Askep Leukimia
Askep Leukimia
• Aktivitas/Istirahat • Radiologi :-
:Klien mengalami gangguan pada
aktivitasnya.Klien tampak lemas dan pucat.
• Ekg :-
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
4. Resiko
3. Resiko Infeksi
Perdarahan.
5. Intoleransi
Aktivitas b/d
Kelemahan.
SDKI SLKI SIKI
1.Perfusi perifer Setelah dilakukan Perawatan
tidak efektif b/d tindakan Sirkulasi(Intervensi
penurun keperawatan Utama)
konsentrasi hb diharapkan 1. Periksa sirkulasi
meningkatnya perifer
d/d: keadekuatan aliran (pengisian
darah pembuluh kapiler,warna.suh
*DS: darah distal untuk u).
Px mengatakan: menunjang fungsi
-lemas jaringan. 2. Lakukan
-mudah perdarahan pencegahan
terutama digusi infeksi.
KH:
*DO: *Penyembuhan luka 3. Lakukan
px terlihat: 2(Cukup menurun)-4 perawatan kaki
-pucat (cukup meningkat) dan kuku.
-akral dingin
-lemas *Kelemahan otot 4. Lakukan hidrasi.
*pemeriksaan labor: 2(cukup meningkat)-
-leukosit 3(sedang) 5. Anjurkan
35.000mm3(sel/tete *Akral 2(cukup berolahraga
s darah) memburuk)- rutin.
-hb 6,4 gr/ 3(sedang)
SDKI SLKI SIKI
Pemantauan Hasil
Laboratorium
(Intervensi
Pendukung).
1. Identifikasi
pemeriksaan
laboratorium
yang
diperlukan.
2. Kolaborasi
dengan dokter
jika hasil
laboratorium
memerlukan
intervensi
media.
NO SDKI SLKI SIKI
Edukasi Pengukuran
Suhu Tubuh (intervensi
pendukung)
1. Identifikasi kesiapan
dan kemampuan
menerima informasi.
2. Dokumentasikan
hasil pengukuran
suhu tubuh.
3. Jelaskan prosedur
suhu tubuh.
4. Ajarkan membaca
hasil termometer
raksa dan atau
elektronik.
NO SDKI SLKI SIKI
Pemberian obat
(intervensi pendukung)
1. Identfikasi
kemungkinan alergi,
interaksi, dan
kontraindikasi obat.
2. Perhatikan prosedur
pemberian obat
yang aman dan
akurat.
3. Dokumentasikan
pemberian obat dan
respon terhadap
obat.
4. Jelaskan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang
diharapkan, dan
efek samping
sebelum pemberian.
NO SDKI SLKI SIKI
2. Monitor nilai
DS:
hematokrit/hemoglo
Px mudah bin sebelum dan
perdarahan KH: setelah kehilangan
terutama digusi darah.
-Hemoglobin
DO: 1(memburuk)-4(cukup 3. Anjurkann
HB 6,4 gr/dr membaik) meningkatkan
S 38,7 c asupan makanan
dan vitamin K.
-Suhu tubuh 2(cukup
memburuk)-4(cukup 4. Kolaborasi
membaik) pemberian obat
pengontrol
perdarahan,jika
perlu.
SDKI SLKI SIKI
2. Pasang sarung
tangan.
Terapi aktivitas
(intervensi pendukung)
1. Identifikasi defisit
tingkat aktivitas.
2. Fasilitasi makna
aktivitas yang
dipilih.
3. Ajarkan cara
melakukan aktivitas
yang dipilih.
4. Kolaborasi dengan
terapis okupasi
dalam
merencanakan dan
memonitor program
aktivitas, jika
sesuai.
NO SDKI IMPLEMENTASI EVALUASI
1 Perfusi perifer Perawatan
tidak efektif b/d Sirkulasi(Intervensi
penurunan Utama) S: Px mengatakan
konsentrasi hb ujung- ujung jari
1. Memeriksa sirkulasi sudah mulai hangat
perifer dengan cara dan tidak pucat lagi.
inspeksi warna dan
palpasi suhu pada
O: Setelah
bagian akral.
2. Melakukan pencegahan dilakukan tindakan,
infeksidengan cara Bagian perifer px
pemberian vaksinasi. terlihat: sudah tidak
3. Melakukan perawatan sianosis dan mulai
kaki dan kuku dengan menghangat. Crt: 2
cara menjaga detik.
kebersihan kaki dan
potong kuku jika kuku
A: Masalah teratasi.
panjang.
4. Melakukan hidrasi
dengan cara banyak P: Implementasi
minum air putih. dihentikan.
5. Anjurkan berolahraga
rutin seperti berjalan
kaki.
SDKI IMPLEMENTASI EVALUASI
Pemantauan Hasil
Laboratorium(Interven
si Pendukung)
1. Mengidentifikasi
pemeriksaan
laboratorium
seperti: Jumlah
Hb,Leukosit.
2. Berkolaborasi
dengan dokter
untuk
mengintervensi
hasil cek
laboratorium.
NO SDKI IMPLEMENTASI EVALUASI
2. Hipertermi b/d Manajemen hipertermi
proses penyakit (intervensi utama) S: Px mengatakan
badannya sudah
1. Monitor suhu tubuh Px
tidak panas lagi.
dengan menggunakan
termometer digital
dibagian aksilla O: Setelah dilakukan
selama 5 menit. Tindakan
Keperawatan
2. Menyediakan didapatkan hasil:
lingkungan yang T:36,8’C
dingin dengan Px terlihat tidak
membuka jendela
pucat.
ruangan.
4. Resiko Pencegahan
perdarahan perdarahan(intervensi S: Px mengatakan
utama) sudah tidak
1. Monitor tanda dan mengalami
gejala perdarahan perdarahan digusi
dengan menginspeksi lagi.
bagian gusi pasien
yang mengalami
perdarahan. O: setelah
2. Monitor nilai dilakukan tindakan
hematokrit/hemoglobin keperawatan
sebelum dan setelah didapatkan hasil:
kehilangan darah 1.gusi pasien tidak
dengan cara melihat ada perdarahan
hasil laboratorium. lagi.
3. Menganjurkann untuk
2.Hb: 7gr/dl
meningkatkan asupan
makanan dan vitamin
K A: masalah teratasi
4. Berkolaborasi untuk sebagian
pemberian obat
pengontrol perdarahan P: Lanjutkan
menggunakan obat intervensi 1-3.
asam traneksamat.
SDKI IMPLEMENTASI EVALUASI
1. Mengidentifikasi defisit
tingkat aktivitas
2. Memfasilitasi makna aktivitas
yang dipilih.
3. Mengajarkan cara melakukan
aktivitas yang dipilih.
4. Berkolaborasi dengan terapis
okupasi dalam merencanakan
dan memonitor program
aktivitas, jika sesuai
•
• Diagnosa
• Perfusi perifer tidak efektif b/d penurunan konsentrasi hb,
Kami mengambil diagnosa prioritas ini yang 1 karena jika perfusi perifer tidak efektif dikarenakan
turunnya konsentrasi hb maka ini akan mengganggu tugas hb sebagai pembawa oksigen keseluruh
tubuh,akibatnya jika oksigen tidak sampai/tidak terpenuhi kejaringan tubuh maka sel tubuh tidak dapat
berfungsi sebagaimana mestinya,jika tidak segera ditangani dapat berakibat fatal seperti menurunnya
kinerja jantung dan otak.
• Hipertermia b/d proses penyakit,
Kami mengambil diagnosa prioritas ini yang ke - 2 karena jika demam tinggi akibat proses penyakit
harus membutuhkan penanganan segera karena tubuh dapat dehidrasi,peningkatakan konsumsi o2, dan
takutnya suhu tubuh terus meningkat dan jika tidak ditangani bisa terjadi
• Resiko infeksi,
Kami mengangkat diagnosa prioritas ini yang ke – 3 karena jika infeksi tidak diatasi maka suhu tubuh
yang tadinya sudah diatasi/sudah kembali normal maka akan naik kembali akibat infeksi.
• Resiko perdarahan,
Kami mengangkat diagnosa prioritas ini yang ke – 4 karena pasien mudah perdarahan digusi akan
beresiko mengalami penurunan volume darah yang dapat mengganggu kesehatan.
• Intoleransi aktivitas b/d kelemahan,
Kami mengangkat diagnosa prioritas ini yang terakhir karena intoleransi aktivitas tidak terlalu
mengancam nyawa dan kemungkinan jika sudah dilakukan dan dipantau terapi dietnya maka kelemahan
akan teratasi.
SDKI SIKI RASIONAL