Anda di halaman 1dari 19

Analisis Kosmetik

dalam autentikasi halal

Oleh:
D w i a rn i F. Wu l a n s a r i
16630040
Kosmetik dan Konsep Halal
Konsep halal yakni “diizinkan untuk dikonsumsi atau digunakan oleh umat Islam”
dimana hal ini dianggap sebagai masalah yang serius.
Halal mencakup semua hal dan tahapan, mulai dari sumber bahan baku, distribusi
produk akhir, hingga pengiriman ke konsumen. Tentu hal ini tidak hanya berlaku pada
makanan dan minuman saja, namun mencakup semua barang seperti obat-obatan,
kosmetik, produk perawatan pribadi, perlengkapan mandi, dll.
Kosmetik menjadi salah satu diantara produk yang perlu dilihat keseluruhan sistem
manajemennya apakah sudah sesual dengan autentikasi halal atau tidak.
Suatu Produk dikatakan haram tidak hanya yang mengandung babi beserta
turunannya dan alcohol, namun juga dilihat dari proses pembuatan, pengemasan, serta
pengirimannya.

2
Kosmetik dan Konsep Halal
Kosmetik halal adalah produk yang tidak boleh memiliki bagian manusia atau bahan apapun yang
mengandung hewan apapun yang dilarang untuk Muslim dan harus disembelih sesuai hokum syariah,
tidak ada organisme hasil rekayasa genetika yang dinyatakan sebagai najis, tidak mengandung
alcohol (khamr), tidak ada kontaminasi dari najis selama persiapan, pemrosesan, pembuatan dan
penyimpanan, serta aman bagi konsumen.

Titik kritis kehalalan kosmetik yang harus diwaspadari terutama sumber bahan dasar
pembuatannya, bisa jadi berasal dari hewan atau bagian organ manusia. Jika bahan dasarnya
berasal dari babi atau organ manusia, maka jelas produk tersebut dinyatakan haram, karena
berdasrkan QD: Al-Baqarah:173, penggunaan apapun yang berasal dari babi adalah haram, dan
fatwa MUI No.2/Munas/VI/MUI/2000, penggunaan kosmetik yang berasal atau mengandung bagian
organisme manusia hukumnya adalah haram (Muchtaridi, 2017)

3
Titik Kritis Kosmetik
Barang non-halal yang digunakan dalam kosmetik dapat diklasifikasikan berdasar asalnya, yaitu manusia dan hewan.
Masalah yang sering muncul berkaitan dengan status najis dari bahan tersebut, diantaranya:
Keratin Albumin

bahan kimia yang diperoleh dari rambut manusia dan berasal dari serum manusia dan diguakan sebagai
digunakan sebagai zat pewarna rambut. pelarut untuk melarutkan bahan aktif dalam formulasi
kosmetik

Ekstrak Plasenta Asam Hialuronat

dibuat dari plasenta bayi yang baru lahir dibawah bahan kimia yang diperoleh dari Rahim dan biasa
prosedur tertentu. Ekstrak ini biasa digunakan untuk digunakan untuk kosmetik pemutih dan perawatan
preparasi ksmetik untuk produk anti-penuaan dan kulit
perawatan kulit. Sumber plasenta ini diambil dari
plasenta hewan, seperti kambing, sapi dan babi
4
Titik Kritis Kosmetik
Beberapa bahan lain yang digunakan pada kosmetik diantaranya lemak dan asam lemak, yang banyak digunakan dalam
produk kosmetik seperti shampoo, sabun, lotion tubuh, dan lipstick,dan berasal dari sumber hewani.
Kolagen dan elastin Karbamid

Kolagen (protein berserat yang berasal dari jaringan hewan), zat yang dikeluarkan dari urin, digunakan dalam deodorant,
jika berasal dari hewan yang disembelih secara islam, tentu pewarnaan rambut, krim tangan, lotion, dan shampoo.
tidak masalah, namun jika sumbernya tidak jelas menjadikan
produk menjadi syubhat. Elastin berfungsi untuk menambah
elastisitas kulit, biasanya terdapat dalam krim atau lotion.
Allantoin Garam-garam Asam Lemak

metabolit asam urat dari mamalia, sering digunakan dalam krim Lipstik, deodorant, eye shadow berbahan dasar garam-garam
dan lotion. lemak, seperti lauril palmitat, gliseril monostearat. Garam asam
lemak ini kemungkinan besar didapat dari hewan. Bahan
penstabil tersebut harus halal sumber dan cara penyembelihan
atau pengolahan.
5
Titik Kritis Kosmetik

Asam Lemak Esensial Filler dari Kosmetik Herbal

Beberapa jenis asam lemak yang sering digunakan Bukan masalah herbalnya yang tidak halal, namun
adalah asam linolenat, asam linoleat dan asam bagaimana kosmetik diracik dengan bahan yang tidak
arakidonat sebagai antioksidan. Asam lemak tersebut •sedikit
Ekstrak plasenta
dipertanyakan kehalalannya, diantaranya:
• Kolagen dan elastin
banyak digunakan dalam kosmetika khususnya untuk
• Lesitin
perawatan kulit.
• Lemak turunan gliserida
Yang perlu diwaspadai adalah sumbernya dari hewan • Hormon-hormone estrogen
yang halal dan disembelih dengan cara islami juga • Asam lemak tak jenuh
bahan penstabil yang digunakan. • Gelatin
• Cairan amnion atau cairan ketuban
6
• gliserin
Metode Analisis Kimia pada Kosmetik
Penilaian halal dan haram, metode analisis pada dasarnya difokuskan pada analisis kualitatif (identifikasi) daripada analisis kuantitatif. Hal
ini dikarenakan status haram sangat ditentukan oleh jenis materi. Beberapa instrument yang dapat digunakan diantaranya:
FTIR (Fourier Transform
GCxGC-TOF-MS
Infrared)
untuk analisis lemak, gelatin, alcohol, dan minyak dalam (Kromatografi gas dua dimensi yang komprehensif
produk kosmetik dihiphenasi dengan spektrometri massa waktu terbang)
untuk analisis lemak, gelatin, alcohol, dan minyak dalam
produk kosmetik

PCR (Polymerase Chain


GCMS
Reaction)
(Kromatografi gas-spektrometri massa) untuk analisis Untuk Analisa DNA
lemak, gelatin, alcohol, dan minyak dalam produk
kosmetik

7
Analisis Kimia pada Kosmetik
Judul Jurnal Penulis (tahun) Bahan non- Metode
halal
Analysis of Lard in Cream Cosmetics Rohman, Abdul dan Yaakob B. Lard (LD) pada krim FTIR dan
Formulation Using FTIR Spectroscopy and Che Man (2011) Kemometrika
Chemometrics
Potential use of FTIR spectroscopy for D.M. Hashim, Y.B. Che Man, Gelatin babi dan FTIR dikombinasi
differentiation of bovine and porcine R. Norakasha, M. Shuhaimi, Y. gelatin babi dengan
gelatins Salmah, Z.A. Syahariza (2010) attenuated total
reflectance (ATR)
Analysis of Lard in Lipstick Formulation Dri Waskitho, Endang Lard (Lemak Babi) FTIR
Using FTIR Spectroscopy and Multivariate Lukitaningsih, Sudjadi, Abdul pada Lipstik
Calibration: A Comparison of Three Rohman (2016)
Extraction Methods

8
Analisis Kimia pada Kosmetik
Judul Jurnal Penulis (tahun) Bahan Metode
non-halal
Effect of DNA extraction methods on the Yu Song Kim, Hee Kyung Yu, dan Babi Real-time PCR pada sampel
detection of porchine ingredients in halal Beom Zoo Lee (2018) kosmetik (masker krim, liquid, dan
cosmetics using real-time PCR bubuk)
Quantification of Lard in the Mixture with Olive Abdul Rohman, Intan Gupitasari, Lard (lemak babi) FTIR dengan kombinasi Kemometri
Oil in Cream Cosmetics based on FTIR Purwanto, Kuwat Triyana, Arieff pada krim kosmetik kalibrasi multivariasi dan analisis
Spectra and Chemometrics for Halal Salleh Rosman, Shahrel Ahmad prinsip komponen (PCA) pada
Aunthentication Shuhel Ahmad, farahwa hida sampel krim kosmetik dengan
Mohd Yusof (2014) campuran lemak babi dan olive oil
Analysis of Lard’s Aroma by an Electronic M. Nurjuliana, Y. B. Che Man dan Lard (lemak babi) Electric Nose dimana hasilnya akan
Nose for Rapid Halal Authentication D. Mat Hashim (2010) pada terlihat dalam bentuk
VaporPrintTM. Teknik ini
merupakan teknik untuk
menganalisis aroma berbagai
lemak tubuh hewan.

9
Analisis Kimia pada Kosmetik
Judul Jurnal Penulis Bahan Metode
(tahun) non-halal
Quantitative Analysis of Lard in Cosmetics Endang Lukitaningsih, Lard (lemak babi) FTIR kombinasi Partial Least Square
Lotion Formulation using FTIR Spectroscopy Miftahus Sa’adah, pada lotion (PLS) Calibration
and Partial Least Square Calibration Purwanto, dan Abdul
Rohman (2012)
Signifacance of hyaluronic acid in cosmetics Anna Olejnik, dkk (2012) Asam hialuronat Menjelaskan penerapan asam
industry and aesthetic medicine hialuronat pada kosmetik dan obat
Collagen: New Dimension in Cosmetics and Nur Azmira binti Abd Kolagen Menjelaskan penerapan kolagen
Healtcare Samad dan Archana pada kosmetik dan kesehatan
Singh Sikarwar (2016)
Meeting the requirements of halal gelatin: A Aizhan Rakhmanova, dkk Gelatin Menjelaskan tentang gelatin, aplikasi,
mini review (2018) dan teknik pemalsuan babi

10
Rohman, Abdul
dan Yaakob B.
Che Man (2011)
telah membuktikan analisis menggunakan spektroskopi
FTIR yang dikombinasikan dengan PLS dan analisis
diskriminan untuk kuantitatif dan diskriminasi lemak babi
dalam campuran dengan minyak kelapa murni (VCO)
dapat digunakan pada formulasi kosmetik krim. Hasil ini
juga dapat diperluas ke berbagai jenis sediaan kosmetik
topikal yang menggunakan minyak sebagai dasar dalam
formulasinya.

11
Dri Waskitho,
Endang
Lukitaningsih,
Sudjadi, Abdul
Rohman (2016)
telah membuktikan bahwa Spektroskopi FTIR
dikombinasikan dengan analisis multivariat dari analisis
komponen utama dan kuadrat terkecil parsial dapat
digunakan untuk menganalisis keberadaan lemak babi
dan turunannya dalam formulasi lipstik. Di antara
metode ekstraksi yang digunakan, Bligh & Dryer lebih
disukai untuk klasifikasi dan kuantifikasi lemak babi
dalam sampel kosmetik.

12
Yu Song Kim, Hee
Kyung Yu, dan
Beom Zoo Lee
(2018)
menggunakan PCR real-time untuk mendeteksi DNA babi
dalam kosmetik. Hasil yang didapat diketahui uji PCR real-
time berdasarkan gen mitokondria ndh5 memfasilitasi
deteksi jumlah jejak DNA template babi di kosmetik. Studi
ini juga menunjukkan bahwa ekstraksi DNA babi dari
kosmetik kemungkinan besar tergantung pada jenis
kosmetik. Uji PCR real-time khusus-babi ini juga berlaku
untuk deteksi bahan babi yang tersembunyi dalam produk
makanan atau bisa juga digunakan untuk identifikasi
kecurangan makanan.

13
Lukitaningsih,
Miftahus Sa’adah,
Purwanto, dan
Abdul Rohman
(2012)
menggunakan PLS dan PCA untuk kuantifikasi dan
klasifikasi lemak babi dalam kosmetik lotion. Sampel lemak
dalam lotion diekstraksi dengan hidrolisis pengemulsi
menggunakan HCl pekat, pemisahan fraksi lipid
menggunakan kloroform, dan menghilangkan kloroform
untuk mendapatkan fraksi lipid. Ekstrak lipid yang diperoleh
selanjutnya ditentukan dengan menggunakan
spektrofotometer FTIR. Jumlah gelombang yang
dioptimalkan dari 1.200-1.000 cm-1 dipilih dan berhasil
diterapkan untuk kuantifikasi lemak babi menggunakan PLS
dan klasifikasi menggunakan PCA.

14
D . M . H a s h i m , Y. B .
C h e M a n , R.
Icon N o r a ka s h a , M .
S h u h a i m i , Y.
S a l m a h , Z . A.
Syahariza (2010)

Icon
A b d u l Ro h m a n , d k k
(2014)
M . N u r j u l i a n a , Y. B .
Icon
Che Man dan D.
Mat Hashim (2010)

Icon
Anna Olejnik, dkk
(2012)
Nur Azmira binti
Icon Abd Samad dan
A rc h a n a S i n g h
S i ka r w a r ( 2 0 1 6 )

Aizhan Icon

Ra k h m a n o v a , d k k
(2018)
Daftar Pustaka
1. Abdul Rohman, et al., 2014. Quantification of Lard in the Mixture with Olive Oil in Cream Cosmetics Based on FTIR Spectra and
Chemometrics for Halal Authentication. Jurnal Teknologi, 69(1), pp. 113-119.
2. Abdul Rohman & Yaakob B. Che Man, 2011. Analysis of Lard in Cream Cosmetics Formulation Using FT-IR Spectroscopy and
Chemometrics. Middle-East Journal of Scientific Research, 7(5), pp. 726-734.
3. Achmad Mursyidi, 2013. Review Article: The Role of Chemical Analysis in the Halal Authentication of Food and Pharmaceutical
Products. Journal of Food and Pharmaceutical Science, Volume 1, pp. 1-4.
4. Aizhan Rakhmanova, Zaid Ashiq Khan, Rahat Sharif & Xin Liu, 2018. Meeting the requirements of halal gelatin: A mini review. MOJ
Food Processing & Technology, 6(6), pp. 477-482.
5. Anna Olejnik, Joanna Goscianska & Izabela Nowak, 2012. Significance of hyaluronic acid in cosmetic industry and aesthetic medicine.
Journal science and technique, 66(2), pp. 129-135.
6. Hashim D.M, et al., 2010. Potential use of Fourier transform infrared spectroscopy for differentiation of bovine and porcine gelatins.
Food Chemistry Journal, Volume 118, pp. 856-860.
7. Lukitaningsih, E., Sa'adah, M., Purwanto & Rohman, A., 2012. Quantitative Analysis of Lard in Cosmetic Lotion Formulation Using
FTIR Spectroscopy and Partial Least Square Calibration. Journal Am Oil Chem Soc, Volume 89, pp. 1537-1543.
8. M. Nurjuliana, Y.B. Che Man & D. Mat Hashim, 2011. Analysis of Lard’s Aroma by an Electronic Nose for Rapid Halal Authentication.
Journal Oil Chemistry Society, Volume 88, pp. 75-82.
9. Muchtaridi, 2017. Kosmetika Halal atau Haram serta Sertifikasinya. Farmasetika, 2(1), pp. 12-15.
10. Nur Azmira binti Abd Samed & Archana Singh Sikarwar, 2016. Collagen: New Dimension in Cosmetic and Healthcare. International
Journal of Biochemistry Research, 14(3), pp. 1-8.
11. Waskitho, D., Lukitaningsih, E., Sudjadi & Rohman, A., 2016. Analysis of Lard in Lipstick Formulation Using FTIR Spectroscopy and
Multivariate Calibration: A Comparison of Three Extraction Methods. Journal of Oleo Science, 65(10), pp. 815-824.
12. Yu Song Kim, Hee Kyung Yu & Beom Zoo Lee, 2018. Effect of DNA extraction methods on the detection of porcine ingredients in halal
cosmetics using real-time PCR. Journal of Applied Biological Chemistry, 6(5), pp. 549-555.
18
Terimakasih 

19

Anda mungkin juga menyukai