Anda di halaman 1dari 10

SOSIOLINGUISTIK

Sosiologi + Linguistik
= Sosiolingistik: telaah bahasa terkait hubungan
antara bahasa dan faktor sosial dalam suatu
masyarakat tutur.

Embrio dari Sosiolingustik muncul pada tahun


1952 dalam karya Harver C. Curroe yang
menyarankan perlu adanya penelitian mengenai
hubungan antara perilaku ujaran dengan status
sosial
Sebagai gejala sosial, bahasa dan pemakaian
bahasa tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor
linguistik tetapi juga oleh faktor-faktor
nonlinguistik, antara lain adalah faktor sosial yang
mempengaruhi pemakaian bahasa misalnya status
sosial, tingkat pendidikan, umur, tingkat ekonomi,
jenis kelamin dan sebagainya.
Di samping itu pemakaian bahasa juga
dipengaruhi oleh faktor situasional, yaitu
siapa bicara, dengan bahasa apa, kepada
siapa, kapan, di mana dan mengenai
masalah apa, seperti dengan ringkas
dirumuskan oleh Fishman (1967:15) “Who
speaks, what language, to whom and when”,
Torehan Sejarah Masalah Sosiolinguistik
◦ Konfrensi  Identitas sosial penutur
Sosiolinguistik  Identitas sosial petutur
pertama  Lingkungan sosial peristiwa
berlangsung di tutur
University of  Analisis sinkronik – diakronik
California, Los dialek sosial
Angeles.  Penilaian sosial yang berbeda
oleh penutur akan bentuk
◦ Konfrensi ini ujaran
terjadi pada
 Tingkatan variasi dan ragam
tahun 1964. linguitsik
 Penerapan praktis

s
Bahasa: Sistem Komunikasi - Sosial
1. Komunikasi bahasa
Kode ------- intense ------- pesan ---- decode---- interpretasi
KOMUNIKATOR (alat komunikasi) KOMUNIKAN
--------------------------------------------- (Umpan balik)
• Komunikasi yang benar:
Setiap perbuatan manusia memang meberikan informasi yang
bisa ditafsirkan sesuai dengan kebiasaan budaya dalam suatu
tempat. Tapi, tidak semua perbuatan manusia bersifat
komuniktif. Kesadaran penutur dan petutur dalam tuturan
merupakan syarat sebuah komunikasi.

2. BAHASA DALAM KONTEKS SOSIAL


- Verbal repertoire dan masyarakat tutur
Istilah verbal repertoire diartikan sebagai kemampuan
berkomunikasi yang dimiliki oleh penutur
Masyarakat tutur ialah suatu masyarakat yang anggota anggotanya
setidak-tidaknya mengenal satu variasi tutur beserta norma-norma
yang sesuai dengan pemakaiannya
Faktor-faktor sosio-situasional dan variasi bahasa

Adanya faktor sosial dan faktor situasional yang mempengaruhi


pemakaian bahasa maka timbullah variasi-variasi bahasa.
Sedangkan adanya berbagai variasi bahasa menunjukkan bahwa
bahasa – atau lebih tepatnya pemakai bahasa-itu bersifat aneka
ragam.
Keanekaragaman bahasa Nampak dalam pemakaiannya baik
secara individu maupun secara kelompok. Secara individu
peristiwa itu dapat kita amati pada pemakaian bahasa orang-
orang. Setiap orang berbeda cara pemakaian bahasanya.
Perbedaan itu dapat kita lihat dari segi lagu atau intonasinya,
pilihan kata-katanya, susunan klimatnya, cara mengemukakan
idenya dan sebagainya.
Sifat-sifat khusus (karakteristik) pemakaian bahasa
perseorangan dikenal dengan istilah idiolek, sedangkan
pemakaian bahasa kelompok dikenal dengan istilah
dialek.
Variasi bahasa arab
1. Kasykasyah: 4. Al-’aj’ajah: Mengganti yang
Menambahkan bunyi kaf bertasydid dengan jim atau
dhamir mukhatab mengganti ya’ setelah ‘ain
muannats dengan bunyi dengan jim (bani Qudha’ah)
syin (Rabi’ah - Mudhar) 5. al-watam: mengganti sin
2. Kaskasah; menamnbahkan dengan ta’ (Yaman)
kaf dhamir mukhatab 6. Al-Wakam ; mengkasrahkan
dengan sin (Bakr - kaf mukhatabah jama’ jika
Hauzan) sebelumnya ada huruf ya’ atau
3. Al-’an’anah; menggantikan huruf berharkat kasrah
bunyi hamzah pada awal (Rabi’ah)
kata dengan ‘ain (Tamim, 7. al-Istintha: menggantikan ‘ain
Qais) sukun jika berdampingan
dengan tha’ dengan nun (Bani
Sa’d, Hudzail, Azdi, Qais)
Next …
8. Dialek mazin : menggantkan 12. Di antara dialek penduduk
mim dengan ba’ Hijaz adaah dengan
9. Dialek Thay-I enggantikan ta’ mendhammahkan huruf ha’
jama’ muannats menjadi ha, ghaibah jika terletak setelah ya’
sebagaimana mengganti sukun.
hamzah pada sejumlah kata 13. Dialek Tamim: menjadikan
dengan ha isim maf’ul pada fi’il ajwaf ya’
10. Dialek khasyam dan Zubaid: sebagaimana adanya. Seperti
membuang nun dari min huruf kata ‫ باع‬diubah ke isim maf’ul
jar bila bertemu dengan huruf menjadi ‫ مبيوع‬, bukan ‫مبيع‬
mati 14. Ada beberapa dialek yang
11. Dialek Balharits, Khats’am, sudah umum terjadi di kalangan
Kinanah, dan beberapa daerah penutur bahasa Arab misalnya
pedalaman Jazirah Arab: menggantikan akhir kata
Mengganti ya’ dengan alif jika dengan ya’ dan mengganti
huruf sebelumnya berharkat huruf kaf dengan jim
fathah
Faktor Sosial
 Sehubungan dengan  Tindak tutur:
konsep peristiwa a. Lokusi: makna
tutur, Dell Hymes Harfiah
mengemukakan b. Ilokusi: memahami
adanya faktor-faktor kalimat dengan
yang menandai makna yang berbeda
terjadinya peristiwa c. Perlokusi: makna yang
tutur itu dengan diharapkan ditangkap
singkatan sebagaimana makna
SPEAKING yang dimasud
penutur
Masih Seputar tindak tutur
 Intisari dalam pemahaman tindak tutur
bahwa setiap ujaran terdiri dari bentuk
terstruktur, bermakna, dan mengandung
sesuatu yang hendak dicapai seperti
tuntutan untuk bertindak atau memiliki
pengaruh
 Tindak tutur ilokusi merupakan jenis tinak
tutur yang memiliki cukup banyak bentuk,
sebagaimana yang diungkapkan oleh Searle
Searle membagi ilokusi : bentuk asertif (‫)اإلخباريات‬, direktif (‫)التوهيجيات‬,
ekspresif (‫)التعبيريات‬, komisif (‫)اإللتزاميات‬, dan deklaratif (‫)اإلعالنيات‬.
Asertif merupakan tuturan yang mengikat penutur pada kebenaran
proposisi: menyatakan, membual, mengeluh, mengklaim.

Direktif merupakan tuturan memengaruhi lawan tutur agar melakukan


yang diinginkan penutur: memesan, memerintah, memohon, dan
menasehati.

Ekspresif adalah tuturan yang menunjukkan sikap psikologis penutur:


berterima kasih, memeberi selamat, meminta maaf, memuji, dan berbela
sungkawa.

Komisif merupakan pernyataan janji atau tawaran.

Deklaratif adalah tuturan yang menghubungkan antara isi dengan


kenyataan seperti menamai, memberi julukan, memecat, mengangkat,
dan menghukum

Anda mungkin juga menyukai