Oleh:
Leonnora Vern S.N
G1A012028
ABSTRAK
Latar belakang: Luka bakar merupakan masalah kulit yang disebabkan oleh api,
listrik, maupun bahan kimia. Luka bakar derajat II merupakan jenis luka bakar
yang paing sering dengan presentase 73%. Gel merupakan salah satu jenis obat
yang digunakan sebagai pengobatan luka bakar. HPMC adalah basis gel yang
sering digunakan dalam produksi kosmetik dan ibat obatan karena mudah larut
dalam air, jernih, dan memiliki toksisitas yang rendah. Tanaman daun sirih merah
dapat digunakan untuk pengobatan luka bakar karena mengandung senyawa
seperti flavonoid, saponin, terpenoid, tannin, vitamin A dan vitamin C.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian
gel ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dan konsentrasi efektif
yang dapat mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II pada tikus putih
jantan (Rattus norvegicus).
Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pre
and post test with control group design. Penelitian dilakukan dengan
penginduksian luka bakar pada punggung tikus menggunakan logam dengan
diameter 1,50 cm yang sudah dipanaskan terlebih dahulu dan diinduksi pada
bagian punggung selama 5 detik, kemudian diberikan perlakuan 30 menit
setelahnya.
Hasil: Pada hari ke-21 rerata penurunan luas luka bakar setelah diberikan gel
ekstrak daun sirih merah 1% yaitu 7,6 mm, gel ekstrak daun sirih merah 0,25%
yaitu 33,7 mm, gel ekstrak daun sirih merah 0,25% yaitu 41,6 mm, dan gel basis
HPMC yaitu 130,3 mm. Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan pengaruh
konsentrasi dan waktu pengamatan terhadap penyembuhan luka bakar dengan
nilai p=0,000, dan konsentrasi 1% p pada pengamatan ke-21 adalah perlakuan
terbaik dengan nilai rata-rata terkecil.
Kesimpulan: Gel ekstrak daun sirih merah dapat mempercepat penyembuhan
luka bakar derajat II dengan konsentrasi 1% sebagai konsentrasi efektif dengan
efek penyembuhan lebih cepat .
Kata kunci: Gel, Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav), Luka Bakar Derajat II,
Rattus norvegicus
iii
THE EFFECT OF RED BETEL LEAF GEL EXTRACT (Piper crocatum
Ruiz & Pav) FOR WOUND HEALING OF SECOND DEGREE BURNS IN
MALE WHITE RATS (Rattus norvegicus)
ABSTRACT
Background: Burns are skin problem caused by fire, electricity, and chemicals.
Second-degree burns are the most common type of burn with a 73% percentage.
Gel is one type drug used as a treatment of burns. HPMC is a gel base that is
commonly used in the production of cosmetics and medicines because it is water
soluble, clear, and has low toxicity. Red betel leaf plants can be used for the
treatment of burns because the contain compounds such as flavonoids, saponins,
terpenoids, tannins, vitamin A, and vitamin C
Purpose: The purpose of this study wa to determine the effect of red betel leaf gel
extract (Piper crocatum Ruiz & Pav) and the effective concentration that can
accelerate the healing of second degree burns in male white rats (Rattus
norvegicus)
Method: This research is an experimental research with pre and post test control
group design. The study wa conducted by induction of burns on the rats using a
metal with a 1,50 cm diameter that had been heated first and induced on the
back for 5 second, then given treatment 30 minutes later.
Result: On the 21st day the average area of burns after the gel was given 1% red
betel leaf gel was 7.6 mm, 0.25% red betel leaf gel was 33.7 mm, 0.25% red betel
leaf gel was 41 , 6 mm, and HPMC base gel of 130.3 mm. Based on the statistical
test, the effect of concentration and observation time on wound healing with p=
0,000, and 1% p concentration on the 21st observation is the best treatment with
the smallest average value.
Conclusion: Red betel leaf gel extract can accelerate the healing of second
degree burns with 1% concentration with faster healing effect.
Keywords: Gel, Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav), Second Degree Burns,
Rattus norvegicus
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas segala rahmat
Sediaan Gel Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) Terhadap
SAW, para sahabat, dan pengikutnya yang selalu setia hingga akhir zaman.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Purwokerto tahun 2017. Penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari
bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima
v
3. Dr. dr. Eman Sutrisna, M.Kes., selaku dosen pembimbing satu yang
5. dr. Fajar Wahyu Pribadi, M.Sc., selaku penelaah yang telah bersedia
6. dr. Afifah, M.Sc., selaku wakil tim komisi skripsi yang telah memberikan
perkuliahan.
9. Seluruh jajaran dosen Fakultas Kedokteran Unsoed yang telah mendidik dan
dokter.
vi
10. Orang tua tercinta Bapak H. Ade Sugianto, S.Ip, dan Ibu Hj. Ai Diantani,
S.H., M.Kn, yang terkasih Alferio Yugo Sugianto, Violetta Meitrie, dan
Aditya Billi Fajar Permana yang menjadi sumber semangat utama penulis dan
persembahkan.
Kencana Sinangling, Inten Indri Pamungkas, serta para sahabat Tria Sesari
Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala kritik dan
Penulis,
Leonnora Vern SN
vii
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 4
D. Keaslian Penelitian ....................................................................... 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori ........................................................................... 6
1. Daun Sirih Merah ................................................................. 6
2. Ekstraksi ............................................................................... 11
3. Luka Bakar ........................................................................... 13
4. Gel ........................................................................................ 28
B. Kerangka Teori........................................................................... 32
C. Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 33
D. Hipotesis ..................................................................................... 33
III. METODE PENELITIAN
A. Materi dan Bahan ....................................................................... 34
1. Hewan Coba ......................................................................... 34
2. Alat dan Bahan ..................................................................... 35
B. Metode Penelitian....................................................................... 37
C. Rancangan Percobaan ................................................................ 37
D. Variabel Data dan Definisi Operasional .................................... 38
E. Tata Urutan Kerja ....................................................................... 39
1. Persiapan Hewan Coba ........................................................ 39
2. Determinasi Daun Sirih Merah ............................................ 39
3. Pembuatan Ekstrak ............................................................... 40
4. Pembuatan Gel Daun Sirih Merah ....................................... 40
5. Evaluasi Sediaan Gel............................................................ 42
viii
6. Perlakuan .............................................................................. 43
F. Analisis Data .............................................................................. 45
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil ........................................................................................... 46
1. Ekstrak Biji Jintan Hitam ..................................................... 46
2. Hasil Evaluasi Sediaan ......................................................... 47
3. Hasil Penelitian .................................................................... 50
B. Pembahasan ................................................................................ 55
C. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 60
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan................................................................................. 61
B. Saran ........................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 62
LAMPIRAN .................................................................................................. 67
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
,I. PENDAHULIAN
A. Latar Belakang
Luka bakar merupakan salah satu masalah kulit yang cukup sering terjadi
pada manusia. Luka bakar biasanya disebabkan oleh pengalihan termis yang
berasal dari api, listrik, atau benda panas lainnya ke dalam tubuh. Luka bakar
merupakan respon kulit dan jaringan subkutan terhadap trauma termal atau
mengalami luka, yaitu derajat I, derajat II, dan derajat III, dimana angka
Tahun 2008 WHO mencatat telah terjadi kasus kebakaran secara tidak
sengaja di dunia sebanyak 7,1 juta, dan pada tahun yang sama WHO mencatat
310.000 orang meninggal dunia karena luka bakar. Data di Amerika Serikat
menunjukan sekitar 120.000 anak per tahun mengalami luka bakar dan menjadi
22,3% cedera akibat luka bakar di dominasi oleh pasien berusia 0-16 tahun.
Di Indonesia prevalensi luka bakar lebih dari 250 jiwa meninggal akibat
luka bakar. Presentase kejadian luka bakar didominasi oleh luka bakar derajat
II sebesar 73%, sedangkan untuk luka bakar derajat I sebesar 17% dan luka
bakar derajat III sebesar 20%. Prevalensi luka bakar untuk provinsi Jawa
Penanganan luka bakar yang cepat tidak akan menimbulkan dampak yang
berbahaya. Komplikasi yang dapat terjadi akibat luka bakar antara lain syok,
digunakan saat ini tergolong cukup mahal dan penggunaan jangka panjang
pengobatan untuk luka bakar, salah satunya gel. Sediaan topikal berupa gel
gel HPMC merupakan basis gel yang sering digunakan dalam produksi
kosmetik dan obat, karena dapat menghasilkan gel yang bening, mudah larut
air, dan ketoksikannya rendah. Dari hasil penelitian tersebut, didapatkan bahwa
basis gel HPMC dengan konsentrasi 7% memenuhi standar yang baik untuk
pengobatan luka bakar yang dapat menyembuhkan luka dan sebagai antibiotik.
lebih efektif dibandingkan dengan getah pisang ambon pada tikus dengan luka
bakar. Hal tersebut menunjukan bahwa obat yang biasa digunakan belum tentu
Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif lain yang dapat digunakan sebagai obat
dapat memberikan manfaat pada berbagai bidang antara lain pertanian, bahan
industri, bahan dasar obat-obatan dan sebagainya. Salah satu tanaman yang
biasa dimanfaatkan sebagai obat salah satunya adalah daun sirih merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav). Manfaat daun sirih merah telah banyak dibicarakan
namun penelitian mengenai daun sirih merah masih sedikit. Daun sirih merah
batuk, asma, dan radang. Daun sirih merah memiliki kandungan zat aktif
luka (Sudewo, 2010). Selain dari kandungan kimia yang terdapat pada daun
sirih merah, daun ini juga lebih mudah didapatkan dan ditanam di lingkungan
konsentrasi ekstrak gel daun sirih merah dengan basis gel karbopol 3%
ekstrak gel 1% dan 2%, karena semakin besar konsentrasi ekstrak daun sirih
ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dengan menggunakan
basis gel HPMC sebagai penyembuhan luka bakar derajat II pada tikus putih
B. Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh pemberian gel ekstrak daun sirih merah (Piper
2. Berapa konsentrasi gel eskrak daun sirih merah (Piper crocatum) yang
norvegicus)?
1. Tujuan
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
2. Manfaat
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
(Rattus norvegicus).
D. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil data empiris yang telah diperoleh, telah ada penelitian
sebelumnya mengenai daun sirih merah (Piper crocatum) dan basis gel
A. Landasan Teori
a. Deskripsi Umum Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Magnoliopsida
Sub-kelas : Magnolilidae
Orde : Piperales
Family : Piperaceae
Genus : Piper
mencapai ± 15-20 cm. Daun bagian atas berwarna hijau dengan corak
dengan jarak buku 5-10 cm di setiap buku bakal akar (Sudewo, 2010).
Bentuk dari daun sirih merah dapat dilihat pada gambar 2.1.
Gambar 2.1 Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
Sirih merah ini tidak dapat tumbuh pada daerah yang panas
tetapi dapat tumbuh pada daerah yang dingin, teduh dan tidak terlalu
b. Kandungan Kimia Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
(Sudewo, 2010).
8
monosit dan makrofag pada daerah luka dan pembentukan sel darah
respon terhadap infeksi, serta berperan dalam sekresi mukus sel epitel.
Terpeoid ini berperan pada saat fase proliferasi. Zat ini akan
sel-sel jaringan yang rusak sehingga luka lebih cepat menutup. Hal ini
minyak atsiri daun sirih merah memiliki KHM terhadap bakteri gram
2. Ekstraksi
dua pelarut yang tidak saling bercampur. Prinsip dasar ekstraksi adalah
dalam pelarut non-polar. Pada penelitian ini metode ekstraksi yang akan
dan di luar sel, sehingga metabolit sekunder yang ada didalam sitoplasma
akan terlarut dalam pelarut organik dan ekstraksi senyawa akan sempurna
2007).
yang sesuai kedalam wadah yang tertutup rapat dengan suhu kamar. Proses
dalam sel tanaman. Setelah melalui proses ekstraksi maka pelarut akan
Selain itu kerugian yang didapat pada metode ini juga memungkinkan
beberapa senyawa akan hilang dan beberapa sulit di ekstraksi pada suhu
3. Luka Bakar
kulit atau mukosa yang dapat disebabkan oleh api, listrik, atau benda
kulit normal. Luka tampak dengan bula, oedem, skar, dan nyeri
1) Derajat II dangkal
2) Derjat II dalam
tertinggi terjadi pada usia 1-4 tahun sebesar 1,5%. Jumlah korban
meninggal dunia akibat luka bakar mencapai lebih dari 250 jiwa setiap
Wardhana, 2013).
derajat II dengan jumlah 73%, luka bakar derajat I 17%, dan luka
bakar derajat III 10% (Artawan, 2011). Menurut WHO Global Burden
(WHO, 2008).
perempuan adalah 3:2, dan sekitar 58% kasus mengenai anak berusia
<6 tahun. Penyebab tersering luka bakar diakibatkan oleh air panas
atau uap panas sekitar 52,2%, diikuti oleh api 32,5% dengan angka
al., 2013).
pada luas luka bakar, pada orang dewasa dengan luka bakar lebih dari
15% dan pada anak lebih dari 10% dapat menyebabkan syok
menimbulkan bula yang membawa serta cairan elektrolit, hal ini akan
2003).
Luka bakar akan merusak fungsi dari barrier kulit terhadap invasi
intraseluler akan menurun. Jika hal ini terjadi secara terus menerus,
kemudian tempatnya semula akan diisi oleh hasil mitosis sel epitel
1) Fase Inflamasi
terhadap benda asing dan bakteri di sekitar luka (Potter & Perry,
2006).
prognosa dari luka bakar akan membaik. Fase ini dapat lebih
mikrobakteri.
2) Fase Proliferasi
Pada tahap ini yang berperan penting pada fase ini adalah
aktif bergerak dari jaringan sekitar luka kedalam area luka dan
fase ini adalah mengisi luka dengan jaringan granulasi baru dan
2006).
23
kemudian diisi oleh sel baru yang terbentuk dari proses mitosis
(Bisono, 2003).
24
tepi kulit (Prasetyono, 2009). Proses migrasi ini hanya bisa terjadi
ke arah yang lebih rendah atau datar, sebab epitel tidak dapat
normal. Fase ini akan berakhir jika epitel kulit dan lapisan
3) Fase Remodeling/Maturasi
luka dan merupakan tahap yang paling lama. Tahap ini terjadi
luas luka. Fase ini dikatakan sudah berakhir bila semua tanda
dan akan menguat setelah beberapa bulan. Tujuan dari fase ini
1) Jenis Kelamin
2) Usia
3) Nutrisi
2002).
27
4) Infeksi
5) Merokok
2002).
f. Penatalaksanaan
lama terutama pada luka bakar yang luas tentu memerlukan biaya
setiap hari untuk menjaga kondisi luka tetap steril dan lembab. Untuk
4. Gel
a. Definisi Gel
Kandungan air yang dimiliki sediaan gel lebih tinggi dan memiliki
oral dan sebagai jenis supositoria. Secara luas, sediaan gel banyak
untuk perawatan kulit, shampoo, sediaan pewangi dan pasta gigi. Gel
agent yang sering digunakan yaitu basis gel HPMC (Hidroxy Propyl
kekuatan film yang baik bila mengering pada kulit (Suardi et al,
2008).
obat yang baik dan daya sebar yang luas. Serta penelitian lain yang
b. Pembuatan Gel
B. Kerangka Teori
peradangan Erosi
Membran Fosfolipid
Fosfolipase
Asam arakidonat
COX
Durasi Inflamasi
TGF
Proliferasi Sex
Nutrisi Fibroblas &
Usia
Kolagen Keratinosit
Growth Factor
Jaringan
Granulasi Mitosis sel
epidermal
Migrasi sel
Re-epitelisasi epidermal
Keterangan:
: Mempengaruhi Luka Sembuh
: Menghambat
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Yang diteliti
: Yang dikendalikan
D. Hipotesis
Terdapat pengaruh pemberian sediaan gel ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum) terhadap penyembuhan luka bakar derajat II pada tikus putih jantan
(Rattus norvegicus).
III. METODE PENELITIAN
1. Hewan Coba
Hewan coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih
(t-1) (n-1) 15
(4-1) (n-1) 15
3 (n-1) 15
3n-3 15
3n 18
n 6
Keterangan :
t : jumlah kelompok
n : jumlah sampel
ditempatkan pada kandang dengan ukuran, bentuk dan bahan yang sama,
a. Kriteria inklusi
normal)
b. Kriteria Eksklusi
penelitian
a. Alat
1) Ekstraksi
1) Blender
2) Maserator kaca
3) Corong Buchner
5) Plastic Wrap
2) Gel
a) Mortir
b) Stamper
c) Beker glass
f) pH meter
g) Kaca transparan
h) Brookfield DV-E
3) Logam
4) Kandang tikus
5) Timbangan tikus
6) Pisau/gunting cukur
7) Sarung tangan
8) Jarum suntik
b. Bahan
a) Ekstrak
b) Gel
Brataco
37
e) Aquades
d) Anastesi Ketamin
B. Metode Penelitian
eksperimental pre and post test with control group design. Metode dilakukan
pada hewan coba tikus putih (Rattus norvegicus) jantan yang dibagi kedalam
crocatum)
b) Kelompok kontrol:
C. Rancangan Percobaan
bagian punggung dengan luas 5 cm. Selanjutnya tikus dibuat luka bakar
pada bagian yang diinduksi selama 5 detik sampai terbentuk luka bkar dan
penginduksian.
sebagai berikut:
yang baru didalam kandang yang sama yang sudah disediakan dan
ditempatkan dengan kondisi udara dan cahaya yang cukup, jauh dari
Sehingga setiap tikus yang digunakan memiliki kondisi yang sama. Tikus
diberi makanan dan minuman dengan jenis, jumlah, serta komposisi yang
digunakan dalam penelitian ini adalah benar yaitu daun sirih merah
3. Pembuatan Ekstrak
diambil merupakan daun yang segar, tidak cacat, dipetik secara manual
dahulu dengan cara dijemur dibawah sinar matahri langsung dan ditutup
oleh kain, lalu daun yang sudah kering dihaluskan dengan menggunakan
96% sampai serbuk tersebut terendam dan diaduk lalu di diamkan selama
dengan filtrat. Filtrat yang sudah tersaring disimpan pada wadah yang
5. Aquades 100
gram gel konsentrasi 7% dengan seperti yang tertera pada Tabel 3.4
gel yang diinginkan. Ekstrak daun sirih merah digunakan sebagai bahan
42
aktif yang dibuat gel dengan kadar bahan aktif sebesar 0,25%, 0,5%, dan
evaluasi berupa uji homogenitas, uji viskositas, uji daya sebar, dan uji
a. Uji viskositas
yaitu antara 5-7 cm. Hal ini dilakukan untuk mengetahui seberapa
ditempelkan pada plat kaca lainnya sampai plat kaca tersebut saling
menit. Kemudian catat hasil waktu berapa detik plat tersebut terlepas
setelah beban diangkat. Nilai daya lekat yang baik yaitu lebih dari 1
6. Perlakuan
sore) selama 21 hari. Terapi diberikan secara topical sesuai dengan luas
crocatum)
b. Kelompok control:
pengukuran luas area luka yang menandakan adanya penurunan luas dan
Keterangan:
r : Radian
A : Jari-jari terpendek
B : Jari-jari terpanjang
Pi ( : 3,14
berikut:
45
Keterangan:
F. Analisis Data
dilakukan pada hari ke-1, 7, 14 dan 21. Uji normalitas distribusi data
dilakukan dengan uji Repeated Two Way Anova dan dilanjutkan dengan
A. Hasil
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental pre and post test with
control group design dan bertujuan untuk mengetahui pengaruh sediaan gel
ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) terhadap penyembuhan
luka bakar derajat II pada tikus putih jantan (Rattus norvegicus). Berdasarkan
bahwa tanaman yang digunakan dalam penelitian iuni adalah benar yaitu daun
sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dengan familia Piperaceae
(Lampiran 2).
langsung yang ditutup oleh kain (Lampiran 4). Daun yang sudah kering
selama 3x24 jam, filtrate hasil maserasi dijadikan satu kemudian etanol
dalam waterbath (Lampiran 4). Hasil ekstrak etanol daun sirih merah yang
maserasi didapatkan ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav) yang diperoleh sebanyak 40 gram dan dengan nilai rendemen sebesar
Tabel 4.1 Data Hasil Rendemen Ektraksi Daun Sirih Merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav)
No. Bahan Bobot (g) Rendemen (%)
1. Daun sirih merah 2000 g -
2. Ekstrak etanol daun sirih merah 40 g 0,02%
Sumber: Data Primer, 2017
Lampiran 3.
Berdasarkan tabel 4.2, hasil uji daya sebar sediaan gel placebo
basis HPMC memiliki rata-rata sebesar 7,01 cm, gel ekstrak daun sirih
merah 0,25% memiliki rata-rata sebesar 6,76 cm, gel ekstrak daun
sirih merah 0,5% memiliki rata-rata sebesar 6,65 cm, dan gel ekstrak
48
tersebut menyatakan bahwa gel yang dibuat memiliki daya sebar yang
memenuhi syarat yaitu 5-7 cm, semakin tinggi daya sebar suatu
Berdasarkan tabel 4.3, hasil uji daya lekat sediaan basis gel
HPMC memiliki rata-rata sebesar 14,6 detik, gel ekstrak daun sirih
merah 0,25% memiliki rata-rata sebesar 8,3 detik, gel ekstrak daun
sirih merah 0,5% memiliki rata-rata sebesar 14,6 detik, dan gel ekstrak
daun sirih merah 1% memiliki rata-rata sebesar 10,3 detik. Nilai daya
lekat yang baik untuk gel adalah lebih dari 1 detik, hasil evaluasi gel
dari gel yang sudah dibuat memiliki nilai uji daya lekat dengan waktu
yang lebih dari 1 detik. Semakin tinggi konsentrasi gelling agent yang
c. Uji Viskositas
Berdasarkan tabel 4.4, hasil uji daya lekat sediaan basis gel
HPMC memiliki rata-rata sebesar 29.883 cps, gel ekstrak daun sirih
merah 0,25% memiliki rata-rata sebesar 21.616 cps, gel ekstrak daun
sirih merah 0,5% memiliki rata-rata sebesar 27.650 cps, dan gel
d. Uji pH
3. Hasil Penelitian
pengaruh pemberian gel ekstrak daun sirih merah terhadap luka bakar
penelitian eksperimental pre and post test with control group design
0,5%, dan kelompok perlakuan 3 (P3) menggunakan gel ekstrak daun sirih
bahan, dan ukuran yang sama, serta diberikan makanan dan minuman
dengan jenis, jumlah, dan komposisi yang sama. Perubahan luas luka
sorong Tricle Brand, pengukuran dilakukan pada hari ke-1, ke-7, ke-14,
mengalami drop out pada kelompok kontrol karena mati satu hari setelah
operator dalam pemberian injeksi anastesi pada tikus putih jantan tersebut,
Tabel 4.6 Rerata Luas Luka Bakar Pada Tikus Putih Jantan Selama
Perlakuan
Rerata Luas Luka Bakar (mm2)
No.
Hari ke-1 Hari ke-7 Hari ke-14 Hari ke-21
1. K (n:7) 176,6 0,0 120,5 58,2 121 59,2 130,3 72,8
2. P1 (n:7) 176,6 0,0 80,6 7,4 65,9 10,4 41,6 9,6
3. P2 (n:7) 176,6 0,0 82,3 5,9 56,3 19,3 33,7 20,3
4. P3 (n:7) 176,6 0,0 89,2 7,5 26,3 12,6 7,6 5,5
Sumber: Data Primer, 2017
menunjukan penurunan nilai luas luka bakar yang cukup signifikan yang
dimulai pada hari ke-7 dibandingkan dengan hari ke-1 dan kemudian
berlanjut pada hari ke-14 dan hari ke-21, kecuali untuk kelompok kontrol
(K) karena mengalami kenaikan pada hari ke-14 dan hari ke-21. Pada hari
ke-21, luas luka semakin mengecil yang ditandai dengan mengecilnya tepi
luka dan luka tampak menghilang yang dilihat secara visual, kecuali untuk
Gambar 4.1 Grafik Persentase Penurunan Luas Luka Pada Tikus Putih
gel dengan ekstrak daun sirih merah memiliki efek mengobati luka dengan
ini berkaitan dengan sifat fisik gel yang mempengaruhi pelepasan zat aktif
dari ekstrak daun sirih merah yang berkhasiat menyembuhkan luka bakar.
Berdasarkan ketiga formula gel ekstrak daun sirih, gel ekstrak daun sirih
dengan dosis 1% memiliki persentase luas luka bakar yang lebih tinggi
semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih merah maka semakin besar
penyembuhan sebesar 53,8%, diikuti oleh P2 (gel esktrak daun sirih merah
sirih merah 1%) presentase penyembuhan sebesar 49,4%. Pada hari ke-14
Hal ini menunjukan bahwa, gel ekstrak daun sirih merah memerlukan
sediaan.
(p>0,05). Hasil uji Repeated Measure Two Way Anova yang menunjukan
terdapat pengaruh konsentrasi (K, P1,P2, P3) yang berbeda sangat nyata
waktu pengamatan (Hari ke-1, hari ke-7, hari ke-14, dan hari ke-21) yang
berbeda sangat nyata terhadap luas luka dengan nilai p=0,000 (p<0,05).
sangat nyata terhadap luas luka dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Hasil dapat
tidak antar tiap perlakuan. Hasil uji LSD pengaruh konsentrasi terhadap
luas luka bakar berdasarkan tabel uji rata-rata menunjukan gel placebo
basis HPMC berbeda nyata dengan gel ekstrak daun sirih merah
sirih merah 0,25% tidak berbeda nyata dengan gel ekstrak daun sirih 0,5%
55
p=0,413 (p<0,05) dan berbeda sangat nyata dengan gel ekstrak daun sirih
merah 1% p=0,001 (p<0,05). Gel ekstrak daun sirih merah 0,5% berbeda
nyata dengan gel ekstrak daun sirih merah 1% p=0,029 (p<0,05). Hasil
menunjukan hari ke-1 berbeda sangat nyata dengan hari ke-7, ke-14, dan
ke-21 p=0,000 (p<0,05). Hari ke-7 berbeda sangat nyata dengan hari ke-14
dan hari ke-21 p=0,000 (p<0,05). Hari ke-14 berbeda sangat nyata dengan
hari ke-21 adalah perlakuan terbaik dengan rata-rata luas terkecil. Hasil
dengan nilai p<0,05 yang berarti bahwa hipotesis pada penelitian ini
terbukti.
B. Pembahasan
Gel yang sudah dibuat dilakukan evaluasi sediaan yang bertujuan untuk
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui penyebaran gel diatas permukaan
kulit, semakin besar luas penyebaran maka semakin mudah diaplikasikan pada
permukaan kulit sehingga absobsi dan kecepatan pelepasan zat aktif semakin
ekstrak daun sirih merah, hal ini dikarenakan adanya penambahan ekstrak
menurunkan viskositas gel sehingga berakibat pula pada penurunan daya sebar.
56
Uji daya lekat bertujuan untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan gel
tersebut untuk menempel pada kulit. Waktu daya lekat formula gel basis
0,25%, tetapi penambahan ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 0,5%
dan 1% memiliki waktu lebih lama dibandingkan dengan gel ekstrak daun sirih
memperbaiki kerusakan yang terjadi pada kulit. Pengamatan luka bakar yang
dimana luka tertutupi terlebih dahulu pada bagian atas oleh darah yang
berkembang.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun sirih merah
penyembuhan luka serta nutrisi yang dibutuhkan seperti vitamin A dan vitamin
C (Vikash et al., 2012). Berdasarkan hasil data penelitian yang telah dilakukan,
kelompok yang diberikan pengobatan berupa gel ekstrak daun sirih merah
memiliki hasil yang lebih baik dibandingan dengan kelompok kontrol yang
hanya diberikan gel placebo basis HPMC. Pengamatan secara visual terlihat
57
luas luka mengecil terjadi pada hari ke-14 dan hari ke-21 dibandingkan dengan
hasil yang didapat memiliki perbedaan waktu kesembuhan luka bakar pada
tikus. Hal ini membuktikan bahwa pada setiap konsentrasi ekstrak daun sirih
vitamin A yang dapat mempercepat fase inflamasi ke fase proliferasi. Hal ini
al., 2010). Efek antioksidan yang dimiliki flavonoid dapat mengurangi radikal
bebas, antioksidan akan terikat dengan radikal bebas yang dapat merusak sel,
sehingga sel tidak dapat berfungsi dengan sempurna. Ikatan ini menyebabkan
kerusakan sel dapat dikurangi dan fase proliferasi dalam penyembuhan luka
darah kapiler dan sel-sel fibroblas (Li et al., 2011). Reveny (2011)
ekstrak daun sirih merah mempunyai aktivitas antibakteri yang baik, hasil uji
dan lisin menjadi prokolagen yang penting untuk sintesis kolagen (Manigauha
et al., 2009).
proses reepitelisasi semakin cepat pula luka tertutup sehingga semakin cepat
zat yang terdapat dalam obat yang diberikan, jika obat tersebut mempunyai
konsentrasi, gel ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 1% memiliki efek
penyembuhan baik dan paling tinggi untuk mengobati luka bakar dengan
penurunan luas luka sebesar 95,7% pada hari ke-21, sedangkan pada hari ke-21
penurunan luas luka yang diberi gel esktrak daun sirih merah dengan
konsentrasi 0,5% sebesar 80,1%, yang diberi gel ekstrak daun sirih merah
dengan konsentrasi 0.25% sebesar 76,4%, dan yang diberi gel placebo basis
kualitas sediaan. Semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun sirih merah yang
dkk (2016), bahwa semakin besar konsentrasi ekstrak daun sirih merah yang
Penelitian lain yang dilakukan oleh Ayu (2012), menyebutkan bahwa luka
60
C. Keterbatasan Penelitian
daun sirih merah untuk mengetahui apa saja kandungan yang dapat
sempurna, sehingga terdapat 1 hewan coba yang mati dan mengalami drop
out.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberian gel ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav)
B. Saran
sirih merah yang mengguankan basis gel HPMC dengan obat yang biasa
Acar, T., Taçyildiz, R., Vahapoglu, H., Karayali, S., Aydin, R. 2002. Efficacy of
Micronized Flavonoid Fraction on Healing in Thermally Injured Rats.
Annals of Burns & Fire Dissaster. 15:102-105.
Alaghehbandan, R., Sikdar, K.C., Gladney, N., Macdonal, D., Collins, K.D. 2012.
Epidemiology of Severe Burn Among Childrend in Newfoundland and
Labrador, Canada. Burns. 38: 136-140.
Ardana, M., Aeyni, V., Ibrahim, A. 2015. Formulasi dan Optimasi Gel HPMC
(Hydroxy Propyl Methylcellulose) dengan Berbagai Varian Konsentrasi.
Journal Tropical Pharmacy Chemistry. 3(2). 101-108.
Atik, F. 2011. Uji Antiinflamasi Ekstrak Metanol Daun Sirih Merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav) Pada Tikus Putih. Skripsi. Jember: Universitas
Jember.
Ayu, W.P. 2012. Pengaruh Ekstrak Daun Sirih Merah Terhadap Waktu
Kesembuhan Luka Insisi yang Diinfeksi pada Tikus Putih (Rattus
norvegicus). Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga.
Bloom, W., Fawcett, D.W. 2002. Buku Ajar Histologi. Edisi 12. Jakarta: EGC. Pp
54-58.
Brunicardi, C.F., Dana, K., Andersen, T.R., Billiar., David, L., John, G., et al.
2014. Schwartz Principles of Surgery. Edisi 9. New York: McGraw-Hill
Book Companies. Pp 42-44.
Cotran, R.S., Kumar, V., Collins, T. 2007. Pathology Basic Disease. Philadelpia:
W.B Sauders. Pp 46-49.
Dewi, S. 2013. Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper
crocatum Ruiz & Pav). Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Djajadisastra, J., Mun’im, A., Desi, N.P. 2009. Formulasi Gel Topikal Dari
Ekstrak Nerii folium Dalam Sediaan Antijerawat. Jurnal Farmasi
Indonesia. 4(4): 210-216.
Gohil, J.K., Patel, J.A., Gajjar, A.K. 2010. Pharmacological Review on Centella
Asiatica: A Potential Herbal Cure all. Indian Journal Pharmacological
Science. 72(5): 546-556.
Hasyim, N., Pare, K.L., Junaid, I., Kurniati, A. 2012. Formulasi dan Uji
Efektifitas Gel Luka Bakar Ekstrak Daun Cocor Bebek (Kalanchoe
pinnata L.) pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Majalah Farmasi dan
Farmakologi. 16(2). 89-94.
Huichao, W., Shouying, D., Yang, L., Di, W. 2014. The Application of
Biomedical Polymer Material Hydroxy Propyl Methyl Cellulose (HPMC)
in Pharmaceutical Preparation. Journal of Chemical and Pharmaceutical
Research. 6(5):155-160.
64
Kim, J.H., Hahm, D.H., Yang, D.C., Lee, H.J., Shim, I. 2005. Effect of Crude
Saponin of Korean Red Gingseng on High Fat Diet-induce Obesity in The
Rat. Journal of Pharmacological Science. 97:1. 124-131.
Krishnaiah, D., Devi, T., Bono, A., Sarbatly., R. 2009. Studies of Phytochemical
Constituents of Sixs Malaysian Medical Plants. Journal of Medical Plant
Research. 3(2): 067-072.
Li, K., Dao, Y., Zhang, H., Wang, S., Zhang, Z.,et al. 2011. Tannin Extracts from
Immature Fruits of Terminalia Chebula Fructus Retz. Promote Cutaneous
Wound Healing in Rats. BMC Complementary and Alternative Medicine.
11(86).
Madan, J., Singh, R. 2010. Formulation and Evaluation of Aloevera Topical Gels.
International Journal Pharmacological Science. 2(2). 551-555.
Manigauha, A., Ali, H., Maheswari, M.U. 2009. Antioxidant Activity of Ethanolic
Extract of Piper betel Leaves. Journal of Pharmacy Research. 2(3):491-
494.
Mitchell, R.N., Kumar., Abbas, F. 2009. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit.
Jakarta. EGC.
Napanggala, A., Susianti, A.E. 2014. Pengaruh Pemberian Getah Tanaman Jarak
Pagar (Jatropha curcas L) Secara Topikal Terhadap Tingkat Kesembuhan
Luka Iris Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague Dawley. Medical
Journal. 3(5).
65
Potter, P.A., Perry, A.G. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta.
EGC.
Prasetyo, B.F. 2010. Aktivitas sediaan gel batang pohon pisang ambon dalam
Proses Penyembuhan Luka Pada Mencit. Journal Veteriner. 11(2):70-73.
Reveny, J. 2011. Daya ANtimikroba Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper
betle Linn.). Jurnal Ilmu Dasar. 12(1):6-12.
Sari, P.C.P., Raharjo, M.B., Arundina, I. 2013. Uji Sitoksisitas Ekstrak Etanol
Daun Sirih Merah (Piper crocatum) Terhadap Sel Fibroblas. Oral Biology
Dental Journal. 5(1):15-21.
Setyaningrum, N.L. 2013. Pengaruh Variasi Kadar Basis HPMC dalam Sediaan
Gel Ekstrak Etanolik Bunga Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)
Terhadap Sifat Fisika dan Daya Antibakteri pada Staphylococcus aureus.
Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah.
Sheikh, A.A., Sayyed, Z., Siddiqui, A.R., Pratapwar, A.S., Sheakh, S.S. 2011.
Wound Healing Activity of Sesbania grandiflora Lim Flower Ethanolic
Extract Using Excision and Incision Wound Model in Wistar Rats.
International Journal of PharmTech Research. 3(2): 895-898.
Sjamsuhidajat, R., De Jong, W. 2007. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi
8. Jakarta: EGC. Pp 280.
Suardi, M., Armenia., Anita, M. 2008. Formulasi dan Uji Klinik Gel Anti Jerawat
Benzoil Peroksida-HPMC. Skripsi. Denpasar: Universitas Udayana.
66
Sudewo, B. 2010. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Jakarta: PT. Agromedia
Pustaka. Pp 37-47.
Tiwari, V.K. 2012. Burn Wound: How it Differs From Other Wound?. Indian
Journal Plastic Surgery. 45. Pp 364-373.
Ulviani, F., Yusriadi., Khildah. 2016. Pengaruh Gel Ekstrak Daun Sirih Merah
(Piper crocatum Ruiz&Pav) Terhadap Penyembuhan Luka Bakar Pada
Kelinci (Oryctolagus cuniculus). Journal of Pharmacy. 3(1): 49-56.
Vhora, K., Pal, G., Gupta, V.K., Sing, S., Bansal, Y. 2011. An Insight on Cetella
Asiatica Linn: A review on Recent Research. Pharmacology online. 2:440-
462.
Vikash, C., Shalini, T., Verma, N.K., Singh, D.P., Chaudhary, S.K., Asha, R.
2012. Piper betel: Phyrochemistry, Traditional Use & Pharmacological
Activity – a Review. International Journal of Pharmaceutical Research
and Development. 4(4): 216-223.
Yaman, I., Juliantina, R., Farida, D.A. 2010. Manfaat Sirih Merah (Piper
crocatum) Sebagai Antiinflamasi. Journal Kedokteran dan Kesehatan
Indonesia. 1(1): 12-13.
67
Masukan propilenglikol,
propilparaben, kemudian
metiparaben, aduk sampai homogen
2. Larutkan basis gel HPMC dengan aquades dengan suhu 70 , kemudian aduk
sampai homogen.
sampai homogen.
Proses Penyaringan
Rotary Evaporator
2. Gel
Gel ekstrak daun sirih 0,25% Gel ekstrak daun sirih 0,25%
73
Hari ke-1
Hari ke-7
Hari ke-7
Hari ke-1
74
Hari ke-21
Hari ke-14
Hari ke-1
Hari ke-7
Hari ke-14
Hari ke-21
Cases
Tests of Normalitya,d,e,f
Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
,200
K_ Hari ke-21 ,162 7 *
,937 7 ,615
,200
P1_ Hari ke-21 ,159 7 *
,954 7 ,762
,200
P3_ Hari ke-14 ,229 7 *
,888 7 ,263
,200
P3_ Hari ke-21 ,200 7 *
,952 7 ,752
Warnings
The HOMOGENEITY specification in the PRINT subcommand will be ignored because there
are no between-subjects factors.
77
Within-Subjects Factors
Measure: Luas_luka
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Multivariate Testsa
Effect Value F Hypothes Erro Sig Partial
is df r df . Eta
Square
d
Wilks'
Konsentra .c . . . . .
Lambda
si * Waktu
Hotelling's
Pengamata .c . . . . .
Trace
n
Roy's Largest
.c . . . . .
Root
a. Design: Intercept
Within Subjects Design: Konsentrasi + Waktu Pengamatan + Konsentrasi * Waktu Pengamatan
b. Exact statistic
c. Cannot produce multivariate test statistics because of insufficient residual degrees of freedom.
79
Waktu
Pengamatan ,064 12,996 5 ,026 ,448 ,530 ,333
Konsentrasi *
Waktu ,000 . 44 . ,196 ,272 ,111
Pengamatan
Tests the null hypothesis that the error covariance matrix of the orthonormalized transformed
dependent variables is proportional to an identity matrix.
a. Design: Intercept
Within Subjects Design: Konsentrasi + Waktu Pengamatan + Konsentrasi * Waktu Pengamatan
b. May be used to adjust the degrees of freedom for the averaged tests of significance. Corrected tests
are displayed in the Tests of Within-Subjects Effects table.
Measure: Luas_luka
Squares
Sphericity 62358,71
3 20786,238 9,842 ,000 ,621
Assumed 4
Sphericity 38015,58
18 2111,977
Assumed 1
Error(Konsentr
Greenhouse 38015,58 6,7
asi) 5604,937
-Geisser 1 83
80
Sphericity
7354,739 18 408,597
Assumed
Greenhouse 8,0
7354,739 912,711
Error(Waktu -Geisser 58
Lower- 6,0
7354,739 1225,790
bound 00
Sphericity 18128,56
54 335,714
Assumed 7
10,
Greenhouse 18128,56
59 1711,714
-Geisser 7
Error(Perlakuan 1
*Pengamatan) 14,
Huynh- 18128,56
67 1235,541
Feldt 7
3
Grand Mean
Measure: Luas_luka
Konsentrasi
Estimates
Measure: Luas_luka
Pairwise Comparisons
Measure: Luas_luka
Multivariate Tests
Value F Hypothe Error Sig. Partial Eta
sis df df Squared
a
Pillai's trace ,886 10,371 3,000 4,000 ,023 ,886
Wilks'
,114 10,371a 3,000 4,000 ,023 ,886
lambda
Hotelling's
7,778 10,371a 3,000 4,000 ,023 ,886
trace
Roy's largest
7,778 10,371a 3,000 4,000 ,023 ,886
root
Each F tests the multivariate effect of Konsentrasi. These tests are based on the linearly independent
pairwise comparisons among the estimated marginal means.
a. Exact statistic
83
Waktu Pengamatan
Estimates
Measure: Luas_luka
Pairwise Comparisons
Measure: Luas_luka
(I) Waktu (J) Waktu Mean Std. Sig.b 95% Confidence Interval
Pengamatan Pengamatan Difference Error for Differenceb
(I-J) Lower Upper
Bound Bound
*
Hari Ke-7 83,092 5,948 ,000 68,538 97,647
Hari Ke-
109,581* 7,439 ,000 91,379 127,784
Hari Ke-1 14
Hari Ke-
122,935* 7,666 ,000 104,177 141,692
21
Hari Ke-1 -83,092* 5,948 ,000 -97,647 -68,538
Hari Ke-
26,489* 2,448 ,000 20,498 32,480
Hari Ke-7 14
Hari Ke-
39,842* 3,745 ,000 30,678 49,007
21
Hari Ke-1 -109,581* 7,439 ,000 -127,784 -91,379
*
Hari Ke- Hari Ke-7 -26,489 2,448 ,000 -32,480 -20,498
14 Hari Ke-
13,353* 2,368 ,001 7,559 19,147
21
Hari Ke-1 -122,935* 7,666 ,000 -141,692 -104,177
Multivariate Tests
V F Hypothesis Erro S Partial Eta
al df r df i Squared
ue g
.
58 ,
,9 ,7 4,00 0
Pillai's trace 3,000 ,978
78 32 0 0
a
1
58 ,
Wilks' ,0 ,7 4,00 0
3,000 ,978
lambda 22 32 0 0
a
1
58 ,
44
Hotelling's ,7 4,00 0
,0 3,000 ,978
trace 32 0 0
49 a
1
58 ,
44
Roy's largest ,7 4,00 0
,0 3,000 ,978
root 32 0 0
49 a
1
Each F tests the multivariate effect of Waktu Pengamatan. These tests are based on the linearly
independent pairwise comparisons among the estimated marginal means.
a. Exact statistic
SURAT PERNYATAAN
NIM : G1A012028
Judul Skripsi : Pengaruh Sediaan Gel Ekstrak Daun Sirih Merah (Piper
norvegicus)
Menyatakan bahwa :
2. Hak kekayaan intelektual penelitian ini menjadi milik institusi dalam hal ini
Pernyataan ini saya buat sebenar-benarnya tanpa ada paksaan atau tekanan dari
Leonnora Vern SN
G1A012028
87
RIWAYAT HIDUP
A. Data Pribadi
4. Agama : Islam
5. Kewarganegaraan : Indonesia
7. No. HP : 082225681114
8. Email : vernleonnora@gmail.com
norvegicus)
88
B. Riwayat Pendidikan
Soedirman
C. Riwayat Organisasi
FK Unsoed