Anda di halaman 1dari 47

TITLE

DIABETES MELITUS TIPE 1


Anatomi,
Histofisiologi,
Fisiologi Pankreas
Anatomi Pankreas
 Terletak di retroperitoneal, setinggi vertebra L1-L2, ukurannya 6 inci
(15,24 cm)
 Terletak di posterior gaster, di sisi kanan terdapat duodenum,
ujungnya berdekatan dengan lien
 Terbagi menjadi:
1. caput pancreatis (menempel pd duodenum pars descendens)
2. collum pancreatic (depan arteri/vena mesenterica superior)
3. corpus pancreatis,
4. cauda pancreatis (masuk ke hilum lienale)
5. Processus uncinatus
Fisiologi Pankreas
Pankreas adalah kelenjar campuran eksokrin dan endokrin yg
berperan dalam proses pencernaan, pengaturan metabolisme,
penggunaan &penyimpanan bahan untuk energi
1. Komponen eksokrin mensekresikan enzim pencernaan (amilase,
lipase) ke duodenum pars descendens melalui ductus
pancreaticus
a. Amilase Pankreas: untuk hidrolisis karbohidrat
b. Lipase Pankreas: untuk hidrolisis lemak menjadi gliserol, asam
lemak, kolesterol
c. Enzim Ribonuklease dan Deoksiribonuklease: untuk
pemecahan asam nukleat
d. Tripsinogen dan Kimotripsinogen: untuk hidrolisis protein
1. Komponen endokrin tersebar di pulau-pulau Langerhans, yg terdiri
dari:
a. Sel Alfa(20%): sekresi hormon glukagon untuk meningkatkan
kadar glukosa darah
b. Sel Beta(75%): sekresi hormon insulin untuk menurunkan kadar
glukosa darah
c. Sel Delta(3-5%): sekresi somatostatin (inhibitor glukagon)
d. Sel F/PP(<2%): sekresi polipeptida pankreas
e. Sel G: sekresi gastrin (memblokir insulin dan glukagon)

http://ikextx.weebly.com/uploads/4/6/9/3/4
69349/pankreas.doc
Histologi Pankreas

Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi


diFiore. 2016
Eroschenko, Victor P. Atlas Histologi
diFiore. 2016
Sherwood, Lauralee.
Fisiologi Manusia Dari Sel
Ke Sistem. 2016.
Efek Insulin pada Metabolisme KH, Protein,
Lemak

Meningkatkan uptake glukosa ke sel target


(terutama hati dan otot)
Meningkatkan glikogenesis dan glikolisis
Meningkatkan uptake dan sintesis trigliserida
Meningkatkan uptake asam amino ke dalam
jaringan
Meningkatkan sintesis protein di otot, hati, jaringan
lemak
Menghambat glikogenolisis dan glukoneogenesis
Menghambat degradasi protein otot dan
pembentukan urea
Menghambat lipolisis, oksidasi asam lemak,
ketogenesis
Efek Glukagon pada Jaringan Target

 Meningkatkan kadar glukosa/gula darah melalui glukoneogenesis dan


glukogenogenesis pada hepar
 Mengaktifkan hormon lipase sensitif yang memecah trigliserida jadi
diacylglyserol dan asam lemak bebas. Asam lemak di hati mengalami
oksidasi dan dikonversikan menjadi benda-benda keton
Efek Inkretin
Dibagi menjadi dua jenis hormon yang dihasilkan oleh usus halus sebagai respon
terhadap beban glukosa:
1. Gastric Inhibitory Polypeptide (GIP) dihasilkan oleh sel K di usus
2. Glucagon Like Peptide 1 (GLP-1) yg merupakan hormon peptida dengan 30
asam amino, disekresi sel L dari ileum terminalis sebagai respon asupan mkn
a. Meningkatkan sekresi dan sintesis glucose dependent insulin
b. Mempertahankan kadar glukosa dalam rentang normal, merangsang
sekresi insulin, menghambat sekresi glukagon dan pengosongan lambung,
meningkatkan rasa kenyang, menekan pusat lapar, menghambat
glukoneogenesis, meningkatkan uptake glukosa sehingga mencegah
terjadinya hipoglikemia
c. Menurunkan proses apoptosis sel beta pankreas, meningkatkan sensitivitas
reseptor insulin
d. GLP-1 mudah rusak oleh paparan enzim DPP4

http://www.dokter-
alwi.com/glp1_files/glp1.ht
ml
Istilah dan Konsep
Sindrom metabolik
Kumpulan faktor risiko akibat resistensi insulinhttps://www.metabolicsyndromecanada.ca
disertai penumpukan jar
adiposa & fungsi yg abnormal, t/d FR peny. Jantung koroner, diabetes,
perlemakan hati dan bbrp kanker
Tanda dan gejala
Hipertensi, hiperglikemia, hipertrigliseridemia, HDL-C ↘, obesitas abdominal
(obese sentral), nyeri dada, nafas pendek, neuropati perifer, retinopati,
xanthoma

http://emedicine.medscape.com/article/165124-overview
 The action of insulin
DIABETES MELITUS tipe 1
= immune-mediated bcell
destruction DM
= insulin dependent diabetes
mellitus (IDDM)
= juvenile onset diabetes mellitus
= ketosis prone atau brittle
diabetes mellitus
 KLASIFIKASI DMT 1 ET/ (PERKENI, 2006)
 DM tipe1destruksi / defek sel b defisiensi insulin absolut :
1A. Autoimun
1B. Idiopatik
 Et/ 85 – 90 % autoimun  diturunkan
(Graves disease, Hashimoto’s thyroiditis, Addison’s
disease)
 Pada 10 – 15 % kasus tidak ada antibodi.
 DM 1A &1B defisiensi sekresi insulin (berat) dasar kecenderungan
terjadinya :
- ketosis
- insulin  bertahan hidup & memelihara kesehatan (insulin dependent)
 INSIDENSI DM TIPE 1 :
Paling sering  anak-anak & dewasa muda  puncak kejadian sebelum usia
sekolah & sekitar pubertas

 FREKUENSI
10 – 20 % dari seluruh pasien DM.
FAKTOR RISIKO DM tipe 1
1. RAS
◊ American whites (AW)  ↑, China < 
◊ AW  1,5 X American blacks / Hispanics
◊ Imigran yg berpindah insidensi  ke daerah insidensi ↑ insidensi DM
tipe 1 ↑

2. JENIS KELAMIN
◊ bervariasi bergantung angka insidensi
◊ (P) risiko> ↑ pd dae insidensi ↑ tu lanjut usia
◊ (W) insidensi > ↑ tu pd dae insidensi 
 Faktor risiko DM tipe 1
3. Usia  angka insidensi
◊ ~ usia sp usia pertengahan pubertas
◊  setelah pubertas,
◊ dapat terjadi semua usia
4. Genetik
◊ kembar monozygot 60%, heterozygot 8%
◊ ibu DM  2-3%, ayah DM  5-6%, kedua ortu  30%
◊ >90% orang kulit putih DM mengekspresikan satu /kedua dari molekul
klas II HLA DR3 dan DR4 tsb
◊ os mengekspresi DR3 berisiko berkembang  penyakit autoimmune
endocrinopathie lain
biasanya berkembang menjadi DM pd usia lebih lanjut, islet cell antibodies
(+)
◊ os mengekspresi DR4  usia lebih muda, insuline antibodies ( + ), tak
mungkin berkembangautoimmune edocrinopathie
◊ os mengekspresi DR3 dan DR4  risiko ↑
5. Virus infeksi
◊ infeksi enterovirus selama kehamilan  meningkatkan risiko
◊ virus : mumps, rubella, coxcackie virus B4
6. Faktor diet
◊ bayi yang disusui  risiko 
◊ protein susu sapi (albumin serum sapi) mp
antigenik = islet cell antigen
7. Lain–lain
◊ substansi kimia yang toksik : racun tikus nitrophenylurea, Streptozocin
dan RH-787
◊ sitotoksin destruktif lain seperti hidrogen- sianida dari tapioka / singkong
yang rusak
◊ congenital absence of the pancreas or islet cell
◊ pankreatektomi
◊ sekunder DM tipe 1 yg disebabkan oleh fibroskistik, pankreatitis, talasemia
mayor, hemokromatosis,
Abnormalitas sistem imun humoral dan selular

(1) adanya autoantibodi terhadap islet cell


(2) diaktifkannya limfosit dalam pulau-pulau, KGB peripankreatik & sirkulasi
sistemik
(3) proliferasi limfosit T ketika islet proteins dirangsang
(4) Sel b terutama sekali rentan terhadap efek toksik dari beberapa sitokin
:TNF a,interferon, & IL-1
ETIOPATOGENESIS DM tipe 1

 Destruksi sel b perubahan fungsi sel b

Mekanisme matinya sel b belum diketahui mungkin terbentuk metabolit :


NO, apoptosis sitotoksisitas dari direct CD8+ T cell.
 insulin promoter region pada kromosom 11 dan keterlibatan HLA region pada
lengan pendek kromosom 6 (HLA-DR3, HLA-DR4).
 kelas II MHC (Major Histocompatibility Complex)
 95% white + DM tipe 1 HLA alel DR3 / DR4
 DR alel ~ risiko DM tipe 1A
 DQ > ptg menentukan kerentanan thd DM
 DR dan DQ berhub sgt erat & berfungsi mengikat peptida untuk
memunculkan CD4-positive T lymphocytes
 Risiko DM tipe 1A ↑

Heterozigot (DR3 / DR4)  risiko ↑ DM tipe


1A, walau ada bbrp alel beri
perlindungan QB1*0602, DRB1*1401,
DQA1*0102
DQA1*0501/DQB1*0201 bersekutu
dengan DR3
DQA1*0301/DQB1*0302 bersekutu
dengan DR4
MANIFESTASI KLINIK / DASAR DIAGNOSIS
A. Tanda & gejala klinik
1. Hiperglikemia  malaise, sakit kepala dan
lemas (vol plasma > rendah)
2. Diuresis osmotik Glukosuriapoliuria,
hilangnya air & elektrolit.
Enuresis nokturnal akibat poliuria  sinyal
awitan DM pd anak yang sangat muda
3. Polidipsi rasa haus (hiperosmolar) dehidrasi
4. Polifagi
5. BB  << cepat, walaupun nafsu makan ↑
- BB akuthilangnya air, glikogen & cadangan
TG
- BB  kronik  hilangnya masa otot 
pemecahan lemak / protein tak terkendali
(glukoneogenesis & ketogenesis)
6. Nonspesifik malaise akibat katabolisme otot yg
menyeluruh dan hilangnya kalium tubuh total
7. Tanda-tanda ketoasidosis
◊ Keluhan : muntah, nyeri abdome (ketosidosis  dehidrasi,
hiperosmolar  anoreksi, mual, muntah)
◊ Kesadaran : perasaan mengantuk sp koma (TO plasma > 330
mosmol/L (N : 285-295)
◊ R : dlm & cepat (Pernafasan asidosis = Kussmaul respiration) (pH < 7,1)
◊ Kulit : dehidrasi berat
◊ Lab : adanya benda-benda keton dlm darah, urine
8. Tanda lain yang tidak spesifik
◊ mudah kena infeksi yg berulang, tu
infeksi saluran kemih, kulit dan saluran
pernafasan
◊ Kandidiasis
◊ Parestesi ok hiperglikemi yg menetap
 neurotoksisitas
◊ disfungsi ereksi (pria)
◊ pruritus vulvae (wanita)
◊ visus berubah-ubah (terpajannya lensa & retina pada cairan
hiperosmolar)
Pemeriksaan fisik
pemeriksaan fisik :
 kesadaranmengantuk / koma (bergantung derajat hiperosmolaritas)
 Tanda vital : R : cepat & dlm (Kussmaul), bau aseton (KAD);
TD : hipotensi postural (vol plasme <<)
 Gangguan penglihatan : visus berubah-ubah
 Abdomen : nyeri abdomen, hepatomegali
 parestesi
 kulit : dehidrasi ringan – berat; lemak subkutan <<; penyusutan otot
 Permukaan fleksor ekstrimitas & bokong : xantoma eruptif
 pruritus, disfungsi ereksi (pria)
Pemeriksaan penunjangn
1. Pemeriksaan laboratorium
a) [glukosa] darah : 3 cara, yaitu :
- [glukosa] darah sewaktu ≥ 200 mg/dl
- TTGO
U : >sensitif & spesifik ~[glukosa] darah puasa
R : sulit dilakukan berulang – ulang
- [glukosa] darah puasa
u : >mudah , murah pem yg dianjurkan untuk menegakan
diagnosis DM.
Tafsiran atas toleransi glukosa

Waktu Normal Toleransi DM


pengambian (mg/100ml) glukosa yg tak
sampel sempurna

Puasa < 115 <140 ≥ 140

2 jam setelah
Menerima < 140 140 – 149 ≥ 200
glukosa
b) Pengukuran glukosa darah. keton bodies dan urin di laboratorium klinik
 GD puasa + reduksi urin puasa
 GD 2 jam pp + reduksi urin 2 jam pp
 Pengukuran keton bodies dalam urin
 Tes Toleransi Glukosa (GTT)
Ketoasidosis  muntah – muntah
c) Glycosylated Hb Assay (HbA1c)
U/ : D/ & kontrol DM
d) Lipidemia  kilomikronemi, TG↑ (>2000 mg/dL)
Kriteria Diagnosis DM tipe 1
- Poliuria, polidipsia dan penurunan BB
disertai GD sewaktu 200 mg/dL
- GD puasa  126 mg/dL pada
pemeriksaan lebih dari sekali
- Ketonemia, ketonuria, atau dua-
duanya
- sering dijumpai islet autoantibodies
Main Features DM tipe 1 DM tipe 2
Epidemiology
Frequensi in Northem Europe 0,02 – 0,4 % 1–3%

Predominance N. European Worldwide


Caucasians Lowest in rural areas of
developing country
Clinical characteristics
Age < 30 years > 40 years
Weight Low / normal Increased
Onset Rapid Slow
Ketosis common Under stress
Endogenous insulin Low / absent Present but insufficient
HLA associations Yes No
Islet cell antibodies Yes No
Pathophysiology
Aetiology Autoimun destruction of Impaired insulin resistence
pancreatic islet cell
Genetic associations Polygenic Strong
Environment factors Viruses and toxin implicated Obesity, physical inactive
Gejala klinik DM tipe 1 DM tipe 2
Poliuria & polidipsia ++ +
Lemah/ fatique ++ +
Polifagia & ++ -
penurunan BB
Penglihatan kabur + ++
rekuren
Vulvovaginitis atau + ++
pruritus
Neuropati perifer + ++

Enuresis nokturnal ++ -

Sering asimptomatik - ++
PENATALAKSANAAN
I. Non Farmakologis
 Edukasi dengan Tujuan :
 mengubah prilaku
 meningkatkan motivasi
 Diet management :
- Komposisi makanan : low in fat , high in complex carbohydrates
 Kebutuhan kalori
 Latihan Jasmani / Physical Exercise
 II. Farmakologis
 Insulin

Komplikasi pemberian insulin :


A. Hipoglikemi
B. Imunopatologi ; alergi insulin dan resistensi insulin
C. Lipodistropi pada tempat suntikan
Insulin Preparations in Indonesia
Class Onset Peak Duration
I. Short rapid acting
Insulin aspart 15-20’ 1-3 hr 3-5 hr
Insulin lispro ≤ 15’ 0,5-1,5 hr 3-5 hr
Regular (soluble, netral) 0,5-0,7 hr 1,5-4 hr 5-8 hr
2. Intermediate
Lenta (Insulin Zn susp) 1-2,5 hr 6-12 hr 18-24hr
NPH (Isophane insulin) 1-1,5 hr 6-12 hr 18-24hr
3. Long acting
Insulin glargin 2,5 hr << 24 hr
4. Other
Mixture 30% RI + &0% NPH 30’ dual 24 hr
Komplikasi

Diabetes Ketoasidosis (KAD) : komplikasi


diabetes yg biasa terjadi pd DM T1, jarang
pd DM T2, akut dan mengancam nyawa.
Kondisi di mana ada kelainan komplek dr
metabolisme akibat hiperglikemia,
ketoasidosis dan ketonuria
Tanda dan gejala
Malaise, nausea, muntah, BB↘ cepat, ada
riwayat gagal terapi insulin/penyuntikan
terlewat, keringat sedikit, kebinggungan ,
koma (jarang)
Akibat infeksi mungkin timbul demam, batuk,
meriang, nyeri dada, dyspnea, athralgia
PROGNOSIS DM TIPE 1
DM tipe 1 sangat bergantung Th/ insulin untuk dapat bertahan hidup.
Tanpa insulin  meninggal

Kriteria prognosis buruk :


- Gangguan kesadaran  TO >330 mosmol/L (mengantuk – stupor – koma)
- R: Kussmaul (pH <7,1 H2CO2 >>), bl CVS tak dpt mempertahankan
vasokonstriksi kompensatorik  kolap sirkulasi yg berat
- TD : hipotensi wkt berbaring
BIOETIK PENYAKIT DM TIPE 1
DM tipe 1kronik & bergantung insulin :
- untuk bertahan hidup
- untuk menjaga kesehatan
 penderita harus diberi penjelasan mengenai mematuhi semua prosedur
penatalaksanan
harus dijalani seumur hidupnya.

Anda mungkin juga menyukai