IstilahSporozoa berasal dari bahasa Yunani, yaitu spora
yang berarti “benih” dan zoa yang berarti “hewan” Sporozoa merupakan satu-satunya anggota Protozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bergerak dengan cara meluncurkan tubuhnya dalam medium tempat hidupnya. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Contoh : Toxoplasma gondii (toksoplasmosis), Plasmodium (malaria), Eimeria, Isospora (isosporiasis) Merupakan organisme bersel tunggal (uniseluler). Kebayakan bersifat parasit, baik pada hewan maupun manusia. Dapat membentuk spora pada suatu saat dalam daur hidupnya. Memiliki organel-organel kompleks khusus pada salah satu ujung sel (apeks) yang berfungsi untuk menembus sel dan jaringan tubuh inang. Proses penyerapan makanan, pernafasan (respirasi) dan pengeluaran (ekskresi) terjadi secara langsung melalui permukaan tubuh ( difusi). Sebagian besar spesies Sporozoa menyebabkan penyakit pada hospes (inang) yang ditumpanginya. Tubuhnya berbentuk bulat panjang atau oval. Ukuran tubuhnya hanya beberapa mikron, tetapi dalam usus manusia atau hewan bisa mencapai 10 mm. Tubuh terbentuk dari kumpulan tropozoit memanjang. Tidak ada vakuola kontraktil. Memiliki sebuah nukleus Tidak ada alat gerak Kelas sporozoa memiliki 3 (tiga) sifat yang berbeda antara genus yang satu dengan genus yang lain, perbedaan itu antara lain: 1. Genus sporozoa yang hidup didalam sel darah merah dan memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Plasmodium. 2. Genus sporozoa yang hidup di dalam intestinal dan tidak memerlukan vektor biologis, sifat ini terdapat pada Genus Isospora dan Genus Eimerie. 3. Parasit yang hidup di dalam sel endotel, leukosit mononukleus, cairan tubuh, sel jaringan tuan rumah dan belum diketahui vektor biologisnya, sifat ini yang terdapat pada genus toxoplasma. Cara perkembangbiakan pada Sporozoa (ex.Plasmodium) pertama kali ditemukan oleh Charles Laverans dan Grassi. Reproduksi pada Sporozoa ini dapat terjadi melalui dua cara, yaitu: Reproduksi aseksual (vegetatif) yang terjadi di dalam tubuh manusia secara skizogoni (pembelahan diri dalam tubuh inang tetap) dan sporogoni (pembentukkan spora yang berlangsung pada inang sementara). Reproduksi seksual (generatif) melalui persatuan gamet jantan (mikrogamet) dan gamet betina (makrogamet). Salah satu contoh protozoa adalah plasmodium. Pada saat seekor nyamuk Anopheles betina menghisap darah, nyamuk mengeluarkan zat anti beku darah (antikoagulan). Bersamaan dengan keluarnya zat tersebut, keluarlah sporozoit dari mulut nyamuk dan masuk ke luka gigitan ditubuh korban. Sporozoit kemudian hidup didalam sel parenkima hati. Setelah tiga hari, sporozoit keluar dari hati, kemudian menyerang dan masuk ke sel-sel darah merah. Setelah sel darah merah pecah, merozoit keluar dan mencari sel darah merah yang baru. Kejadian ini berulang beberapa kali. Pada saat sel darah merah pecah, penderita merasa demam. Setelahbeberapa kali mengalami skizogoni, merozoit berubah menjadi gametosit. Hal ini disebut gamogoni. Darah yang mengandung gametosit akan masuk kedalam tubuh nyamuk. Didalam tubuh nyamuk gametosit berubah menjadi gamet jantan (mikrogamet) dan gamet betina (makrogamet). Dua gamet ini kemudian melebur menjadi zigot. Zigot kemudian menjadi ookinet. Ookinet kemudian membesar menjadi oosista. Satu oosista menghasilkan beribu-ribu sporozoit dengan cara sporogoni. Nama Gambar Fase Penyakit yang Plasmodium Schizogoni Ditimbulkan Plasmodium 48 jam Malaria Vivax Tertiana
Plasmodium 72 jam Malaria
Malariae Quartana
Plasmodium 36-48 jam Malaria Tropica
Phalcifarum
Plasmodium 48 jam Malaria
Ovale Tertiana (sakitnya lebih ringan daripada plasmodium vivax)