PERMASALAHANNYA
Pasien
Dokter Apoteker
RESEP
Adalah sediaan cair sistem satu fasa yang terdiri dari dua atau lebih bahan.
Potio
Sirup Saturatio
Effervescent
Guttae Drop
*
*
Guttae
Guttae Oris Inhalationes
Nasales
Spiritus Tinctur
Air
aromatik
* Faktor-faktor yang mempengaruhi Kelarutan
Polaritas
Co-
Struktur Air
Solvency
Ukuran dan
Bentuk Kelarutan
Molekul
KELARUTAN
Ukuran
Temperatur
Partikel
Larut 10-30
Mengurangi iritasi GI
Ketepatan dosis pada
penakaran
Rasa,bau,warna dapat
ditutupi
Perlu penambahan pengawet dan
Pemakaian luar mudah corigen
digunakan
Cara Khusus Pengerjaan Obat dalam Bentuk Larutan
SISTEM
HETEROGEN
( 2 FASA )
EMULSI CAIR + CAIR
Menurut FI V, Emulsi adalah sistem dua fase, yang salah satu cairannya
terdispersi dalm cairan lain dalam bentuk tetesan kecil. Komposisi emulsi
umumnya mengandung tiga komponen; fase lipid, dan fase berair, dan bahan
pengemulsi.
*
*Emulsidapat distabilkan dengan penambahan bahan
pengemulsi yang disebut emulgator atau surfaktan
HARGA KEGUNAAN
HLB
Viskositas tinggi
* BENTUK KETIDAKSTABILAN EMULSI
• kurangnya zat pengemulsi sehingga kedua fase tidak
Flokulasi tertutupi oleh lapisa pelindung, terbentuklah flok-flok
atau sebuah agregat.
Metode
Metode HLB
gom basah
Metode
Pembutan
Emulsi
*Keuntungan & Kerugian sediaan
Emulsi
* Sifat teurapetik & kemampuan * Sediaan kurang praktis,
menyebar konstituen lebih dikocok sebelum
meningkat
digunakan.
* Rasa dan bau tidak enak dapat
ditutupi * Stabilitias rendah
* Absorpsi dan penetrasi lebih * Media yang baik untuk
mudah dikontrol pertumbuhan bakteri
* Aksi dapat diperpanjang dan efek * Perlu ketelitian untuk
emolient lebih besar
menakar dosis
* Air merupakan eluen pelarut yang
tidak mahal
* Bahan yang tidak tercampur
dapat dipisahkan, pada masing-
masing fase emulsi.
*PENGUJIAN EMULSI
Cara
pengenceran
Hantaran Cara
Listrik Pewarnaan
Penggunaan
Cara
Kertas
Flouresens
Saring
*SEDIAAN SUSPENSI
Flokulasi Deflokulasi
Partikel membentuk agregat bebas Partikel berada dalam suspensi dalam
wujud yang memisah
Laju pengendapan tinggi karena Laju pengendapan lambat karena
partikel mengendap sebagai flokulasi partikel mengendap terpisah dan
yang merupakan komposisi partikel. ukuran partikel minimal
Endapan terbentuk cepat Endapan yang terbentuk lambat
Partikel tidak mengikat kuat dan keras Endapan biasanya menjadi samgat
satu sama lain tidak terbentuk padat karena berat dari lapisan atas
lempeng. Endapan mudah untuk dari bahan endapan yang mengalami
didispersikan kembali dalam bentuk gaya tolak-menolak antara partikel dan
suspensi aslinya. cake yang keras terbentuk dimana
merupakan kesulitan jika mungkin
didispersi kembali
Suspensi menjadi keruh karena Suspensi penampilan menarik karena
pengendapan yang optimal dan tersuspensi untuk waktu yang lama
supernatannya jernih. Hal ini dapat supernatannya juga keruh bahkan
dikurangi jika volume endapan dibuat ketika pengendapan terjadi.
besar, idealnya volume endapan harus
meliputi volume suspensi
Suspensi Suspensi Suspensi
Oral Topikal untuk injeksi
Suspensi
Suspensi Suspensi
untuk injeksi
tetes telinga Optalmik
terkontinyu
*BAHAN PENSUSPENSI
*STABILITAS SUSPENSI
• Ukuran partikel erat hubungannya dengan luas penampang
Ukuran partikel tersebut serta daya tekan keatas dari cairan suspensi
Partikel itu.
Keterbatasan
* Harus dikocok terlebih dahulu sebelum digunakan
* Ketelitian dosis kurang dibandingkan dengan sediaan larutan
* Penyimpanan berpengaruh terhadap sistem dispersi
Wadah, Etiket dan Label Sediaan Liquid
Wadah DISPENSING
Wadah
Sendok
Untuk ketepatan dosis
Sendok teh = cochlear theae (5 cc)
Sendok makan = Cochlear (15 cc)
Sendok bubur = Cochlear pultis /
cochlear parvum (8 cc)
Wadah, Etiket dan Label Sediaan Liquid
No: ………
(tgl peracikan)
.......................
KOCOK DAHULU
- Mengandung minyak atsiri dan sirup
Ny. Waras
dalam jumlah besar label ‘Kocok
Pemakaian diketahui Dahulu’
OBAT LUAR AR
*
Penggolongan bahan menurut tipe aliran dan deformasi ada 2
yaitu Sistem Newton dan Sistem Non-Newton.
1. Sistem Newton
2.Sistem Non Newton
Ada 3 jenis tipe aliran dalam sistem Non-Newton, yaitu :
a. Plastis b. Pseudoplastis
c. Dilatan
*MASALAH COMPOUNDING PADA
SEDIAAN LIQUID
1. Pengatasan Kontaminasi Mikroba
Sediaan liquid yang berpotensi besar terkontaminasi
mikroba adalah sediaan sirup. Untuk mengantisipasi
ditambahkan zat pengawet atau zat anti bakteri,
menjaga stabilitas dari sediaan dengan cara
memperkecil ukuran partikel sehingga mudah larut. Zat
aktif stabil pada pH tertentu. Oleh karena itu diperlukan
dapar untuk mempertahankan pH sediaan. Untuk
kontaminasi mikroba pada alat ataupun kemasan
biasanya digunakan uji sterilitas.
2. Pengatasan Masalah Oksidasi
Untuk mencegah terjadinya oksidasi antara produk dengan oksigen
bebas tersebut maka biasanya pada waktu pengemasan dibuat
sedemikian rupa, sehingga terdapat sedikit mungkin oksigen pada
wadah obat cairan. Cara lain untuk menghindari terjadinya oksidasi
adalah dengan penambahan bahan anti oksidasi pada produk obat
yang dapat mengurangi oksigen bebas.
Perhitungan Bahan
Acetaminophenum (Zat aktif) : 60 ml/5 mL x 0,25 g = 1,44 g
Gliserol (Pelarut, pemanis) : 60 ml/5 mL x 2,5 mL = 30 mL
Propilenglycolum (Pengawet) : 60 ml/5 mL x 500 µL = 6000 µL = 6 ml
Sorbitol 70% (Pelarut) : 60 ml/5 mL x 1,25 mL = 15 ml
Etanol (Pelarut) : 60 ml/5 mL x 500 µl = 6000 µl = 6 ml
Orange Essence (Pewangi, perasa) : qs
Aquadest (Zat tambahan) : 60 ml – (1,44 + 30 + 6 + 15 + 6) =1,56 ml
Cara Peracikan Sediaan Larutan
Cara pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Dikalibrasi botol sampai 60 ml, tandai
3. Setarakan timbangan
4. Ditimbang dan diukur semua bahan
5. Dimasukkan parasetamol ke dalam beaker glass,
ditambahkan gliserol sedikit demi sedikit, aduk hingga
larut
6. Ditambahkan etanol, aduk hingga larut
7. Ditambahkan propilenglikol, aduk hingga larut
8. Ditambahkan sorbitol, aduk hingga larut
9. Dimasukkan perasa yang sebelumnya dilarutkan
menggunakan aquadest, aduk homogen.
10. Dimasukkan kedalam botol obat yang sudah ditandai
60 ml, ditambahkan aquadest hingga tanda 60 ml.
11. Kemas dan beri etiket
Apotek FARMASI ISTN
Jl. Moh.Khafi II Telp (031) 5011858 Jakarta
APA: Dini Oktaviana S.Farm.Apt SP: 04418/D
No: 0012
Jakarta, 11 Juli 2017
An. Raka AR
Sehari tiga kali satu sendok teh
KOCOK DAHULU
Cara Peracikan Sediaan Suspensi
PERHITUNGAN BAHAN
* Chloramphenicol palmitat (zat aktif) = 100 ml/5 ml x 0,25 g = 5 g
* Metil Paraben / nipagin(pengawet) = 0,18% x 100 = 0,18 g
* Propil Paraben / nipasol (Pengawet) = 0,05% x 100 = 0,05 g
* Sorbitol 70% (Wetting agent) = 3% x 100 ml = 3 ml
* CMC-Na (Suspending agent) = 1% x 100 = 1 g
* Aqua fervida untuk CMC Na = 20 x 1 g = 20 g = 20 ml
* Sirup Simplex (Penambah viskositas) = 30% x 100 ml = 30 ml
* Oleum Citri (pengharum) = q.s
* Sunset Yellow (Pewarna) = q.s
* Aquadest (pelarut) ad 100 g
Cara Peracikan Sediaan Suspensi
Cara Pembuatan
1. Siapkan alat dan bahan
2. Membuat syp simplex (Sukrosa 65 g dilarutkan dengan aquadest yang
telah dipanaskan secukupnya, aduk sampai homogen. Ditimbang aqudest
hingga berat menjadi 100 g. Lalu filtrasi)
3. Ditara botol, kemudian timbang dan ukur semua bahan.
4. Diisi beker glass dengan aqua fervida 20 ml, taburkan CMC Na secara
merata dan biarkan selama ± 15 menit, agar CMC Na mengembang.
5. Dimasukkan chloramphenicol pal ke dalam lumpang gerus sampai halus,
ditambah sorbitol sol 70% digerus sampai homogen.
6. CMC-Na yang sudah dikembangkan dimasukkan ke dalam campuran zat
aktif
7. Masukkan sir.simplex, metil paraben dan propil paraben ke dalam
mortir, aduk sampai merata
8. Tambahkan ol.citri dan sunset yellow secukupnya
9. Masukkan ke dalam botol dan tambahkan aquadest sampai tanda 100 ml
10. Pasang etiket
Apotek FARMASI ISTN
Jl. Moh.Khafi II Telp (031) 5011858 Jakarta
APA: Dini Oktaviana S.Farm.Apt SP: 04418/D
No: 0013
Jakarta, 11 Juli 2017
An. Yadi AR
Sehari tiga kali satu sendok teh
Dihabiskan
KOCOK DAHULU
* Pembuatan Syr.simplek
1. Timbang saccarum album 65 g diatas cawan petri, masukkan dalam beker glass
2. Tambahkan aquadest ad 100 ml dan panaskan sampai larut lalu filtrasi
* Pembuatan Emulsi Agent
1. Timbang 20 gram PGA gerus halus, ditambah aquadest 30 ml masukkan dalam mortir
sedikit demi sedikit gerus halus homogeny sampai terbentuk mucilago (Campuran I)
* Pembuatan Emulsi Oleum Iecoris
1. Dikalibrasi botol 100 ml, beri tanda
1. Diukur 30 ml ol. Iecoris sisihkan
2. Ditimbang BHT dan larutkan dalam ol.iecoris ( Campuran II ) dalam beker glass aduk
sampai larut dan homogen
3. Dicampurkan Campuran II dalam Campuran I gerus homogen dalam mortir
4. Ditimbang Na.Benzoat larutkan dalam sedikit air sampai larut masukkan dalam campuran
gerus homogen
5. Diambil syp.simplex 15 ml masukkan dalam mortir gerus homogen, masukkan semua
campuran ke dalam botol
6. Ditambahkan aquadest sampai titik kalibrasi 100 ml
7. Lalu tutup rapat ,kemas beri etiket
Apotek FARMASI ISTN
Jl. Moh.Khafi II Telp (031) 5011858 Jakarta
APA: Dini Oktaviana S.Farm.Apt SP: 04418/D
No: 0013
Jakarta, 11 Juli 2017
An. Dian AR
Sehari tiga kali satu sendok makan
KOCOK DAHULU
KESIMPULAN
1. Teknik compounding sediaan liquid secara esensial
masuk dalam empat kategori, yaitu : transporbulk,
aliran turbulen, aliran laminer, dan difusi molekuler.
Biasanya lebih dari satu dari proses–proses ini yang
dilakukan pada proses pencampuran.
2. Yang menjadi masalah dalam compounding sediaan
liquid diantaranya : kontaminasi mikroba, terjadinya
oksidasi, masalah kelarutan suatu zat, dan tampilan
rasa, aroma, warna yang tidak menyenangkan pada
sediaan.
3. Untuk mengatasi masalah maka sebaiknya dilakukan
pemilihan secara tepat pelarut, emulgator atau
suspending agent serta penambahan bahan tambahan
seperti pengawet dan corrigent dengan perbandingan
yang tepat.
Daftar Buku Acuan