Anda di halaman 1dari 11

Akuntansi Sukuk

Pengertian Sukuk
surat berharga berdasarkan prinsip syariah
yang dikeluarkan oleh Emiten kepada
pemegangnya sebagai bukti kepemilikian
atau mewakili bagian tertentu (underlying
asset) yang mewajibkan Emiten untuk
membayar pendapatan kepada pemegang
sukuk berupa bagi hasil atau margin atau
fee serta membayar kembali dana obligasi
pada saat jatuh tempo.
Bagian tersebut (underlying asset) berupa:
• Aset berwujud tertentu
• Manfaat atas jasa atau aset berwujud
tertentu baik yang sudah maupun yang
akan dating
• jasa yang sudah ada maupun yang akan
ada
• Aset proyek tertentu
• Kegiatan investasi yang telah ditentukan
Ruang Lingkup

PSAK 110 diterapkan bagi entittas yang


melakukan transaksi sukuk ijarah dan
mudharabah

PSAK 110 juga diterapkan untuk efek yang


mempunyai karakteristik serupa dengan
sukuk
Karakteristik sukuk
• Sukuk mewakili kepemilikan bersama dalam kepemilikan
aset yang tersedia untuk diinvestasikan, baik aset
nonmoneter, manfaat, jasa, atau kombinasi ketiganya,
ditambah aset takberwujud atau aset moneter.
• Penerbitan dan perdagangan sukuk harus berdasarkan
akad syariah, termasuk adanya aset/aktivitas yang
mendasari (underlying assets/activities).
• Perdagangan sukuk tunduk kepada ketentuan yang
mengatur perdagangan hak-hak yang diwakilinya.
• Pemilik sukuk memperoleh hasil dan menanggung
kerugian sebagaimana dinyatakan dalam akad.
Akun Transaksi Sukuk Mudharabah
 Sukuk Mudharabah
Untuk mencatat transaksi sukuk mudharabah
 Kewajiban Sukuk Mudharabah
Untuk mencatat hak bagi hasil kepada pemegang surat
berharga yang diperoleh dari proyek yang dijalankan
 Pendapatan Sukuk Mudharabah
Untuk mencatat hak bagi hasil yang diperoleh dari
proyek yang dijalankan
Akun Transaksi Sukuk Ijarah
 Sukuk Ijarah
Untuk mencatat transaksi sukuk ijarah
 Beban Sewa Sukuk Ijarah
Untuk mencatat harga sewa yang harus dibayar oleh penyewa
 Beban Penerbitan Sukuk Ijarah
Untuk mencatat beban yang ditanggung akibat selisih kurang
antara harga nominal dengan harga pelepasan sukuk ijarah.
 Hutang Fee Sukuk Ijarah
Untuk mencatat kewajiban harga sewa yang ditanggung oleh
penerima sukuk ijarah
 Diskonto Sukuk Ijarah
Untuk mencatat selisih kurang antara harga nominal dengan harga
pelepasan sukuk ijarah.
 Premi Sukuk Ijarah
Untuk mencatat selisih lebih antara harga nominal dengan harga
pelepasan sukuk ijarah.
Kasus I
Pada tahun 2010, pemerintah melalui Bank Niaga
Syariah menjual sukuk mudharabah jangka waktu
5 tahun untuk proyek A seharga Rp. 100 milyar
kesepakatan bagi hasil antara entitas dan investor
40:60 dari pendapatan proyek.
Transaksi
• Penjualan sukuk mudharabah 1 januari 2010
• Perolehan pendapatan 15 % 31 desember 2010
• Pembayaran imbal hasil pada 1 januari 2011
• Pelunasan sukuk mudharabah 1 januari 2015
Kasus II
Pemerintah melalui Bank Permata Syariah awal
tahun 2012 menerbitkan sukuk ijarah jangka waktu
10 tahun dengan nilai 12 milyar dengan fee sewa
1,2% per tahun setiap tanggal 1 januari dan 1 juli.
Transaksi
• Penjualan sukuk ijarah pada 1 januari 2012
• Pembayaran fee sewa pada 1 juli 2012
• Pelunasan sukuk ijarah pada 1 januari 2022
Kasus III
Pemerintah melalui Bank Mega Syariah awal
tahun januari 2008 menerbitkan sukuk ijarah
jangka waktu 10 tahun senilai Rp. 2,4 milyar yang
terjual saat tanggal 1 maret 2008 dengan fee sewa
9% pertahun setiap tanggal 1 januari dan 1 juli
Transaksi
• Penjualan sukuk ijarah pada 1 maret 2008
• Pembayaran fee sewa pada 1 juli 2008
• Pembayaran fee sewa pada 1 januari 2009
Kasus IV
Pemerintah melalui Bank Danamon Syariah awal
tahun 2010 menerbitkan dua buah sukuk ijarah jangka
waktu 5 tahun senilai 1 milyar dengan fee sewa 8%
per tahun setiap tanggal 1 januari dan 1 juli
Transaksi
• Penjualan sukuk ijarah yang pertama dengan harga
jual Rp. 931.250.000 pada 1 januari 2010
• pembayaran fee sewa pada 1 juli 2010
• Penjualan sukuk ijarah yang kedua dengan harga
jual 1.044.500.000 tanggal 1 januari 2010
• pembayaran fee sewa pada 1 juli 2010

Anda mungkin juga menyukai