Anda di halaman 1dari 4

“URGENSI WAWASAN NUSANTARA”

(tugas ini dibuat untuk melengkapi tugas yang diberikan oleh bapak Rusdi Tais, S.pd, M.pd)

Oleh:

NAMA : APRIYANSAH DJANO

NIM : 433420024

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021
Konsep dan Wawasan Nusantara

Wawasan nusantara dapatdibedakan dua pengertian yakni pengertian entinologis dan


terminology. Secara entinologi kata wawasan nusantara berasal dari dua kata wawasan dan
nusantara. Wawasan dari kata wawas ( bahasa jawa ) yang artinya pandangan sementara. Kata
kata nusantara merupakan gabungan dari kata nusa yang berate pulau dan antara. Kata nusantara
sendiri secara historis bermula dari sumpah pemuda dari patih gajah mada yang di ucapkan
dalamm upacara pengangkatannya sebagai raja majapahit tahun 1336 M, tertulis dalam kitap
pararatan.(Huda, 2017)

Pengertian terminologis adalah pengrtian yang dihubungkan dengan konteks istilah


tersebut dikemukakan untuk membangun semangat kebangsaan dan cinta tanah air, meskipun
tampak bahwa wilayah Indonesia itu terdiri dari banyak pulau dengan lautan yang luas kita
memandang wilayah Indonesia itu tetap merupakan suatu kesatuan sebagai satu wilayah.
Wawasan nusntara memiliki perannan penting untuk mewujutkan persepsi yang sam a bagi
seluruh warga Negara Indonesia atara kelompok dan konteks sosiologi, politis serta pantangan
yang harus dihindari adalah perbuatan tindakan yang menaggapi norma nomrma, etika, moral,
nilai agung, atau tindakan anarkis menuju kearah disentegrasi bangsa. Namun demikian
kewilayahan tidak dapat di ganggu gugat sebagi harga mati yang normative.(Khairazi, 2015)

Alasan Perlunya Wawasan Nusantara

a. Wawasan nusantara sebagai wawasan pembangunan yang mempunyai kesatuan


kecakupan politik, keatuan ekonomi, kesatuan social, dan politik, keatuan pertahanan
keamanan.
b. Wawasan nusantara sebagai pertahanan dan keamanan Negara merupakan gopolotik
Indonesia dalam lingkup tanah air Indonesia sebagai satu kesatuan yang meliputi seluruh
wilayah dan segenap kekuatan bangsa.
c. Wawasan nusantara sebagai wawasan kewilayahan sehingga dalam pembahasan Negara
agar tidak terjadi sengketa dengan tetangga

Sumber historis, sosiologis, dan politik tentang wawasan nusantara.


a. Sumber Historis Lahirnya konsepsi wawasan nusantara bermula dari Perdana Menteri Ir.
H. Djuanda Kartawidjaja yang pada tanggal 13 Desember 1957 mengeluarkan deklarasi
yang selanjutnya dikenal sebagai Deklarasi Djuanda.
b. Sumber Sosiologis, Berdasar pada kondisi sosial budaya masyarakat Indonesia, wawasan
nusantara yang pada awalnya berpandangan akan "kesatuan atau keutuhan wilayah"
diperluas lagi sebagai pandangan akan "persatuan bangsa". Bangsa Indonesia tdak ingin
lagi terpecah-pecah dalam banyak bangsa. Untuk mewujudkan persatuan bangsa itu
dibutuhkan penguatan semangat kebangsaan secara terus menerus. Semangat kebangsaan
Indonesia sesungguhnya telah dirints melalui peristwa Kebangkitan Nasional 20 Mei
1908, ditegaskan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, dan berbasil diwujudkan
dengan Proklamasi Kemerdekaan bangsa pada tanggal 17 Agustus 1945. Oleh karena itu,
jauh sebelum Deklarasi Djuanda 1957, konsep semangat dan kesatuan kebangsaan sudah
tumbuh dalam diri bangsa.
c. Sumber Politik Wawasan nusantara yang bermula dari Deklarasi Djuanda 1957
selanjutnya dijadikan konsepsi politk kenegaraan. Rumusan wawasan nusantara
dimasukkan dalam naskah Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sebagai hasil ketetapan
MPR mulai tahun 1973, 1978, 1983, 1988, 1993, dan 1998.(Arifin & Lestari, 2019)
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, R., & Lestari, L. E. (2019). Penegakan Dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia Dalam Konteks Implementasi Sila Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Jurnal
Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 12. https://doi.org/10.23887/jkh.v5i2.16497

Huda, N. (2017). Artikel Kehormatan: Urgensi Pengaturan Desa dalam Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945. PADJADJARAN Jurnal Ilmu Hukum (Journal of
Law), 4(1), 1–18. https://doi.org/10.22304/pjih.v4n1.a1

Khairazi, F. (2015). Implementasi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Inovatif:
Jurnal Ilmu Hukum, 8(1), 72–94.

CEK SIMILARITYNYA

Anda mungkin juga menyukai