Anda di halaman 1dari 60

Teknologi sediaan

cair/ ½ padat
Sediaan Cair
Sediaan cair berdasarkan pemakaiannya
• Scr oral : solutio/larutan, sirup, eliksir,
potio, mixtura
• Mulut & kerongkongan : obat kumur
(gargarisma) & pencuci mulut
• Aliran darah : injeksi, infus
• Dimasukan dlm rongga tubuh: obat tetes
(guttae) telinga, hidung
• Pd permukaan tubuh : lotio, linimen
LARUTAN / SOLUTIO

• Larutan : sediaan yg mgd satu atau


lebih zat yg dpt larut,
biasanya dlm pelarut air
• Pernyataan kelarutan zat dlm bag ttt pelarut
:
– kelarutan pd suhu kamar (20 C)
menunjukan 1 bag bobot zat padat/1 bag
volume zat cair larut dlm bag volume ttt
pelarut
Larutan sejati
• Didefinisikan sebagai campuran dua atau lebih
komponen yang membentuk fasa tunggal
homogen dalam skala molekuler. Bagian terbesar
dalam sediaan larutan adalah pelarut atau solven
yang menentukan fasa larutan. Bagian yang
terlarut dinamakan solut yang merupakan fasa
terdispersi dalam bentuk molekul atau ion dalam
pelarut.
Faktor yg mempengaruhi
kelarutan
• Sifat fisika kimia zat terlarut & pelarut
– seny basa lemah tdk begitu larut dlm air tapi larut dlm
larutan asam encer/pelarut organik
– asam lemah lebih larut dlm alkalis
– Zat obat yg brp asam lemah/basa lemah dibuat dlm btk
garamnya shg lebih mdh larut dlm air
• Suhu
• Cara melarutkan
• Penggunaan
• Penggunaan zat tambahan/pelarut campur
• Contoh zat2 yg bertambah besar kelarutan nya jika
dipanaskan :
– Acidum bromicum
– Natrii tetraboras (borax)
– Calcii glukonas
• Zat yg berkurang kelarutannya jika dipanasi:
– Calcii hidroksida, calcii hipophosfis
– Natrii hidroksida (NaOH)
– ZnCl2
• Proses pelarutan dpt dipercepat dg cara
– Menaikan suhu
– Mengurangi ukuran partikel
– Pengadukan
– Menambah bhn pembantu pelarut/kosolven
• Zat yg tdk boleh dipanaskan dlm proses pelarutan
– Luminal natrium - chloral hydras
– Calcii asetilsalisilas - veronal natrium
– Natrii bicarbonat
Komponen sediaan larutan :
• Sediaan larutan sejati dalam farmasi pada umumnya terdiri dari:
• 1. Bahan berkhasiat : bahan obat yang akan dibuat dalam sediaan
larutan.
• 2. Bahan pembantu terdiri dari:
• § Pelarut: air
• § Pengatur pH: dapar
• § Pengawet
• § Antioksidan
• § Flavour: pemanis, warna, pewangi.
• § Pengental: sukrosa, golongan selulosa
• Dalam sediaan larutan pada umumnya
ditambahkan flavour untuk memperbaiki
penampilansediaan dan mempermudah
pemberian terutama pada anak-anak.
Flavour terdiri dari:
• · Manis, disertai penawar rasa buah dan
vanilla.
• · Asam, ditutup dengan rasa jeruk,
raspberry, strawberry.
• a. Pemanis: sukrosa merupakan bahan pemanis yang
banyak dipakai karena secara kimia dan fisika stabil dalam
pH larutan 4,0 – 8,0.
• Dalam pemakaian sering dikombinasikan dengan sorbitol,
gliserin, dan poliol yang lainnya untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya kristal gula pada penyimpanan..
Pemanis sintetis aspartam mempunyai kadar
• kemanisan sekitar 200 x sukrosa tanpa memberikan rasa
pahit setelah pemakaian.
• Kristalisasi terjadi pada daerah leher botol
yang dikenal dengan istilah ‘cap locking’.
Pemanis sintetis yang sering digunakan
antara lain sakarin dengan kadar kemanisan
250 – 500 x sukrosa. Di dalam sediaan
farmasi penggunaannya terbatas, karena
• memberikan rasa pahit setelah pemakaian
• b. Bahan penutup rasa: ada empat rasa utama yang
dapat dirasakan oleh indera perasa yaitu:
pahit,manis, asam, dan asin yang dapat ditutup
dengan flavour sbb:
• Asin, ditutup dengan vanilla, mint, peach, maple.
• Pahit, ditutup dengan rasa kacang, coklat,
kombinasi mint, dan NaCl dalam onsentrasi
• kecil.
• c. Pewarna, ditambahkan untuk
memperbaiki penampilan sediaan larutan.
Zat warna yang digunakan tertentu sesuai
dengan ketentuan penggunaan zat warna
khusus untuk obat.
d. Penambahan bahan pembantu yang lainnya
dalam sediaan sirup berdasarkan data
preformulasi dan disesuaikan dengan sifat
bahan berkhasiat yang akan dibuat.
Cara melarutkan zat
• Zat2 yg mdh larut, dilarutkan dlm botol
• Zat2 yg agak sukar larut dilarutkan dg pemanasan,
memakai erlenmeyer
• Zat2 yg mdh terurai dg pemanasan , dilarutkan scr
dingin
• Zat2 yg mdh menguap bila dipanasi, dilarutkan
dlm botol tertutup & dipanaskan serendah2nya
sambil digoyang.
– Mis: thymol, camphora, asam salisilat, asam benzoat
Cara melarutkan zat
• Zat yg akan terbtk hidrat air, dimasukan dlm
erlenmeyer.
– mis: glucosa, borax, natrii bromidum
• Zat yg meleleh dlm air panas& mrp tetes besar
dlm dasar botol, larutkan dg digoyang2kan.
– mis: codein base, nipagin,chlorbutanol, asetanilid
• Utk obat keras hrs dilarutkan tersendiri
• Pemanasan hanya diperlukan utk m’percepat
larutnya zat , tdk utk menambah kelarutan
Cara Menimbang Zat Cair

• Zat cair /cairan ditimbang dlm botol yg digunakan sbg wadah, terlebih
dulu timbangan ditara, dapat juga ditimbang dalam cawan penguap utk
zat yg tidak menguap
• Jika menimbang campuran cairan caranya dgn menimbang cairan
berurutan didalam botol dimulai dari cairan yang tidak mudah
menguap, & yg jumlahnya sedikit.
• Cairan yg mudah menguap ditimbang terakhir utk menghindari
penguapan
• Contoh zat cair yg mudah menguap : eter, etil asetat, chloroform,
S.A.S.A, valerianae tinctura
Prosedur pembuatan sediaan larutan secara umum
adalah sebagai berikut:

• 1. Air sebagai pelarut atau pembawa harus


dididihkan, kemudian didinginkan dalam
keadaan tertutup.
• 2. Timbang bahan berkhasiat dan bahan
pembantu.
• 3. Buat sirupus simpleks sebagai pengental
dan pemanis.
• sediaan (air).
Lanjutan……
• 4. Bahan berkhasiat dan bahan pembantu
berbentuk serbuk dihaluskan di dalam
mortir.
• 5. Larutkan bahan berkhasiat dengan cara
penambahan bahan berkhasiat sedikit-
sedikit ke dalam sejumlah volume pelarut
sambil diaduk sampai larut sempurna.
• 6. Bahan pembantu dilarutkan dengan cara
yang sama ke dalam sebagian pelarut yang
diperlukan Volume pelarut ditentukan
berdasarkan kelarutan bahan pembantu
yang ditambahkan.
Lanjutan…..
• 7. Campur bahan-bahan yang sudah larut
satu persatu dan aduk sampai homogen.
• 8. Tambahkan flavour dalam keadaan
terlarut dalam pelarut yang dapat bercampur
dengan pelarut
Lanjutan…..
• 9. Tambahkan sisa pelarut sampai volume sediaan
yang dibuat.
• 10.Evaluasi sediaan yang sudah dibuat.
• 10.Masukkan ke dalam wadah botol yang telah
ditara sebelumnya. Penambahan volume larutan
• yang ditara di dalam botol disesuaikan dengan
kekentalan larutan yang dibuat.
SIRUP

• Sirup : sediaan cair berupa larutan yg mgd


sukrosa tdk kurang dr 64% & tdk lebih
dr 66%
Sirup berdasarkan kegunaan:
• Sirup bukan obat : mgd bhn pemberi rasa, tdk mgd
zat obat.
– Kegunaannya sbg pembawa/korigens, utk
menutupi rasa/bau yg tdk enak
– Contoh : sirup cerri, sirupus aurantii,
sirupus simplex
• Sirup obat : mgd satu atau lebih bhn obat,
yg digunakan utk terapeutik
• Contoh :
– Sirupus sbg expectorant : sir thymi
– Sirupus sbg antitusiv : sir codein
– Sirupus sbg antihelmintik : sir piperazin
– Sirupus antibiotik : sir kloramfenikol
• Pada umumnya sediaan sirup merupakan
sediaan dengan dosis berulang (multiple
dose)
• dengan kadar kontaminasi mikroorganisme
sangat besar. Oleh karena itu, pengawet
perluditambahkan untuk mengurangi
kontaminasi mikroorganisme.
Larutan……
• Adanya mikroorganisme di dalam
• sediaan akan mempengaruhi stabilitas
sediaan atau potensi bahan berkhasiat.
• Antioksidan dalam sediaan larutan
berfungsi sebagai proteksi terhadap bahan
aktif yang
• mudah teroksidasi oleh oksigen maupun
logam yang terkandung dalam sediaan
• Bahan pengental ditambahkan untuk
menaikkan konsistensi sediaan, sehingga
dosis pemakaian lebih tepat.
Pembuatan sirup

Kecuali dinyatakan lain dibuat sbb :


– Buat cairan utk sirup, panaskan, + gula kmd
tambahkan air mendidih qs sampai bobot yg
dikehendaki
berdasarkan sifat fisika kimia bhn obat, sirup dpt
dibuat 4 cara :
• Penambahan sukrosa ke cairan obat
– Utk cairan obat spt tinktur/ekstrak cair
– Campur ekstrak dg air, kmd saring. Ambil filtratnya
tambahkan sukrosa
Pembuatan sirup
• Sirup dibuat dg pengadukan
– U/ m’hindari panas yg merangsang inversi sukrosa.
Misal sirup ferro sulfas
– Proses memakan waktu lebih lama tapi memp
kestabilan maksimal
• Sirup dibuat dg bantuan pemanasan
– Utk komponen sirup yg tdk rusak/menguap oleh
pemanasan
– Gula + air, dipanaskan tambahkan komponen lain yg
tdk tahan panas
– Utk seny mdh menguap ditambahkan terakhir
Pembuatan sirup
• Perkolasi sumber bhn obat/sukrosa
– Sukrosa diperkolasi utk membuat sirup
– Komponen obat diperkolasi utk mjd ekstrak kmd
tambahkan sukrosa
– Mis sirup ipecac, sirup tolu balsam
ELIKSIR

Definisi Eliksir :
• sediaan brp larutan yg memp rasa & bau yg
sedap, mgd bhn obat dg bhn tambahan spt
pemanis, zat warna, pewangi & pengawet,
digunakan sbg obat dlm.
• Sbg pelarut utama : etanol, & dpt di+kan
gliserol, propilenglikol, sorbitol
Lanjutan……
• Eliksir merupakan sediaan larutan sejati
yang mengandung alkohol dengan maksud
untuk meningkatkan kelarutan bahan
berkhasiat yang dengan dosis yang
digunakan memiliki kelarutan yang rendah
dalam air. Bisa juga ditambahkan
gliserol,propilenglikol, atau sorbitol untuk
meningkatkan kelarutan zat berkhasiat.
Lanjutan…….
• Golongan elektrolit lemah dan molekul non
polar sering menunjukkan kelarutan yang
tidak begitu baik dalam air. Oleh karena itu,
diperlukan upaya-upaya yang dapat
meningkatkan
kelarutan zat berkhasiat
• yang bisa dilakukan antara lain :
1. dengan penggunaan pelarut campur
(kosolven),
2. pengontrolan pH,
3. solubilisasi miselar,
4. dan kompleksasi
• Sediaan farmasi yang menggunakan pelarut
campur inilah yang disebut dengan

eliksir.
• Upaya peningkatan kelarutan dengan cara
ini lebih banyak digunakan dibandingkan
dengan cara yang lainnya. Prinsip dasar
penambahan pelarut campur sebagai bahan
peningkat kelarutan suatu zat adalah sifat
polaritas dari bahan yang akan dilarutkan
maupun bahan pelarutnya.
Lanjutan…..
• Dalam farmasi, parameter yang
menunjukkan polaritas suatu zat adalah
harga konstanta dielektrik (ª), parameter
kelarutan (æ), dan tegangan permukaan (_).
• Harga ª, æ, _, diukur berdasarkan sifat
makroskopis bahan padat atau pelarut.
• Parameter kelarutan dapat diperoleh
dengan melakukan percobaan kelarutan suatu
zat dalam kombinasi dari beberapa pelarut.
Polaritas suatu zat dapat diukur berdasarkan
harga koefisien partisi zat tersebut.
• Pemilihan pelarut non air yang dapat
bercampur dengan air terbatas, karena sifat
pelarut tersebut tidak inert dan dapat terjadi
iritasi. Untuk memperkirakan kelarutan
suatu zat dalam pelarut campur perlu dilihat
harga konstanta dielektriknya.
• Suatu pelarut campur yang ideal
mempunyai harga konstanta dielektrik
diantara 25 hingga 80.
Kombinasi pelarut campur yang banyak
digunakan dalam sediaan farmasi adalah
campuran antara alkohol-air atau pelarut
lain yang sesuai, antara lain sorbitol,
gliserin, propilenglikol, dan polietilenglikol.
• Prosedur pembuatan sediaan eliksir secara
umum sama dengan pembuatan sediaan
larutan sejati. Yang berbeda adalah cara
melarutkan bahan berkhasiatnya.
• Ada dua cara melarutkan bahan berkhasiat
ke dalam pelarut campur:
• Bahan berkhasiat dilarutkan dalam salah satu
pelarut dengan kelarutan bahan berkhasiat yang
paling besar, kemudian tambahkan pelarut lain
sekaligus.
• · Apabila kelarutan bahan berkhasiat di dalam
masing-masing pelarut yang akan dikombinasikan
tidak tinggi, maka zat aktif dilarutkan sedikit demi
sedikit ke dalam pelarut campur tersebut.
• Evaluasi sediaan larutan sejati dan eliksir meliputi:
• · Penentuan berat jenis larutan dengan piknometer
• · Penentuan viskositas larutan
• · Penentuan pH larutan
• · Penentuan organoleptis sediaan : warna, rasa, bau.
• · Penentuan stabilitas sediaan
• · Penentuan volume terpindahkan (FI IV)
• Ciri khas eliksir
– Mgd alkohol/etanol 3-44 %, biasanya 5-
10%
– Rasanya manis tapi tdk semanis sirup
– Pemanis yg digunakan: gula/sirup gula,
sorbitol, gliserin, saccharin
– Warna & aroma menarik
– Krn b’sifat hidroalkohol, dpt menjaga
stabilitas obat
Pembuatan eliksir
• Larutan sederhana dg pengadukan /
pencampuran dua atau lebih bhn cair
– Komponen yg larut air dilarutkan dlm air,
komponen larut alkohol dilarutkan dlm
alkohol
– Campurkan lar air kedlm lar alkohol,
cukupkan sampai volume yg ditentukan
– Contoh : phenobarbital eliksir
NETRALISASI & SATURASI
• Netralisasi
– Obat minum yg dibuat dg mencampurkan
suatu asam dg basa (carbonat atau
bicarbonat), dimana gas CO2 yg t’btk
dihilangkan
• Saturasi
– Obat minum yg dibuat dg mereaksikan
suatu asam dg basa (carbonat atau
bicarbonat), dimana hrs dijaga spy cairan
• Potio effervescent
– Obat yg mgd gas CO2 yg sgt/lewat jenuh
dibandingkan saturasi
• Daftar /tabel penjenuhan : tabel IX di NP V
• Contoh saturasi : potio riveri (NP V)
R/ Na bicarbonas 6
acid citricum 5
sir simplex 25
spiritus citri 5
Aqua 160
Pembuatan saturasi mengikuti aturan
pembuatan Potio Riveri
1. Zat- zat netral dilarutkan dalam larutan asam
2. Zat-zat yang mudah menguap, tincture, ekstrak dalam jumlah sedikit
dilarutkan dalam bagian yang asam yaitu asam citrat.
3. Senyawa yang bereaksi alkalis seperti Natrii Benzoas, natrii salicylas,
dilarutkan dalam bagian basa yaitu larutan Natrii Bicarbonas.
4. Zat – zat seperti Phenobarbital Natrium dan Aminophilin meskipun dapat larut
dalam bagian basa tetapi pada penambahan bagiam asam akan menyebabkan
terjadinya endapan maka zat – zat tersebut tidak boleh dicampur dalam potio
riveri tetapi dipisah dibuat serbuk
5. Pada pembuatan larutan secara netralisasi dapat dipanaskan dan dikocook,
sedangkan pada pembuatan secara saturasi harus dibuat dalam keadaan dingin
dan tidak boleh dikocok.
Cara pembuatan potio riveri (NP
V)
• As sitrat dilarutkan dlm 50 ml air ( lar asam)
• Na bic dilarutkan dlm 110 ml air (lar basa) masukan kedlm
botol
• Larutkan sir simplex +spir citri kedlm lar asam
• Bagi lar asam : 1/3 bag & 2/3 bag
• Masukan 2/3 bag lar asam kedlm botol melalui dinding
botol, goyang pelan2
• Terakhir masukan sisa 1/3 bag asam kedlm botol tadi &
langsung ditutup dg tutup gabus
Perhatian pd Pembuatan
• Suatu asam/basa hrs dicampur dlm keadaan
terlarut
• 30 % air dipakai utk melarutkan asam & 70 % air
utk melarutkan basa
• Selalu bag. asam di+kan ke bag basa
• Zat yg besar bobotnya di+kan dibag asam utk
m’perbesar BJ, shg jika dituang ke bag basa dpt
langsung kebawah
• Pada saturasi tdk boleh ada endapan
Perhatian pd Pembuatan
• Zat yg mdh menguap dicampurkan terakhir, tdk
boleh dibolak balik
• Garam netral dlm jumlah besar : 30 % pd bag
asam & 70% pd bag basa
• Zat yg di+kan ke bag basa :
– Garam dari asam yg sukar larut (benzoat,
salisilat)
– Garam NH4 & K , jika ada asam tartrat
– Garam Ca , jika ada citrat
Perhatian pd Pembuatan
• Zat yg di+kan ke bag asam :
– Sirup2
– Garam alkaloid, antipyrin, codein
– Ekstrak & tinktur
– Zat yg mgd lendir
– Spiritus citri
• Tdk boleh me+kan gom
Perhatian pd pembuatan
• Dibuat pd suhu serendah mungkin
• Sebelum dicampur bag asam & basa dpt disaring,
tapi setelah dicampur tdk boleh disaring lagi
• Tdk boleh dikocok /sering dibuka
• Isi botol hanya 4/5 bag
• 1/3 bag asam di+kan terakhir, dilaku kan sekaligus
kmd botol cepat2 ditutup dg simpul champanye
Pembuatan netralisasi
1. Asam dinetralkan dengan ammonia liquid
a. Asam yg sukar larut dalam air : asam salisilat, asam benzoate
• Dihaluskan dulu dgn sedikit air (shg terbentuk suspensi) kmd
ditambahkan ammonia liquid setetes setetes. Periksa dg Lakmus
b. Asam yg mudah larut dalam air : asam asetat, asam sitrat
• Asam dilarutkan dalam air kmd tambahkan ammonia liq
2. Asam dinetralkan dengan karbonat
- Asam yang sukar larut dihaluskan dulu dengan air panas kemudian
tambahkan karbonat dan dikocok sampai CO2 lenyap
Contoh resep & perhitungan
dosis
• Kerjakan resep-resep obat cair dibawah ini !
• R/ Ephedrine HCl 0,3
Ammonii chloride 4
Sir. Simplex 20
Aqua ad 180
S.t.d.d.C
– Contoh perhitungan dosis maksimum untuk obat minum
R/Paracetamol 0,125 g/dosis
Coffein 0,2
m.f elixir 60
S.3.d.d CthI
Pro : Anto (10 thn)

– Cara I: Jumlah sendok = 60 ml / 5 ml = 12 sendok teh


Dosis per sendok coffein = 200 mg / 12 sendok = 16,67 mg /sendok
DM Coffein dws = 0,5 g (1xpakai) dan 1,5 g (1 hari)
DM Cofeein utk anak 10 thn :
1xp : 10/20 x 0,5 g = 0,25 g = 250 mg
1 h : 10/20 x 1,5 g = 0,75 g = 750 mg
• Cara II : Dosis 1x p coffein : 5 ml / 60 ml x 0,2 g = 0,017
Dosis 1 hari coffein: 3 x 5 ml / 60 ml x 0,2 g = 0,05 g
DM Cofeein utk anak 10 thn :
1xp : 10/20 x 0,5 g = 0,25 g
1 h : 10/20 x 1,5 g = 0,75 g
maka persentase DM :1xp = 0,017 g / 0,25 g x 100 % = 6,67
1 h = 0,05 g / 0,75 g x 100 % = 6,67 %
R/ Ephedrine HCl 0,3
Ammonii chloride 4
Sir. Simplex 20
Aqua ad 180
S.t.d.d.C

R/ Phenobarbital 4
Propilenglikol100 ml
Etanol 200 ml
Sorbitol 600 ml
Ol.citri gtt III
Aqua ad 1 lt
S.3.d.d C1
R/ Acetaminophen elixir 100
m.f. da cum formula
S.3 d.d CthII

R/ Potio Riveri 150


Codein Hcl 0.2
m.f.potio effev.
s.1.d.d.C

R/ Acid citrat 2
Natrii Bicarbonat qs
Opii tintura 2
Aq. Ad 100
m.f.pot. 100

Anda mungkin juga menyukai