Anda di halaman 1dari 43

PROGRAM ADIWIYATA

DALAM DUNIA PENDIDIKAN


ISTI ENDARTATI
BADAN LINGKUNGAN HIDUP
KABUPATEN MAGELANG
Dasar Hukum

 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32


Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 05 Tahun 2013 tentang Pedoman
Pelaksanaan Program Adiwiyata
Adiwiyata

 Program Adiwiyata (Sekolah Peduli dan Berbudaya


Lingkungan) merupakan kerjasama KLH dan
Kementerian Pendidikan Nasional, dicanangkan
pada tanggal 21 Februari 2006.
Pengertian
 Kata ADIWIYATA berasal dari kata Sansekerta “ADI” dan
“WIYATA”
 Adi mempunyai makna : besar, agung, baik, ideal atau sempurna
 Wiyata mempunyai makna : tempat dimana seseorang
mendapatkan ilmu pengetahuan, norma dan etika dalam
berkehidupan sosial.
 Bila digabung, Adiwiyata mempunyai makna : Tempat yang baik
dan ideal dimana dapat diperoleh segala ilmu pengetahuan dan
berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia
menuju terciptanya kesejahteraan hidup kita dan menuju kepada
cita-cita pembangunan berkelanjutan.
Tujuan Program Adiwiyata

 Tujuan Utama Program Adiwiyata : mewujudkan warga sekolah yang


bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan.
Prinsip-prinsip Dasar Program Adiwiyata

Prinsip-prinsip dasar yang dipegang dalam program Adiwiyata


diletakkan pada dua prinsip dasar yaitu;
 Partisipatif : Komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah

yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan


evaluasi sesuai tanggungjawab dan peran.
 Berkelanjutan : Seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana
dan terus menerus secara komprehensif.
Komponen Adiwiyata

Untuk mencapai tujuan program ADIWIYATA, maka ditetapkan 4 ( empat )


komponen program yang menjadi satu kesatuan utuh dalam mencapai sekolah
ADIWIYATA. Keempat komponen tersebut adalah;
 Kebijakan Berwawasan Lingkungan.
 Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan.
 Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif.
 Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan.
Keuntungan mengikuti Program Adiwiyata

Beberapa keuntungan apabila sekolah mengikuti program Adiwiyata ini adalah :


 Mendukung pencapaian standar kompetensi/kompertensi dasar dan Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah.
 Meningkatkan efisiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui
penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya energi.
 Menciptakan kebersamaan warga sekolah dan kondisi belajar mengajar yang lebih
nyaman dan kondusif.
 Menjadi tempat pembelajaran tentang nilai-nilai pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan hidup yang baik dan benar bagi warga sekolah dan masyarakat
sekitar.
 Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui
kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian
fungsi lingkungan di sekolah
Pelaksana Program Adiwiyata

 Tim Nasional : KLH, Kemendikbud, Kemenag, Kementerian


Dalam Negeri, LSM Lingkungan, PT, media, swasta
 Tim Provinsi : BLH Prov, Dinas Pendidikan, Kanwil Agama, LSM
pendidikan lingkungan, media, PT, swasta
 Tim Kab/Kota : BLH, Dinas Pendidikan, Kantor Agama, LSM
pendidikan lingkungan, media, PT. Swasta
 Tim Sekolah : guru, siswa, komite, tenaga non pendidikan,
alumni
Peran dan tugas tim sekolah

 Mengkaji kondisi lingkungan hidup sekolah, kebijakan sekolah,


kurikulum sekolah, kegiatan sekolah, dan sarana prasarana
 Membuat rencana kerja dan mengalokasikan anggaran
sekolah berdasarkan hasil kajian tersebut di atas, dan
disesuaikan dengan komponen, standart dan implementasi
adiwiyata
 Melaksanakan rencana kerja sekolah
 Melakukan pemantauan dan evaluasi
 Menyampaikan laporan kepada kepala sekolah dengan
tembusan BLH Kab/Kota dan instansi terkait
Materi program pembelajaran adiwiyata
A. Umum

Sosial budaya lingkungan ekonomi


1. HAM 8. SDA 13 Pengurangan kemiskinan

2. Keamanan 9. Perubahan iklim 14 Tanggung jawab


perusahaan (CSR)

3. Kesetaraan gender 10.Urbanisasi 15 Ekonomi pasar/ekonomi


berkelanjutan lingkungan

4. Keragaman budaya dan 11. Pencegahan dan


pemahaman lintas budaya penanganan bencana alam

5. Kesehatan 12. Pencegahan


B. Materi khusus
 Materi yang perlu diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari yang berhubungan langsung dengan
persoalan lingkungan sekolah dan dibudayakan
dalam mendukung program adiwiyata di sekolah,
a.l. :
a. Pengelolaan SD air, pembuatan sumur resapan,
pembuatan biopori, pengelolaan air limbah,
pelestarian air bersih, dll
b. Pengelolaan sampah dengan 3R, pemilahan,
pengelolaan sampah, pengomposan, dll
Pembinaan
 Pengertian Pembinaan ADIWIYATA.
 Suatu tindakan yang dilakukan oleh
organisasi/lembaga atau pihak lainnya
melakukan pembinaan dalam meningkatkan
pencapaian kinerja program ADIWIYATA yang
berdampak positif terhadap perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
Tujuan Pembinaan.

 Meningkatkan kapasitas sekolah untuk mewujudkan sekolah


ADIWIYATA.
 Meningkatkan kapasitas kelembagaan dan sdm dalam
pengelolaan sekolah untuk mewujudkan sekolah ADIWIYATA.
 Meningkatkan pencapaian kinerja pengelolaan ADIWIYATA
baik di Provinsi maupun di Kabupaten/Kota termasuk sekolah
dan masyarakat sekitarnya.
Komponen, Standar, dan Implementasi.

Komponen dan standar ADIWIYATA meliputi :


a. Kebijakan Berwawasan Lingkungan, memiliki standar :
1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2) RKAS memuat program dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
b. Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Lingkungan, memiliki standar :
1) Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan pembelajaran lingkungan hidup.
2) Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
c. Kegiatan Lingkungan Berbasis Partisipatif memiliki standar :
1) Melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang terencana bagi warga sekolah.
2) Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak
(masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain).
d. Pengelolaan Sarana Pendukung Ramah Lingkungan memiliki satandar :
1) Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan.
2) Peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah lingkungan di sekolah.
KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Standar Implementasi Pencapaian

A. Kurikulum Tingkat Satuan 1. Visi, Misi dan Tujuan sekolah yang Tersusunnya Visi, misi dan tujuan yang
Pendidikan (KTSP) memuat tertuang dalam Kurikulum Tingkat memuat upaya pelestarian fungsi
kebijakan upaya perlindungan dan Satuan Pendidikan (dokumen 1) lingkungan dan/atau, mencegah
pengelolaan lingkungan hidup. memuat kebijakan perlindungan terjadinya pencemaran dan/atau
dan pengelolaan lingkungan hidup. kerusakan lingkungan hidup.

1. Struktur kurikulum memuat Struktur kurikulum memuat pelestarian


muatan lokal, pengembangan diri fungsi lingkungan, mencegah terjadinya
terkait kebijakan perlindungan pencemaran, dan kerusakan lingkungan
dan pengelolaan lingkungan hidup. hidup pada komponen mata pelajaran
wajib, dan/atau muatan lokal, dan /atau
pengembangan diri.
KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN

Standar Implementasi Pencapaian

A. Rencana Kegiatan dan Anggaran Rencana kegiatan dan anggaran sekolah Sekolah memiliki anggaran untuk upaya
Sekolah (RKAS) memuat program memuat upaya perlindungan dan perlindungan dan pengelolaan
dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, meliputi : lingkungan hidup sebesar 20 % dari
Kesiswaan, Kurikulum dan kegiatan total anggaran sekolah.
pengelolaan lingkungan hidup.
pembelajaran, peningkatan kapasitas Anggaran sekolah dialokasikan secara
pendidik dan tenaga kependidikan, proporsional untuk kegiatan
sarana dan prasarana, budaya dan Kesiswaan, Kurikulum dan kegiatan
lingkungan sekolah, peningkatan dan pembelajaran, peningkatan kapasitas
pengembangan mutu. pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana dan prasarana, budaya dan
lingkungan sekolah, peningkatan dan
pengembangan mutu.
PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN

Standar Implementasi Pencapaian


A. Tenaga pendidik memiliki kompetensi 1. Menerapkan pendekatan, strategi, 70 % tenaga pendidik menerapkan
dalam mengembangkan kegiatan metode, dan teknik pembelajaran metode yang melibatkan peserta didik
pembelajaran lingkungan hidup. yang melibatkan peserta didik secara secara aktif (demonstrasi, diskusi (FGD),
aktif dalam pembelajaran simulasi (bermain peran), pengalaman
(Pakem/belajar aktif/partisipatif). lapangan, curah pendapat, debat,
simposium, laboratorium (praktek
langsung), penugasan, observasi, project
percontohan, dll).

1. Mengembangkan isu lokal dan atau 70 % tenaga pendidik mengem-bangkan


isu global sebagai materi isu lokal (daerah) dan isu global yang
pembelajaran LH sesuai dengan terkait dengan PPLH.
jenjang pendidikan.

1. Mengembangkan indikator dan 70 % tenaga pendidik mengem-bangkan


instrumen penilaian pembelajaran LH. indikator pembelajaran dan instrumen
penilaian yang terkait dengan PPLH.

1. Menyusun rancangan pembelajaran yang


lengkap, baik untuk kegiatan di dalam
kelas, laboratorium, maupun di luar 70 % tenaga pendidik menyusun rancangan
kelas. pembelajaran yang terkait dengan PPLH.

1. Mengikutsertakan orang tua peserta Prosentase tenaga pendidik yang


didik dan masyarakat dalam program mengikutsertakan orang tua peserta
PELAKSANAAN KURIKULUM BERBASIS LINGKUNGAN

Standar Implementasi Pencapaian


A. Peserta didik melakukan 1. Mengkaitkan pengetahuan 70 % tenaga pendidik mempunyai
kegiatan pembelajaran kemampuan memecahkan
konseptual dan prosedural
tentang perlindungan dan masalah LH.
dalam pemecahan masalah
pengelolaan lingkungan
LH, serta penerapannya
hidup.
dalam kehidupan sehari-hari.

1. Menerapkan pengetahuan LH 50% peserta didik mempunyai


kemampuan memecahkan
yang diperoleh untuk
masalah LH
memecahkan masalah LH
dalam kehidupan sehari-hari.
KEGIATAN LINGKUNGAN BERBASIS PARTISIPATIF

Standar Implementasi Pencapaian

A. Melaksanakan kegiatan perlindungan 1. Memelihara dan merawat gedung 80 % warga sekolah terlibat dalam
dan pengelolaan lingkungan hidup dan lingkungan sekolah oleh warga pemeliharaan gedung dan lingkungan
yang terencana bagi warga sekolah. sekolah. sekolah , antara lain; piket kebersihan
kelas, Jumat Bersih, lomba kebersihan
kelas, kegiatan pemeliharaan taman oleh
masing masing kelas, dll.

1. Memanfaatkan lahan dan fasilitas 80 % warga sekolah memanfaatkan lahan


sekolah sesuai kaidah-kaidah dan fasilitas sekolah sesuai kaidah-kaidah
perlindungan dan pengelolaan LH PPLH antara lain ; pemeliharaan taman,
(dampak yang diakibatkan oleh toga, rumah kaca (green house), hutan
aktivitas sekolah). sekolah. pembibitan, kolam, pengelolaan
sampah, dll.

1. Mengembangkan kegiatan ekstra 80 % kegiatan ekstrakurikuler (pramuka,


kurikuler yang sesuai dengan upaya Karya Ilmiah Remaja, dokter kecil, Palang
perlindungan dan pengelolaan Merah Remaja, Pecinta Alam, dll) yang
lingkungan hidup. dimanfaatkan untuk pembelajaran terkait
dengan PPLH seperti : pengomposan,
tanaman toga, biopori, daur ulang,
pertanian organik, biogas, dll.
-
A. Menjalin kemitraan dalam rangka 1. Memanfaatkan narasumber untuk 3 (tiga) mitra yang dimanfaatkan sebagai
perlindungan dan pengelolaan lingkungan meningkatkan pembelajaran lingkungan sumber untuk meningkatkan pembelajaran
hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, hidup. lingkungan hidup antara lain : orang tua,
pemerintah, swasta, media, sekolah lain). alumni, LSM, Media (pers), dunia usaha,
Konsultan, instansi pemerintah daerah terkait,
sekolah lain, dll.

1. Mendapatkan dukungan dari kalangan yang 3 (tiga) mitra yang mendukung dalam bentuk
terkait dengan sekolah (orang tua, alumni, materi untuk kegiatan yang terkait dengan
Media (pers), dunia usaha, pemerintah PPLH seperti : pelatihan yang terkait PPLH,
daerah, LSM, Perguruan Tinggi, sekolah pengadaan sarana ramah lingkungan,
lain untuk meningkatkan upaya pembinaan dalam upaya PPLH, dll
perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup di sekolah.

1. Meningkatkan peran komite sekolah 3 (tiga) kemitraan yang difasilitasi oleh komite
dalam membangun kemitraan untuk sekolah terkait dengan pembelajaran
pembelajaran lingkungan hidup dan upaya lingkungan hidup dan upaya perlindungan dan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan pengelolaan lingkungan hidup.
PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN

Standar Implementasi Pencapaian


A. Ketersediaan sarana 1. Menyediakan sarana Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana untuk mengatasi
permasalahan lingkungan hidup di sekolah sesuai dengan
prasarana pendukung prasarana untuk mengatasi
standar sarana dan prasarana Permendiknas no 24 tahun
yang ramah permasalahan lingkungan 2007, seperti : air bersih, sampah (penyediaan tempat
lingkungan. hidup di sekolah. sampah terpisah, komposter), tinja, air limbah/drainase,
ruang terbuka hijau, kebisingan/getaran/radiasi, dll.

2. Menyediakan sarana Tersedianya 6 (enam) sarana prasarana pendukung


pembelajaran lingkungan hidup, antara lain;
prasarana untuk
pengomposan, pemanfaatan dan pengolahan air,
mendukung pembelajaran hutan/taman/kebun sekolah, green house, toga, kolam
lingkungan hidup di ikan, biopori, sumur resapan, biogas, dll).
sekolah.
PENGELOLAAN SARANA PENDUKUNG RAMAH LINGKUNGAN

Standar Implementasi Pencapaian


B. Peningkatan kualitas 1. Memelihara sarana dan Terpeliharanya 3 (tiga) sarana dan prasarana yang ramah lingkungan
pengelolaan dan prasarana sekolah yang ramah sesuai fungsinya, seperti :
pemanfaatan sarana dan lingkungan.  Ruang memiliki pengaturan cahaya dan ventilasi udara secara
alami.
prasarana yang ramah
 Pemeliharaan dan pengaturan pohon peneduh dan penghijauan
lingkungan.  Menggunakan paving block, rumput.

1. Meningkatkan pengelolaan Tersedianya 4 (empat) unsur mekanisme pengelolaan dan


dan pemeliharaan fasilitas pemeliharaan sarana meliputi : penanggung jawab, tata tertib,
sanitasi sekolah. pelaksana (daftar piket), pengawas, dll terkait dalam kegiatan
penyediaan dan pemakaian sarana fasilitas sanitasi sekolah.

3. Memanfaatkan listrik, air dan 20% efisiensi pemanfaatan listrik, air dan ATK.
ATK secara efisien.

3. Meningkatkan kualitas Kantin melakukan 3 (tiga) upaya dalam rangka meningkatkan kualitas
pelayanan kantin sehat dan pelayanan kantin sehat dan ramah lingkungan, meliputi :
ramah lingkungan.
 Kantin tidak menjual makanan/minuman yang mengandung
bahan pengawet/ pengenyal, pewarna, perasa yang tidak sesuai
PEMBERIAN PENGHARGAAN ADIWIYATA.

Pengertian Penghargaan ADIWIYATA.


 Penghargaan ADIWIYATA merupakan pemberian insentif yang diberikan kepada sekolah
yang telah berhasil memenuhi 4 (empat) komponen Program ADIWIYATA. Bentuk insentif
yang diberikan dapat berupa piagam, piala dan atau bentuk lainnya.
Tujuan Pemberian Penghargaan ADIWIYATA.
 Sebagai wujud apresiasi atas usaha yang telah dilakukan sekolah dalam upaya
melaksanakan perlindungan dan pengeloaan lingkungan dalam proses pembelajaran,
 Sebagai tanda bahwa suatu sekolah telah melaksanakan 4 (empat) komponen sekolah
ADIWIYATA,
 Sebagai dasar untuk pelaksanaan pembinaan program ADIWIYATA yang harus
dilaksanakan oleh pihak Kabupaten/Kota, Provinsi, dan pusat.
Jenis dan Bentuk Penghargaan

 Sekolah ADIWIYATA Kabupaten/Kota mendapat penghargaan dari Bupati/Walikota, bentuk


penghargaan berupa Piagam dan Piala.
 Sekolah ADIWIYATA Provinsi mendapatkan penghargaan dari Gubernur, bentuk
penghargaan berupa piagam dan piala.
 Sekolah ADIWIYATA tingkat nasional mendapatkan penghargaan piagam dari Menteri
Lingkungan Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan piala dari Menteri
Lingkungan Hidup.
 Sekolah ADIWIYATA Mandiri mendapatkan penghargaan piagam dari Menteri Lingkungan
Hidup dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, sedangkan piala dari Menteri Lingkungan
Hidup, yang diserahkan oleh Presiden.
Jenis dan Bentuk Penghargaan

No Jenis Penghargaan Bentuk Penghargaan Penghargaan Tim Evaluasi

1. Sekolah ADIWIYATA Kab /Kota Piagam dan Piala Bupati / Walikota Kabupaten/Kota

2. Sekolah ADIWIYATA Provinsi Piagam dan Piala Gubernur Provinsi

3. Sekolah ADIWIYATA Nasional Piagam dan Piala Menteri Pendidikan dan


Kebudayaan Nasional

4. ADIWIYATA Mandiri Piagam dan Piala Menteri Lingkungan


Hidup Nasional
Mekanisme Pemberian Penghargaan.

Sekolah ADIWIYATA Kabupaten/Kota.


 Tim Kabupaten/Kota menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan evaluasi hasil
pelaksanaan program ADIWIYATA.
 Calon sekolah ADIWIYATA terpilih, menyampaikan dokumen berdasarkan lembar evaluasi sekolah
ADIWIYATA dengan melampirkan bukti fisik kebijakan yang berwawasan lingkungan, yang terdiri dari
KTSP dan RKAS.
 Tim ADIWIYATA Kabupaten/Kota melakukan evaluasi administrati terhadap dokumen KTSP dan RKAS.
 Bagi sekolah yang memenuhi standar Administratif dilakukan observasi lapangan dengan
menggunakan lembar evaluasi sekolah ADIWIYATA. Antara lain; pelaksanaan kurikulum berbasis
lingkungan, kegiatan lingkungan berbasis partisipatif, dan pengelolaan sarana pendukung ramah
lingkungan.
 Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program ADIWIYATA, Tim ADIWIYATA
Kabupaten/Kota menetapkan nilai pencapaian sekolah.
 Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah ADIWIYATA tingkat Kabupaten / Kota
apabila mencapai mencapai nilai minimal 56, yaitu 70 % dari total nilai maksimal (80).
 Sekolah ADIWIYATA nilai terbaik tingkat Kabupaten/Kota dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi

penerimaan penghargaan Sekolah ADIWIYATA Tingkat Provinsi.


Sekolah ADIWIYATA Provinsi

 Tim Provinsi menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan
Observasi lapangan berdasarkan usulan dari Kabupaten/Kota
 Calon Sekolah ADIWIYATA tingkat Provinsi yang terpilih, dilakukan observasi
lapangan.
 Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program ADIWIYATA,
Tim Provinsi menetapkan nilai pencapaian sekolah.
 Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah ADIWIYATA tingkat
Provinsi apabila mencapai nilai minimal 64, yaitu 80 % dari total nilai maksimal (80).
 Sekolah ADIWIYATA dengan nilai terbaik tingkat Provinsi dapat diusulkan untuk ikut
dalam seleksi penerimaan penghargaan Sekolah ADIWIYATA tingkat Nasional.
Sekolah Adiwiyata Nasional.

 Tim Nasional menetapkan jenjang dan jumlah sekolah yang akan dilakukan Observasi
lapangan berdasarkan usulan dari Provinsi
 Calon Sekolah Adiwiyata Nasional yang terpilih, dilakukan observasi lapangan.
 Berdasarkan matrik rekapitulasi evaluasi hasil pelaksanaan program ADIWIYATA, Tim
ADIWIYATA Nasional menetapkan nilai pencapaian sekolah.
 Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan sekolah ADIWIYATA Nasional, apabila
mencapai nilai minimal 72, yaitu 90 % dari total nilai maksimal (80).
ADIWIYATA Mandiri.

 Tim Nasional menetapkan sekolah yang akan dilakukan Observasi lapangan


berdasarkan laporan dari Sekolah ADIWIYATA Nasional.
 Calon Sekolah ADIWIYATA Mandiri yang terpilih, dilakukan observasi lapangan.
 Penetapan sekolah sebagai penerima penghargaan Sekolah ADIWIYATA Mandiri,
apabila telah melakukan pembinaan terhadap sekolah lain, sehingga
menghasilkan minimal 10 sekolah ADIWIYATA Kabupaten/Kota.
 Sekolah ADIWIYATA Mandiri dapat diusulkan untuk ikut dalam seleksi penerimaan
penghargaan tingkat Acean Eco School.
Standart penilaian
 Lihat di word
Langkah menuju sekolah adiwiyata

1. Membentuk tim adiwiyata sekolah


2. Menyusun kajian lingkungan sekolah
3. Menyusun rencana aksi lingkungan
4. Pelaksanaan aksi lingkungan
5. Evaluasi dan monitoring
Ad 1. Tim adiwiyata sekolah

 Unsur : kepala sekolah, komite, guru, TU, siswa,


orang tua siswa, pemerintah setempat (desa/kel,
kecamatan), PT, masyarakat sekitar,LSM.
 Sebaiknya ada tim inti dan tim teknis
 Tim inti : koord, sekretaris, bendahara
 Tim khusus : kelompok kerja bidang (kebijakan,
kurikulum, kegiatan partisipatif, sarana prasarana)
Ad 2. kajian lingkungan sekolah

 Fungsi : mengetahui gambaran dan kondisi lingkungan sekolah saat ini yang
perlu segera dilakukan langkah perbaikan, gambaran rencana aksi
lingkungan yang akan dilakukan sehingga arah program adiwiyata di
sekolah tersebut menjadi lebih jelas
 Cara penyusunan kajian lingkungan :
 Tim harus bekerja sama, sebanyak mungkin melibatkan siswa
 Kajian dapat dilakukan dengan checklist yang mencakup berbagai isu
lingkungan yang terjadi di sekolah, misalnya sampah, air, energi, makanan
di kanton sekolah, keanekaragaman hayati, dll
 Dari isu tersebut sekolah dapat memfokuskan satu atau beberapa masalah
yang ditetapkan menjadi fokus dalam renca aksi lingkungan
 Kajian dilakukan setiap kurun waktu tertentu
Ad 3. rencana aksi lingkungan

 Rencana aksi dikembangkan berdasarkan hasil kajian lingkungan


 Sasaran yang ditetapkan harus realistis sesuai potensi dan sumber daya
yang dimiliki dan dapat dicapai
 Pilih tipok sesuai prioritas kebutuhan sekolah dengan mempertimbangkan
kemampuan dan tenggang waktu yang dimiliki (misalnya sekolah ingin
mengatasi permasalahan sampah sebagai kegiatan utama maka semua
sumber daya yang dimiliki sekolah diarahkan untuk mengatasi
permasalahan tersebut)
 Jika ada bagian yang tidak mampu diselesaikan oleh sekolah maka perlu
dicari cara untuk bekerja sama dengan pihak lain agar dapat
mengatasinya.tetapkan siapa yang menjadi penanggung jawab setiap
kegiatan . Sedapat mungkin setiap kegiatan melibatkan siswa
 Rencana aksi harus didiskripsikan dalam 4 komponen program adiwiyata
Ad 4. pelaksanaan aksi lingkungan

 Setelah rencana aksi tersusun dan didokumentasikan oleh


sekolah, langkah selanjutnya adalah pelaksanaan aksi
mengacu pada 4 komponen (kebijakan, kurikulum, kegiatan
partisipatif, sarana prasarana)
 Pelaksanaan dibuktikan dengan dokumen otentik yang sah
(perencanaan program, daftar hadir, berita acara, silabus,
rencana pelaksanaan pembelajaran, akte kerjasama, hasil
kegiatan siswa, foto, leaflet, dsb)
 Khusus sekolah adiwiyata yang akan menuju adiwiyata
mandiri dilengkapi dengan bukti otentik tentang akte
kerjasama dan laporan kemajuan hasil pembinaan kepada 10
sekolah lain.
Ad 5. Evaluasi dan monitoring

 Untuk mengetahui apakah tim adiwiyata sekolah berhasil


mencapai target yang tercantum dalam rencana aksi
lingkungan atau tidak
 Monev dapat dilakukan menggunakan kuesioner dan survey,
melibatkan siswa misalnya dalam pembacaan meter dan
perhitungan tagihan energi untuk melihat perubahan kegiatan
penghematan energi
 Menimbang sampah yang terkumpul untuk didaur ulang
 Dokumentasikan setiap kegiatan (sebelum, selama, setalah)
 Membuat daftar spesies sebelum dan setelh kegiatan untuk
mengetahui dampak kegiatan terhadap kehati.
Perkembangan Program Adiwiyata di Kabupaten Magelang

 Di Kabupaten Magelang Program Adiwiyata mulai


dianggarkan walaupun masih sangat terbatas pada tahun
2011 dengan diadakan sosialisasi program adiwiyata untuk
50 sekolah (SD, SMP, SMA, SMK)
 Tahun 2012 sosialisasi lanjutan diikuti 30 sekolah.
 Tahun 2013 pembinaan terhadap 1 sekolah (SD Tamanagung
4), lokakarya dan direncanakan pembinaan pada 4 sekolah
(1 sekolah tiap jenjang pendidikan)
Permasalahan yang ditemui di sekolah

 Permasalahan administrasi : sekolah tidak ada


tenaga administrasi yang khusus menangani
program adiwiyata dan tenaga administrasi yang
ada terbatas.
 Kebanyakan sekolah sebenarnya sudah melakukan
kegiatan yang terkait program adiwiyata, namun
belum terprogram
 Kegiatan yang sudah dilaksanakan kebanyakan
tidak terdokumentasikan.
Peran Perguruan Tinggi
 PT bisa berperan sebagai pelaksana program adiwiyata baik
di tingkat nasional, provinsi, kabupaten/kota, maupun sekolah.
 Peran yang dapat dilakukan antara lain :

 Merintis terbentuknya sekolah adiwiyata di Kabupaten

Magelang
A. Bersama Tim Kabupaten :
Mengembangkan/melaksanakan program adiwiyata tingkat
kabupaten, sosialisasi ke sekolah, bimbingan teknis, membuat
pilot project, menetapkan penghargaan, monev
B. Bersama Tim Sekolah :
Mengkaji kondisi lingkungan sekolah, membuat rencana
kerja dan mengalokasikan anggaran sekolah berdasarkan
hasil kajian, melaksanakan rencana kerja, monev, laporan
Penutup
 Terciptanya sekolah adiwiyata semakin tercipta sikap peduli
dan berbudaya lingkungan, yang diharapkan akan semakin
baik kualitas lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat
 Dengan adanya partisipasi semua pihak dalam melaksanakan
dan mendukung program adiwiyata, maka akan terjadi
perubahan perilaku yang berbudaya lingkungan, peningkatan
kualitas sdm dan kualitas LH, yang akan mendukung
perlindungan dan pengelolaan LH menuju pembangunan
berkelanjutan
(Kesempurnaan hanya milik Allah)
-

Anda mungkin juga menyukai