Anda di halaman 1dari 27

TAHAPAN PEMBANGUNAN ZI

PADA KEMENTERIAN AGAMA

Muhammad Su’bi
Bandar Lampung, 1 s.d. 2 Desember 2018
TAHAP PEMBANGUNAN ZI
MENUJU WBK DAN WBBM

Pencanangan
Pembangunan ZI

Penandatanganan
dokumen Pakta Integritas

Pelaksanaan
Pembangunan ZI

Pencanangan Pembangunan Zona Integritas adalah deklarasi/pernyataan dari


pimpinan suatu instansi pemerintah bahwa instansinya telah siap membangun Zona
Integritas. 2
1. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas dilakukan setelah seluruh atau
sebagian besar pegawainya telah menandatangani Dokumen Pakta Integritas.
2. Penandatanganan dokumen Pakta Integritas dapat dilakukan secara
massal/serentak pada saat pelantikan, baik sebagai CPNS, PNS, maupun
pelantikan dalam rangka mutasi kepegawaian horizontal atau vertikal.
3. Bagi satuan/unit kerja yang belum seluruh pegawainya menandatangani Dokumen
Pakta Integritas dapat melanjutkan/melengkapi setelah pencanangan
pembangunan Zona Integritas;
4. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas pada unit kerja pusat dapat dilakukan
bersama-bersama.
5. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas unit kerja daerah dapat dilakukan
oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota bersama-bersama dalam satu
provinsi;
6. Pencanangan pembangunan Zona Integritas dilaksanakan secara terbuka dan
dipublikasikan secara luas dengan maksud agar semua pihak termasuk masyarakat
dapat memantau, mengawal, mengawasi dan berperan serta dalam program kegiatan
reformasi birokrasi khususnya di bidang pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas
pelayanan publik;
7. Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas untuk unit
kerja pusat dilaksanakan oleh pimpinan unit kerja terkait;
8. Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan Zona Integritas untuk satuan
organisasi/kerja/UPT daerah dilaksanakan oleh pimpinan satuan organisasi/kerja/UPT
daerah;
9. KPK, ORI, unsur masyarakat lainnya (perguruan tinggi, tokoh masyarakat/LSM, dunia
usaha) dapat juga menjadi saksi pada saat pencanangan ZI.
Langkah-langkah
Pembangunan ZI

5
1 MANAJEMEN PERUBAHAN

Penyusunan Tim
Kerja

Rencana Kerja
Pembangunan ZI

Monitoring
Pembangunan ZI
Perubahan Pola
Pikir dan Budaya
Kerja

6
Hal yang harus dilakukan

1. Membentuk Tim Kerja dengan menentukan anggota tim melalui prosedur/mekanisme yang jelas.
2. Menyusun dokumen rencana pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM, yang memuat target prioritas
yang relevan dengan tujuan;
3. Menyediakan mekanisme atau media sosialisasi pembangunan ZI menuju WBK dan WBBM.
4. Melakukan pemantauan dan evaluasi Pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM untuk
memastikan bahwa:
a. Seluruh kegiatan pembangunan Zona Integritas dan Wilayah Bebas Korupsi/Wilayah Birokrasi Bersih
Melayani telah dilaksanakan sesuai dengan target yang direncanakan;
b. Terdapat monitoring dan evaluasi terhadap pembangunan Zona Integritas menuju WBK/WBBM; dan
c. Hasil monitoring dan evaluasi telah ditindaklanjuti
Manajemen Perubahan

5. Melakukan program yang dalam rangka perubahan pola pikir dan budaya kerja
melalui:
a. Sosialisasi dan implementasi Lima Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama;
b. Menumbuhkan kesadaran jajaran pimpinan untuk berperan sebagai role
model dalam pelaksanaan pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM;
c. Membentuk agen perubahan (KMA No. 111 Tahun 2016);
d. Melibatkan seluruh pegawai dalam pembangunan Zona Integritas menuju
WBK/WBBM.
2 PENATAAN TATA LAKSANA

SOP

E Office

Keterbukaan
Informasi Publik

9
Hal yang harus dilakukan

1. Prosedur Operasional tetap (SOP) Kegiatan Utama


Hal yang harus dilakukan oleh satuan organisasi/kerja/UPT adalah:
a. Menyusun SOP mengacu pada peta proses bisnis Kementerian Agama (KMA No.
270 Tahun 2016);
b. Menerapkan SOP; dan
c. Mengevaluasi SOP
2. E-Office
Hal yang harus dilakukan oleh satuan organisasi/kerja/UPT adalah:
a. Membangun sistem pengukuraan kinerja berbasis sistem informasi;
b. Membangun sistem kepegawaian berbasis sistem informasi; dan
c. Membangun sistem pelayanan publik berbasis sistem informasi.
Penataan Tata Laksana

3. Keterbukaan Informasi Publik (UU No. 14 Tahun 2008)


Hal yang harus dilakukan oleh satuan organisasi/kerja/UPT
adalah:
a. Menerapkan kebijakan tentang keterbukaan informasi
publik; dan
b. Melakukan monitoring dan evaluasi atas pelaksanaan
kebijakan keterbukan informasi publik.
3PENATAAN SISTEM MANAJEMEN SDM

Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai


Kebutuhan organisasi

Pola Mutasi Internal

Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi

Penetapan Kinerja Individu

Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode


Perilaku Pegawai

Sistem Informasi Kepegawaian

12
Hal yang harus dilakukan

1. Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan Organisasi


a. Membuat rencana kebutuhan pegawai dengan memperhatikan rasio
dengan beban kerja dan kualifikasi pendidikan;
b. Menerapkan rencana kebutuhan pegawai; dan
c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap rencana kebutuhan pegawai.
2. Pola Mutasi Internal
a. Menetapkan kebijakan pola mutasi internal;
b. Menerapkan kebijakan pola mutasi internal;
c. Melakukan monitoring dan evaluasi terhdap kebijakan pola rotasi internal.
Penataan Sistem Manajemen SDM

3. Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi


a. Melakukan kegiatan yang berorientasi pada upaya pengembangan kompetensi
(capacity building/transfer knowledge);
b. Menyusun programyang berorientasi pada pemberian kesempatan/ hak bagi pegawai
untuk mengikuti diklat maupun pengembangan kompetensi lainnya.
4. Penetapan Kinerja Individu
a. Menyusun sistem penilaian kinerja individu yang terkait dengan kinerja organisasi;
b. Menyusun ukuran kinerja individu yang sesuai dengan indikator kinerja individu level
diatasnya;
c. Melakukan pengukuran kinerja individu secara periodik; dan
d. Melaksanakan dan memantau hasil penilaian kinerja individu mulai dari penetapan
sampai dengan implementasi dan pemantauan.
Penataan Sistem Manajemen SDM

5. Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku Pegawai


Hal yang harus dilakukan oleh satuan organisasi/kerja/UPT adalah
melaksanakan aturan disiplin/kode etik/kode perilaku.
6. Sistem Informasi Kepegawaian
Hal yang harus dilakukan oleh satuan organisasi/kerja/UPT adalah
memutakhirkan sistem informasi kepegawaian secara berkala.
4PENGUATAM AKUNTABLITAS

Keterlibatan
Pimpinan

Pengelolaan
Akuntabilitas
Kinerja

16
Hal yang harus dilakukan
1. Keterlibatan Pimpinan
a. Melibatkan pimpinan secara langsung pada saat penyusunan perencanaan;
b. Melibatkan secara langsung pimpinan saat penyusunan penetapan kinerja; dan
c. Memantau pencapaian kinerja secara berkala oleh pimpinan.
2. Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja (KMA No. 702 Tahun 2016)
a. Menyusun dokumen perencanaan yang berorientasi hasil;
b. Menyusun indikator kinerja yang memenuhi kriteria Specific, Measurable, Acheivable,
Relevant and Timebound (SMART);
c. Menyusun laporan kinerja tepat waktu;
d. Menyusun laporan kinerja yang memuat informasi tentang kinerja; dan
e. Melakukan kegiatan yang berorientasi pada peningkatan kapasitas SDM yang menangangi
akuntabilitas kinerja.
5PENGUATAN PENGAWASAN
Penerapan
Pengendalian
Gratifikasi
Penerapan SPIP

Penanganan
Pengaduan Masyarakat
Penanganan Whistle
Blowing System
Penanganan Benturan
Kepentingan

18
Hal yang harus dilakukan

1. Penerapan Pengendalian Gratifikasi


a. Melakukan sosialisasi PMA Nomor 24 Tahun 2015 tentang tentang
Pengendalian Gratifikasi pada Kementerian Agama baik secara internal
maupun eksternal;
b. Mengkoordinasikan pelaporan gratifikasi, dan melaporkannya kepada
UPG;
c. Melakukan kegiatan public campaign tentang pengendalian gratifikasi; dan
d. Mengimplementasikan pengendalian gratifikasi.
Penguatan Pengawasan

2. Penerapan Sistem Pengawasan Internal Pemerintah (SPIP)


a. Melaksanakan dan mensosialisasikan PMA Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan SPIP di Lingkungan Kementerian Agama;
b. Membentuk Satuan Tugas SPIP;
c. Membangun dan melakukan evaluasi terhadap lingkungan pengendalian;
d. Melakukan identifikasi dan penilaian risiko;
e. Menetapkan kegiatan pengendalian untuk meminimalisir risiko yang telah
diidentifikasi; dan
f. Mengkomunikasikan dan mengimplementasikan SPI kepada seluruh pihak terkait.
g. Menyusun laporan pelaksanaan SPIP kepada Menteri Agama melalui Sekretaris
Jenderal setiap awal bulan Desember tahun berjalan.
Penguatan Pengawasan

3. Penanganan Pengaduan Masyarakat


a. Mengimplementasikan dan mensosialisasikan PMA Nomor 95 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Wistleblowing System pada
kementerian Agama;
b. Melaksanakan tindak lanjut atas hasil penanganan pengaduan masyarakat;
c. Melakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat; dan
d. Menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat.
4. Penanganan Whistle Blowing System
a. Mengimplementasikan dan mensosialisasikan PMA Nomor 95 Tahun 2014 tentang
Pedoman Penanganan Pengaduan Masyarakat dan Wistleblowing System pada
kementerian Agama;
b. Melakukan evaluasi atas penerapan whistle blowing system; dan
c. Menindaklanjuti hasil evaluasi atas penerapan whistle blowing system.
Penguatan Pengawasan

5. Penanganan Benturan Kepentingan


a. Mensosialisasikan KMA Nomor 225 Tahun 2015 tentang Pedoman
Penanganan Benturan Kepentingan pada Kementerian Agama
b. Mengidentifikasi benturan kepentingan dalam tugas fungsi utama;
c. Mengimplementasikan penanganan benturan kepentingan;
d. Melakukan evaluasi atas penanganan benturan kepentingan; dan
e. Menindaklanjuti hasil evaluasi atas penanganan benturan kepentingan.
6 PENINGKATAN KUALITAS
LAYANAN PUBLIK
Standar Pelayanan

Budaya Pelayanan
Prima
Penilaian Kepuasan
Terhadap Pelayanan

23
Hal yang harus dilakukan

1. Standar Pelayanan
a. Mensosialisasikan KMA 65/2016 tentang Pelayanan Terpadu pada
Kementerian Agama
b. Mengimplementasikan kebijakan tentang standar pelayanan;
c. Memaklumatkan standar pelayanan;
d. Menyusun SOP pelaksanaan standar pelayanan; dan
e. Melakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan dan SOP secara
berkala.
Peningkatan Kualitas Layanan Publik

2. Budaya Pelayanan Prima


Melakukan sosialisasi/pelatihan berupa kode etik, estetika, capacity building
dalam upaya penerapan budaya pelayanan prima;
a. Membangun sistem informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui
berbagai media;
b. Menyusun dan menerapkan sistem reward and punishment bagi pelaksana
layanan serta pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila
layanan tidak sesuai standar;
c. Mengupayakan sarana layanan terpadu/terintegrasi;
d. Melakukan kegiatan inovatif terkait pelaksanaan pelayanan.
INDIKATOR
HASIL
Terwujudnya • - Nilai persepsi korupsi
Pemerintahan yang berdasarkan survei eksternal
Bersih dan Bebas • - Presentase penyelesaian
KKN TLHP

Terwujudnya
Peningkatan • Diukur melalui nilai persepsi
Kualitas Pelayanan kualitas pelayanan (survei
Publik kepada eksternal)
Masyarakat
26
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai