Anda di halaman 1dari 30

Neuropati Diabetikum

EDO LIAWANDI 1215047


JESICA 1215121
Identitas Umum
Nama : Tn. I. R
Jenis kelamin : Laki - laki
Umur : 64 tahun
Alamat : Bandung
Pekerjaan : Tidak berkerja
Kawin : Kawin
Agama : Islam
Bangsa : Indonesia
Anamnesa
Auto dan hetero anamnesis
Keluhan utama : nyeri pada kedua tungkai

Anamnesa khusus :
Pasien datang ke poliklinik saraf dengan keluhan nyeri pada kedua
tungkai sudah sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri dirasakan terus – menerus
sepanjang hari, tidak menjalar dan lansung menyerang kedua tungkai,
nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk. Nyeri bertambah ketika tungkai di
gerakkan sehingga pasien tidak dapat beraktivitas dan kesehariannya
hanya berbaring di kasur. Nyeri juga dirasakan pada bagian punggung
bawah, dan merasa lebih nyaman ketika di pijat. Awalnya 2 minggu yang
lalu, kedua tungkai bawah pasien bengkak secara tiba – tiba.
Pasien juga mengeluh kedua lutut nyeri terutama saat pagi hari, terasa
kaku lebih dari 30 menit kemudian hilang sendiri, namun nyeri tidak
menghilang. Pasien juga sering merasa cepat haus, sering merasa lapar,
banyak BAK. Pasien juga mengeluhkan penglihatan buram, pendengaran
menurun, dan bicara menjadi pelo.
Pasien tidak mengeluhkan adanya lemas pada sebagian anggota tubuh,
kejang, pingsan, nyeri kepala berat, dan terjatuh.
Anamnesis
Anamnesa tambahan
- RPD : pasien menderita kencing manis sejak 18 tahun yang
lalu, dan masih minum obat sampai sekarang. HT (-), asma (-),
asam urat (-)
- RPK : hipertensi (-), DM (-),
- Kebiasaan : jarang beraktivitas, suka makan makanan manis.
- UB : Pasien mengkonsumsi obat diabetes metformin dan
glibenclamide.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Kesadaran : Compos mentis
Tensi : 130 / 80 mmHg
Nadi : 80 X/menit, reguler, equal, isi cukup
Pernafasan : 20 X/menit, reguler, tipe thoracoabdominal
Suhu : 38.6 °C (aksiler)
Turgor : Kembali cepat
Kepala : Bentuk dan ukuran simetris
Konjunktiva : Anemis -/-, injeksi konjunctiva -/-
Sklera : ikterik -/-, injeksi sklera -/-
Leher : KGB tidak teraba membesar
Thorax : bentuk dan pergerakan simetris
◦ Jantung : BJ S1, S2, reguler, murmur –
◦ Paru –paru : VBS kanan = kiri, Wh -/-, Rh -/-
Abdomen : cembung, BU + normal, soepel, NT
(-), hepar/lien tidak teraba membesar
Ekstremitas : akral hangat, crt <2”, A. Dorsalis pedis +/+
Pem. Neurologik
Rangsangan meningen / iritasi radiks
◦ Kaku kuduk : -
◦ Tes Brudzinsky I : +
◦ Tes Brudzinsky II : +
◦ Tes Brudzinsky III : tidak diperiksa
◦ Tes Kernig :+
◦ Tes Laseque : +
Saraf Otak
N I : baik NV :
N II : baik ◦ baik
N III/IV/VI N VII :
◦ Ptosis : (-) ◦ Angkat alis: simetris
◦ Pupil : bulat, isokor, 3 mm ODS ◦ Memejamkan mata : simetris
kuat
◦ Refleks cahaya : D +/+, I +/+ ◦ Plika nasolabialis : simetris
◦ Posisi mata : sentral ◦ Gerakan wajah: simetris
◦ Gerakan bola mata : baik ODS ◦ Rasa kecap 2/3 bagian muka
lidah : tidak dilakukan
pemeriksaan
N VIII :
◦ baik
Nn. Cranialis
N IX/X : N XII :
◦ baik ◦ Gerak lidah : tidak ada deviasi
◦ Atrofi : (-)
N XI : baik ◦ Tremor : (-)
Motorik Sensorik
◦ Anggota badan atas : 5/5 ◦ hipestesi ekstremitas inferior (L5)
◦ Anggota badan bawah : 3/2
–Koordinasi
◦ Cara berjalan/ gait : - ◦ Cara bicara : rero
◦ Lain-lain :- ◦ Tremor : -
◦ Tes telunjuk hidung : tidak dipriksa
◦ Diadochokinesis : tidak diperiksa
◦ Heel to toe : -
Refleks Fisiologis : Refleks patologis
◦ Biceps :+/+ ◦ Hofman trommer : -/-
◦ Triceps : +/+ ◦ Babinsky : -/-
◦ Brachioradialis : +/+ ◦ Chaddock : -/-
◦ KPR : +/+ ◦ Oppenheim : -/-
◦ APR : +/+ ◦ Gordon : -/-
◦ Schaeffer : -/-
Klonus : -
Refleks primitif
◦ Glabella : -
◦ Mencucut mulut : -
◦ Palmo mental : -
Resume
Anamnesa
Laki-laki, 64 tahun, datang keluhan nyeri kedua tungkai sejak 1 minggu,
dirasakan terus – menerus sepanjang hari, tidak menjalar, langsung menyerang
kedua tungkai, seperti di tusuk-tusuk. Bertambah ketika di gerakkan sehingga
pasien tidak dapat beraktivitas, hanya berbaring di kasur. Pasien menyangkal
kesemutan dan baal.
Nyeri juga dirasakan pada bagian punggung bawah, merasa lebih nyaman
ketika di pijat. 2 minggu yang lalu, kedua tungkai bawah pasien bengkak secara
tiba – tiba.
Pasien mengeluh kedua lutut nyeri terutama saat pagi hari, kaku lebih dari 30
menit, lalu hilang sendiri, namun nyeri tidak menghilang. Polifagi +, polidipsi +,
poliuri +, penglihatan buram, pendengaran menurun, dan bicara menjadi pelo.
Anamnesis
RPD : DM (+)
RPK : hipertensi (-), DM (-),
Kebiasaan : jarang beraktivitas, suka makan makanan manis.
UB : Pasien mengkonsumsi obat diabetes metformin dan
glibenclamide.
PEMERIKSAAN FISIK
KEADAAN UMUM
Kesadaran : Compos mentis
Tensi: 130 / 80 mmHg
Nadi : 80 X/menit, reguler, equal, isi cukup
Pernafasan : 20 X/menit, reguler, tipe thoracoabdominal
Suhu: 38.6 °C (aksiler)

Status generalis dalam batas normal


Pemeriksaan fisik
Status neurologis :
 R. meningen : Brudzinsky I dan II, Laseque, Kernig (+)
 N. cranialis : baik
 Motorik : 5/5, 3/2
 Sensorik : hipestesi ekstremitas inferior (L5)
 R. fisiologis : +/+
 R. patologis : -/-
Diagnosis Banding
1. Diabetic Neuropathy
2. Lower Back Pain
Diagnosa
Diagnosis klinik : Neuropati Diabetikum
Lokalisasi : Ekstremitas Bawah
Etiologi : DM tipe 2
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
 Kimia Darah : GDS, GDP, GD2JPP
 Rontgen Genu dextra et sinistra
Terapi
Non medikamentosa :
Edukasi agar pasien minum obat teratur
Kontrol ke dokter teratur
Edukasi agar pasien mengtur jumlah jadwal dan jenis
makanan yang dikonsumsi

Medikamentosa
Metformin 3 x 500 mg, Rapid Acting Insulin 30menit
sebelum makan 3x1
Neurbion 3x500 mg 1x1
Prognosa
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
CDB
Neuropati
Diabetikum
EDO LIAWANDI - 1215047
JESICA - 1215121
Definisi
Adanya gejala dan / atau tanda dari disfungsi saraf
perifer dari penderita diabetes tanpa ada penyebab
lain selain diabetes.
Epidemiologi
• Terjadi hampir 50 % pada pasien DM
• DM tipe 1 dijumpai lebih cepat dibanding tipe 2
• Neuropati sensorimotor  bentuk yang paling sering dari
polineuropati diabetik, paling sering didiagnosa pada diabetes tipe 2
sampai 10 %
Faktor resiko
a. Hiperglikemi
b. Lamanya menderita DM
c. Umur
d. Merokok
e. Konsumsi alkohol
f. Hipertensi
g. Hipokolestrolemia
Klasifikasi
Stadium beratnya neuropati diabetika berdasarkan : kecepatan hantaran
saraf, quantitative sensory testing (QST ), atau abnormalitas tes otonom.
Patofisiologi
Gejala klinis
Melibatkan sistem saraf sensoris / motorik maupun sistem saraf
otonom.
Neuropati sensoris akut
Pemeriksaan fisik relatif normal, pemeriksaan sensoris ditemukan
alodinia, motorik relatif normal / penurunan refleks.
Neuropati sensoris kronis
Paling menonjol pada ektremitas bawah. Gangguan proprioseptik dan
abnormal fungsi sensoris otot.
Diagnosis
Kriteria diagnostik neuropati, adanya gejala dua atau lebih dari empat
kriteria di bawah ini :
1. Kehadiran satu atau lebih gejala.
2. Ketidakhadiran dua atau lebih reflek ankle.
3. Nilai ambang persepsi getaran/vibration abnormal.
4. Fungsi otonomik abnormal ( berkurangnya heart rate variability
( HRV ), postural hypotension dengan turunnya tekanan darah
sistolik 20 mmhg atau lebih, atau kedua – duanya.

Anda mungkin juga menyukai