ansietas mimpi yang terjadi ditandai dengan munculnya mimpi yang terus berulang dan berulang selama tidur dan mimpi terasa mengancam dan menakutkan sehingga membuat tidur menjadi tidak aman dan nyaman. • Ketika orang terbangun dari mimpi buruk, mereka biasanya dapat mengingatnya secara rinci. • Setelah terbangun dari mimpi buruk, orang biasanya melaporkan perasaan kewaspadaan, ketakutan, dan kecemasan. • Mimpi buruk terjadi hampir secara eksklusif selama rapid eye movement (REM) tidur sehingga bermimpi cenderung menjadi lebih intens di paruh kedua malam. Akibatnya, mimpi buruk lebih mungkin terjadi selama ini. • Mimpi buruk dilaporkan pertama kali di usia 3 dan 6 tahun. • Dari 10% - 50% dari anak-anak antara usia 3 dan 5 mengalami mimpi buruk yang cukup parah • Sekitar 50% orang dewasa melaporkan memiliki setidaknya mimpi buruk sesekali. • Diperkirakan bahwa antara 6,9% dan 8,1% dari populasi orang dewasa menderita mimpi buruk kronis. • Perempuan dilaporkan mengalami mimpi buruk lebih sering daripada pria. ETIOLOGI • Kecemasan atau stres adalah yang paling umum: Pada 60 persen kasus, peristiwa besar dalam hidup mendahului timbulnya mimpi buruk. • Penyakit dengan demam. • Kematian orang yang dicintai (berkabung). • Reaksi yang merugikan atau efek samping dari obat. • Penarikan terbaru dari obat seperti pil tidur. • Konsumsi alkohol yang berlebihan. • DLL Menurut PPDGJ III dan DSM 5 Gambaran klinis Nightmares • Terbangun dari tidur malam atau tidur siang berkaitan dengan mimpi yang menakutkan yang dapat diingat kembali dengan rinci dan jelas (vivid), biasanya perihal ancaman kelangsungan hidup, keamanan atau harga diri • Terbangunnya dapat terjadi kapan saja selama periode tidur, tetapi yang khas adalah pada paruh kedua masa tidur; • Setelah terbangun dari mimpi yang menakutkan, individu segera sadar penuh dan mampu mengenali lingkungannya; • Pengalaman mimpi itu, dan akibat dari tidur terganggu, menyebabkan penderitaan cukup berat bagi individu. KOMPLIKASI • Mimpi buruk bisa menjadi masalah kesehatan mental kronis. Satu hal yang jelas adalah bahwa mimpi buruk biasa terjadi di fase awal setelah pengalaman traumatis. • Namun, penelitian menunjukkan bahwa kebanyakan orang yang memiliki gejala PTSD (termasuk mimpi buruk) setelah trauma akan sembuh tanpa pengobatan. • Hal ini biasanya terjadi sekitar bulan ketiga setelah trauma. Namun, jika gejala PTSD (termasuk mimpi buruk) tidak menurun secara substansial sekitar bulan ketiga, gejala-gejala ini dapat menjadi kronis.