Anda di halaman 1dari 41

ISOPARAMETRIK

DENGAN 4 TITIK NODAL


Isoparametrik Formulation of the Plane

Elemen Stifness Matrix


Rectangular Plane Stress Element
Panggil kembali kondisi isoparametrik diturunkan dari penggunaan fungsi
yang sama untuk pendefenisian fungsi elemen dan titik-titik koordinar

u  a1  a2 s  a3t  a4 st merupakan fungsi shape fungtion


x  a1  a2 s  a3t  a4 st , untuk mendefenisikan titik-titik koordinat
dalam bidang elemen
Isoparametrik Formulation of the Plane

• Natural koordinat sistem, s,t digunakan untuk


mendefenisikan geometri elemen bukan
dalam global koordinat sistem.
• Akan ada transformation mapping antara
kedua koordinat sistem untuk setiap elemen
dalam menspesifikasi struktur seperti pada
ilustrasi berkut.
Isoparametrik Formulation of the Plane

• Kedua hubungan ini dapat dipetakan seperti


tergambar.
• Dikerjakan dengan koordinat lokal agar dapat
dikerjakan secara numerik mencari matriks
kekakuan elemennya (K)
Isoparametrik Formulation of the Plane

• Sistem koordinat natural s, t, didefenisikan


oleh geometri elemen dan tidak oleh orientasi
element dalam global koordinat system x,y.
• Sebagai contoh untuk elemen batang, ada
sebuah trasformasi antara dua koordinat
sistem untuk setiap spesifik elemen pada
struktur dan hubungan ini harus digunakan
untuk penggunaan dalam formulation elemen.
Pemilihan Type Element
• Elemen Isoparametrik adalah suatu elemen yang
fungsi pendefenisian displacement di titik nodal
sama dengan pendefenisian displacement di
elemen.
• Elemen ini mempunyai koordinat lokal (s dan t),
berluasan 4 satuan (2 x 2) dengan sudut t = 1 dan
-1 serta s = 1 dan -1.
• Penggunaan nilai ini berkaitan dengan integral
numerik yang umumnya di lakukan pada program
FEM.
Pemilihan Type Element

Fungsi perpindahan Titik nodal (Dari Lokal koordinal sistem, s,t ke


Global koordinat system x,y)

x  a1  a2 s  a3t  a4 st dan

y  a4  a5 s  a6t  a4 st
Penyelesaian persamaan ais dalam bentuk x1,x2,x3,xy,y1,y2,y3 dan y4 denga
cara yang sama pada rectangular plane stress element disajikan sebagai
berikut :
1
x  [(1  s)(1  t ) x  (1  s)(1  t ) x  (1  s)(1  t ) x  (1  s)(1  t ) x ]
Global koordinat system x,y)

x  a1  aPemilihan
2 s  a3t  a4 st dan
Type Element
y  a4  a5 s  a6t  a4 st
Penyelesaian persamaan ais dalam bentuk x1,x2,x3,xy,y1,y2,y3 dan y4 dengan
cara yang sama pada rectangular plane stress element disajikan sebagai
berikut :
1
x  [(1  s)(1  t ) x1  (1  s)(1  t ) x2  (1  s)(1  t ) x3  (1  s)(1  t ) x4 ]
4
1
y  [(1  s)(1  t ) y1  (1  s)(1  t ) y 2  (1  s)(1  t ) y 3  (1  s)(1  t ) y 4 ]
4
Penjelasan
• Dimana X dan Y merupakan fungsi s dan
t,sedangkan x1,x2,x3 dan x4 merapakan
kordinat x untuk elemen sebelum di
transformasi dan y1,y2,y3 dan y4 merupakan
kordinat y untuk elemen sebelum di
transformasi
Atau bila disusun dalam bentuk matriks persamaan ini menjadi :

 x1 
y 
 1
 x2 
 
 x   N1 0 N2 0 N3 0 N4 0   y2 
 
 y  0 N1 0 N2 0 N3 0 N 4   x3 
 ,
 y3 
x 
 4
 y4 
dimana N = Shape Fungtion/Faktor bentuk

Susunan dalam Bentuk Matriks


(1  s )(1  t ) (1  s)(1  t )
N1  , N2 
4 4
(1  s )(1  t ) (1  s)(1  t )
N3  , N4 
4 4
Faktor bentuk pada persamaan diatas adalah linier. Fugsi faktor bentuk
dilihat ke dalam koordinat x dan y sembarang titik pada elemen segiempat
gambar 11-4(a) pada titik x dan y koordinat dalam elemen quadrilateral
dalam gambar 11-4(b). Sebagai contoh elemen 1 pada koordinat segiempat
dimana s=-1 dan t=-1. Gunakan persamaan 11.3.4 dan 11.3.5 sisi kiri pada
persamaan 11.3.4. menjadi x=x1 dan y=y1.

Faktor Bentuk
Shape Function
N1 (1  t ) N1 (1  s)
 dan 
s 4 t 4
N 2 (1  t ) N 2 (1  s)
 dan 
s 4 t 4
N 3 (1  t ) N 3 (1  s)
 dan 
s 4 t 4
N 4 (1  t ) N 4 (1  s)
 dan 
s 4 t 4

Turunan pertama Faktor Bentuk


Faktor Bentuk
• Bentuk faktor bentuk adalah linier
• Dengan menggunakan persamaan ini maka :
x menjadi fungsi s dan t
y menjadi fungsi s dan t
Nilai x dan y dari Global koordinat dapat di
transformasi ke Lokal Koordinat sistem.
Faktor Bentuk
Nilai s dan t (1 dan -1) dari koordinat lokal
dengan menggunakan persamaan x=f(s dan t)
dan y=f(s dan t) dapat ditransfer ke sistem
koordinat global
• Elemen ini terdiri dari 4 titik nodal dengan 8
dof. (1 titik nodal dengan 2 dof)
• Nilai N1+N2+N3+N4 = 1 untuk semua nilai s dan
t
Pemilihan Fungsi Perpindahan
Fungsi perpindahan adalah sama dengan fungsi pendefenisian elemen yang
didefenisikan sebagai berikut.
 u1 
v 
 1
u2 
 
u   N1 0 N2 0 N3 0 N4 0   v2 
 
v   0 N1 0 N2 0 N3 0 N 4  u3 
 
 v3 
u 
 4
 v4 

Dimana u dan v adalah perpindahan sejajar ke global koordinat x dan y,


faktor bentuk
• Fungsi faktor bentuk diberikan pada persamaan
11.3.5.
• Perpandingan persamaan 12.2.6 dan 11.2.7, kita
melihat kesamaan antara elemen segi empat
dengan sisi panjang 2b dan 2h dan elemen
segiempat dengan sisi panjang 2.
• Jika kita mengasumsikan b=1 dan h=1, kedua set
fungsi 11.2.5. dan 12.3.5. adalah sama (identical)

Defenisi hubungan regangan/perpindahan dengan
Tegangan/Regangan

• Kita mau mendefenisikan matriks B untuk


mengevaluasi matriks kekakuan, k
• Sulit mendefenisikan faktor bentuk (N) dalam
fungsi x dan y
• Akan digunakan isoparametrik formula
dengan menggunakan program komputer,
permasalahan ini mudah diselesaikan.
Defenisi hubungan regangan/perpindahan dengan
Tegangan/Regangan

• Untuk menentukan regangan kita harus


menurukan fungsi perpindahan pada elemen
terhadap x dan y.
• Fungsi perpindahan saat ini adalah fungsi s
dan t.
• Untuk menyelesaikan masalah ini maka
digunakan Chain rule (aturan rantai).
Defenisi hubungan regangan/perpindahan dengan
Tegangan/Regangan

Dengan menggunakan aturan rantai (Chain Rule)


f df x f y
 
s x s y s
f df x f y
 
t x t y t

Dimana f merupakan fungsi perpindahan


Cramer Rule
Dimana f merupakan fungsi perpindahant
f f x y x y
Dalam persamaan di atas , , , , dan diketahui.
s t s s t t
f f
Kita tetap mencari nilai dan untuk mendapatkan regangan.
x y
u
Sebab regangan  x  .
x
Untuk itu digunakan auran Cramer, sehingga diperoleh:
Defenisi hubungan regangan/perpindahan dengan
Tegangan/Regangan
Dimana f merupakan fungsi perpindahan

 f y   x f 
 s s   s s 
 f y   x f 
   
f t  f   t
  t t 
x  x y  y  x y 
 s s   s s 
 x y   x y 
   
 t t   t t 
Matriks Jacobian
Diperkenalkan Matriks Jacobian yang besarnya :

 x y 
 s s 
J    x y  dan
 
 t t 
x y x y
Determinan matriks J  
s t s t
Dimana matriks B harus didefenisikan sebagai fungsi s d
 s s 
J    x y  dan
 
 t t 
Matriks Jacobian
x y x y
Determinan matriks J  
s t s t
Dimana matriks B harus didefenisikan sebagai fungsi s dan t, sehingga
hubungan antara regangan dan perpindahan diberikan dalam bentuk matriks
sebagai berikut.

  Bd
Regangan Pada Elemen
  () 
 0 
  x   x
    ()  u 
 y   0  
   y  v 
 xy    ()  () 
 
 x x 
Matriks rectangular pada sisi sebelah kanan adalah sebuah
 ()  ()
operator matriks, dan
x y merupakan turunan partial
dari parameter.
Regangan Pada Elemen
Selanjutnya diperoleh hubungan:
() 1  y () y () 
   
x J  t s s t 

 () 1  x  () x () 
   
y J  s t t s 

dimana J adalah determinan matriks J


Regangan Pada Elemen
Selanjutnya kita dapat hubungan:

 y  () y  () 
  0 
 x  t x s t
  1  x  () x  ()  u 
 y    0   
  J  s t t   v 
 y  x  ()    () y  () y  () 

 s t t s t s s t 
Kita dapat menyatakan persamaan diatas dalam bentuk
shape funtion.
Matriks Oprator
Selanjutnya diperoleh hubungan regangan sebagai berikut:
  D'N d
Dimana matriks D adalah sebuah matriks operator yang bentuknya adalah:

 y  () y  () 
 t x  s t 0 
1  x  () x  () 
D'   0  
J  s t t  
 x  ()    () y  () y  () 

 s t t s t s s t 
Matriks Oprator
Matriks N dengan suku 2x8 merupakan shape function

Defenisikan B  D' N

B  (3x8)
D'  (3x2)
N  (2 x8)
B , diekspresikan sebagai sebuah fungsi s dan t, sehingga
regangan juga didefenisikan sebagai fungsi s dan t dan B
mempunyai ordo 3x8
Penurunan element Stiffness Matrik dan Persamaan

Kita saat ini akan mendefenisikan stiffness matriks dalam pada s-t
koordinat.Untuk sebuah elemen ketebalan yang constant,kita didefenisikan
sebagai berikut :

k    BT DBtdxdy ,
A

Akan tetapi B saat ini adalah fungsi s dan t, sehingga kita harus
mengintegralkan terhadap s dan t. dengan memperhatikan hubungan fungsi
transformasi sebagai berikut :
Penurunan element Stiffness Matrik dan Persamaan

 f ( x, y)dxdy   F (s, t ) J dsdt , sehingga diperoleh :


A A

1 1
k     B DBt J dsdt
T

1 1

Dengan kondisi ini berarti diperoleh hubungan untuk f ( x, y )  1


sebagai berikut:
1 1
A A

Penurunan
1 1 element Stiffness Matrik dan Persamaan
k     B DBt J dsdt
T

1 1

Dengan kondisi ini berarti diperoleh hubungan untuk f ( x, y )  1 adalah


sebagai berikut:
1 1

 dxdy    J dsdt
A 1 1

Kondisi stiffness matriks seperti ini sangat mudah untuk dikerjakan dalam
integral numerik.
Arsitektur Pemrograman
• Read in data
• Zero global stiffness matrix
• Loup over finite element
• Compute element stiffness matrik, k
• Add k to global stiffness matrik, K
• Enforce boundary condition
• Solve equation matriks Kd = F
• Output displacement d
• Compute stress
• Stop
Applikasi Penggunaan Elemen
Isoparametrik
1. Defenisikan fungsi x dan y dari setiap titik-titik
nodal dalam fungsi s dan t
2. Pendefenisian ini menggunakan faktor bentuk
3. Yang di defenisikan dengan menggunakan titik-
titik nodal x dan y
4. Sehingga diperoleh x= f(s,t) dan y=f(s,t)
5. Bentuk elemen yang tidak baraturan menjadi
beraturan dengan jarak 2 satuan
6. Turunkan shape fungsi (N) terhadap s dan t
(local koordinat system)
Applikasi Penggunaan Elemen
Isoparametrik
7. Cari Matriks Jacobian
8. Tentukan determinan Matriks Jacobian
9. Integralkan luasan yang dimaksud dengan
menggunakan rumusan Gauss Quadrature
10. Ada contoh pembuktian kebenaran luasan
tersebut
• Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai