0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
45 tayangan6 halaman
Implementasi kebijakan larangan minuman beralkohol di Kota Sukabumi diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015 untuk menciptakan ketertiban. Namun jumlah kasus minuman beralkohol masih tinggi. Penelitian ini mengkaji implementasi kebijakan tersebut melalui wawancara dengan aparat terkait seperti polisi dan dinas terkait.
Implementasi kebijakan larangan minuman beralkohol di Kota Sukabumi diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015 untuk menciptakan ketertiban. Namun jumlah kasus minuman beralkohol masih tinggi. Penelitian ini mengkaji implementasi kebijakan tersebut melalui wawancara dengan aparat terkait seperti polisi dan dinas terkait.
Implementasi kebijakan larangan minuman beralkohol di Kota Sukabumi diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2015 untuk menciptakan ketertiban. Namun jumlah kasus minuman beralkohol masih tinggi. Penelitian ini mengkaji implementasi kebijakan tersebut melalui wawancara dengan aparat terkait seperti polisi dan dinas terkait.
FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI DAN HUMANIORA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2019 PENDAHULUAN Penyelenggaraan Larangan Minuman Beralkohol di Kota Sukabumi diatur dalam Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 13 Tahun 2015. Larangan Minuman Beralkohol bertujuan menjamin kepastian hukum dan menciptakan serta memelihara ketentraman dan ketertiban umum.
implementasi kebijakan larangan Namun yang terjadi, Kota Sukabumi merupakan
minuman beralkohol di Kota Sukabumi kota dengan jumlah kasus minuman beralkohol Latar yang cukup tinggi Fokus Belakang Masalah
Jumlah Minuman Beralkohol yang di Amankan oleh Pihak Kepolisian pada
Tahun 2018
dapat memberikan wawasan No Jenis Minuman Beralkohol Jumlah Minuman Beralkohol
serta pengetahuan peneliti 1 Miras Pabrikan 1840 Botol
2 Miras Tradisional Tuak 78 Botol Tujuan dan 3 Miras Tradisional Arak 32 Botol Kegunaan memberikan masukan kepada (Sumber : Sat Narkoba Polres Sukabumi, 2019)
pihak implementor TINJAUAN PUSTAKA PENELITIAN TERDAHULU KONSEP PENELITIAN
Implementasi kebijakan merupakan rangkaian LANDASAN HUKUM
kegiatan setelah suatu kebijakan dirumuskan. KEBIJAKAN Tanpa suatu implementasi maka suatu kebijakan Efektifitas Perda yang telah dirumuskan akan sia-sia belaka. oleh Minuman Keras Peraturan Daerah No. 13 Tahun kerena itulah implementasi kebijakan Terhadap Tindakan Kriminal di Kabupaten 2015 tentang Larrangan mempunyai kedudukan yang penting di dalam PREMIS Kulon Progo Minuman Beralkohol kebijakan publik.
Ketika implementasi dalam Keputusan Presiden Republik Indonesia Terhadap Penyalahgunaan kebijakan larangan Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengawasan Minuman Beralkohol GRAND TEORI EDWARD III : minuman beralkohol di dan Pengendalian minuman beralkohol, pada oleh Anak di Kabupaten 1. Komunikasi Kota Sukabumi di Mamuju Sulawesi Barat Pasal 1 dijelaskan : 2. Sumber Daya implementasikan sesuai “Adalah minuman yang mengandung ethanol 3. Disposisi dengan yang ada pada Faktor-faktor yang diproses dari bahan hasil pertanian yang pendorong kalangan 4. Stuktur Birokrasi teori Edward III maka mengandung karbohidrat dengan cara remaja (Sumber: Subarsono, 2013) implementasi kebijakan fermentasi dengan destilasi atau fermentasi mengkonsumsi tersebut akan berjalan minuman keras tanpa destilasi, baik dengan cara memberikan dikelurahan Way sesuai dengan apa yang perlakuan terlebih dahulu atau konsentrat Halim Permai telah diterapkan dalam dengan ethanol atau dengan cara Kecamatan sukorame penelitian ini. kota Bandar Lampung pengenceran minuman mengandung ethanol.” berfokus pada larangan minuman beralkohol oleh Pemerintah Kota Sukabumi. Dalam pelaksanaannya Pemerintah Kota Sukabumi mendisposisikan kepada Dinas Perdagangan, Dinas Perizinan, Dinas Pariwisata, dan Polisi Pamong Praja sebagai eksekutor yang memiliki peran aktif dalam menjalankan peraturan daerah larangan minuman beralkohol di Kota Sukabumi. Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal Indikator Wawancara kepada peneliti atau pewawancara Penelitian mendalam
Untuk menentukan informan dalam Observasi
penelitian ini, maka peneliti memilih menggunakan konsep purposive sampling yaitu menentukan subjek/objek sesuai Dokumentasi dengan tujuan penelitian. METODE 1. Kepala Polisi Pamong Praja PENELITIAN Kota Sukabumi. 2. Kepala Dinas Perdagangan Kota Sukabumi. 3. Kepala Dinas Perizinan Teknik Unit Analisis dan Kota Sukabumi. Pengumpulan Setting Informan 4. Kepala Dinas Pariwisata Data Kota Sukabumi. Triangulasi Sumber
Mengecek data yang sudah diperoleh dari
berbagai sumber. Data dari berbagai Untuk lebih fokusnya, sumber tersebut kemudian dipilah dan dipilih dan disajikan dalam bentuk tabel penelitian dilakukan di matriks. Data dari sumber yang berbeda Kantor Polisi Pamong Praja, dideskripsikan, dikategorisasikan, mana pandangan yang sama, berbeda dan mana yang beralamat di Jl. Lettu yang lebih spesifik Bakri No 19, Nyomplong, 1. Tahap pengumpulan data . Sukabumi. 2. Tahap reduksi data . 3. Tahap penyajian data . 4. Tahap penarikan kesimpulan/verifikasi . Validasi Waktu Data No Kegiatan Januari Februari Maret April Mei 2019 2019 2019 2019 2019 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Bimbingan 2 Perizinan Lokasi dan 3 4 Observasi Studi Pustaka Analisis Data Jadwal 5 6 Penyusunan Usulan Penelitian Sidang Usulan Penelitian Penelitian 7 Penyusunan Draf Revisi Usulan Penelitian METODE 8 9 Penyerahan Draf Usulan Penelitian Analisis Data PENELITIAN 10 11 Penulisan Skripsi Penyerahan Skripsi 12 Sidang Skripsi 13 Penyerahan Revisi Skripsi