Anda di halaman 1dari 30

Pengertian Laras Bahasa

Pada saat digunakan sebagai alat komunikasi, bahasa masuk dalam berbagai laras sesuai dengan fungsi
pemakaiannya. Jadi, laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan pemakaiannya. Dalam hal ini kita
mengenal iklan, laras ilmiah, laras ilmiah populer, laras feature, laras komik, laras sastra, yang masih
dapat dibagi atas laras cerpen, laras puisi, laras novel, dan sebagainya.

Setiap laras memiliki cirinya sendiri dan memiliki gaya tersendiri. Setiap laras dapat disampaikan secara
lisan atau tulis dan dalam bentuk standar, semi standar, atau nonstandar.

Definisi Laras Bahasa Dari Berbagai Ahli

Ure dan Ellis telah menyatakan pada 1977 bahawa laras bahasa adalah sejenis pencorakan bahasa yang
kerap kali digunakan dalam sesuatu situasi komunikatif.

Za’ba (1962) menerangkan laras ialah rupa susuk bahasa yang dipakai apabila bercakap atau mengarang,
iaitu tentang perkataannya, ikatan ayatnya, jalan bahasanya, cara susunannya atau bentuk
peribahasanya.

Halliday (1968) mendefinisikannya sebagi variasi bahasa berlainan berdasarkan fungsi atau dengan kata
yang lebih mudah laras berubah mengikut situasi. Beliau mendasarkan perbezaan laras yang digunakan
kepada dua faktor, iaitu pengguna dan penggunaan. Variasi bahasa yang timbul yang berkaitan dengan
penggunanya, iaitu yang melibatkan tempat asal seseorang ialah dialek dan variasi bahasa yang
berkaitan dengan penggunaannya, iaitu yang berlainan mengikut kumpulan sosial yang
menggunakannya ialah register atau laras.

Naomi S. Baron (1979) mentakrifkan laras sebagai variasi linguistik (linguistic variation) yang ditentukan
oleh keadaan sosial yang wujud pada ketika tertentu.

Dwight Bolinger (1981) dan rakannya mendefinisikan laras sebagai bentuk atau variasi bahasa yang
digunakan dalam peristiwa berkomunikasi dan mereka menambah, laras dengan bentuk bahasa yang
digunakan dalam ucapan umum seperti yang digunakan oleh seseorang pemidato saling berkaitan.

A. Wilkins (1982) mentakrifkan laras sebagai satu gaya bahasa yang berhubung kait dengan pekerjaan.

Nik Safiah Karim (1982) bersependapat dengan Halliday kerana setiap anggota masyarakat akan
menggunakan beberapa laras yang berbeza mengikut keperluannya.
Brian Seaton (1982) mengeluarkan pendapat bahawa laras ialah satu variasi bahasa yang wujud daripada
situasi yang berlainan seperti umur, jantina dan tajuk percakapan.

Asmah (1987) pula menyatakan ciri-ciri khusus dalam penggunaan bahasa menurut bidang
penggunaannya.

Abdullah Hassan (1989) menyebut pemakaian kata-kata tertentu yang sesuai dengan konteksnya itu,
adalah sesuatu yang dikatakan laras bahasa.

Raminah Hj. Sabran (1989) menjelaskan setiap bahsa mempunyai beberapa laras yang tersendiri yang
digunakan dalam situas atau konteks yang berbeda.

Penggunaan laras bahasa ditentukan oleh dua faktor,

Ciri-ciri keperihalan sesuatu peristiwa bahasa

– Situasi luaran

berdasarkan latar belakang social dan kebudayaan sesuatu masyarakat bahasa

– Situasi persekitaran

berdasarkan aspek-aspek yang terlibat dalam penggunaan bahasa mengikut empat faktor berikut:

Cara penyampaian (lisan, bertulis, bahasa isyarat dan sebagainya.

Hubungan social dan peribadi antara pengguna bahasa

iii. Bahan yang diperkatakan

Fungsi-fungsi social perlakuan bahasa (rasmi/ tidak rasmi)

Ciri-ciri linguistik
– unsur-unsur sistem bahasa itu iaitu aspek bunyinya, aspek perkataannya serta frasa dan ayatnya.

– Pemisah utama laras ialah tatabahasa dan perbendaharaan kata

Aspek bunyi – nada suara (drama ,ucapan dll)

Aspek perkataan –perkataan khusus berdasarkan bidang, unsur kolokasi (dua perkataan yang berkaitan),
perkataan pinjaman

Aspek ayat, dari segi binaan, susunan, dan panjang pendek

Macam-Macam Laras Bahasa

Macam-macam laras bahasa antara lain sebagai berikut :

Laras Bahasa Hukum

Laras bahasa hukum adalah bahasa Indonesia yang corak penggunaan bahasanya khas dalam dunia
hukum, mengingat fungsinya mempunyai karakteristik tersendiri, oleh karena itu bahasa hukum
Indonesia haruslah memenuhi syarat-syarat dan kaidah-kaidah bahasa Indonesia.

Ciri-ciri laras bahasa hukum :

Mempunyai gaya bahasa yang khusus.

Lugas dan eksak karena menghindari kesamaran dan ketaksaan.

Objektif dan menekan prasangka pribadi.

Memberikan definisi yang cermat tentang nama, sifat dan kategori yang diselidiki untuk menghindari
kesimpangsiuran.

Tidak beremosi dan menjauhi tafsiran bersensasi.

Contoh :
Sanksi Pelanggaran Pasal 44:

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1987 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1982 tentang Hak Cipta

Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memperbanyak suatu ciptaan atau
memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda
paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus jutarupiah).

Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual pada umum suatu
ciptaan atau barang hasil pelanggaran hasil hak cipta sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan atau denda paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima
puluh juta rupiah).

Laras Bahasa Kedokteran

Istilah medis memang terdengar begitu rumit. Sebenarnya istilah ini tidak dimaksudkan agar pasien tidak
mengerti. Tujuannya adalah keseragaman, universalitas. Agar istilah yang dituliskan dokter di Amerika
tetap dapat dipahami dokter di Papua.

Karena ilmu kedokteran berasal dari sejarah panjang, banyak istilah kedokteran berawal dari bahasa
klasik (Latin atau Greek). Seiring perkembangan, memang tentu ada adaptasi, perubahan. Tetapi pada
dasarnya masih bisa ditarik ke bahasa asalnya. Ada juga pengaruh lokal, sehingga sering suatu istilah di-
adopsi ke bahasa Indonesia. Biasanya adopsi ini secara hampir utuh, dan polanya mudah diikuti.

Memang istilah itu membuat pusing, dokter juga kadang harus berpikir dulu agar memahami artinya.
Hanya karena seringnya mendengar dan memakai, dokter menjadi terbiasa.

Secara umum istilah medis terdiri dari 4 bagian.

1. Kata induk

2. Awalan

3. Akhiran
4. Penghubung antar bagian

Suatu istilah bisa terdiri dari kata induk saja, atau ditambah 1, 2 atau 3 bagian lain.

Kita ambil satu contoh sederhana: perikarditis

“Peri” adalah awalan yang berarti sesuatu yang di tepi atau melingkupi

“kard” artinya jantung

“Itis” adalah akhiran yang berarti “peradangan”

Jadi Pericarditis artinya peradangan pada jaringan yang melingkupi jantung.

Tentu mudah memahami kalau ada istilah:

Bradikardi, “bradi” artinya “lambat” sehingga “bradikardi” berarti denyut jantungnya melambat.

Takhikardi, “takhi” artinya “cepat” sehingga “takhikardi” berarti denyut jantungnya bertambah cepat.

Contoh lain yang menggunakan 2 kata induk: ureterolithiasis.

“Ureter” adalah saluran dari ginjal menuju kandung kemih. Dalam bahasa Indonesia juga disebut ureter.
Fonem “o” untuk menghubungkan dengan kata berikutnya. “Lith” artinya batu, sedang akhiran “osis atau
asis” artinya proses.

Jadi “Ureterolithiasis” adalah terbentuknya batu pada saluran kemih antara ginjal dan kandung kemih.

Contoh lain yang lebih kompleks: Histerosalfingografi.

Histero artinya “uterus” atau “rahim”

Salfing adalah nama lain dari tuba fallopii artinya “saluran telur”

Grafi adalah “gambar/foto”.

Fonem “o” adalah kata penghubung antar masing-masing kata induk tersebut.

Jadi Histerosalfingografi berarti: gambar dari rahim dan saluran telur yang diperoleh dengan foto
rontgen.
(Kata “histeris” itu diduga juga berakar dari kata “histero” yang berarti rahim ini. Ada yang menyebut
karena ketika berkontraksi rahim menjadi begitu keras dan kaku. Ada yang menyebut dari ekspresi
wanita ketika rahimnya berkontraksi dan mengejan kuat-kuat).

Kalau kita tengok penulisannya dalam bahasa Inggris, maka proses adopsi ini mudah diikuti.

Perikarditis: Pericarditis

Ureterolithiasis: Ureterolithiasis

Histerosalfingografi: Hysterosalphingography

Kita coba yang menarik juga: Muscullus Sternocleidomastotideus. Artinya: otot (muscullus) yang
menghubungkan antara tulang sternum, tulang klavikula (salah satu bagiannya dilekati otot ini) dan
tulang mastoid. Dihubungkan dengan fonem penyambung “o”. Pada anak-anak, adanya peradangan di
faring sering diikuti pembesaran kelenjar di sepanjang otot sternokleidomastoideus ini.

Laras Bahasa Umum

Mudah difahami

contoh: Sarah p pasar raya untuk beli barang-barang dapur

Menggugurkan penggunaan kata sendi nama

contoh: Adik jatuh gaung = adik jatuh ke dalam gaung

Menggunakan laras bahasa umum

contoh: lain kali buatlah lagi (bahasa terbalik)

biarkan aku sendiri (bahasa merajuk)

Menggunakan ayat pendek dan ringkas


contoh: Saya pergi ke pasar.

Laras Bahasa Teknikal

Laras teknikal digunakan oleh para pakar untuk berkomunikasi dengan pakar lain yang sebidang.

Laras teknikal bermakna semua jenis teks di dalam semua jenis bidang kepakaran sama ada bidang sains
tulen, teknologi, sains pengurusan dan lain-lain bidang kepakaran.

Contoh:

Teknik ini akan menghasilkan penghematan bahan bakar, peningkatan produktivitas dan kualitas
permukaan.

Anda mendapatkan ahli teknik yang membawa panel tenaga surya tanpa alas kaki ke pegunungan yang
terpencil.

Analisis ini bersifat bottom-up, analisis induktif yang berlaku pada tingkat fungsional atau per bagian
sistem. Pada tingkat fungsional, jenis kegagalan diidentifikasi pada setiap fungsi di dalam sistem atau
komponen peralatan, yang biasanya dibantu dengan diagram blok Untuk analisis per komponen, jenis
kegagalan diidentifikasi untuk setiap komponennya (seperti saluran, penghubung, resistor, atau diode).
Jenis kegagalan dengan efek yang identik dapat dikombinasikan dan dirangkum.

Laras Bahasa Ekonomi

Berbentuk ilmiah

Istilah-istilah teknikal dan berkaitan dengan urusan perniagaan dan ekonomi

Tidak terlalu mementingkan struktur ayat

Bersifat formal

Mementingkan sususnan maklumat yang disampaikan dengan jelas dan eksplisit

Setiap fakta dapat dihuraikan berdasarkan bukti dalam bentuk data dan statistik

Contoh:

TEMPO.CO, Jakarta – Pakar ekonomi dari Universitas Indonesia, Lana Soelistianingsih mengatakan,
tantangan terbesar Indonesia dalam investasi adalah kurangnya minat dan pengetahuan dari rakyat,
inilah mengapa pemerintah harus menyediakan pendidikan intensif.
“Pendidikan itu penting sebagai pengetahuan tentang pasar sehingga penyebaran investor lokal dan
asing lebih sama,” kata Lana, Selasa. Bahkan pemerataan investor lokal dan asing akan melindungi
Indonesia dari tekanan asing.

Saat ini, investor asing memiliki persentase lebih besar dalam investasi saham dengan 51 persen dan
obligasi pemerintah dengan 35,8 persen, ini membuat Indonesia terlalu bergantung pada investasi asing.

Ada dua hal yang menyebabkan kurangnya masyarakat minat untuk investasi. Pertama, pendapatan per
kapita yang kecil. Meskipun biaya investasi saat ini murah, pendapatan per kapita Rp3 juta per bulan
dianggap kurang. “Orang-orang masih mikir-mikir dalam menabung, apalagi investasi,” kata Lana.

Kedua, kurangnya masyarakat kesadaran akan pentingnya investasi. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah
harus mulai memperkenalkan investasi di sekolah. “[Pengantar investasi harus] mulai dari SMP,” tambah
Lana.

Indonesia menghadapi lima tantangan dalam investasi fisik : korupsi, birokrasi yang tidak efisien,
kurangnya infrastruktur yang memadai, tumpang tindih antara kebijakan pemerintah pusat dengan
daerah dan mahalnya biaya pinjaman.

Dalam jangka pendek, pemerintah dapat meningkatkan infrastruktur dan meniadakan tumpang tindih
antara pemerintah pusat dan daerah. “Untuk tiga lainnya [tantangan], rencana jangka panjang
diperlukan dalam rangka meningkatkan itu,” kata Lana

Laras Bahasa Agama

Berisi istilah agama dari bahasa Arab. Struktur ayatnya banyak dipengaruhi struktur bahasa Arab.
Disisipkan dengan kutipan dari al-Quran dan hadis.

Terdapat unsur bahasa klasik terutama pada kosa katanya.

Terdapat istilah agama yang khusus bagi sesuatu agama.


Banyak mengandungi bentuk cerita, kias dan ibarat.

Contoh: Syurga dalam bahasa Arab disebut sebagai ”al-jannah” yang bermaksdu sebuah taman yang
indah, penuh dengan pelbagai nikmat dan keselesaan….

Laras Bahasa Himbauan

Fungsi utama laras himbauan ialah untuk mendorong atau menarik perhatian orang supaya melakukan
sesuatu perbuatan yang mungkin berbentuk positif ataupun negatif.

Laras Himbauan mempunyai ciri-ciri seperti berikut; banyak menggunakan perkataan yang membawa
makna ’ajak’ atau ’tegah’, banyak menggunakan contoh, kes dan cerita yang selaras dengan tajuk,
menampilkan faedah-faedah sesuatu perbuatan, menampilkan akibat buruk sesuatu perbuatan dan juga
bentuk bahasa peribadi yang menggunakan ganti nama orang pertama menjadi ciri utama laras ini.

Laras Himbauan terdapat dalam bentuk lisan dan tulisan.

Contoh: khutbah, kempen, pujukan, rayuan dan doa.

Laras Bahasa Klasik

Laras Klasik mempunyai ciri-ciri seperti teks asal ditulis dalam tulisan Jawi, tidak menggunakan tanda
bacaan dan tidak menggunakan perenggan.

Banyak menggunakan struktur ayat pasif, terdapat penggunaan kata praklausa atau kata pembuka ayat
yang tidak digunakan lagi dalam bahasa moden seperti arakian, hatta, kalakian, empunya dan persetua.

Laras Klasik juga mengandungi kosa kata bahasa istana seperti beta, patik, bersemayam.

Tidak terdapat imbuhan asing untuk pembinaan istilah sains dan teknikal seperti dalam bahasa Melayu
moden, iaitu eka, dwi, mono, bi dan pra.

Contoh Laras Klasik seperti; Hatta berapa antaranya maka rangga dan Raden Aria pun datanglah dari
benua Keling itu. Maka dipersembahkan oranglah kepada Seri Betara mengatakan Raden Aria dan
Rangga sudah datang. Petikan: Kassim Ahmad (1971) Hikayat Hang Tuah,hlm 106.

Laras Bahasa Kreatif

Menggunakan struktur ayat aktif dan pasif.

Menggunakan bentuk dialog atau kata bual seperti dalam skrip drama.

Menggunakan bahasa pelambangan dan kiasan.

Bersifat kreatif imaginatif, menggunakan bunga bahasa dan bahasa hiasan.


Tidak terdapat ciri khusus bahasa teknikal dan penggunaan ilustrasi.

Harus mempunyai kata-kata yang segar dan bertenaga supaya dapat melukiskan gambaran yang cukup
jelas dan hidup kepada pembaca.

Contoh: Kuala Semantan biarpun berabad lagi engkau tetap akan gemilang, Namamu kan lebih harum
menjunjung sekalian nama, Nama pahlawan yang hilang, Hilang di zaman silam (Puisi ”Kuala Semantan
Namamu Kan Tetap Gemilang”Karya Aripin Said)

Laras Bahasa Kanak-Kanak

Laras Bahasa Kanak-kanak mempunyai ciri-ciri seperti;

Kosa katanya terdiri daripada kata akar, kata nama konkrit, kata kerja dan kata adjektif.

Kosa katanya kurang berbanding dengan kosa kata untuk orang dewasa

Bilangan imbuhan yang digunakan terhad, dan imbuhan untuk membentuk kata abstrak tidak terdapat
dalam laras ini.

Struktur ayat yang banyak digunakan ialah struktur ayat aktif bentuk tunggal.

Bahasa perlambangan langsung tidak digunakan dan begitu juga dengan bentuk bahasa yang berbunga-
bunga.

Contoh Laras Bahasa Kanak-kanak; Rusa dan Anak Rusa

Seekor anak rusa bertanya kepada ayahnya: “Ayah lebih besar, lebih kuat, dan lebih lincah daripada
seekor anjing, dan ayah memiliki tanduk yang tajam. Tetapi mengapa Ayah selalu lari menghindar saat
mendengar gonggongan anjing?”

“Anakku,” kata sang Rusa, “Sifat amarahku tidak menentu, dan bisa saja saat saya berdekatan dengan
anjing yang ribut menggonggong itu, saya akan kehilangan kesabaran dan mungkin saja saya akan
melukai anjing tersebut.”

Laras Bahasa Iklan

Fungsi utama laras ini untuk memperkenalkan dan menjual barangan atau perkhidmatan yang
diiklankan.
Laras Bahasa Iklan mempunyai ciri-ciri seperti; terdapat penggunaan unsur grafik dan ilustrasi yang
sangat ketara pada iklan yang bercetak, terdapat penggunaan gambar bergerak dan muzik dengan jelas
pada laras iklan pandang-dengar iaitu dalam filem dan televisyen, struktur ayatnya pendek dan banyak
menggunakan ayat tunggal, menggunakan unsur retorik atau manipulasi bahasa secara berkesan,
menggunakan ungkapan istilah dan juga menggunakan pelbagai kaedah untuk memujuk atau menarik
perhatian pengguna seperti kaedah umpan, pujukan, kemesraan, gesaan dan doa.

Contoh laras bahasa iklan

Laras bahasa dapat digolongkan kepada dua golongan besar, yaitu laras biasa dan laras khusus.

Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seperti bidang hiburan,
pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.

Laras khusus merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam
bidang tertentu dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).

Pembeda utama yang membedakan antara laras biasa dengan laras khsus ialah: kosa kata, tata bahasa,
dan gaya.

Ciri-ciri Laras Bahasa

Laras Bahasa Biasa,

Laras biasa ialah laras khusus yang digunakan untuk masyarakat umum seperti bidang hiburan,
pengetahuan, peneranagn, dan maklumat.

Tidak melibatkan bidang tertentu, mudah difahami, tiada istilah teknikal, kurang kata pinjaman.

Gaya ayat sederhana, ringkas dan padat.

Struktur ayat mudah

Contoh : Dilarang menginjak rumput.

Laras bahasa biasa terbahagi kepada formal dan tak formal.


Laras Bahasa Biasa

Formal/Rasmi Tak Formal

Digunakan dalam majlis rasmi, surat kiriman dan sebagainya. Berlaku proses pengguguran dalam
ayat-ayat yang diucapkan sama ada pengguguran subjek, predikat, objek.

Laras Bahasa Khusus

Pula merujuk kepada kegunaan untuk khalayak khusus seperti ahli-ahli atau peminat dalam bidang
tertentu dan pelajar-pelajar (rencana, laporan, buku).

Pembeda utama yang membezakan antara laras biasa dengan laras khusus ialah: kosa kata; tatabahasa;
gaya

Perbedaan antara laras bahasa biasa dan laras bahasa khusus :

Golongan Laras Bidang Situasi Contoh Bahan

Biasa Hiburan

Pengetahuan

Maklumat

Upacara/.Majlis

Khalayak Umum Berita, laporan. iklan, surat peribadi

Ucapan syarahan

Acara majlis umum


Doa, khutbah

Khusus Doa-khutbah

Teknikal

Ilmiah

Khalayak Umum Acara majlis rasmi

Rencana, ekonomi, undang-unang, fizik, kimia, dan lain-lain.

Tesis, rencana matematik, biologi, Fizik, Kimiz, Lukisan Kejuruteraan dan sebagainya.

Laras Bahasa Perniagaan

Tujuannya untuk mempengaruhi pengguna atau membentuk tanggapan tertentu, atau mengubah sikap
dan melakukan tindakan. Digunakan dalam iklan, tender, laporan dan sebagainya, didukung pula oleh
gambar, lukisan, grafik, ilustrasi dan sebagainya.

Iklan dapat dihasilkan dengan beberapa cara seperti berikut:

Slogan: Kami Ada Cara

Kaedah Pernyataan: Rumah Untuk Dijual/Disewa

Perkaitan Konsep: Artis X dengan Tilam Jenama Y

Perisytihran: Waja dengan Aksesori Lengkap

Kaedah Umpan: Beli Satu, Percuma Satu


Mesra: Keutamaan Kami Adalah Pelanggan.

Bandingan: Bateri X Lebih Berkuasa dan Tahan Lama

Gesaan: Cepat! Cepat! Datanglah Beramai-ramai

Pertanyaan: Sakit Pinggang? Sapulah Dengan Minyak Angin Z.

Laras Bahasa Akademik

Meliputi berbagai bidang seperti sains, teknologi, komunikasi, matematik dan sebagainya yang terletak
dalam ruang lingkup pendidikan.Dalam penulisan ilmiah, misalnya penulisan thesis, penulis perlu
mengikut format tertentu seperti perlu ada catatan bibiliografi (rujukan), nota kaki di bawah muka surat
atau nota hujungan di penghujung setiap bab. Menggunaka istilah-istilah yang khusus kepada bidang,
dan biasanya perlu dihafal.

Digunakan dalam bidang ilmiah

Bersifat formal dan objektif

Gaya bahasa- matang dan keintelektualan(hujah, tepat dan berkesan)

Bersifat khusus dan sukar difahami

Mementingkan kesempurnaan

Mengutamakan pemaparan, perbincangan dan penghuraian

Terdapat penggunaan sudut pandangan orang ketiga, penulisan ragam ayat pasif dan ayat majmuk

Mengandungi nota kaki, bibliografi, indeks dsb.

Contohnya ialah fotosintesis, pecutan, mengawan, pendebungaan dan sebagainya.

Laras Bahasa Media

Berita sebagai wacana memiliki struktur teks yang tersendiri, lain dari struktur teks fiksi, dan lain pula
dari struktur teks esai dan karya ilmiah. Wartawan atau penulis koran menggunakan bahasa untuk
menjelaskan sesuatu menurut cara yang paling mudah diterima sesuai dengan selera sejumlah pembaca
koran.
Tiga fitur penting yang harus ada dalam berita koran yang baik, pertama, bahasa yang digunakan mudah.
kedua, gaya tulisan yang jelas dan ketuiga, isi tulisan harus akurat. Karena koran diterbitkan untuk
masyarakat, maka bahasa koran haruslah sesuai dengan bahasa penggunaan orang-orang. Kalimat yang
panjang, berisi beberapa klausa, menggunakan kutipan, metafora, kiasan, istilah teknik, dan sebagainya
haruslah dihindari.

Ayat berita dan penyata

Bahasa yang paling mudah diterima dan difahami

Bahasa yang mudah, jelas dan tepat

Ringkas, padat dan bermaklumat

Tidak mementingkan stuktur ayat majmuk

Tidak mementingkan kata hubung, dan unsur tatabahasa seperti imbuhan

Tidak menggunakan istilah teknikal atau khusus dan sukar

Bersifat melaporkan sesuatu peristiwa yang berlaku

Mengandungi judul dan teks.

Laras Bahasa Menurut Pokok Pembicaraannya

Laras bahasa menurut pokok pembicaraannya antara lain sebagai berikut :

Laras Bahasa Undang-undang

Laras undang-undang ialah sejenis laras teknikal.

Laras undang-undang mempunyai ciri-ciri kelainannya tersendiri iaitu tidak mengandungi gambar, jadual,
simbol dan sebagainya serta struktur ayatnya terdiri daripada prinsip undang-undang diikuti oleh syarat-
syarat dan diakhiri oleh keputusan undang-undang.
Contoh: Setelah saman disampaikan dan catatera penyampaian dibuat, pendaftar harus memberikan
notis kepada plaintif atau peguamnya mengenai hal itu dan mengenai cara saman disampaikan.

Laras Bahasa Jurnalistik (berita, editorial, iklan, dll.)

Bahasa yang digunakan wartawan dinamakan bahasa pers atau bahasa jurnalistik. Bahasa pers ialah
salah satu laras bahasa. Bahasa jurnalistik memiliki sifat-sifat khas, yaitu singkat, padat, sederhana,
lancar, jelas, lugas, menarik, dan netral (demokratis).

Namun jangan dilupakan, bahasa jurnalistik harus didasarkan pada bahasa baku. Dia tidak menganggap
sepi kaidah-kaidah tata bahasa. Begitu juga dia mesti memperhatikan ejaan yang benar. Akhirnya dalam
kosa kata, bahasa jurnalistik mengikuti perkembangan dalam masyarakat

Apa itu Bahasa Jurnalistik

Para sesepuh jurnalistik ataupun sesepuh bahasa kerap mengatakan bahwa bahasa jurnalistik itu harus
bersandar pada bahasa baku.

Menurut Wojowasito (via Anwar, 1984:1), bahasa jurnalistik yang baik haruslah sesuai dengan normatata
bahasa yang antara lain terdiri atas susunan kalimat yang benar, pilihan kata yang cocok.

Anton M. Moeliono (1994), Konsultan Pusat Bahasa, mengatakan bahwa laras bahasa jurnalistik
tergolong laras bahasa baku.

Terbukti bahwa bahasa jurnalistik dan bahasa Indonesia baku tidak berbeda, yang membedakan
hanyalah pada penggunaannya.

Rosihan Anwar (1994:1) , mengatakan , “Bahasa jurnalistik mempunyai sifat khas yaitu singkat, padat,
sederhana, jelas, lugas, dan menarik.

Moeliono (1994), menambahi bahwa bahasa jurnalistik memiliki kekhasan diksi yang dicirikan oleh upaya
ekonomi kata, kekhasan pengalimatan yang ditandai oleh pemendekan kalimat.

Jus Badudu (1992:62), bahasa jurnalistik harus sederhana dan mudah dipahami, teratur, dan efektif.
Bahasa yang sederhana dan mudah dipahami berarti menggunakan kata dan struktur kalimat yang
mudah dimengerti pemakai bahasa umum. Bahasanya teratur berarti setiap kata dalam kalimat sudah
ditempatkan sesuai dengan kaidah. Efektif berarti bahasa pers harus tidak bertele-tele tetapi tidak terlalu
berhemat sehingga maknanya menjadi kabur.

Bahasa jurnalistik adalah bahasa yang digunakan oleh pewarta atau media massa untuk menyampaikan
informasi, bahasa dengan ciri-ciri khas yang memudahkan penyampaian berita dan komunikatif.

Bahasa Jurnalistik di Antara Ragam dan Laras Bahasa Lain

Bahasa jurnalistik adalah sebuah laras bahasa. Sebagai penyampai informasi, laras bahasa jurnalistik
selalu bersinggungan dengan laras bahas lainnya, karena sebagai penyampai informasi diharapkan
mampu menjembatani antarlaras bahasa itu. Dengan kata lain, pewarta dapat bereksplorasi dengan laras
bahasa lain sehingga bahasa yang digunakan lebih variatif dan enak dibaca.

Bahasa jurnalistik juga harus akrab dengan ragam kedaerahan atau dialek, sebab dengan demikian
bahasa yang dipaki untuk menyampaikan informasi tentang suatu peristiwa kedaerahan dapat lebih
berwarna. Dengan begitu informasi yang disampaikan dapat dipahami dan pembaca menyadari bahwa
peristiwa tersebut terjadi disuatu tempat.

Bahasa yang digunakan untuk menyampaikan informasi adalah laras bahasa baku, karena hanya bahasa
baku yang pemakaiannya luas dan memiliki ciri kecendekiaan. Maka bahasa jurnalistik wajib memelihara
bahasa Indonesia.

Menurut Anton M. Moeliono (1994), antara laras bahasa jurnalistik dan laras bahasa baku saling
membutuhkan. Laras bahasa baku ingin menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa modern yang
setara dengan bahasa lain di dunia, sedang laras bahasa jurnalistik memerlukan pengungkapan diri
secara modern.

Bahasa yang digunakan media massa bersandar pada bahasa baku tetapi pemakaiannya berbeda,
struktur kalimatnya lebih longgar, tidak normatif, pilihan katanya juga lebih bebas, dan tanpa beban
perihal kebakuan. Yang membedakannya adalah bahasa jurnalistikharus bertutur dengan santai,
meskipun harus tetap memperhatikan norma-norma kebahasaan.

Bahasa jurnalistik berada diantara ragam baku resmi dan santai, antara bahasa lisan dan tulis.
Maka bahasa jurnalistik dari sisi penggunaan bahasa dapat disebut sebagai ragam bahsa tengah-tengah
atau medial.

Dalam penggunaan bahasa jurnalistik itu tidak boleh sembarangan. Melainkan harus berdasarkan
kaidah-kaidah dari bahasa Indonesia itu sendiri. Dan sesuai prinsip-prinsip dasar dalam bahasa jurnalistik
yang telah ditentukan. Hal tersebut harus sesuai dengan ciri khas dan karakteristik bahasa jurnalistik
yaitu singkat, padat, sederhana, lugas, menarik, lancar dan jelas. Ciri tersebut harus dimiliki oleh bahasa
jurnalistik karena mengingat bahwa media massa itu sesungguhnyaa dibaca oleh semua lapisan
masyaraakaat yang memiliki tingkaat pengetahuan yang berbeda-beda. Berikut penjelasan dari ciri-ciri
yaang harus dimiliki oleh bahasa jurnalistik yaitu:

Singkat, artinya bahasa jurnalistik itu harus menghindari penjelasan yang terlalu panjang dan berbelit-
belit. Tetapi juga tidak boleh terlalu hemat.

Contoh :

# Pedagang itu mengalami kerugian besar #Pedagang itu rugi besar

#Harga premium mengalami penurunan #Harga premium turun

#Baju Ardi tidak bersih #Baju Ardi kotor

#Dewi memakai jilbab #Dewi Berjilbab

#Ia mempunyai penilaian berbeda #Ia Mempunyai pendapat


Padat, artinya dengan bahasa yang singkat tersebut harus mampu menyampaikan informasi secara
lengkap yang dibutuhkan oleh pembaca. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan prinsip 5W dan 1H,
dan membuang kata-kata yang mubazir, serta menerapkan prinsip ekonomi dalam pembuatan kalimat.

Contoh :

# Tidak untung

rugi

# Petani sulit mendapatkan pupuk

Petani langka pupuk

# Yusril siap mencalonkan diri menjadi Presiden

Yusril siap jadi presiden

# Presiden pergi ke London menggunakan pesawat terbang

Presiden terbang ke London

Sederhana, artinya bahasa jurnalistik ini harus menggunakan kalimat tunggal dan sederhana, bukan
kalimat majemuk yang panjang dan rumit. Selain itu, sederhana berarti menggunakan kalimat yang
efektif, praktis, dan tidak berlebih-lebihan.

Contoh kalimat klausa majemuk bertingkat:


Tugimin, bocah tujuh tahun penderita lumpuh layu akibat gizi buruk, setelah dirawat inap selama dua
bulan, akhirnya diizinkan meninggalkan rumah sakit untuk dirawat di rumah, asalkan pihak keluarga
menyanggupi untuk mengawasi dan melaporkan perkembangan kesehatannya secara rutin

Lugas, artinya bahasa yang digunakan harus mampu menyampaikan informasi atau berita secara
langsung.

Contoh :

# Aku mencoba berpaling pada makhluk indah lainnya, namun aku tak bisa

Menarik, artinya yaitu harus pandai-pandai mengolah kalimat menjadi menarik sehingga dapat menarik
minat pembaca dan kita juga dituntut harus kreatif. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan pilihan
kata yang masih hidup dan populer dimasyarakat, jangan menggunakan kata-kata yang sudah mati.

Contoh :

#Persi mengalahkan persija (bahasanya diganti agar lebih menarik)

#Persib membantai persija


Jelas, artinya informasi yang disampikan haarus mudah dipahami oleh semua lapisan masyarakat.
Struktur kalimatnya tidak menimbulkan penyimpangan atau salah pengartian, mengindari ungkapan dan
makna ganda, serta menggunakan kata-kata yang bermakna denotatif.

Contoh:

# Seminar itu hasilnya dipublikasikan Hasil seminar itu dipublikasikan

#Obat itu khasiatnya sangat bagus Khasiat obat itu sangat bagus

Gramatikal, artinya kalimat apapun yang dipakai dan dipilih dalam bahasa jurnalistik harus mengikuti
kaidah tata bahasa baku, yaitu bahasa resmi sesuai dengan ketentuan tata bahasa serta pedoman ejaan
yang disempurnakan.

Contoh :

#Ia bilang (non baku/TIDAK GRAMATIKAL)

#Ia mengatakan (baku /GRAMATIKAL)

Logis, Bahasa yang digunakan harus dapat diterima dan tidak bertentangan denganakal sehat

Contoh :

Jumlah korban tewas dalam musibah longsor dan banjir banding itu 225 orang, namun sampai berita ini
diturunkan belum juga melapor. (jawabannya tentu saja sangat tidak logis, karna mana mungkin korban
yang sudah tewas bisa melapor?)
Contoh penulisan pada jurnalistik :

Saya mengenakan alas kaki saat pergi ke kampus (TIDAK UMUM)

Saya mengenakan sepatu saat pergi ke kampus (UMUM)

atau

Saya menbeli balpoint ke warung (TIDAK UMUM)

Saya membeli pulpen ke warung (UMUM)

“Presiden SBY berkeyakinan bahwa sejumlah menteri di kabinetnya masih bisa diandalkan”.

Sebaiknya,

“Presiden SBY berkeyakinan, sejumlah menteri di kabinetnya masih bisa diandalkan”.

Perhatikan contoh berikut:

Pangdam VIII/Trikora Mayjen TNI Amir Sembiring mengeluarkan perintah tembak di tempat, bila
masyarakat yang membawa senjata tajam, melawan serta tidak menuruti permintaan untuk
menyerahkannya. Jadi petugas akan meminta dengan baik. Namun jika bersikeras dan melawan,
terpaksa akan ditembak di tempat sesuai dengan prosedur (Kompas, 24/1/99).

Ketua Umum PB NU KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) mengadakan kunjungan kemanusiaan kepada
Ketua Gerakan Perlawanan Timor (CNRT) Xanana Gusmao di LP Cipinang, Selasa (2/2) pukul 09.00 WIB.
Gus Dur didampingi pengurus PBNU Rosi Munir dan staf Gus Dur, Sastro. Turut juga Aristides Kattopo dan
Maria Pakpahan (Suara Pembaruan, 2/2/99).

Contoh (1) terdiri dari dua kalimat, yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua
menerangkan pesan kalimat pertama.

Contoh (2) terdiri dari tiga kalimat, yaitu kalimat pertama menyatakan pesan penting dan kalimat kedua
serta kalimat ketiga menyatakan pesan yang menerangkan pesan kalimat pertama.
Laras Bahasa Ilmiah

Penggunaan bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai sifat pemakaian yang khas, yang
spesifik, sehingga dapat dikatakan bahwa bahasa dalam bidang ilmu pengetahuan mempunyai laras
bahasa tersendiri yang berbeda dengan ragam-laras bahasa yang lain. Sifat-sifat tersebut ada yang umum
sebagai bahasa ilmiah, dan ada yang khusus berhubungan dengan pemakaian kosakata, istilah, serta
bentuk-bentuk gramatika.

Sifat bahasa ragam ilmiah yang bersifat umum berhubungan dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk
menyampaikan informasi ilmiah pada peristiwa komunikasi yang terjadi antara penulis dan pembaca.
Informasi yang disampaikan tentu dengan bahasa yang jelas, benar, efektif, sesuai, bebas dari sifat
samar-samar, dan tidak bersifat taksa (ambigu). Hal ini penting sekali diperhatikan oleh penulis agar
informasi ilmiah yang disampaikan dapat dipahami secara jelas, objektif, dan logis, sehingga dapat
tercapai kesamaan pemahaman, persepsi, dan pandangan terhadap konsep-konsep keilmuan yang
dimaksud oleh penulis dan pembaca.

Informasi dan konsep-konsep ilmiah yang disampaikan dalam bentuk karya tulis ilmiah, misalnya,
laporan penelitian (studi), makalah, skripsi, tesis, dan disertasi adalah bersifat formal. Oleh karena itu,
laras bahasa yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah laras bahasa baku (standar).

Bahasa dalam percakapan sehari-hari (colloquial) serta percakapan lisan tidak tepat apabila digunakan
untuk menyampaikan informasi dan konsep-konsep yang berkadar ilmiah. Demikian pula bahasa ragam
sastra (puisi, prosa, dan drama) disusun sedemikian rupa, sehingga dapat menimbulkan berbagai efek
emosional, imajinatif, estetik, dan artistic, yang dapat membangkitkan rasa haru baik bagi penulis
maupun pembaca. Bahasa yang bersifat ilmiah tidak mempertimbangkan efek-efek perasaan yang
timbul, seperti yang dipertimbangkan dalam bahasa ragam sastra (Oka, 1971: 14).

Sifat bahasa ragam ilmiah yang khusus/spesifik tampak pada pemilihan dan pemakaian kata serta
bentuk-bentuk gramatika terutama dalam tataran sintaksis. Kata-kata yang digunakan dalam bahasa
ilmiah bersifat denotative. Artinya, setiap kata hanya mempunyai satu makna yang paling sesuai dengan
konsep keilmuan tersebut atau fakta yang disampaikan. Demikian pula kalimat-kalimat yang digunakan
dalam bahasa ragam ilmiah bersifat logis. Hubungan antara bagian-bagian kalimat dalam kalimat tunggal
atau hubungan antara klausa-klausa dalam kalimat majemuk (kompleks) mengikuti pola-pola bentuk
hubungan logis.

Contoh :

Paragraf dalam sebuah karya ilmiah tentang bahaya rokok


Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung
negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok
dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lain.

Ada dua jenis rokok, rokok yang berfilter dan tidak berfilter. Filter pada rokok terbuat dari bahan busa
serabut sintetis yang berfungsi menyaring nikotin.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau kemasan kertas yang dapat dimasukkan
dengan mudah ke dalam kantong. Sejak beberapa tahun terakhir, bungkusan-bungkusan tersebut juga
umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan perokok akan bahaya kesehatan yang dapat
ditimbulkan dari merokok, misalnya kanker paru-paru atau serangan jantung(walapun pada kenyataanya
itu hanya tinggal hiasan, jarang sekali dipatuhi).

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah suku bangsa Indian di Amerika, untuk
keperluan ritual seperti memuja dewa atau roh. Pada abad 16, Ketika bangsa Eropa menemukan benua
Amerika, sebagian dari para penjelajah Eropa itu ikut mencoba-coba menghisap rokok dan kemudian
membawa tembakau ke Eropa. Kemudian kebiasaan merokok mulai muncul di kalangan bangsawan
Eropa. Tapi berbeda dengan bangsa Indian yang merokok untuk keperluan ritual, di Eropa orang merokok
hanya untuk kesenangan semata-mata. Abad 17 para pedagang Spanyol masuk ke Turki dan saat itu
kebiasaan merokok mulai masuk negara-negara Islam.

Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih jantan. Di balik
kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang
merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.

Laras Bahasa Sastra (puisi, cerpen, novel, dll.)

Memperlihatkan gaya bahasa yang menarik dan kreatif. Bahasanya dapat dalam bentuk naratif,
deskriptif, preskriptif, dramatis dan puitis.

Beberapa ciri bahasa sastra:

Kreatif dan imajinatif: mengandung arti

Mementingkan penyusunan, pengulangan, pemilihan kata

Puitis dan hidup: monolog, dialog, dan sebagainya.

Menggunakan bahas tersirat: perlambangan, kiasan, perbandingan, peribahasa, metafora, simile, ilusi,
ambpersonifikasiiguitas dan sebagainya.
Ada penyimpangan tata bahasa atau manipulasi bahasa.

Bahasa sastra merupakan salah satu fenomena bahasa dalam sosiolinguistik. Bahasa sastra memiliki
karakteristik yang berbeda, ada unsur permainan bahasa, bahasa disiasati, dimanipulasi,
didiberdayagunakan sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dan efek tertentu; efek estetis. Ada kalanya
bahasa bukan sekedar sarana tetapi tujuan untuk mencapai keindahan, atau bahkan keindahan itu
sendiri.

Unsur emotif dalam sastra cenderung lebih dominan. Berbeda dengan laras bahasa ilmiah, dalam bahasa
sastra pemilihan kosakata maupun susunan tatabahasanya disesuaikan dengan suasana yang akan
dibangun atau dengan kata lain mempermainkan bahasa sedemikian rupa agar muatan emosi yang
terkandung dalam karya sastra dapat tersampaikan pada penikmat sastra.

Prosa adalah suatu jenis tulisan yang dibedakan dengan puisi karena variasi ritme (rhythm) yang
dimilikinya lebih besar, serta bahasanya yang lebih sesuai dengan arti leksikalnya. Kata prosa berasal dari
bahasa Latin “prosa” yang artinya “terus terang”. Jenis tulisan prosa biasanya digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta atau ide. Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah,
novel, ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya. Prosa juga dibagi dalam dua bagian, yaitu
prosa lama dan prosa baru, prosa lama adalah prosa bahasa indonesia yang belum terpengaruhi budaya
barat dan prosa baru ialah prosa yang dikarang bebas tanpa aturan apa pun. Prosa biasanya dibagi
menjadi empat jenis: prosa naratif, prosa deskriptif, prosa eksposisi, dan prosa argumentatif.

Contoh :

Prosa Lama , seperti Hikayat di bawah ini

Botol Ajaib

Tidak ada henti-hentinya. Tidak ada kapok-kapoknya, Baginda selalu memanggil Abu Nawas untuk
dijebak dengan berbagai pertanyaan atau tugas yang aneh-aneh. Hari ini Abu Nawas juga dipanggil ke
istana.

Setelah tiba di istana, Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. “Akhir-akhir ini
aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku kena serangan angin.” kata Baginda Raja
memulai pembicaraan.
“Ampun Tuanku, apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.” tanya Abu Nawas.

“Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.” kata Baginda.

Abu Nawas hanya diam. Tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. la tidak memikirkan bagaimana cara
menangkap angin nanti tetapi ia masih bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu
memang benar-benar angin. Karena angin tidak bisa dilihat. Tidak ada benda yang lebih aneh dari angin.
Tidak seperti halnya air walaupun tidak berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak.
Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa
pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak begitu sedih. Karena berpikir sudah
merupakan bagian dari hidupnya, bahkan merupakan suatu kebutuhan. la yakin bahwa dengan berpikir
akan terbentang jalan keluar dari kesulitan yang sedang dihadapi. Dan dengan berpikir pula ia yakin bisa
menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang-orang miskin. Karena
tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas
kecerdikannya.

Tetapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat akal untuk menangkap angin apalagi
memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu
Nawas hampir putus asa. Abu Nawas benar-benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap. (dan seterusnya..
lihat cerita di buku)

Puisi ,

TEMAN SEJATI

Seorang teman adalah seseorang

tertawa dan menangis dengan Inspirasi,

Seseorang yang meminjamkan tangan membantu,

meskipun teman-teman mungkin tidak selamanya,

Dan mereka tidak mungkin berakhir bersama-sama,

kenangan persahabatan sejati akan

bertahan selamanya.
Seorang teman bukanlah bayangan atau hamba

Tetapi seseorang yang memegang

sepotong seseorang dalam hatinya.

Seseorang yang berbagi senyum,

Seseorang yang mencerahkan hari Anda

Fungsi Ragam dan Laras Bahasa

Secara umum fungsi ragam dan laras bahasa terbagi menjadi beberapa bagian :

Sebagai alat ekspresi diri

Pada awalnya seorang anak menggunakan bahasa untuk mengekspresikan kehendaknya atau
perasaannya pada sasaran yang tetap, yakni ayah dan ibunya. Dalam perkembangannya, seorang anak
tidak lagi menggunakan bahasa hanya untuk mengekspresikan kehendaknya, melainkan juga untuk
berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya. Setelah dewasa, seorang individu pun menggunakan
bahasa sebagai alat ekspresi diri dan komunikasi. Seorang penulis pun mengekspresikan diri melalui
tulisannya, sehingga karya ilmiah pun dapat disebut sebagai alat ekspresi diri.

Sebagai alat komunikasi

Komunikasi lebih spesifik dari pada ekspresi diri. Komunikasi tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita
tidak diterima atau dipahami oleh orang lain. Dengan komunikasi pula kita dapat mempelajari dan
mewarisi semua hal, baik yang pernah dicapai oleh orang-orang terdahulu ataupun orang-orang yang
sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, merefleksikan perasaan
kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan individu lainnya. Melalui bahasa, manusia
dapat mengatur berbagai macam kegiatan dan aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan
mengarahkan bagaimana langkah terbaik untuk kedepannya. Ketika menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi, sebelumnya tentu sudah ada tujuan tertentu. Pembicara ingin maksud dan gagasannya
diterima oleh orang lain. Dengan kata lain pembicara ingin mempengaruhi orang lain dan ingin mereka
membeli hasil pemikirannya. Oleh karena itu, maka si pembicara pun akan menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan objek yang ia tuju.

Sebagai alat integrasi dan adaptasi social

Selain sebagai salah satu unsur kebudayaan, bahasa memungkinkan pula manusia memanfaatkan
pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil bagian serta pelajaran dari pengamalan
tersebut, serta berkenalan dengan orang lain. Indonesia adalah bangsa yang majemuk, terdiri dari
berbagai macam suku dan ras, begitu banayak pulau dan daerah. Tidak mungkin menyatukan
keseluruhannya tanpa ada suatu rumusan metode, maka terbentuklah bahasa yang berfungsi dan
terbukti sebagai alat pemersatu yang efektif.

Pada saat seseorang beradaptasi dengan lingkungan social disekitarnya, maka ia akan memilih bahasa
yang tepat dan sesuai. Ia akan menggunakan bahasa yang berbeda, ia akan menggunakan bahasa yang
tidak baku ketika sedang bersama teman-temannya, sebaliknya ia akan menggunakan bahasa yang
formal ketika berbicara dengan orang yang lebih tua atau lebih tinggi kedudukannya.

Sebagai alat kontrol social

Bahasa memiliki peran penting dalam memainkan peran social, baik itu dengan diterapkan pada diri
sendiri ataupun orang lain. Berbagai informasi, pemberitaan ataupun pendidikan disampaikan melalui
bahasa. buku-buku pelajaran dan buku-buku intruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa
sebagai alat kontrol social. Ceramah agama merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
social. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik juga termasuk dalam kontrol social. Begitu pula dengan
iklan layanan masyarakat atau layanan sosial, itu semua adalah merupakan salah satu wujud penerapan
bahasa sebagai alat kontrol sosial. Singkatnya, hal-hal yang disebutkan diatas merupakan kegiatan
berbahasa yang memberikan arahan kepada masyarakat untuk memperoleh pandangan baru, sikap
baru, perilaku dan tindakan yang baik.

DAFTAR PUSTAKA
http://rohimzoom.blogspot.com/2013/12/ragam-dan-laras-bahasa.html

http://brianse7en.blogspot.com/2013/10/ragam-dan-laras-bahasa_3.html

http://de2-mutz.blogspot.com/2010/10/fungsi-bahasaragam-dan-laras-bahasa.html

http://rofidahsadiyahh.blogspot.com/2013/09/aplikasi-ragam-dan-laras-bahasa.html

http://publicrelation-secret.blogspot.com/2011/01/bahasa-indonesia-jurnalistik.html

http://tugassekolahkit.blogspot.com/2013/09/ragam-bahasa-beserta-contohnya.html

http://tugassekolahkit.blogspot.com/2013/09/ragam-bahasa-beserta-contohnya.html

http://sinaukomunikasi.wordpress.com/2011/10/08/ragam-bahasa-jurnalistik-dan-pedoman-pemakaian-
bahasa-dalam-pers/

http://media.kompasiana.com/buku/2012/11/18/bahasa-jurnalistik-509317.html

http://fitrienurani.blogspot.com/2013/05/ciri-kalimat-jurnalistik.html

http://tonang.staff.uns.ac.id/memahami-istilah-medis/2006/06/06/

http://yunimaha5-lestaribestari.blogspot.com/2009/07/laras-bahasa-2.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Teknik_keselamatan

http://nota-ipg.blogspot.com/2013/04/laras-bahasa-bahasa-melayu.html

http://bincangmedia.wordpress.com/2012/06/23/memahami-bahasa-indonesia-ragam-jurnalistik-
berbahasa-dengan-ekonomi-kata/

http://www.carabelajarbahasainggrisoke.com/2014/07/3-contoh-artikel-bahasa-inggris-tentang-
ekonomi-dan-artinya.html

Anda mungkin juga menyukai