Anda di halaman 1dari 33

OSTEOARTRITIS GENU

Kolegium IImu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi


Indonesia
Aisyah
Fakultas Kedokteran Universitas Nahdlatul
Ulama Surabaya
KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN
• Mahasiswa mampu menentukan dan menerapkan
IKFR dalam penanganan rehabilitasi nyeri lutut
akibat Osteoartritis di tingkat pratama
• Mahasiswa mampu berperan dalam pencegahan
kekambuhan penyakit nyeri lutut akibat
Osteoartritis
• Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan IKFR
dalam penanganan rehabilitasi nyeri lutut akibat
Osteoartritis di tingkat lanjut/ rujukan
BAHAN KAJIAN

• Gambaran umum (definisi)


• Faktor resiko
• Anatomi, fisiologi dan patofisiologi
• Gejala klinis dan stadium
• Diagnosis
• Program Rehabilitasi Medik
DEFINISI
• Osteoartritis (OA) adalah suatu penyakit akibat
gangguan mekanik dan biologis yang merusak
stabilitas normal, degradasi sintesis kondrosit
kartilago sendi, matrik esktraseluler, dan tulang
subkondral. OA merupakan proses degeneratif
yang ditandai oleh degradasi kartilago, robekan
meniscus, bone wear and tear, kista tulang,
kehilangan celah sendi, proliferasi tulang
marginal (spur), dan inflamasi ringan yang
dapat menimbulkan hendaya.
Sendi
Potensi OA
FAKTOR RISIKO OA GENU
• Umur : prevalensi OA meningkat seiring
bertambahnya umur, sering di atas usia 60 tahun
• Jenis kelamin : pada umumnya usia di bawah 45
tahun, frekuensi terjadinya OA genu pada pria
wanita hampir sama, namun sesudah 50 tahun
(postmenopause) frekuensi OA genu pada wanita
lebih banyak.
• Suku bangsa: OA genu lebih sering terjadi pada
bangsa Afrika Amerika dibandingkan kaukasia.
FAKTOR RISIKO OA GENU
• Genetik : faktor predisposisi genetik
berdasarkan pada kerentanan terjadinya
perubahan kolagen dan enzim dalam kartilago,
variasi sitokin dalam kartilago dan gen yang
mengatur bentuk dan struktur sendi
• Obesitas: berat badan berlebihan akan
meningkatkan risiko timbulnya OA genu melalui
peningkatan degenerasi kartilago akibat load
bearing (pembebanan) yang berlebihan.
FAKTOR RISIKO OA GENU
• Cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga :
pekerjaan yang menggunakan sendi lutut secara
terus menerus akan meningkatkan resiko OA
genu.
• Kelemahan otot : kelemahan otot quadriceps
merupakan predisposisi terjadinya OA genu.
ANATOMI SENDI SINOVIAL

• Sendi sinovial normal terdiri dari


kartilago artikular, tulang
subkondral, membran sinovial, dan
kapsul sendi.
• Sendi sinovial disokong oleh otot,
tendon, dan ligamen periartikuler.
FISIOLOGI SENDI SINOVIAL
• Kartilago mempunyai zona permukaan, zona
tengah, zona dalam (deep zone), dan zona
kartilago terkalsifikasi (di mana kartilago
menempel dengan tulang subkondral di
bawahnya).
• Fungsi kartilago adalah mengurangi friksi,
peredam shock, dan mentransmisikan berat
beban ke tulang dibawahnya.
FISIOLOGI SENDI SINOVIAL
• Nutrisi kartilago didapat melalui difusi nutrien
oleh cairan sinovial, di mana proses penyerapan
cairan sinovial merupakan respon terhadap
loading dan unloading yang sekuensial.
• Tulang subkondral dapat mengurangi beban
sendi sekitar 30%, sedang kartilago hanya 1-3%.
• Kapsul sendi adalah pelindung sendi; membantu
stabilitas dan membatasi luas gerak sendi.
PATOFISIOLOGI SENDI SINOVIAL

• Perubahan pada OA meliputi perubahan pada


kartilago, tulang subkondral, jaringan sinovial,
kapsul sendi, ligamen, dan otot.
• Secara histologi, terjadi robekan-robekan kecil
yang disebut fibrilasi dan robekan- robekan
besar yang disebut celah (cleft).
GEJALA KLINIK
• Nyeri : merupakan gejala yang paling sering
ditemukan pada pasien dengan OA genu. Beberapa
kemungkinan penyebab nyeri :
o Inflamasi/ peradangan jaringan sinovial
o Faktor mekanik lokal, perubahan bentuk atau
kerusakan sendi, instabilitas menimbulkan
spasme otot, regangan tendon dan ligamen
o Osteofit yang dapat mengangkat periosteum
menimbulkan rasa sakit.
o Faktor psikologis (anxietas dan depresi).
GEJALA KLINIK

• Kelemahan Otot
Otot berperan penting dalam biomekanik sendi
untuk bergerak, meyerap beban, menstabilkan
sendi, adaptasi sendi, dan proses degenerasi OA.
Akibat proses penuaan atau trauma sebelumnya,
otot menjadi jarang digunakan sehingga terjadi
instabilitas. Akibatnya terjadi stress kartilago/
mikrotrauma kemudian degenerasi.
GEJALA KLINIK

• Keterbatasan lingkup gerak sendi (LGS)


OA genu akan mengurangi LGS. Patofisiologis
dari keterbatasan LGS multifaktorial, termasuk
perubahan artikuler di dalam sendi,
pemendekan struktur myotendinous di daerah
nyeri dan kelemahan otot.
DIAGNOSIS
Dari anamnesis, pemeriksaan dan lab :
• Nyeri lutut ditambah setidaknya 5 hal ini :
1. Usia > 50 thn
2. Kaku sendi < 30 menit
3. Krepitus
4. Nyeri tekan
5. Pembesaran tulang
6. Tanpa teraba hangat
7. Sedimen Eritrosit < 40 mm/ jam
8. Rheumatoid Factor < 1/40
9. Tanda cairan sinovial
DIAGNOSIS
• Dari anamnesis, pemeriksaan dan XRay :
• Nyeri lutut dan Osteofit ditambah setidaknya 1
hal ini :
1. Usia > 50 thn
2. Kaku sendi < 30 menit
3. Krepitus
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN STADIUM
DIAGNOSIS
• Dari anamnesis dan pemeriksaan :
• Nyeri lutut ditambah setidaknya 1 hal ini :
1. Usia > 50 thn
2. Kaku sendi < 30 menit
3. Krepitus
4. Nyeri tekan
5. Pembesaran tulang
6. Tanpa teraba hangat
KOMPLIKASI

Adanya komplikasi yang membutuhkan rujukan :


• Pemecahan tulang rawan yang berakibat
hilangnya material jaringan di sendi
(chondrolysis)
• Kematian tulang (osteonecrosis)
• Strees fracture (hairline crack) pada tulang
yang berkembang secara bertahap sebagai
respon terhadap cedera berulang
KOMPLIKASI

• Infeksi pada sendi


• Perdarahan dalam sendi lutut
• Kerusakan atau rupturnya tendon dan ligamen
di sekitar sendi, yang menyebabkan hilangnya
stabilitas
• Deformitas genu seperti genu varus dan genu
valgus
REHABILITASI OSTEOARTRITIS GENU

• Rehabilitasi Osteoartritis (OA) Genu adalah


upaya pengelolaan medik dan rehabilitasi yang
komprehensif terhadap disabilitas yang
diakibatkan oleh OA genu dengan tujuan
mengurangi nyeri, mengoptimalkan aktivitas
fungsional secara mandiri, dan dapat
beradaptasi dengan lingkungan untuk mencapai
hidup yang berkualitas.
REHABILITASI OSTEOARTRITIS GENU

• Tatalaksana rehabilitasi pada Osteoartritis genu


dibedakan dalam dua fase yaitu :
1. OA tanpa komplikasi dan;
2. OA dengan komplikasi.
REHABILITASI OA TANPA KOMPLIKASI

Tatalaksana pada kasus OA genu tanpa


komplikasi sesuai dengan tingkat kemampuan
3A menurut derajat kompetensi (SKDI), seperti:
1. Imobilisasi sendi yang sakit dengan
penggunaan bidai pada posisi fungsional
2. Mengurangi nyeri dengan penggunaan terapi
dingin seperti ice packs untuk fase akut. Untuk
fase kronik dapat dilakukan kompres hangat
untuk mengurangi nyeri.
REHABILITASI OA TANPA KOMPLIKASI

3. Latihan penguatan otot dapat dilakukan secara


isometrik dan isotonik pada kelompok otot
ekstremitas bawah ( termasuk bersepeda/
berenang ) :
 quadriseps,
 abduktor dan ekstensor hip,
 hamstring dan
 gastrocsoleus
REHABILITASI OA TANPA KOMPLIKASI
• Latihan isometrik untuk fase akut yaitu
penahanan 6 detik dengan istirahat antar set-
selama 20 detik, 5-10 set, 10 repetisi per hari
dikatakan dapat meningkatkan kekuatan
kontraksi otot 50%.
• Latihan isotonik digunakan setelah fase akut
dan dapat menguatkan otot serta menambah
lingkup gerak sendi. Latihan isotonik dilakukan
dengan frekuensi 2 kali/minggu, 8-10 set,
dengan 4-6 repetisi per set.
REHABILITASI OA TANPA KOMPLIKASI

4. Latihan fleksibilitas bertujuan untuk


mempertahankan lingkup gerak sendi
maksimal dan performa otot, mengurangi
risiko cedera dan memperbaiki nutrisi
kartilago sehingga pada individu dengan OA
genu dapat menurunkan kekakuan sendi,
meningkatkan mobilitas sendi dan mencegah
kontraktur.
REHABILITASI OA TANPA KOMPLIKASI
• Latihan dilakukan setiap hari sebanyak 3-4
kali/minggu. Setiap gerakan diulang sebanyak
4-10 repetisi.
• Pada fase akut, sendi lutut tidak boleh di
regangkan hingga nyeri timbul, setiap gerakan
harus dalam lingkup gerak sendi tanpa nyeri.
• Pada fase kronis, sendi harus diregangkan
hingga LGS penuh.
REHABILITASI OA TANPA KOMPLIKASI

5. Penggunaan obat-obatan seperti analgesik,


anti inflamasi dan Symptomatic Slow Acting
Drugs for Osteoarthritis (SYSADOA) dapat
ditambah jika diperlukan
• Analgesik yang pertama digunakan adalah
asetaminofen, dan penggunaan OAINS
dengan inhibitor selektif COX-2
• SYSADOA yang paling sering dipakai adalah
glukosamin (GS) dan kondrotin sulfat (CS).
DAFTAR PUSTAKA
• Joel A. Block and Carla Scanzello. Osteoarthritis in Goldman-Cecil
Medicine, 262, 1744-1749.e1 Twenty-Fifth Edition Copyright ©
2016 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
• Kurikulum Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Kolegium Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, 2014
• Layanan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Perdosri, 2013.
• Michael Sein MD , Allen N. Wilkins MD and Edward M.
Phillips MD. Knee Osteoarthritis in Essentials of Physical Medicine
and Rehabilitation, Chapter 70, 361-368 Third Edition Copyright ©
2015, 2008, 2002 by Saunders, an imprint of Elsevier Inc.
• Tuhina Neogi and David Felson, Osteoarthritis and Rheumatoid
Arthritis in Wall & Melzack's Textbook of Pain, Chapter 47, 645-657
Sixth Edition Copyright © 2013 by Saunders, an imprint of Elsevier
Ltd.
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai