Setelah melalukan asuhan keperawatan ekstremitas sesuai indikasi.
berhubungan selama 30 menit tidak terjadi cedar Berikan songkongan sendi diatas
dengan Tujuan jangka panjang: dan di bawah fraktur bila
diskontinuita Setelah dilakukan asuhan keperawatan bergerak atau membalik
s tulang selama 2 X 24 jam terjadi peningkatan 2. Observasi klien beri pengaman
status keselamatan injuri fisik tempat tidur
Dengan kriteria hasil: 3. Bantu ajarkan klien latihan
a. Bebas dari cedar rentang gerak pasif aktif (
b. Mampu mencega cedar imobilisasi) pada ekstermitas
c. Dapat melakukan mobilisasi dengan yang sakit maupun yang sehat
baik sesuai keadaan klien
4. Libatkan banyak orang dalam
memindahkan kilen, atur posisi
pasien yang nyaman.
5. Kaji ulang foto/ evaluasi
Evaluasi

No Diagnose Evaluasi
1. Gangguan rasa nyaman nyeri S: klien tidak merasakan nyeri lagi pada tulang
berhubungan dengan pergeseran kering
fragma tulang O: klien tampak tenang
A: tujuan tercapai
P: hentikan intervrensi
1. Resiko terjadinya infeksi pada S: klien mengatakan napsu makan bertambah
struktur tulang dan jaringan lunak O:klien tidak tampak lemah dan lesu
skitarnya berhubungan dengan A: tujuan tercapai
kurangnya pemenuhan nutrisi pada P:hentikan intervrensi
An.A
1. Resiko tinggi cedar berhubungan S: klien mengatakan sudah tidak merasa sakit
dengan diskontinuitas tulang O: klien sudah tidak tamapak lemah
A: tujuan tercapai
P: hentikan intervrensi
TERIMAKASIH, THANKYOU,

Anda mungkin juga menyukai