Off-shoring : istilah untuk menggambarkan relokasi bisnis dari satu negara ke yg lain.
Biasanya, relokasi terjadi untuk mengambil keuntungan dari penghematan biaya operasional,
menikmati situasi pajak yg lebih menguntungkan.
Industri farmasi Indonesia belum banyak
mengembangkan industri kimia intermediate (termasuk
dari industri agrokimia), active pharmaceutical ingredients,
dan kontrak penelitian pengembangan.
Isu pokok bahan baku obat di Indonesia sejak dahulu kala belum
berubah. Sudah sering dibahas dan dibicarakan.
Isu pokok tersebut antara lain, lebih dari 96% impor bahan baku
obat Indonesia; sebagian yang diproduksi di Indonesia di bawah
lisensi teknologi luar negeri menggunakan bahan baku
intermediate impor juga belum bisa bersaing, pembinaan industri
kimia hulu (Kementrian Perindustrian) dan hilir (Kementrian
Kesehatan) belum ada pada penguasaan teknologi yang
mendorong keterkaitannya dalam klaster industri, lemahnya
kelembagaan, sumber daya, jejaring ilmu pengetahuan dan
teknologi (iptek) untuk memperkuat inovasi, dana riset terbatas,
dan regulasi belum kondusif
Analisa SWOT dan Strategi Nasional mengenai pengembangan
bahan baku obat di Indonesia (disampaikan oleh ISFI,1997)
Strength (Kekuatan)
Dari sudut pandang teknik farmasi, teknologi dan
kualitas obat-obatan yg diproduksi di Indonesia sangat
baik. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa Good
Manufacturing Practice dengan standar yang tinggi telah
diterapkan di Indonesia. Proses produksi ini, sebagian
besar masih padat karya dengan biaya tenaga kerja yg
relatif rendah. Jumlah industri yg besar dan heterogen
menyebabkan semua segmen pasar dapat memenuhi
kebutuhan mereka yg sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
Weakness (Kelemahan)
Komponen impor obat masih sangat tinggi, mencakup 90%
dari bahan baku yang digunakan (senyawa aktif dan
pendukung) dan sekitar 50% dari bahan kemasan. Produksi
domestik senyawa aktif relatif kecil dan tidak signifikan, harga
tidak bersaing dengan harga bahan yang diimpor.