Kelompok 8
Kinanti Manggih Rahayu (3401418056)
Sabrina Luthfi Tsuroyya (6411419075)
Vany Dwi Cahyati (6411419096)
Lutfyana Herawati (6411419164)
Elva Qothrunnada (7101418079)
Runtuhnyarezim otoriter Orde Baru
membawa banyak perubahan dalam
berbagai aspek dan dimensi politik dan
pemerintahan di Indonesia. Salah satu
lembaga yang mengalami perubahan
mendasar dalam kedudukan, fungsi, dan
perannya pasca amandemen UUD 1945
adalah Majelis Permusyawaratan Rakyat
(MPR).
Terkait dengan perubahan MPR di atas, maka hal ini
juga berimplikasi terhadap keberadaan GBHN.
Selama Orde Baru, GBHN merupakan suatu pedoman
bagi Presiden sebagai mandataris MPR dalam
menjalankan roda pemerintahan dan pembangunan
nasional. Jika Presiden tidak mengikuti atau
melanggar GBHN, maka MPR secara konstitusional
dapat memberhentikan Presiden.
Akan tetapi semenjak era reformasi eksistensi GBHN
juga berakhir. Sebagai konsekuensi dari berakhirnya
eksistensi GBHN, maka terjadi perubahan mendasar
pada sistem penyelenggaraan pembangunan.
Sebagai penggantinya, ditetapkanlah pedoman
penyelenggaraan pembangunan berupa Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN)
selama 20 tahun
Perencanaan pembangunan nasional
Sistem perencanaan pembangunan nasional
adalah satu kesatuan tata cara perencanaan
pembangunan untuk menghasilkan rencana-
rencana pembangunan dalam jangka panjang,
menengah, dan tahunan yang dilaksanakan
oleh unsur penyelenggara negara dan
masyarakat di tingkat pusat dan daerah
Perencanaan pembangunan terdiri dari 4
tahapan, yakni:
Penyusunan rencana
Penetapan rencana
Pengendalian pelaksanaan rencana
Evaluasi pelaksaanaan rencana
Pergantian Masa dari orde lama ke orde baru
ditandai dengan peristiwa G-30-S/PKI pada
tanggal 1 maret 1966. Saat itu Presiden Soekarno
dituntut agar mau menandatangani sebuah surat
yang kemudian disebut “SUPERSEMAR”
Berikut beberapa rencana pembangunan pada
masa orde baru:
Rancangan Dasar Undang-Undang Pembangunan
Nasional Berencana Delapan Tahun 1961-1969,
hasil kerja DEPERNAS
REPELITA yaitu Rencana Pembangunan Lima
Tahun, dari REPELITA I sampai dengan VII
Sejak GBHN hilang dari peredaran, untuk
menjaga pembangunnan berkelanjutan,
munculah Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional (RPJPN) sebagai ganti
GBHN.
RPJPN merupakan dokumen perencanaan
pembangunan nasional periode 20 tahunan
yang terhitung sejak 2005 sampai 2025.
RPJPN merupakan amanat Undang- Undang
Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMERATAAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN (Studi Kasus Di
Kecamatan Lawang Kabupaten Malang)