Anda di halaman 1dari 12

KAJIAN TEORI

Variasi atau yang sering disebut ragam bahasa terjadi tidak karena penutur yang
tidak homogen, tetapi juga karena kegiatan interaksi yang dilakukan masyarakat sangat
beragam. Keragaman bahasa semakin bertambah apabila bahasa tersebut digunakan
oleh penutur yang sangat banyak dan dalam wilayah yang sangat luas (Chaer dan
Leonie Agustina, 2004: 61). Variasi bahasa dalam kajian sosiolinguistik meliputi
variasi berdasarkan segi penutur dan berdasarkan penggunaan. Variasi bahasa
berdasarkan penutur berarti bahasa digunakan oleh siapa, di manakah tinggalnya,
bagaimanakah kedudukan sosialnya, apakah jenis kelaminnya, dan kapankah bahasa
tersebut digunakan. Variasi berdasarkan penggunaan berarti bahasa digunakan untuk
tujuan apa, dalam bidang apa, apakah jalur dan alatnya, dan bagaimanakah situasi
keformalannya. Variasi bahasa berdasarkan segi penutur meliputi idiolek, dialek,
kronolek, sosiolek, akrolek, basilek, vulgar, slang, kolokial, jargon, argot, dan ken.
Dalam variasi bahasa dari segi penggunaan, pemakaian, atau fungsi disebut dengan
fungsiolek, ragam, atau register (Wulandari, 2016).

Surat kabar adalah sebagai bentuk cetakan yang terbit yang memuat serba-serbi
pemberitaan meliputi bidang-bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan
keamanan masyarakat. Surat kabar merupakan sebutan dari media massa cetak, yang
berupa lembaran yang berisi berita-berita dan iklan yang diterbitkan secara berkala,
bisa harian, mingguan, bulanan dan dapat diterbitkan secara umum. Isi dari berita yang
disampaikan harus bersifat aktual dan bersifat universal, selain itu isi dari pemberitaan
dapat diterimah, oleh seluruh golongan dankalangan masyarakat.

Dalam hal ini peneliti lebih memfokuskan penelitian pada variasi bahasa,
Register, Basilek, Slang yang terdapat dalam surat kabar. Variasi bahasa basilek adalah
ragam bahasa bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan dianggap rendah.
Nurhasanah, 2014: 15 bahasa gaul (slang) adalah gaya bahasa yang merupakan
perkembangan atau modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa
Indonesia sehingga bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti.
Hymes menyatakan bahwa pemilihan pemakaian register tidak hanya karena adanya
situasi tertentu yang menuntut penggunaan register, tetapi pemilihan register juga turut
menentukan situasi pemakaiannya., Register menunjukkan bahasa yang khas atau
khusus dalam pemakaiannya.
PEMBAHASAN

A. BASILEK
Ragam bahasa bahasa yang dianggap kurang bergengsi atau bahkan
dianggap rendah. Chaer dan Agustina mengatakan Basilek adalah variasi social
yang dianggap kurang bergengsi, atau bahkan dipandang rendah.
Di bawah ini merupakan hasil data dan analisisnya yang bersumber dari
surat kabar, sebagai berikut:
1. Gue : merupakan bahasa gaul kata ganti untuk “saya”
2. Nyari : merupakan kata uang biasa digunakan oleh beberapa
kelompok yang artinya yaitu mencari.
3. Nabrak-nabrak : merupakan bahasa dialek ngapak yang mempunyai arti
tabrakan.
4. Tantrum : merupakan bahasa dialek yang memiliki arti merajuk.
5. Ngerti : Merupakan bahasa dialek yang memiliki arti paham.
6. Ngikut : Merupakan bahasa dialek yang memiliki arti ikut.
7. Cancut tali wanda : ikut bekerja sama dengan segenap kemampuan dimiliki
8. Srawung : kumpul/ pertemuan
9. Goproyakan : pengendalian
10. Ketoprak : pentas drama tradisional dari surakarta
11. Senda tari : seni,drama dalam bentuk tarian
12. Norak-norak gitu : kata norak-norak merupakan kata yang termasuk dalam
basilek dikarenakan merupakan bahasa yang kurang bergengsi dalam sosial.
13. Muterin lagunya pakai turn table sama kayak DJ zaman now: kayak DJ
zaman now merupakan tulisan yang terdapat dalam surat kabar, dimana
kata-kata tersebut merupakan bahasa yang dianggap kurang bergengsi.
14. Sering nyokap bokap gue denger rumah gitu,: kata nyokap bokap dan gue
merupakan kata yang termasuk dalam jajaran bahasa tingkat rendah atau
kurang bergengsi. Kata ini biasa digunakan oleh masyarakat jakarta.
B. SLANG
Bahasa gaul adalah gaya bahasa yang merupakan perkembangan atau
modifikasi dari berbagai macam bahasa, termasuk bahasa Indonesia sehingga
bahasa gaul tidak memiliki sebuah struktur gaya bahasa yang pasti menurut
Nurhasanah, (2014: 15). Sebagian besar kata-kata dalam bahasa gaul remaja
merupakan terjemahan, singkatan, maupun pelesetan. Namun, terkadang
diciptakan pula kata-kata aneh yang sulit dilacak asal mulanya Kalimat-kalimat
yang digunakan umumnya kalimat tunggal. Bentuk-bentuk elip juga banyak
digunakan untuk membuat susunan kalimat menjadi lebih pendek sehingga
seringkali dijumpai kalimat-kalimat yang tidak lengkap. Dengan menggunakan
struktur yang pendek, pengungkapan makna menjadi lebih cepat yang sering
membuat pendengar yang bukan penutur asli bahasa Indonesia mengalami
kesulitan untuk memahaminya.
Bahasa slang oleh Kridalaksana (dalam A.D. Firman, 2008: 13) adalah
bahasa yang tidak resmi yang dipakai oleh kaum remaja atau kelompok sosial
tertentu untuk komunikasi internal sebagai usaha orang di luar kelompoknya
tidak mengeti, berupa kosakata yang serba baru yang berubah-ubah. Alwasilah
(dalam A.D. Firman, 2008: 13) bahwa slang adalah variasi ujaran yang
bercirikan dengan kosakata yang baru ditemukan dan cepat berubah, dipakai
oleh kaum muda atau kelompok sosial untuk komunikasi di dalamnya.
Selanjutnya, Alwasilah (dalam A.D. Firman, 2008: 14) penggunaan
slang adalah memperkaya kosakata bahasa dengan mengomunikasikan
kata−kata lama dengan kata−kata baru. Pemakaian slang dengan kosakata yang
sama sekali baru sangat jarang sekali ditemui slang merupakan kawasan
kosakata bukan tatabahasa atau pengucapan. Slang digunakan sebagai bahasa
pergaulan. Kosakata slang dapat berupa pemendekan kata, penggunaan kata
yang diberi arti atau kosakata yang serba baru dan berubah−ubah. Di samping
itu, slang juga dapat berupa pembalikan tatabunyi sehingga pembalikan
kosakata yang lazim dipakai dimasyarakat menjadi aneh, lucu, dan bahkan ada
yang berbeda dari makna yang sebenarnya.
Di bawah ini merupakan hasil data dan analisisnya yang bersumber dari
surat kabar, sebagai berikut:
1. Ortu : merupakan sikatang untuk “orang tua”
2. Bikin : sebutan lain untuk kata membuat.
3. Ngulik : merupakan tindakan usaha atau melakuakan kegiatan kerja
serabutan.
4. Happy : bahasa yang biasa digunakan oleh remaja untuk
mengungkapkan rasa senang
5. Hopeless : merupakan istilah yang biasa digunakan oleh kelopok tertentu
yang memiliki arti “hilang harapan”
6. Upgrade skill : merupakan istilah dalam bahasa inggris yang biasa
digunakan oleh kelompok tertentu memiliki arti “meningkatkan
kemampuan”
7. Nervous : Merupakan istilah dalam bahasa inggris yang biasa
digunakan oleh suatu kelompok yang memiliki arti grogi.
8. Check and balances : periksa dan pengendalian
9. Manusia setengan dewa : manusia yang bisa melakukan segalanya
10. Democracy for sale :demokrasi yang dijual
11. OTT: over the top artinya layanan konten berupa data,infkrmasi,
multimedia melalui jaringan internet.

C. REGISTER
Register merupakan salah satu bentuk gejala variasi bahasa yang
disebabkanoleh perbedaan bidang pemakaian. Register merupakan prosesatau
hasil dari pemakaian kosakata khusus yang berkaitan dengan jenis pekerjaan
maupun kelompok sosial tertentu. Menurut Suwito (1985: 25) mengemukakan
bahwa registersebagaibentuk variasi bahasa yang disebabkan sifat khas
kebutuhan pemakainya.Register dengan kata lain bisa diartikan sebagai suatu
bahasa yang biasa dipergunakan pada saat ini, bahasa yang tergantung pada apa
saja yang dikerjakanyadan sifat kegiatanya mencerminkan aspek lain dari
tingkat sosial yang biasanyamelibatkan masyarakat tertentu.
Register merupakan ragam bahasa berdasarkan pemakaianya, yaitu
bahasa yang digunakan tergantung pada apa yang sedang dikerjakan dan sifat
kegiatannya.Register mencerminkan aspek lain dari tingkat sosial, yaitu proses
sosial yangmerupakan proses macam-macam kegiatan sosial yang biasanya
melibatkan orang.Register merupakan bentuk makna khususnya dihubungkan
dengan konteks sosialtertentu, yang di dalamnya banyak kegiatan dan sedikit
percakapan, yang kadang-kadang sering disebut dengan bahasa tindakan.
Dapat disimpulkan dari uraian tentang register diatas, register adalah
ragambahasa menurut pemakaianya, yaitu bahasa yang digunakan tergantung
pada apa yangsedang dikerjakan dan sifatkegiatannya. Register mencerminkan
aspek lain daritingkat sosial, yaitu proses sosial yang merupakan macam-
macam kegiatan sosialyang selalu melibatkan orang.
Di bawah ini merupakan hasil data dan analisisnya yang bersumber dari
surat kabar, sebagai berikut:
1. Kemenkumham : Kementrian dalam pemerintahan Indonesia
2. Sekda : seseorang yang ditunjuk menjadi sekretaris daerah.
3. Pengda (Pengurus Daerah) : Beberapa orang yang mengurusi suatu urusan
di daerah
4. Kagama : organisasi Alumni universitas di Yogyakarta
5. Anarkis : suatu tindak kekerasan di suatu negara
6. Radikalisme : paham yang menginginkanperubahan sosial dan politik
dengan cara kekerasan.
7. Teroris : orang yang melakukan kekerasan untuk menimbulkan rasa takut.
8. Keppres : keputusan yang dikeluarkan oleh presiden.
9. Sektor tengah : suatu posisi di dalam sepak bola yang berbasis area
tengah.
10. Kasta : golangan atau tingkatan
11. Runner up : tim yang berada di posisi kedua di akhir kompetisi.
12. Barista : orang yang melakukan pekerjaan membuat kopi atau orang yang
paham tentang kopi.
13. Take off : Merupakan istilah dalam penerbangan yaitu menyatakan bahwa
pesawat akan lepas landas.
14. Landing : merupakan istilah dalam penerbangan yang menyatakan bahwa
pesawat akan mendarat.
15. Register : profesi bidang seni yang sama
16. Art Basel : pekan seni Nasional milik pribadi
17. Zeppelin : balon udara berbentuk cerutu raksasa
18. Encounters : pertemuan
19. Pencari suaka : seseorang yang menyebut dirinya sebagai pengungsi,
namun permintaan mereka akan perlindungan belum selesai
dipertimbangman
20. Migrasi : peristiwa berpindahnya suatu organisme bioma lain
21. Imajiner : hanya terdapat dalam angan-angan ( bukan yang sebenarnya)
22. Kurasi : kegiatan mengolah benda-benda dalam ekshibisi
23. Seni intalasi : seni yang memasang menyatukan , mengkontruksikan ,
musim/ galeri sejumlah benda yang dianggap bisa merunjuk pada konteks
kesadaran
24. Seni kontemporer : peekembangan seni yang berpengaruh dampak
modernisasi
25. Premier : penampilan atau pertunjukan suatu karya untuk pertama kalinya
di hadapan publik
26. Kurator : sebuah profesi setingkat dengan mengger/ sepervisor
27. Kolektor :orang yang mengumpulkan benda untuk koleksi (prangko,
benda bersejarah, dsb. yang sering dikaitkan dengan minat atau hobi)
28. Potensial : istilah dari potensi yang memiliki kemampuan namun belum
tercapai
29. Koresponden : aktivitas penyampaian maksud melalui surat dari satu
pihak ke pihak lain
30. Untuk mengukur ruang gerak atau menakar modal politik Jokowi, paling
tidak kita melihat tiga simpul politik penting. Pertama, kekuatan parpol
yang mendukung. Kedua peta politik di parlemen. Ketiga, dukungan
rakyat.
31. Effective govemment : pemerintah yang efektif
32. Endowment fund : Dana abadi
33. Enabling : Mengaktifkan
34. Developmental state : Status perkembangan
35. Back up : Cadangkan
36. Developmental state : Status perkembangan
37. Omnibus law : Hukum omnibus
38. Bad boy : anak nakal
39. PSSI : Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia
40. Primavera : Aplikasi Project Management yang memiliki kemampuan
memadai serta diakui dan dipergunakan secara luas untuk membantu para
Project Manager,Project Planner ataupun team pendukung project untuk
pengelolaan dan pengendalian proyek konstruksi.
41. Trial : Percobaan
42. Fc luzern : salah satu club asal swiss
43. Top skorer : koran yang isinya termasuk tentang olahraga
44. Reformasi : perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa
45. ISL : Indonesia super league
46. Direct flight : Penerbangan langsung
47. Heritage trail : jejak warisan
48. Cultural exoeriences : pengalaman budaya
49. Koalisi: kerjasama beberapa partai untuk memperoleh kelebihan suara
dalam parlemen
50. Oposisi: partai penentang di dewan perwakilan
51. Ongkos politik : biaya politik
52. Mandat legislasi
53. Sistem proporsional
54. Ormas :organisasi masa
55. Bawaslu: badan pengawas pemilu
56. Koruptor: orang yang melakukan tindak penyelewengan keuangan negara
57. LSI : lembaga survei indonesia
58. Pancaroba: masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim
muson, yaitu penghujan dan kemarau
59. Investor : orang perorangan lembaga baik domestik atau non domestik
yang melakukan investasi
60. Alokasi : penentuan banyaknya barang yanh disediakam suatu tempat
61. BOSDA : bantuan operasional sekolah daerah
62. Intervensi Perifer pada kaki diabetik di RS Awal Bros : Intervensi Perifer
pada kaki diabetik yang tertulis dalam surat kabar merupakan pemakaian
bahasa yang digunakan dalam lingkup kesehatan atau kedokteran.
63. Kordiovaskular seluruh indonesia : Kordiovaskular merupakan kata yang
digunakan dalam bidang tertentu yaitu kesehatan atau medis.
Kordiovaskular merupakan jenis penyakit jantung.
64. Kasus penyakit arteri perifer (PAP): penyakit arteri perifer (PAP)
merupakan kata yang digunakan dalam bidang tertentu yaitu kesehatan atau
kedokteran
DAFTAR PUSTAKA

Nurhadi (2018) ANALISIS VARIASI BAHASA PADA SURAT KABAR BESTARI


PADA KOLOM OPINI EDISI (JUNI-AGUSTUS) 2017 Kajian Sosiolinguistik.
Bachelors Degree (S1) thesis, University of Muhammadiyah Malang.

Baiduli, Annisa Hanum. 2016. Argot dalam Lirik Lagu Rap Prancis oleh Grup
Musik Sexion d'Assaut. Yogyakarta. ETD UGM.

Oktavia, Wahyu. 2018. VARIASI JARGON CHATTING WHATSAPP GRUP


MAHASISWA TADRIS BAHASA INDONESIA. Surakarta. Jurnal KATA:
Vol. 2, No. 2.

Swandy N, Eduardus. Bahasa Gaul Remaja Dalam Media Sosial Facebook.


Jurnal Bastra. Vol 01. No 04. Halmn 1-19.
Hasanah, Risqi dkk. KOLOKIAL DAN ARGOT DALAM ACARA
INDONESIA LAWAK KLUB (ILK): KAJIAN SOSIOLINGUISTIK DAN
SEMANTIK. Riau

Siswanto. 2017. BAHASA AKROLEK PRANATACARA DALAM


PERNIKAHAN ADAT JAWA. Jombang. Jurnal Skripsi.

Lestari, Prembayun Miji. 2010. Register pengamen: studi pemakaian bahasa


kelompok profesi di Surakarta. Semarang. Lingua 6 (1)

Sanjaya, Arip, dkk. 2018. KAJIAN SOSIOLINGUISTIK PEMAKAIAN


VARIASI BAHASA KEN (CANT) OLEH PARA PENGEMIS DI
LINGKUNGAN LAMPU MERAH KOTA SERANG, PROVINSI BANTEN.
Untira. Vol 3. No. 2. Halmn 111-118.

Chaer dan Agustina. 2004. Sosiolinguistik. Jakarta: Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai