Anda di halaman 1dari 39

Lanjut ke konten

vianisilv
Wife of @dedykurniaji Mom of Arkhanza
Muhammad Alfarezy Semarang | Demak
 PERIHAL:

 – CORETAN

 – MANAJEMEN

 – SASTRA

 OUR FAMILY
MANAJEMEN
LARAS BAHASA
17 Oktober 2014vianisilv

Pengertian Laras Bahasa


Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa
masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi
pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian
antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita
mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras
feature, laras komik, laras sastra, yang masih dapat
dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan
sebagainya.

Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya


tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara lisan
atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau
nonstandar.

Definisi Laras Bahasa Dari Berbagai Ahli


1. Ure dan Ellis telah menyatakan pada 1977 bahawa laras
bahasa adalah sejenis pencorakan bahasa yang kerap kali
digunakan dalam sesuatu situasi komunikatif.
2. Za’ba (1962) menerangkan laras ialah rupa susuk bahasa
yang dipakai apabila bercakap atau mengarang, iaitu
tentang perkataannya, ikatan ayatnya, jalan bahasanya,
cara susunannya atau bentuk peribahasanya.
3. Halliday (1968) mendefinisikannya sebagi variasi bahasa
berlainan berdasarkan fungsi atau dengan kata yang lebih
mudah laras berubah mengikut situasi. Beliau
mendasarkan perbezaan laras yang digunakan kepada
dua faktor, iaitu pengguna dan penggunaan. Variasi
bahasa yang timbul yang berkaitan dengan penggunanya,
iaitu yang melibatkan tempat asal seseorang ialah dialek
dan variasi bahasa yang berkaitan dengan
penggunaannya, iaitu yang berlainan mengikut kumpulan
sosial yang menggunakannya ialah register atau laras.
4. Naomi S. Baron (1979) mentakrifkan laras sebagai variasi
linguistik (linguistic variation) yang ditentukan oleh keadaan
sosial yang wujud pada ketika tertentu.
5. Dwight Bolinger (1981) dan rakannya mendefinisikan laras
sebagai bentuk atau variasi bahasa yang digunakan dalam
peristiwa berkomunikasi dan mereka menambah, laras
dengan bentuk bahasa yang digunakan dalam ucapan
umum seperti yang digunakan oleh seseorang pemidato
saling berkaitan.
6. A. Wilkins (1982) mentakrifkan laras sebagai satu gaya
bahasa yang berhubung kait dengan pekerjaan.
7. Nik Safiah Karim (1982) bersependapat dengan Halliday
kerana setiap anggota masyarakat akan menggunakan
beberapa laras yang berbeza mengikut keperluannya.
8. Brian Seaton (1982) mengeluarkan pendapat bahawa laras
ialah satu variasi bahasa yang wujud daripada situasi yang
berlainan seperti umur, jantina dan tajuk percakapan.
9. Asmah (1987) pula menyatakan ciri-ciri khusus dalam
penggunaan bahasa menurut bidang penggunaannya.
10. Abdullah Hassan (1989) menyebut pemakaian kata-
kata tertentu yang sesuai dengan konteksnya itu, adalah
sesuatu yang dikatakan laras bahasa.
11. Raminah Hj. Sabran (1989) menjelaskan setiap
bahsa mempunyai beberapa laras yang tersendiri yang
digunakan dalam situas atau konteks yang berbeda.
Penggunaan laras bahasa ditentukan oleh dua faktor,

Ciri-ciri keperihalan sesuatu peristiwa bahasa

– Situasi luaran

berdasarkan latar belakang social dan kebudayaan


sesuatu masyarakat bahasa

– Situasi persekitaran

berdasarkan aspek-aspek yang terlibat dalam


penggunaan bahasa mengikut empat faktor berikut:

1. Cara penyampaian (lisan, bertulis, bahasa isyarat dan


sebagainya.
2. Hubungan social dan peribadi antara pengguna bahasa
iii. Bahan yang diperkatakan

1. Fungsi-fungsi social perlakuan bahasa (rasmi/ tidak rasmi)


Ciri-ciri linguistik
– unsur-unsur sistem bahasa itu iaitu aspek bunyinya,
aspek perkataannya serta frasa dan ayatnya.

– Pemisah utama laras ialah tatabahasa dan


perbendaharaan kata

 Aspek bunyi – nada suara (drama ,ucapan dll)


 Aspek perkataan –perkataan khusus berdasarkan bidang,
unsur kolokasi (dua perkataan yang berkaitan), perkataan
pinjaman
 Aspek ayat, dari segi binaan, susunan, dan panjang
pendek
Macam-Macam Laras Bahasa
Macam-macam laras bahasa antara lain sebagai berikut
:

1. Laras Bahasa Hukum


Laras bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang
corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia
hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik
tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum Indonesia
haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah
bahasa Indonesia.

Ciri-ciri laras bahasa hukum :

1. Mempunyai gaya bahasa yang khusus.


2. Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan
ketaksaan.
3. Objektif dan menekan prasangka pribadi.
4. Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan
kategori yang diselidiki untuk menghindari
kesimpangsiuran.
5. Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.
Contoh :

Sanksi Pelanggaran Pasal 44:


Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang
Perubahan atas
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak
Cipta
 Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak

mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau


memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara
paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).
 Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan,

mengedarkan, atau menjual pada umum suatu ciptaan


atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan
pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda
paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
2. Laras Bahasa Kedokteran
Istilah medis memang terdengar begitu rumit.
Sebenarnya istilah ini tidak dimaksudkan agar pasien
tidak mengerti. Tujuannya adalah keseragaman,
universalitas. Agar istilah yang dituliskan dokter di
Amerika tetap dapat dipahami dokter di Papua.

Karena ilmu kedokteran berasal dari sejarah panjang,


banyak istilah kedokteran berawal dari bahasa klasik
(Latin atau Greek). Seiring perkembangan, memang
tentu ada adaptasi, perubahan. Tetapi pada dasarnya
masih bisa ditarik ke bahasa asalnya. Ada juga
pengaruh lokal, sehingga sering suatu istilah di-adopsi
ke bahasa Indonesia. Biasanya adopsi ini secara hampir
utuh, dan polanya mudah diikuti.

Memang istilah itu membuat pusing, dokter juga kadang


harus berpikir dulu agar memahami artinya. Hanya
karena seringnya mendengar dan memakai, dokter
menjadi terbiasa.

Secara umum istilah medis terdiri dari 4 bagian.


1. Kata induk
2. Awalan
3. Akhiran
4. Penghubung antar bagian
Suatu istilah bisa terdiri dari kata induk saja, atau
ditambah 1, 2 atau 3 bagian lain.

Kita ambil satu contoh sederhana: perikarditis


“Peri” adalah awalan yang berarti sesuatu yang di tepi
atau melingkupi
“kard” artinya jantung
“Itis” adalah akhiran yang berarti “peradangan”
Jadi Pericarditis artinya peradangan pada jaringan yang
melingkupi jantung.
Tentu mudah memahami kalau ada istilah:
Bradikardi, “bradi” artinya “lambat” sehingga “bradikardi”
berarti denyut jantungnya melambat.
Takhikardi, “takhi” artinya “cepat” sehingga “takhikardi”
berarti denyut jantungnya bertambah cepat.

Contoh lain yang menggunakan 2 kata


induk: ureterolithiasis.
“Ureter” adalah saluran dari ginjal menuju kandung
kemih. Dalam bahasa Indonesia juga disebut ureter.
Fonem “o” untuk menghubungkan dengan kata
berikutnya. “Lith” artinya batu, sedang akhiran “osis atau
asis” artinya proses.
Jadi “Ureterolithiasis” adalah terbentuknya batu pada
saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih.
Contoh lain yang lebih kompleks: Histerosalfingografi.
Histero artinya “uterus” atau “rahim”
Salfing adalah nama lain dari tuba fallopii artinya
“saluran telur”
Grafi adalah “gambar/foto”.
Fonem “o” adalah kata penghubung antar masing-
masing kata induk tersebut.
Jadi Histerosalfingografi berarti: gambar dari rahim dan
saluran telur yang diperoleh dengan foto rontgen.
(Kata “histeris” itu diduga juga berakar dari kata “histero”
yang berarti rahim ini. Ada yang menyebut karena ketika
berkontraksi rahim menjadi begitu keras dan kaku. Ada
yang menyebut dari ekspresi wanita ketika rahimnya
berkontraksi dan mengejan kuat-kuat).

Kalau kita tengok penulisannya dalam bahasa Inggris,


maka proses adopsi ini mudah diikuti.
Perikarditis: Pericarditis
Ureterolithiasis: Ureterolithiasis
Histerosalfingografi: Hysterosalphingography

Kita coba yang menarik juga: Muscullus


Sternocleidomastotideus. Artinya: otot (muscullus)
yang menghubungkan antara tulang sternum, tulang
klavikula (salah satu bagiannya dilekati otot ini) dan
tulang mastoid. Dihubungkan dengan fonem
penyambung “o”. Pada anak-anak, adanya peradangan
di faring sering diikuti pembesaran kelenjar di sepanjang
otot sternokleidomastoideus ini.
3. Laras Bahasa Umum
 Mudah difahami

contoh: Sarah p pasar raya untuk beli barang-barang


dapur
 Menggugurkan penggunaan kata sendi nama

contoh: Adik jatuh gaung = adik jatuh ke dalam gaung


 Menggunakan laras bahasa umum

contoh: lain kali buatlah lagi (bahasa terbalik)


biarkan aku sendiri (bahasa merajuk)
 Menggunakan ayat pendek dan ringkas

contoh: Saya pergi ke pasar.


4. Laras Bahasa Teknikal
 Laras teknikal digunakan oleh para pakar untuk

berkomunikasi dengan pakar lain yang sebidang.


 Laras teknikal bermakna semua jenis teks di dalam semua

jenis bidang kepakaran sama ada bidang sains tulen,


teknologi, sains pengurusan dan lain-lain bidang
kepakaran.
Contoh:
 Teknik ini akan menghasilkan penghematan bahan bakar,

peningkatan produktivitas dan kualitas permukaan.


 Anda mendapatkan ahli teknik yang membawa panel

tenaga surya tanpa alas kaki ke pegunungan yang


terpencil.
 Analisis ini bersifat bottom-up, analisis induktif yang

berlaku pada tingkat fungsional atau per bagian sistem.


Pada tingkat fungsional, jenis kegagalan diidentifikasi pada
setiap fungsi di dalam sistem atau komponen peralatan,
yang biasanya dibantu dengan diagram blok Untuk analisis
per komponen, jenis kegagalan diidentifikasi untuk setiap
komponennya (seperti saluran, penghubung, resistor, atau
diode). Jenis kegagalan dengan efek yang identik dapat
dikombinasikan dan dirangkum.
5. Laras Bahasa Ekonomi
 Berbentuk ilmiah

 Istilah-istilah teknikal dan berkaitan dengan urusan

perniagaan dan ekonomi


 Tidak terlalu mementingkan struktur ayat

 Bersifat formal

 Mementingkan sususnan maklumat yang disampaikan

dengan jelas dan eksplisit


 Setiap fakta dapat dihuraikan berdasarkan bukti dalam

bentuk data dan statistik


Contoh:

TEMPO.CO, Jakarta – Pakar ekonomi dari Universitas


Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan,
tantangan terbesar Indonesia dalam investasi adalah
kurangnya minat dan pengetahuan dari rakyat, inilah
mengapa pemerintah harus menyediakan pendidikan
intensif.
“Pendidikan itu penting sebagai pengetahuan tentang
pasar sehingga penyebaran investor lokal dan asing
lebih sama,” kata Lana, Selasa. Bahkan pemerataan
investor lokal dan asing akan melindungi Indonesia dari
tekanan asing.

Saat ini, investor asing memiliki persentase lebih besar


dalam investasi saham dengan 51 persen dan obligasi
pemerintah dengan 35,8 persen, ini membuat Indonesia
terlalu bergantung pada investasi asing.
Ada dua hal yang menyebabkan kurangnya masyarakat
minat untuk investasi. Pertama, pendapatan per kapita
yang kecil. Meskipun biaya investasi saat ini murah,
pendapatan per kapita Rp3 juta per bulan dianggap
kurang. “Orang-orang masih mikir-mikir dalam
menabung, apalagi investasi,” kata Lana.

Kedua, kurangnya masyarakat kesadaran akan


pentingnya investasi. Untuk mengatasi hal ini,
pemerintah harus mulai memperkenalkan investasi di
sekolah. “[Pengantar investasi harus] mulai dari SMP,”
tambah Lana.

Indonesia menghadapi lima tantangan dalam investasi


fisik : korupsi, birokrasi yang tidak efisien, kurangnya
infrastruktur yang memadai, tumpang tindih antara
kebijakan pemerintah pusat dengan daerah dan
mahalnya biaya pinjaman.

Dalam jangka pendek, pemerintah dapat meningkatkan


infrastruktur dan meniadakan tumpang tindih antara
pemerintah pusat dan daerah. “Untuk tiga lainnya
[tantangan], rencana jangka panjang diperlukan dalam
rangka meningkatkan itu,” kata Lana

6. Laras Bahasa Agama


Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya
banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab. Disisipkan
dengan kutipan dari al-Quran dan hadis.

 Terdapat unsur bahasa klasik terutama pada kosa katanya.


 Terdapat istilah agama yang khusus bagi sesuatu agama.
 Banyak mengandungi bentuk cerita, kias dan ibarat.
Contoh: Syurga dalam bahasa Arab disebut sebagai ”al-
jannah” yang bermaksdu sebuah taman yang indah,
penuh dengan pelbagai nikmat dan keselesaan….
7. Laras Bahasa Himbauan
 Fungsi utama laras himbauan ialah untuk mendorong atau

menarik perhatian orang supaya melakukan sesuatu


perbuatan yang mungkin berbentuk positif ataupun negatif.
 Laras Himbauan mempunyai ciri-ciri seperti berikut; banyak

menggunakan perkataan yang membawa makna ’ajak’


atau ’tegah’, banyak menggunakan contoh, kes dan cerita
yang selaras dengan tajuk, menampilkan faedah-faedah
sesuatu perbuatan, menampilkan akibat buruk sesuatu
perbuatan dan juga bentuk bahasa peribadi yang
menggunakan ganti nama orang pertama menjadi ciri
utama laras ini.
 Laras Himbauan terdapat dalam bentuk lisan dan tulisan.

 Contoh: khutbah, kempen, pujukan, rayuan dan doa.

8. Laras Bahasa Klasik


 Laras Klasik mempunyai ciri-ciri seperti teks asal ditulis

dalam tulisan Jawi, tidak menggunakan tanda bacaan dan


tidak menggunakan perenggan.
 Banyak menggunakan struktur ayat pasif, terdapat

penggunaan kata praklausa atau kata pembuka ayat yang


tidak digunakan lagi dalam bahasa moden seperti arakian,
hatta, kalakian, empunya dan persetua.
 Laras Klasik juga mengandungi kosa kata bahasa istana

seperti beta, patik, bersemayam.


 Tidak terdapat imbuhan asing untuk pembinaan istilah

sains dan teknikal seperti dalam bahasa Melayu moden,


iaitu eka, dwi, mono, bi dan pra.
 Contoh Laras Klasik seperti; Hatta berapa antaranya maka

rangga dan Raden Aria pun datanglah dari benua Keling


itu. Maka dipersembahkan oranglah kepada Seri Betara
mengatakan Raden Aria dan Rangga sudah datang.
Petikan: Kassim Ahmad (1971) Hikayat Hang Tuah,hlm
106.
9. Laras Bahasa Kreatif
 Menggunakan struktur ayat aktif dan pasif.

 Menggunakan bentuk dialog atau kata bual seperti dalam

skrip drama.
 Menggunakan bahasa pelambangan dan kiasan.

 Bersifat kreatif imaginatif, menggunakan bunga bahasa

dan bahasa hiasan.


 Tidak terdapat ciri khusus bahasa teknikal dan

penggunaan ilustrasi.
 Harus mempunyai kata-kata yang segar dan bertenaga

supaya dapat melukiskan gambaran yang cukup jelas dan


hidup kepada pembaca.
 Contoh: Kuala Semantan biarpun berabad lagi engkau

tetap akan gemilang, Namamu kan lebih harum


menjunjung sekalian nama, Nama pahlawan yang hilang,
Hilang di zaman silam (Puisi ”Kuala Semantan Namamu
Kan Tetap Gemilang”Karya Aripin Said)
1. Laras Bahasa Kanak-Kanak
Laras Bahasa Kanak-kanak mempunyai ciri-ciri seperti;

 Kosa katanya terdiri daripada kata akar, kata nama konkrit,


kata kerja dan kata adjektif.
 Kosa katanya kurang berbanding dengan kosa kata untuk
orang dewasa
 Bilangan imbuhan yang digunakan terhad, dan imbuhan
untuk membentuk kata abstrak tidak terdapat dalam laras
ini.
 Struktur ayat yang banyak digunakan ialah struktur ayat
aktif bentuk tunggal.
 Bahasa perlambangan langsung tidak digunakan dan
begitu juga dengan bentuk bahasa yang berbunga-bunga.
Contoh Laras Bahasa Kanak-kanak; Rusa dan Anak
Rusa
Seekor anak rusa bertanya kepada ayahnya: “Ayah
lebih besar, lebih kuat, dan lebih lincah daripada seekor
anjing, dan ayah memiliki tanduk yang tajam. Tetapi
mengapa Ayah selalu lari menghindar saat mendengar
gonggongan anjing?”
“Anakku,” kata sang Rusa, “Sifat amarahku tidak
menentu, dan bisa saja saat saya berdekatan dengan
anjing yang ribut menggonggong itu, saya akan
kehilangan kesabaran dan mungkin saja saya akan
melukai anjing tersebut.”
1. Laras Bahasa Iklan
 Fungsi utama laras ini untuk memperkenalkan dan menjual

barangan atau perkhidmatan yang diiklankan.


 Laras Bahasa Iklan mempunyai ciri-ciri seperti; terdapat

penggunaan unsur grafik dan ilustrasi yang sangat ketara


pada iklan yang bercetak, terdapat penggunaan gambar
bergerak dan muzik dengan jelas pada laras iklan
pandang-dengar iaitu dalam filem dan televisyen, struktur
ayatnya pendek dan banyak menggunakan ayat tunggal,
menggunakan unsur retorik atau manipulasi bahasa secara
berkesan, menggunakan ungkapan istilah dan juga
menggunakan pelbagai kaedah untuk memujuk atau
menarik perhatian pengguna seperti kaedah umpan,
pujukan, kemesraan, gesaan dan doa.
Contoh laras bahasa iklan

Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan


besar, yaitu laras biasa dan laras khusus.
 Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk
masyarakat umum seperti bidang hiburan, pengetahuan,
peneranagn, dan maklumat.
 Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk khalayak
khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam bidang tertentu
dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).
Pembeda utama yang membedakan antara laras biasa
dengan laras khsus ialah: kosa kata, tata bahasa, dan
gaya.

Ciri-ciri Laras Bahasa


1. Laras Bahasa Biasa,
Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk
masyarakat umum seperti bidang hiburan, pengetahuan,
peneranagn, dan maklumat.

 Tidak melibatkan bidang tertentu, mudah difahami, tiada


istilah teknikal, kurang kata pinjaman.
 Gaya ayat sederhana, ringkas dan padat.
 Struktur ayat mudah
Contoh : Dilarang menginjak rumput.

Laras bahasa biasa terbahagi kepada formal dan tak


formal.
Laras Bahasa Biasa
Formal/Rasmi Tak Formal
Berlaku proses
Digunakan dalam pengguguran dalam ayat-
majlis rasmi, surat ayat yang diucapkan sama
kiriman dan ada pengguguran subjek,
sebagainya. predikat, objek.
2. Laras Bahasa Khusus
Pula merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus
seperti ahli-ahli atau peminat dalam bidang tertentu dan
pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).

Pembeda utama yang membezakan antara laras biasa


dengan laras khusus ialah: kosa kata; tatabahasa; gaya

Perbedaan antara laras bahasa biasa dan laras bahasa


khusus :
Golongan Contoh
Laras Bidang Situasi Bahan
Berita,
laporan.
iklan, surat
peribadi
Ucapan
syarahan
Hiburan
Pengetahuan Acara majlis
umum
Maklumat
Khalayak Doa,
Biasa Upacara/.Majlis Umum khutbah
Acara majlis
rasmi
Doa-khutbah Rencana,
Teknikal ekonomi,
Khalayak undang-
Khusus Ilmiah Umum unang, fizik,
kimia, dan
lain-lain.

Tesis,
rencana
matematik,
biologi,
Fizik, Kimiz,
Lukisan
Kejuruteraan
dan
sebagainya.

1. Laras Bahasa Perniagaan


Tujuannya untuk mempengaruhi pengguna atau
membentuk tanggapan tertentu, atau mengubah sikap
dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan,
tender, laporan dan sebagainya, didukung pula oleh
gambar, lukisan, grafik, ilustrasi dan sebagainya.

Iklan dapat dihasilkan dengan beberapa cara seperti


berikut:

 Slogan: Kami Ada Cara


 Kaedah Pernyataan: Rumah Untuk Dijual/Disewa
 Perkaitan Konsep: Artis X dengan Tilam Jenama Y
 Perisytihran: Waja dengan Aksesori Lengkap
 Kaedah Umpan: Beli Satu, Percuma Satu
 Mesra: Keutamaan Kami Adalah Pelanggan.
 Bandingan: Bateri X Lebih Berkuasa dan Tahan Lama
 Gesaan: Cepat! Cepat! Datanglah Beramai-ramai
 Pertanyaan: Sakit Pinggang? Sapulah Dengan Minyak
Angin Z.
1. Laras Bahasa Akademik
Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi,
komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak
dalam ruang lingkup pendidikan.Dalam penulisan ilmiah,
misalnya penulisan thesis, penulis perlu mengikut format
tertentu seperti perlu ada catatan bibiliografi (rujukan),
nota kaki di bawah muka surat atau nota hujungan di
penghujung setiap bab. Menggunaka istilah-istilah yang
khusus kepada bidang, dan biasanya perlu dihafal.
 Digunakan dalam bidang ilmiah

 Bersifat formal dan objektif

 Gaya bahasa- matang dan keintelektualan(hujah, tepat dan

berkesan)
 Bersifat khusus dan sukar difahami

 Mementingkan kesempurnaan

 Mengutamakan pemaparan, perbincangan dan

penghuraian
 Terdapat penggunaan sudut pandangan orang ketiga,

penulisan ragam ayat pasif dan ayat majmuk


 Mengandungi nota kaki, bibliografi, indeks dsb.

Contohnya ialah fotosintesis, pecutan, mengawan,


pendebungaan dan sebagainya.

1. Laras Bahasa Media


Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang
tersendiri, lain dari struktur teks fiksi, dan lain pula dari
struktur teks esai dan karya ilmiah. Wartawan atau
penulis koran menggunakan bahasa untuk menjelaskan
sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima
sesuai dengan selera sejumlah pembaca koran.

Tiga fitur penting yang harus ada dalam berita koran


yang baik, pertama, bahasa yang digunakan mudah.
kedua, gaya tulisan yang jelas dan ketuiga, isi tulisan
harus akurat. Karena koran diterbitkan untuk
masyarakat, maka bahasa koran haruslah sesuai
dengan bahasa penggunaan orang-orang. Kalimat yang
panjang, berisi beberapa klausa, menggunakan kutipan,
metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya
haruslah dihindari.

 Ayat berita dan penyata


 Bahasa yang paling mudah diterima dan difahami
 Bahasa yang mudah, jelas dan tepat
 Ringkas, padat dan bermaklumat
 Tidak mementingkan stuktur ayat majmuk
 Tidak mementingkan kata hubung, dan unsur tatabahasa
seperti imbuhan
 Tidak menggunakan istilah teknikal atau khusus dan sukar
 Bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang berlaku
 Mengandungi judul dan teks.
Laras Bahasa Menurut Pokok Pembicaraannya
Laras bahasa menurut pokok pembicaraannya antara
lain sebagai berikut :

1. Laras Bahasa Undang-undang


Laras undang-undang ialah sejenis laras teknikal.

Laras undang-undang mempunyai ciri-ciri kelainannya


tersendiri iaitu tidak mengandungi gambar, jadual,
simbol dan sebagainya serta struktur ayatnya terdiri
daripada prinsip undang-undang diikuti oleh syarat-
syarat dan diakhiri oleh keputusan undang-undang.

Contoh: Setelah saman disampaikan dan catatera


penyampaian dibuat, pendaftar harus memberikan notis
kepada plaintif atau peguamnya mengenai hal itu dan
mengenai cara saman disampaikan.

2. Laras Bahasa Jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll.)


Bahasa yang digunakan wartawan dinamakan bahasa
pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers ialah salah
satu laras bahasa. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat
khas, yaitu singkat, padat, sederhana, lancar, jelas,
lugas, menarik, dan netral (demokratis).
Namun jangan dilupakan, bahasa jurnalistik harus
didasarkan pada bahasa baku. Dia tidak menganggap
sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Begitu juga dia mesti
memperhatikan ejaan yang benar. Akhirnya dalam kosa
kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam
masyarakat

Apa itu Bahasa Jurnalistik

Para sesepuh jurnalistik ataupun sesepuh bahasa kerap


mengatakan bahwa bahasa jurnalistik itu harus
bersandar pada bahasa baku.
Menurut Wojowasito (via Anwar, 1984:1), bahasa
jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan normatata
bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat
yang benar, pilihan kata yang cocok.
Anton M. Moeliono (1994), Konsultan Pusat Bahasa,
mengatakan bahwa laras bahasa jurnalistik tergolong
laras bahasa baku.
Terbukti bahwa bahasa jurnalistik dan bahasa Indonesia
baku tidak berbeda, yang membedakan hanyalah pada
penggunaannya.
Rosihan Anwar (1994:1) , mengatakan , “Bahasa
jurnalistik mempunyai sifat khas yaitu singkat, padat,
sederhana, jelas, lugas, dan menarik.
Moeliono (1994), menambahi bahwa bahasa jurnalistik
memiliki kekhasan diksi yang dicirikan oleh upaya
ekonomi kata, kekhasan pengalimatan yang ditandai
oleh pemendekan kalimat.
Jus Badudu (1992:62), bahasa jurnalistik harus
sederhana dan mudah dipahami, teratur, dan efektif.
Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami berarti
menggunakan kata dan struktur kalimat yang mudah
dimengerti pemakai bahasa umum. Bahasanya teratur
berarti setiap kata dalam kalimat sudah ditempatkan
sesuai dengan kaidah. Efektif berarti bahasa pers harus
tidak bertele-tele tetapi tidak terlalu berhemat sehingga
maknanya menjadi kabur.
Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh
pewarta atau media massa untuk menyampaikan
informasi, bahasa dengan ciri-ciri khas yang
memudahkan penyampaian berita dan komunikatif.

Bahasa Jurnalistik di Antara Ragam dan Laras Bahasa


Lain

Bahasa jurnalistik adalah sebuah laras bahasa. Sebagai


penyampai informasi, laras bahasa jurnalistik selalu
bersinggungan dengan laras bahas lainnya, karena
sebagai penyampai informasi diharapkan mampu
menjembatani antarlaras bahasa itu. Dengan kata lain,
pewarta dapat bereksplorasi dengan laras bahasa lain
sehingga bahasa yang digunakan lebih variatif dan enak
dibaca.
Bahasa jurnalistik juga harus akrab dengan ragam
kedaerahan atau dialek, sebab dengan demikian
bahasa yang dipaki untuk menyampaikan informasi
tentang suatu peristiwa kedaerahan dapat lebih
berwarna. Dengan begitu informasi yang disampaikan
dapat dipahami dan pembaca menyadari bahwa
peristiwa tersebut terjadi disuatu tempat.

Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi


adalah laras bahasa baku, karena hanya bahasa baku
yang pemakaiannya luas dan memiliki ciri
kecendekiaan. Maka bahasa jurnalistik wajib
memelihara bahasa Indonesia.

Menurut Anton M. Moeliono (1994), antara laras bahasa


jurnalistik dan laras bahasa baku saling membutuhkan.
Laras bahasa baku ingin menjadikan bahasa Indonesia
sebagai bahasa modern yang setara dengan bahasa
lain di dunia, sedang laras bahasa jurnalistik
memerlukan pengungkapan diri secara modern.

Bahasa yang digunakan media massa bersandar pada


bahasa baku tetapi pemakaiannya berbeda, struktur
kalimatnya lebih longgar, tidak normatif, pilihan katanya
juga lebih bebas, dan tanpa beban perihal kebakuan.
Yang membedakannya adalah bahasa jurnalistikharus
bertutur dengan santai, meskipun harus tetap
memperhatikan norma-norma kebahasaan.

Bahasa jurnalistik berada diantara ragam baku resmi


dan santai, antara bahasa lisan dan tulis.

Maka bahasa jurnalistik dari sisi penggunaan bahasa


dapat disebut sebagai ragam bahsa tengah-tengah atau
medial.
Dalam penggunaan bahasa jurnalistik itu tidak boleh
sembarangan. Melainkan harus berdasarkan kaidah-
kaidah dari bahasa Indonesia itu sendiri. Dan sesuai
prinsip-prinsip dasar dalam bahasa jurnalistik yang telah
ditentukan. Hal tersebut harus sesuai dengan ciri khas
dan karakteristik bahasa jurnalistik yaitu singkat, padat,
sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Ciri
tersebut harus dimiliki oleh bahasa jurnalistik karena
mengingat bahwa media massa itu sesungguhnyaa
dibaca oleh semua lapisan masyaraakaat yang memiliki
tingkaat pengetahuan yang berbeda-beda. Berikut
penjelasan dari ciri-ciri yaang harus dimiliki oleh bahasa
jurnalistik yaitu:

 Singkat, artinya bahasa jurnalistik itu harus menghindari


penjelasan yang terlalu panjang dan berbelit-belit. Tetapi
juga tidak boleh terlalu hemat.
Contoh :
# Pedagang itu mengalami kerugian
besar #Pedagang itu rugi besar
#Harga premium mengalami
penurunan #Harga premium turun
#Baju Ardi tidak
bersih #Baju Ardi kotor
#Dewi memakai
jilbab #Dewi Berjilbab
#Ia mempunyai penilaian berbeda #Ia
Mempunyai pendapat

 Padat, artinya dengan bahasa yang singkat tersebut harus


mampu menyampaikan informasi secara lengkap yang
dibutuhkan oleh pembaca. Hal ini dapat dilakukan dengan
menerapkan prinsip 5W dan 1H, dan membuang kata-kata
yang mubazir, serta menerapkan prinsip ekonomi dalam
pembuatan kalimat.
Contoh :
# Tidak untung
rugi
# Petani sulit mendapatkan pupuk
Petani langka pupuk
# Yusril siap mencalonkan diri menjadi Presiden
Yusril siap jadi presiden
# Presiden pergi ke London menggunakan pesawat
terbang
Presiden terbang ke London

 Sederhana, artinya bahasa jurnalistik ini harus


menggunakan kalimat tunggal dan sederhana, bukan
kalimat majemuk yang panjang dan rumit. Selain itu,
sederhana berarti menggunakan kalimat yang efektif,
praktis, dan tidak berlebih-lebihan.
Contoh kalimat klausa majemuk bertingkat:
Tugimin, bocah tujuh tahun penderita lumpuh layu
akibat gizi buruk, setelah dirawat inap selama dua
bulan, akhirnya diizinkan meninggalkan rumah sakit
untuk dirawat di rumah, asalkan pihak keluarga
menyanggupi untuk mengawasi dan melaporkan
perkembangan kesehatannya secara rutin

 Lugas, artinya bahasa yang digunakan harus mampu


menyampaikan informasi atau berita secara langsung.
Contoh :
# Aku mencoba berpaling pada makhluk indah lainnya,
namun aku tak bisa
 Menarik, artinya yaitu harus pandai-pandai mengolah
kalimat menjadi menarik sehingga dapat menarik minat
pembaca dan kita juga dituntut harus kreatif. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan pilihan kata yang masih
hidup dan populer dimasyarakat, jangan menggunakan
kata-kata yang sudah mati.
Contoh :
#Persi mengalahkan persija (bahasanya diganti agar
lebih menarik)
#Persib membantai persija

 Jelas, artinya informasi yang disampikan haarus mudah


dipahami oleh semua lapisan masyarakat. Struktur
kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan atau salah
pengartian, mengindari ungkapan dan makna ganda, serta
menggunakan kata-kata yang bermakna denotatif.
Contoh:
# Seminar itu hasilnya dipublikasikan Hasil
seminar itu dipublikasikan
#Obat itu khasiatnya sangat bagus Khasiat
obat itu sangat bagus

 Gramatikal, artinya kalimat apapun yang dipakai dan


dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti kaidah tata
bahasa baku, yaitu bahasa resmi sesuai dengan ketentuan
tata bahasa serta pedoman ejaan yang disempurnakan.
Contoh :
#Ia bilang (non baku/TIDAK GRAMATIKAL)
#Ia mengatakan (baku /GRAMATIKAL)
 Logis, Bahasa yang digunakan harus dapat diterima dan
tidak bertentangan denganakal sehat
Contoh :
Jumlah korban tewas dalam musibah longsor dan banjir
banding itu 225 orang, namun sampai berita ini
diturunkan belum juga melapor. (jawabannya tentu saja
sangat tidak logis, karna mana mungkin korban yang
sudah tewas bisa melapor?)

Contoh penulisan pada jurnalistik :


 Saya mengenakan alas kaki saat pergi ke kampus (TIDAK
UMUM)
 Saya mengenakan sepatu saat pergi ke kampus (UMUM)
atau
 Saya menbeli balpoint ke warung (TIDAK UMUM)
 Saya membeli pulpen ke warung (UMUM)
 “Presiden SBY berkeyakinan bahwa sejumlah menteri di
kabinetnya masih bisa diandalkan”.
Sebaiknya,
 “Presiden SBY berkeyakinan, sejumlah menteri di
kabinetnya masih bisa diandalkan”.
Perhatikan contoh berikut:
 Pangdam VIII/Trikora Mayjen TNI Amir Sembiring
mengeluarkan perintah tembak di tempat, bila masyarakat
yang membawa senjata tajam, melawan serta tidak
menuruti permintaan untuk menyerahkannya. Jadi petugas
akan meminta dengan baik. Namun jika bersikeras dan
melawan, terpaksa akan ditembak di tempat sesuai
dengan prosedur (Kompas, 24/1/99).
 Ketua Umum PB NU KH Abdurahman Wahid (Gus Dur)
mengadakan kunjungan kemanusiaan kepada Ketua
Gerakan Perlawanan Timor (CNRT) Xanana Gusmao di LP
Cipinang, Selasa (2/2) pukul 09.00 WIB. Gus Dur
didampingi pengurus PBNU Rosi Munir dan staf Gus Dur,
Sastro. Turut juga Aristides Kattopo dan Maria Pakpahan
(Suara Pembaruan, 2/2/99).
Contoh (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat pertama
menyatakan pesan penting dan kalimat kedua
menerangkan pesan kalimat pertama.
Contoh (2) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat pertama
menyatakan pesan penting dan kalimat kedua serta
kalimat ketiga menyatakan pesan yang menerangkan
pesan kalimat pertama.
3. Laras Bahasa Ilmiah
Penggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan
mempunyai sifat pemakaian yang khas, yang spesifik,
sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa dalam bidang
ilmu pengetahuan mempunyai laras bahasa tersendiri
yang berbeda dengan ragam-laras bahasa yang lain.
Sifat-sifat tersebut ada yang umum sebagai bahasa
ilmiah, dan ada yang khusus berhubungan dengan
pemakaian kosakata, istilah, serta bentuk-bentuk
gramatika.
Sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat umum
berhubungan dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan informasi ilmiah pada peristiwa
komunikasi yang terjadi antara penulis dan pembaca.
Informasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang
jelas, benar, efektif, sesuai, bebas dari sifat samar-
samar, dan tidak bersifat taksa (ambigu). Hal ini penting
sekali diperhatikan oleh penulis agar informasi ilmiah
yang disampaikan dapat dipahami secara jelas, objektif,
dan logis, sehingga dapat tercapai kesamaan
pemahaman, persepsi, dan pandangan terhadap
konsep-konsep keilmuan yang dimaksud oleh penulis
dan pembaca.
Informasi dan konsep-konsep ilmiah yang disampaikan
dalam bentuk karya tulis ilmiah, misalnya, laporan
penelitian (studi), makalah, skripsi, tesis, dan disertasi
adalah bersifat formal. Oleh karena itu, laras bahasa
yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah laras
bahasa baku (standar).
Bahasa dalam percakapan sehari-hari (colloquial) serta
percakapan lisan tidak tepat apabila digunakan untuk
menyampaikan informasi dan konsep-konsep yang
berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa ragam sastra
(puisi, prosa, dan drama) disusun sedemikian rupa,
sehingga dapat menimbulkan berbagai efek emosional,
imajinatif, estetik, dan artistic, yang dapat
membangkitkan rasa haru baik bagi penulis maupun
pembaca. Bahasa yang bersifat ilmiah tidak
mempertimbangkan efek-efek perasaan yang timbul,
seperti yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam
sastra (Oka, 1971: 14).
Sifat bahasa ragam ilmiah yang khusus/spesifik tampak
pada pemilihan dan pemakaian kata serta bentuk-
bentuk gramatika terutama dalam tataran sintaksis.
Kata-kata yang digunakan dalam bahasa ilmiah bersifat
denotative. Artinya, setiap kata hanya mempunyai satu
makna yang paling sesuai dengan konsep keilmuan
tersebut atau fakta yang disampaikan. Demikian pula
kalimat-kalimat yang digunakan dalam bahasa ragam
ilmiah bersifat logis. Hubungan antara bagian-bagian
kalimat dalam kalimat tunggal atau hubungan antara
klausa-klausa dalam kalimat majemuk (kompleks)
mengikuti pola-pola bentuk hubungan logis.

Contoh :
Paragraf dalam sebuah karya ilmiah tentang bahaya
rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang
antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung
negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi
daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar
asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak
berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.
Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk
kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan
dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa
tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang
memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang
dapat ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-
paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya
itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).
Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya
adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk keperluan
ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16,
Ketika bangsa Eropa menemukan benua Amerika,
sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-
coba menghisap rokok dan kemudian membawa
tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok
mulai muncul di kalangan bangsawan Eropa. Tapi
berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk
keperluan ritual, di Eropa orang merokok hanya untuk
kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang
Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok
mulai masuk negara-negara Islam.
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai
dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik kegunaan atau
manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang
di sekitar perokok yang bukan perokok.
4. Laras Bahasa Sastra (puisi, cerpen, novel, dll.)
Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif.
Bahasanya dapat dalam bentuk naratif, deskriptif,
preskriptif, dramatis dan puitis.

Beberapa ciri bahasa sastra:

 Kreatif dan imajinatif: mengandung arti


 Mementingkan penyusunan, pengulangan, pemilihan kata
 Puitis dan hidup: monolog, dialog, dan sebagainya.
 Menggunakan bahas tersirat: perlambangan, kiasan,
perbandingan, peribahasa, metafora, simile, ilusi,
ambpersonifikasiiguitas dan sebagainya.
 Ada penyimpangan tata bahasa atau manipulasi bahasa.

Bahasa sastra merupakan salah satu fenomena bahasa


dalam sosiolinguistik. Bahasa sastra memiliki
karakteristik yang berbeda, ada unsur permainan
bahasa, bahasa disiasati, dimanipulasi,
didiberdayagunakan sedemikian rupa untuk mencapai
tujuan dan efek tertentu; efek estetis. Ada kalanya
bahasa bukan sekedar sarana tetapi tujuan untuk
mencapai keindahan, atau bahkan keindahan itu sendiri.

Unsur emotif dalam sastra cenderung lebih dominan.


Berbeda dengan laras bahasa ilmiah, dalam bahasa
sastra pemilihan kosakata maupun susunan
tatabahasanya disesuaikan dengan suasana yang akan
dibangun atau dengan kata lain mempermainkan
bahasa sedemikian rupa agar muatan emosi yang
terkandung dalam karya sastra dapat tersampaikan
pada penikmat sastra.

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan


dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih
sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal
dari bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”.
Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa
dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu prosa lama
dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa
indonesia yang belum terpengaruhi budaya barat dan
prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa
aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi menjadi empat
jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi,
dan prosa argumentatif.
Contoh :
1. Prosa Lama , seperti Hikayat di bawah ini
Botol Ajaib
Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya,
Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk dijebak
dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-
aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke istana.
Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu
Nawas dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini aku
sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku,
aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja memulai
pembicaraan.
“Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga
hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas.
“Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin
dan memenjarakannya.” kata Baginda.
Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar
dari mulutnya. la tidak memikirkan bagaimana cara
menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung
bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu
memang benar-benar angin. Karena angin tidak bisa
dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin.
Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi
masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda
hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga
hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah
dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak begitu
sedih. Karena berpikir sudah merupakan bagian dari
hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan. la yakin
bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari
kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir
pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada
orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang
miskin. Karena tidak jarang Abu Nawas menggondol
sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja
atas kecerdikannya.
Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga
mendapat akal untuk menangkap angin apalagi
memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari
terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas
hampir putus asa. Abu Nawas benar-benar tidak bisa
tidur walau hanya sekejap. (dan seterusnya.. lihat cerita
di buku)

2. Puisi ,
TEMAN SEJATI
Seorang teman adalah seseorang
tertawa dan menangis dengan Inspirasi,
Seseorang yang meminjamkan tangan membantu,
meskipun teman-teman mungkin tidak selamanya,
Dan mereka tidak mungkin berakhir bersama-sama,
kenangan persahabatan sejati akan
bertahan selamanya.
Seorang teman bukanlah bayangan atau hamba
Tetapi seseorang yang memegang
sepotong seseorang dalam hatinya.
Seseorang yang berbagi senyum,
Seseorang yang mencerahkan hari Anda

Fungsi Ragam dan Laras Bahasa


Secara umum fungsi ragam dan laras bahasa terbagi
menjadi beberapa bagian :

1. Sebagai alat ekspresi diri


Pada awalnya seorang anak menggunakan bahasa
untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah dan
ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak tidak
lagi menggunakan bahasa hanya untuk
mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk
berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah
dewasa, seorang individu pun menggunakan bahasa
sebagai alat ekspresi diri dan komunikasi. Seorang
penulis pun mengekspresikan diri melalui tulisannya,
sehingga karya ilmiah pun dapat disebut sebagai alat
ekspresi diri.
1. Sebagai alat komunikasi
Komunikasi lebih spesifik dari pada ekspresi diri.
Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita
tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan
komunikasi pula kita dapat mempelajari dan mewarisi
semua hal, baik yang pernah dicapai oleh orang-orang
terdahulu ataupun orang-orang yang sezaman dengan
kita.

Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran


perumusan maksud kita, merefleksikan perasaan kita
dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama
dengan individu lainnya. Melalui bahasa, manusia dapat
mengatur berbagai macam kegiatan dan aktivitas
kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan
bagaimana langkah terbaik untuk kedepannya. Ketika
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi,
sebelumnya tentu sudah ada tujuan tertentu. Pembicara
ingin maksud dan gagasannya diterima oleh orang lain.
Dengan kata lain pembicara ingin mempengaruhi orang
lain dan ingin mereka membeli hasil pemikirannya. Oleh
karena itu, maka si pembicara pun akan menggunakan
bahasa yang sesuai dengan kepentingan dan
kebutuhan objek yang ia tuju.

1. Sebagai alat integrasi dan adaptasi social


Selain sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa
memungkinkan pula manusia memanfaatkan
pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan
mengambil bagian serta pelajaran dari pengamalan
tersebut, serta berkenalan dengan orang lain. Indonesia
adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari berbagai
macam suku dan ras, begitu banayak pulau dan daerah.
Tidak mungkin menyatukan keseluruhannya tanpa ada
suatu rumusan metode, maka terbentuklah bahasa yang
berfungsi dan terbukti sebagai alat pemersatu yang
efektif.

Pada saat seseorang beradaptasi dengan lingkungan


social disekitarnya, maka ia akan memilih bahasa yang
tepat dan sesuai. Ia akan menggunakan bahasa yang
berbeda, ia akan menggunakan bahasa yang tidak baku
ketika sedang bersama teman-temannya, sebaliknya ia
akan menggunakan bahasa yang formal ketika
berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi
kedudukannya.

1. Sebagai alat kontrol social


Bahasa memiliki peran penting dalam memainkan peran
social, baik itu dengan diterapkan pada diri sendiri
ataupun orang lain. Berbagai informasi, pemberitaan
ataupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. buku-
buku pelajaran dan buku-buku intruksi adalah salah satu
contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol social.
Ceramah agama merupakan contoh penggunaan
bahasa sebagai alat kontrol social. Lebih jauh lagi, orasi
ilmiah atau politik juga termasuk dalam kontrol social.
Begitu pula dengan iklan layanan masyarakat atau
layanan sosial, itu semua adalah merupakan salah satu
wujud penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial.
Singkatnya, hal-hal yang disebutkan diatas merupakan
kegiatan berbahasa yang memberikan arahan kepada
masyarakat untuk memperoleh pandangan baru, sikap
baru, perilaku dan tindakan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
http://rohimzoom.blogspot.com/2013/12/ragam-dan-
laras-bahasa.html
http://brianse7en.blogspot.com/2013/10/ragam-dan-
laras-bahasa_3.html
http://de2-mutz.blogspot.com/2010/10/fungsi-
bahasaragam-dan-laras-bahasa.html
http://rofidahsadiyahh.blogspot.com/2013/09/aplikasi-
ragam-dan-laras-bahasa.html
http://publicrelation-
secret.blogspot.com/2011/01/bahasa-indonesia-
jurnalistik.html
http://tugassekolahkit.blogspot.com/2013/09/ragam-
bahasa-beserta-contohnya.html
http://tugassekolahkit.blogspot.com/2013/09/ragam-
bahasa-beserta-contohnya.html
http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/08/raga
m-bahasa-jurnalistik-dan-pedoman-pemakaian-bahasa-
dalam-pers/
http://media.kompasiana.com/buku/2012/11/18/bahasa-
jurnalistik-509317.html
http://fitrienurani.blogspot.com/2013/05/ciri-kalimat-
jurnalistik.html
http://tonang.staff.uns.ac.id/memahami-istilah-
medis/2006/06/06/
http://yunimaha5-
lestaribestari.blogspot.com/2009/07/laras-bahasa-2.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_keselamatan
http://nota-ipg.blogspot.com/2013/04/laras-bahasa-
bahasa-melayu.html
http://bincangmedia.wordpress.com/2012/06/23/memah
ami-bahasa-indonesia-ragam-jurnalistik-berbahasa-
dengan-ekonomi-kata/
http://www.carabelajarbahasainggrisoke.com/2014/07/3-
contoh-artikel-bahasa-inggris-tentang-ekonomi-dan-
artinya.html
Bagikan ini:
 Twitter
 Facebook

Terkait
Laras Bahasadalam "Manajemen"
MANAJEMEN STRATEGI - STRATEGI TINGKAT
BISNISdalam "Manajemen"
KEWIRAUSAHAAN - ANEEQA HIJABdalam
"Manajemen"

Diterbitkan oleh vianisilv


Tembalang, Semarang Environmental Engineering -
Undip Instagram - Twitter : @vianisilv Lihat semua pos
dari vianisilv
Navigasi pos
POS SEBELUMNYASIM – “Perangkat Lunak Komputer”
James O’Brein & George Part 2
POS BERIKUTNYATEORI HECKSCHER-OHLIN
(TEORI H-O)
3 tanggapan untuk “LARAS BAHASA”
1. Ping-balik: RAGAM BAHASA | live to
learn
2. Ping-balik: Ragam Bahasa dan Laras
Bahasa | winahariningtyas
3. Ping-balik: Bahasa Melayu Kontekstual –
Laras Bahasa Klasik – IPG Kampus
Internet

Tinggalkan Balasan

All Archives

 Agustus 2019 (1)


 April 2019 (1)
 Juli 2018 (1)
 April 2018 (1)
 Januari 2018 (5)
 Oktober 2017 (1)
 September 2017 (2)
 Januari 2017 (1)
 Desember 2016 (1)
 November 2016 (2)
 Oktober 2016 (1)
 September 2016 (1)
 Agustus 2016 (2)
 Juli 2016 (2)
 Juni 2016 (1)
 April 2016 (2)
 Maret 2016 (13)
 April 2015 (6)
 Desember 2014 (1)
 November 2014 (2)
 Oktober 2014 (11)
 Juli 2014 (1)
 Juni 2014 (3)
 Mei 2014 (2)
 Maret 2014 (3)
 Januari 2014 (1)
 Desember 2013 (6)
 November 2013 (2)
 Oktober 2013 (1)
 Mei 2013 (3)
 April 2013 (1)
 Maret 2013 (1)
Calender

S S R K J S M
1 2 3 4 5
6 7 8 9 10 11 12
13 14 15 16 17 18 19
20 21 22 23 24 25 26
27 28 29 30 31
Oktober 2014
« Jul Nov »
Last Post

 Taukah kau Nak,


 –ALHAMDULILLAH–
 ~ 24 Juni 2018 ~
 I Believe,
 (tanpa judul)
Type Here
Cari untuk:
Statistik Blog
 1.021.744 hits
Ikuti Blog melalui Email
Masukkan alamat email Anda untuk mengikuti blog
berikut dan menerima notifikasi jika tersedia pos baru
melalui email.

Bergabunglah dengan 20 pengikut lainnya


Alamat Email:

IKUTI
WORDPRESS.COM. TEMA: DARA
OLEH AUTOMATTIC.
Tutup dan terima
Privasi & Cookie: Situs ini menggunakan
cookie. Dengan melanjutkan menggunakan situs web
ini, Anda setuju dengan penggunaan mereka.
Untuk mengetahui lebih lanjut, termasuk cara
mengontrol cookie, lihat di sini: Kebijakan Cookie

Anda mungkin juga menyukai