Anda di halaman 1dari 22

BESAR SAMPEL

Pendahuluan

 Hipotesis dan desai penelitian dapat memberikan arah


untuk menentukan perhitungan besar sampel yang
tepat
 Hipotesis satu sampel dan dua sampel
 Desain yang biasa digunakan adalah cross sectional,
case control, kohort dan exsperimen
 Banyak rumus perhitungan besar sampel
Lanjutan

 Sampel yang biasa dikenal sampel independen dan


sampel dependent.
 Uji statistik yang tepat sesuai dengan data.
 Sampel Independent maksudnya tidak ada kaitanya
antara pengamatan pada satu variabel dengan
pengamatan pada variabel lainnya
 sampel dependent memberi maksud ada kaitan antara
pengamatan pada satu variabel dengan pengamatan
pada variabel lainnya
Besar sampel untuk hipotesis satu
sampel pada populasi

 pada penelitian survei


 desain cross sectional
 Terkait dengan presisi
 Contoh hipotesis : Perilaku baik pemberian makanan
bayi lebih banyak banyak terjadi pada keluarga inti.
Besar sampel untuk satu sampel
populasi presisi

 Rumus Z 21 / 2 PQ
n
d2

 n = Besar sampel
 Z1-α/2 = 1,96 pada α 0,05
 P = Proporsi prevalensi kejadian (0,3)
 d = Presisi ditetapkan (0,1)
Contoh kasus

 Suatu penelitian dilakukan di Kabupaten Bantul


untuk mengetahui perilaku ibu dalam memberikan
makanan kepada bayi. Jika penelitian yang
dilakukan menginginkan ketepatan 10%, tingkat
kemaknaan 95% dan diketahui prevalensi pemberian
makanan bayi baik 30%. Berapa sampel yang harus
diambil pada kasus diatas?
PERHITUNGAN

Z 21 / 2 PQ
n
d2
1,96 x0,3
n 2 = 58,8  59
0,1
Besar sampel untuk satu sampel
populasi proporsi

 Rumus
n
z
1 
p0 1  p0   Z1  Pa1  Pa 
2

Pa  P0 2

 Po= proposi awal


 Pa=proporsi yang diinginkan
 α= level of signifikan
 β= power
 N= besar sampel

Contoh (sebuah diskusi)

 Suatu penelitian survei terdahulu diketahui jika


angka prevalensi ketrampilan rendah pada perawat
di RSU PKU Muhammadiyah 20%. Berapa jumlah
perawat yang harus diteliti dalam survei jika
diinginkan 90% kemungkinan dapat mendeteksi
bahwa angka prevalensi ketrampilan rendah pada
perawat 15%.
Pertanyaan

 Apa hipotesis yang tepat untuk kasus diatas?


 Desain penelitian apa yang tepat untuk kasus diatas?
 Berapa sampel yang harus terambil?
PERHITUNGAN :

n
z
1 p0 1  p0   Z1  Pa1  Pa  
2

Pa  P0 2

n

1,96 
0,21  0,2  0,84 0,151  0,15
2

0,2  0,152

n = 496,97  497
Besar sampel untuk hipotesis dua
proporsi populasi/ relative risk
 Biasa digunakan pada desain kohort dan dapat juga digunakan
pada desain cross sectional.
 Rumus

n
Z1 / 2 2 P1 P   Z1  P11 P1 P 21 P 22
P1  P 22

 P1 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada


kelompok BBLR
 P2 = Proporsi perbedaan gangguan pertumbuhan pada
kelompok BBLN
 α = 0.05
 Zα = 1.96
 ß = 0.20
Besar sampel untuk hipotesis odd
rasio
 Besar sampel untuk hipotesis odd rasio lebih
menekankan pada proporsi kelompok kasus atau
kontrol.
 Rumus

n
Z 1 
  / 2 2 P2 * 1  P2 *  Z 1   P1 * 1  P1 *  P2 * 1  P2 *
2

P1 *  P2 *2

(OR ) P2 *
P1 
(OR ) P2 * (1  P2 *)
Lanjutan

 N : Besar sampel pada masing masing kelompok


 P1 : Proporsi bayi dengan penyapihan dini pada
kejadian tidak ISPA.
 P2 : Proporsi bayi yang tidak penyapihan dini pada
kejadian tidak ISPA.
 Z1- : Level of significance,
 Z1- : Power of the test (80 %)
 OR : odd rasio
Contoh sebuah diskusi

 Suatu penelitian dilakukan untuk mengetahui


kaitannya penyapihan dengan kejadian ISPA. Jika
diperoleh data sbb:
 Z1- : Level of significance, 0,05 = 1.96
 Z1- : Power of the test (80 %) = 0.84
 OR : 3.2 (Penelitian Cesar et al, 1999)
 P2 : 0.235 (berdasarkan penelitian Cesar, 1999)
 Berapa sampel yang harus terambil?
Besar sample untuk penelitian dua
populasi mean

 Besar sampel untuk rata-rata satu populasi


 2 Z1  Z1  
2

n
 0  1 2
 Besar sample untuk rata-rata dua populasi.

2 Z1  Z1  
 2 2

n
1   2 2
Keterangan

 N = besar sampel
 σ = standar deviasi
 Z = level of signifikan
 Z = power
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol
Contoh

 Penelitian akan dilakukan di rumah sakit A. jika


diketahui sebagai berikut:
 N = besar sampel
 S = standar deviasi (1.70 berdasarkan penelitian
Sharavage, 2006)
 Z = 0,05
 Z = 0,20
 μ1 = rata-rata kelompok perlakuan = 2.94
 μ 2 = rata-rata kelompok kontrol = 5.72
 Berapa sampel yang harus diambil?
Sistematika pemilihan uji statistic

 Menekankan pada jenis hipotesis


 Menekankan pada skala data
PENGUNAAN STATISTIK PARAMETRIK DAN NON PARAMETRIK

Data Bentuk Hipotesis


Deskriptif Komparatif 2 sampel Komparatif > 2 sampel Asosiatif
(1 relate independent related independent
varabel)
Nominal - Binomial Mc - Fisher exact - X2 k - X2 k sample Contgensi
- Chi Nemar - Probability sample
square 1 - X2 two - Choncran
sampel sampel

Ordinal Run test - Sing test - Man witney Friedman - Median - Spearman
- Wiloxon U test two way Extension rank
matche - Median test anova - Kruskal -Kendal
paired - Kolmogorof Wallis tau
Smirnov One way
- Wald Wold Anava
Witz
Interval t-test T test of T test - One way - Pearson
Rasio related Independent anova - One way Product
- Two way anova moment
anava - Two way - multiple
anava correlation
- regresi
Latihan (sebuah studi)

 Tujuan penelitian:hubungan antara kepatuhan ibu


dalam mengkonsumsi obat malaria terhadap kejadian
bayi berat lahir rendah.
 Hipotesis: Peluang ibu yang tidak patuh dalam
mengkonsumsi obat malaria lebih tinggi pada
kelompok BBLR di banding dengan yang tidak BBLR.
 Desain: case control

Anda mungkin juga menyukai