Anda di halaman 1dari 45

 Suspensi dalam bidang Farmasi :

- suatu dispersi kasar dimana partikel zat


padat yang tidak larut terdispersi dalam
suatu medium cair.
- suatu dispersi kasar di fasa internal yang
tersebar merata di seluruh fase eksternal
 Fase internal terdiri dari partikel padat yang tidak larut
memiliki berbagai ukuran tertentu yang dipertahankan
secara merata dengan satu atau kombinasi suspending
agent. Zat padat yang tidak larut bisa bersifat hidrofilik
atau hidrofob.
 Fasa eksternal (medium suspensi) umumnya
berair dalam beberapa contoh, bisa berupa cairan
organik atau berminyak untuk penggunaan non oral.
 Zat berkhasiat tidak larut dalam air
 Zat berkhasiat tidak enak atau pahit
 Mengurangi proses penguraian zat aktif
dalam air
 Kontak zat padat dengan medium dispersi
dipersingkat
 Memperpanjang pelepasan obat
menggunakan pembawa minyak
Keuntungan dan Kerugian
Keuntungan:
 Suspensi dapat meningkatkan stabilitas kimia obat tertentu.
Contoh: Suspensi Procaine penisilin G
menunjukkan bioavailabilitas lebih tinggi daripada bentuk sediaan lain.
Urutan ketersediaan hayati adalah sebagai berikut:
Larutan> Suspensi> Kapsul> Compressed Tablet> Coated Tablet
 Durasi dan onset of action dapat dikendalikan.
Contoh: Suspensi Protamin Seng-Insulin
 Suspensi dapat menutupi rasa tidak menyenangkan/pahit dari obat.
Contoh: Kloramfenikol
Kerugian:
 Stabilitas fisik, sedimentasi dan pemadatan dapat
menimbulkan masalah.
 Memerlukan perawatan yang cukup besar selama
penanganan dan transportasi.
 Sulit untuk memformulasinya
 Keseragaman dan ketepatan dosis tidak dapat dicapai
kecuali suspensi dikemas dalam bentuk sediaan tunggal
Aplikasi
 Suspensi biasanya berlaku untuk obat yang tidak larut, cth: suspensi
Prednisolone
 Untuk mencegah degradasi obat atau untuk meningkatkan stabilitas
obat, cth: suspensi Oxytetracycline
 Untuk menutupi rasa pahit dari obat yang tidak menyenangkan
(penggunaan oral), cth: suspensi Chloramphenicol palmitate
 Suspensi obat dapat dibuat untuk penggunaan topikal (cth: Caladin
losio), parenteral (intra muskular (suspensi Penisilin G) dan sub kutan)
untuk mengendalikan laju penyerapan obat (controlled release),
intranasal, inhaler, dan sediaan ophtalmic (susp hidrokortison asetat),
rectal (susp paranitro sulfathiazol)
 Vaksin sebagai bahan imunisasi sering dibuat sebagai suspensi, cth:
Vaksin kolera
 Bahan kontras X-ray juga dibuat sebagai suspensi, cth: Barium sulfat
untuk pemeriksaan saluran pencernaan
Contoh sediaan suspensi…..

Cefixime syrup
Suspensi oral
Suspensi nasal

Suspensi topikal

Suspensi ophtalmic

Estrone injection
Suspensi parenteral
Suspensi yang diinginkan:

 Partikel suspensi tidak boleh cepat mengendap dan sedimen yang


dihasilkan harus mudah disuspensikan kembali dengan pengocokan sedang
 Tidak terlalu kental untuk dituang dengan mudah dari botolnya atau untuk
mengalir melewati jarum injeksi
 Produk harus cukup cair hingga dapat tersebar dengan mudah ke seluruh
daerah yang sedang diobati, tetapi tidak boleh terlalu mudah bergerak
hingga gampang hilang dari permukaan dimana obat digunakan.
 Cairan harus dapat kering dengan cepat dan membentuk suatu lapisan
pelindung yang elastis hingga tidak mudah terhapus.
 Bau, warna dan rasa menyenangkan
 Dapat melalui syringe
 Stabil secara fisik, mikrobiologi, dan kimia
 Suspensi Parenteral/Ophthalmic harus dapat disterilkan
Jadi, ada tiga hal yang harus diperhatikan berkaitan
dengan sediaan suspensi:
1. Menjamin partikel terdispersi dalam pembawa
2. Mengurangi pengendapan partikel terdispersi
3. Mencegah pembentukan cake ketika terbentuk
endapan
 Berdasarkan Kelas Umum
- suspensi oral
- suspensi penggunaan luar
- suspensi parenteral

 Berdasarkan Proporsi Partikel Padat


- suspensi encer (2 to10% b / v padat)
- suspensi kental (50% b / v padat)

 Berdasarkan sifat elektrokinetik dari partikel padat


- suspensi terflokulasi
- suspensi terdeflokulasi
Nano uspensi
Nano uspensi
 Berdasarkan ukuran partikel padat
- suspensi koloid (<1 mikron)
- suspensi kasar (> 1 mikron)
- nano suspensi (10 nm)
Flokulasi dan Deflokulasi
 Potensial zeta adalah perbedaan potensial antara permukaan
lapisan ion-ion yang terikat kuat pada permukaan zat padat
dan bagian elektroneutral dari larutan
 Jika potensial zeta relatif tinggi (25 mV atau lebih), gaya tolak
menolak antar dua partikel melebihi gaya tarik menarik (gaya
London), oleh karena itu partikel-partikel terdispersi dan
disebut terdeflokulasi (deffloculated).
 Penambahan secara khusus ion yang diadsorpsi yang
muatannya berlawanan dengan muatan partikel
menyebabkan penurunan potensial zeta. Pada sejumlah
konsentrasi yang ditambahkan, gaya elektris tolak menolak
menurun sehingga gaya tarik menarik lebih kuat. Dalam
keadaan ini partikel mendekat satu sama lain dan membentuk
agregat longgar yang disebut flok. Sistem seperti ini disebut
terflokulasi (flocculated).
ψz>25 mV

Terdeflokulasi

(+) Ditambah
ion (-)

Terflokulasi

Ditambah
ion (-)
(+)

Terdeflokulasi

ψz>25 mV
Teori Suspensi
A. Pengendapan Dalam Suspensi
• Sedimentasi berarti pengendapan partikel atau flokul
yang terjadi di bawah gaya gravitasi dalam bentuk
sediaan cair.

• Teori Sedimentasi
Kecepatan sedimentasi diungkapkan dalam persamaan
Stokes: v = 2r2 (ρs – ρo)g
9ηo

Di mana:
v = kecepatan sedimentasi (cm/detik)
d = Diameter partikel
r = jari-jari partikel
ρs = kerapatan fase terdispersi
ρo = densitas media terdispersi
g = gravitasi
ηo = viskositas medium terdispersi (poise)
Pengendapan dalam suspensi…

Persamaan Stokes berlaku hanya untuk:


 Partikel sferis dalam suspensi yang sangat encer (0,5-2 gr
per 100 ml).
 Partikel yang mengendap secara bebas.
 Partikel-partikel tidak saling mempengaruhi satu dengan
lainnya selama terjadi pengendapan.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI SEDIMENTASI
 Diameter ukuran partikel (d)
V α d2
Kecepatan sedimentasi (v) berbanding lurus dengan
kuadrat dari diameter partikel.
 Perbedaan densitas antara fase terdispersi dan
medium dispersi (ρs - ρo)
V α (ρs - ρo)
Umumnya, kerapatan partikel lebih besar daripada
medium terdispersi, tetapi dalam kasus tertentu
densitas partikel kurang dari fase terdispersi,
sehingga partikel tersuspensi mengapung & sulit
untuk berdistribusi/tersebar seragam dalam
pembawa. Jika densitas fase terdispersi dan medium
dispersi adalah sama, maka laju pengendapan
menjadi nol.
PENGENDAPAN DALAM SUSPENSI…

 Viskositas medium dispersi (η)


V α 1 / ηo
Kecepatan sedimentasi berbanding terbalik dengan
viskositas medium dispersi.
Jadi peningkatan viskositas medium mengurangi
pengendapan, sehingga partikel mencapai sistem
dispersi yang baik.
Tetapi viskositas yang lebih tinggi menimbulkan
masalah seperti: penuangan, kemampuan keluar dari
syringe dan dispersi ulang dari suspensi.
Pengendapan dalam suspensi…

Viskositas yang terlalu tinggi dari suatu suspensi tidak


diinginkan, khususnya jika medium suspensi merupakan
cairan Newtonian, karena:
- Sulit untuk diredispersi jika terjadi endapan
- Sulit untuk menuang cairan suspensi dari wadahnya

Ketika ukuran partikel yang mengalami pengendapan


dikurangi menjadi sekitar 2 μm, gerakan acak Brown
diamati
Perilaku sedimentasi dari suspensi terflokulasi dan
terdeflokulasi
 Suspensi terflokulasi
Dalam suspensi terflokulasi, terbentuk flok (agregat
longgar) yang akan menyebabkan flok turun bersamaan,
sehingga tampak pemisahan antara sedimen dan supernatan.
Supernatan akan tampak jernih.
Laju sedimentasi ditentukan oleh ukuran dan porositas dari
flok. Volume sedimen akhir relatif besar dan mudah
diredispersi dengan pengocokan/agitasi.
Gambar sedimentasi suspensi terflokulasi dan terdeflokulasi
• Suspensi terdeflokulasi
Dalam suspensi terdeflokulasi, partikel-partikel
mengendap, sehingga laju sedimentasi lambat yang
mencegah cairan terperangkap dan membuatnya sulit
untuk kembali didispersikan oleh pengocokan/agitasi.
Fenomena ini disebut 'cracking' atau 'claying'.

Dalam suspensi terdeflokulasi, partikel lebih besar turun


dengan cepat, dan partikel lebih kecil tetap berada
dalam cairan, sehingga supernatan tampak keruh.

• Gerakan Brown
Gerakan Brown mencegah pengendapan partikel dengan
menjaga partikel-partikel tersebar dalam gerak yang
tidak beraturan.
Parameter Sedimentasi
Dua parameter penting dipertimbangkan:
1. Volume Sedimentasi (F)
F = V u / Vo -------------- (A)

Di mana:
F = volume sedimentasi
Vu = volume endapan
Vo = volume total suspensi
2. Derajat Flokulasi (β)
β = F / F∞
dimana:
β = derajat flokulasi
F = volume sedimentasi
suspensi terflokulasi
F∞ = volume sedimentasi
suspensi bila
terdeflokulasi
B. FORMULASI SUSPENSI FARMASETIK
Formulasi suspensi yang mempunyai stabilitas fisika yang
optimal tergantung pada partikel suspensinya, apakah
terflokulasi atau terdeflokulasi.
Pendekatan yang dapat dilakukan dalam membuat formulasi
suspensi adalah:
a. menggunakan pembawa berstruktur untuk menjaga
partikel-partikel terdeflokulasi dalam suspensi. Pembawa
berstruktur bekerja dengan menangkap partikel-partikel
(umumnya yang mengalami deflokulasi), sehingga idealnya
tidak terjadi pengendapan. Namun pada kenyataannya,
biasanya akan timbul beberapa derajat sedimentasi.
b. tergantung pada flokulasi terkontrol untuk mencegah
pembentukan cake.
c. kombinasi dari metode a dan b, yang menghasilkan
produk dengan stabilitas optimum
Pendekatan apapun yang digunakan,
produk harus:
 Mengalir dengan segera dari wadahnya

 Mempunyai distribusi partikel yang


merata dalam tiap dosis
PEMBUATAN SUSPENSI SISTEM FLOKULASI :

 Partikel diberi zat pembasah dan dispersi medium


 Kemudian ditambah zat pemflokulasi, biasanya berupa larutan
elektrolit, surfaktan atau polimer.
 Diperoleh suspensi flokulasi sebagai produk akhir.
 Apabila dikehendaki agar flok yang terjadi tidak cepat
mengendap, maka ditambah structured vehicle
 Produk akhir yang diperoleh ialah suspensi flokulasi dalam
structured vehicle
Suspensi Terdeflokulasi:
 Laju pengendapan sangat rendah.
 Sedimen setelah jangka waktu tertentu menjadi sangat
padat, karena berat lapisan atas bahan-bahan sedimen.
Gaya tolak-menolak antar partikel dilampaui dan terbentuk
suatu padatan keras (cake) yang sukar atau tidak mungkin
untuk diredispersi.
 Sistem terdeflokulasi menunjukkan perilaku dilatant.
 Jenis suspensi ini memiliki penampilan yang
menyenangkan, karena partikel tersuspensi dalam jangka
waktu yang relatif lama
 Cairan supernatan keruh/berawan meskipun kebanyakan
partikel telah diendapkan.
 Tidak ada batas jelas antara endapan dan supernatan.
Suspensi Terflokulasi:
 Partikel tersuspensi dalam bentuk agregat longgar.
 Laju sedimentasi tinggi.
 Sedimen terbentuk dengan cepat.
 Sedimen yang terbentuk longgar, sehingga cake tidak
terbentuk.
 Sedimen mudah diredispersi oleh sedikit pengocokan.
 Suspensi terflokulasi menunjukkan sifat reologi plastik atau
pseudoplastik
 Suspensi kurang enak dipandang, karena sedimentasi
cepat dan adanya daerah supernatant yang jelas
 Viskositas hampir sama pada tingkat kedalaman yang
berbeda.
 Tujuan dari distribusi dosis seragam dapat dipenuhi oleh
suspensi terflokulasi.
DISPERSI PARTIKEL-PARTIKEL
Dipakai : surfaktan
pembasah
alkohol dan gliserin

Jika bahan pembasah >>>, maka:


- Akan terjadi pembentukan busa

- Memberikan bau dan rasa yang tidak diinginkan


Pembawa Berstruktur
Contoh: metil selulosa, karboksi metil selulosa, bentonit,
karbapol
Fungsi:
- Bahan penyuspensi pemberi kekentalan
- Menurunkan laju sedimentasi partikel-partikel

 Sifat-sifat reologi suspending agent yang ideal:


sistem pseudoplastik atau dilatan
Flokulasi terkontrol
Dengan menganggap serbuk dibasahi dan didispersi
dengan baik untuk menghasilkan flokulasi yang terkontrol,
sehingga mencegah pembentukan cake yang sukar
didispersikan kembali.

Hal yang perlu diperhatikan dalam


pengendalian flokulasi, yaitu:
Pengawasan pada konsentrasi elektrolit, surfaktan, atau
polimer yang digunakan.
Karena perubahan konsentrasi dapat mengubah suspensi
dari terflokulasi menjadi terdeflokulasi.
Elektrolit
Bahan pemflokulasi elektrolit bertindak
dengan mengurangi hambatan listrik antara
partikel, seperti yang dibuktikan oleh
penurunan potensial zeta dan pembentukan
jembatan antara partikel yang berdekatan
sehingga partikel-partikel membentuk flok
longgar.
Jika kita menyuspensi partikel bismut
subnitrat dalam air kita menemukan gaya
tolak-menolak yang kuat antara partikel,
sistem ini terdeflokulasi.
 Penambahan kalium fosfat berbasa satu ke suspensi
bismut subnitrat menyebabkan potensial zeta positif untuk
menurun disebabkan oleh adsorpsi dari anion fosfat
bermuatan negatif. Dengan terus menambahkan elektrolit,
potensial zeta akhirnya jatuh ke nol dan kemudian
menurun pada arah negatif.
 Ketika potensial zeta menjadi cukup negatif, maka volume
sedimentasi mulai turun. Akhirnya, tidak adanya caking
dalam suspensi berkorelasi dengan volume sedimentasi
maksimum.
Gambar 4. Diagram caking, menunjukkan flokulasi dari suspensi
bismut subnitrat dengan menggunakan bahan pemflokulasi
Surfaktan
Surfaktan ionik dan non-ionik dapat digunakan untuk
menghasilkan suspensi terflokulasi.

• Konsentrasi optimum diperlukan karena senyawa ini


juga bertindak sebagai bahan pembasah.
• Konsentrasi optimum surfaktan menurunkan energi
bebas permukaan dengan mengurangi tegangan
permukaan antara cairan medium dan partikel padat.

Hal ini cenderung untuk membentuk aglomerat


yang berdekatan.

Partikel yang memiliki energi bebas permukaan yang


rendah saling tarik-menarik oleh gaya Van der Waals dan
membentuk aglomerat longgar.
Polimer
Polimer memiliki rantai panjang dalam strukturnya.
Polimer membentuk jembatan (bridging) antara partikel-partikel
sehingga terjadi flokulasi.
Contoh: flokulasi suspensi sulfamerazin oleh polimer kationik

a. Konsentrasi polimer rendah, suspensi


deflokulasi

b. Flokulasi oleh bridging

c. Deflokulasi dengan konsentrasi polimer


tinggi
Flokulasi dalam pembawa berstruktur
• Suspensi yang paling ideal
• Harus hati-hati: tidak ada ketidakcocokan (incompatibility) antara
bahan pemflokulasi dan polimer yang digunakan sebagai bahan
berstruktur

Partikel (+)
Pemflokulasi (-) Compatible
Pembawa berstruktur (-)

Partikel (-)
Pemflokulasi (+) Incompatible
Pembawa berstruktur (-)

Pemflokulasi (+) Koagulasi


Pembawa berstruktur (-)
STABILITAS SUSPENSI
Stabilitas fisik suspensi sering dikaitkan dengan:
 Laju pengendapan

 Redispersi endapan

 Pembentukan kristal

Evaluasi/pengujian kestabilan suspensi memungkinkan


formulator/pembuat formulasi menyeleksi penyiapan
awal yang dibuat dan juga menentukan formulasi yang
dibuat sesuai dengan yang diinginkan.
Parameter pengujian yang dilakukan antara lain:
- volume sedimentasi
- derajat flokulasi
- kontrol ukuran partikel
- redispersibilitas
- reologi (tipe aliran dan viskositas)
- mudah tidaknya suspensi dituang
TUGAS

Presentasi jurnal tentang suspensi yang


diformulasi dengan:
 Polimer

 Surfaktan

 Elektrolit

 Pembawa berstruktur
QUESTIONS:
1. Jelaskan apa yang kamu ketahui tentang suspensi
2. Jelaskan bagaimana ciri-ciri suspensi yang baik
3. Jelaskan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
sediaan suspensi
4. Apa yang dimaksud dengan flokulasi dan deflokulasi
dalam suspensi
5. Jelaskan mekanisme terbentukya suspensi terflokulasi
dan terdeflokulasi
6. Jelaskan karakteristik suspensi terflokulasi dan
terdeflokulasi
7. Jelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi
pengendapan dalam suspensi
8. Jelaskan parameter sedimentasi
9. Hitunglah berapa nilai volume
sedimentasi dari ketiga suspensi
di samping ini
10. Jelaskan 3 metode dalam formulasi suspensi
11. Jelaskan mekanisme elektrolit, surfaktan,
dan polimer dalam membentuk suspensi
terflokulasi
12. Jelaskan bagaimana mengevaluasi stabilitas
suatu sediaan suspensi
“Wahai anak muda, jika engkau tidak
sanggup menahan lelahnya belajar, engkau
harus menanggung pahitnya kebodohan”
(Phytagoras)

Anda mungkin juga menyukai