Anda di halaman 1dari 15

UJI KLINIK FASE I & II

APNI R. E. TONDANG 020100138

DOSEN PEMBIMBING :
PROF. Dr. AZNAN LELO, Ph,D, Sp.FK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2006
Pengembangan Dan Proses
Pengujian Obat
Studi in Uji coba Uji klinis Pemasaran
vitro binatang

Produk (amankah
farmakokinetika?)
Tersedia
nya
biologis Fase I obat-
(apakah obat obat
bekerja generik
Senyawa Efikasi Fase II
dengan
baik pada
utama selektivitas pasien?)

(apakah Fase III


eksperimen
“double blind” Fase IV
Sintesis aman?) (Pengawasan
purna jual)
kimiawi
Taksiran keamanan metabolisme obat

0 tahun 2 4 8-9 20
Pengenalan Uji Klinik

Perbandingan efektivitas & toksisitas in vitro /


hewan & manusia
• Hasil in vitro / hewan (+) – hasil pada manusia (+)
• Hasil in vitro / hewan (-) – hasil pada manusia (-)
• Hasil in vitro / hewan (+) – hasil pada manusia (-)
• Hasil in vitro / hewan (-) – hasil pada manusia (+)
Fase-fase Uji Klinik

• Fase I
• Fase II
• Fase III
• Fase IV
Tujuan
Uji Klinik Fase I Uji Klinik Fase II

• Keamanan & tolerabilitas • Fase II awal bertujuan untuk


• Farmakokinetik membuktikan khasiat dari obat
baru tanpa menggunakan
• Farmakodinamik kelompok pembanding (plasebo)
• Pedoman dosis untuk uji dan bersifat terbuka bagi
percobaan (open trial)
klinik fase berikutnya
• Fase II akhir bertujuan untuk
membuktikan apakah obat baru
benar-benar berkhasiat dengan
menggunakan kelompok
pembanding (plasebo) dan bersifat
tersamar ganda
Pelaksanaan Uji Klinik Fase I & II

Fase I Fase II

Subjek Sehat Sakit


Jumlah 20-50 100-200
Lama 3-6 bulan 6-12 bulan
Sifat Terbuka (open Open trial &
trial) double blind
Etika dalam Uji Klinik

Etika prosedural Etika substantif


• Macro ethics
Pedoman GCP • Micro ethics
(Good Clinical Practice) • Study design
• Equipoise
Uji Klinik di Indonesia

sedikit etika
publikasi
Contoh

CELECOXIB

Selective COX-2 Inhibitor

• RA
• OA
• Related pain conditions
Penentuan Dosis Awal
Uji preklinik
• Binatang percobaan  ED 200 mg / kg BB
• Dengan adjuvan arthritis, gangguan pencernaan akut
• Hasil
 anjing : tidak ada toksisitas pada saluran cerna
dan ginjal
 tikus : menghambat faktor pertumbuhan fibroblas
dan merangsang angiogenesis kornea
 tikus : dengan pemberian cyclophosphamide
menghambat 95 % pertumbuhan tumor
Penentuan Dosis Awal Samb…
Uji pada manusia
• Fase I
Penelitian acak, tersamar ganda, menggunakan
plasebo pada 24 orang dewasa sehat
Celecoxib 600 mg  tidak mengurangi agregasi
platelet dan hemostasis
Pada kelompok lain diberi Naproxen 
menurunkan agregasi platelet dan meningkatkan
waktu perdarahan
Penentuan dosis di fase I biasanya
menggunakan 1/50 dosis minimal yang
berefek pada hewan, dengan rentang 1/10
– 1/100 dosis tersebut.

Studi di atas adalah dua uji klinik yang


berbeda, akan tetapi dapat diambil suatu
kesimpulan bahwa konversi dosis yang
digunakan adalah 10 mg/200 mg = 1/20
dosis minimal.
Kesimpulan

• Uji klinik fase I  tolerabilitas keamanan,


farmakokinetik, farmakodinamik, pada
orang sehat
• Uji klinik fase II  efikasi dan efektivitas
obat, pada orang sakit
Saran

• Perlu ditingkatkan kepedulian semua pihak


dalam membudayakan uji klinik obat-obat
dan teknik pengobatan baru yang beretika
sesuai dengan pedoman Cara Uji Klinik
yang Baik (CUKB)

Anda mungkin juga menyukai