Surat Keputusan
Lembaga Pengkajian MPR
RI
Nomor : 4/LP-
MPR/VII/2016
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Sebelum perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, pada Pasal 3 disebutkan bahwa “Majelis
Permusyawaratan Rakyat menetapkan Undang-Undang Dasar dan garis-
garis besar daripada haluan negara.” Kata “garis-garis besar daripada
haluan negara” yang ditulis seluruhnya dengan memakai huruf kecil,
bermakna bukan menunjuk suatu nama atau nomenklatur tertentu,
tetapi bersifat umum.
Dalam Penjelasan Pasal 3 Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dijelaskan bahwa “oleh karena Majelis
Permusyawaratan Rakyat memegang kedaulatan negara, maka
kekuasaannya tidak terbatas, mengingat dinamika masyarakat, sekali
dalam lima tahun Majelis memperhatikan segala yang terjadi dan segala
aliran-aliran pada waktu itu dan menentukan haluan-haluan apa yang
hendak dipakai untuk di kemudian hari.” Penjelasan Pasal 3 tersebut
menegaskan bahwa yang dimaksud garis-garis besar daripada haluan
negara adalah haluan-haluan dalam garis besar yang ditetapkan MPR
atas dasar dinamika dan perkembangan tuntutan masyarakat setiap
lima tahun.
Salah satu haluan yang ditetapkan oleh MPR adalah tentang arah
dan strategi pembangunan nasional yang disebut Garis-garis Besar
Haluan Negara (GBHN). Pemahaman tersebut menjadi semakin jelas
setelah MPRS, yang dibentuk sebagai tindak lanjut berlakunya kembali
2. Permasalahan
Sejak diterapkan sistem perencanaan pembangunan nasional yang
mengantikan model GBHN yang diterapkan sebelum adanya perubahan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
mengemuka berbagai permasalahan yang dapat digarisbawahi, antara
lain:
a. Realitas kehidupan masyarakat yang semakin permisif, hedonis dan
jauh dari nilai-nilai luhur bangsa serta agama adalah bertentangan
dengan Pancasila yang dapat mengancam keutuhan kesauan NKRI.
Oleh karena itu, sebagai negara yang dibentuk di atas nilai-nilai
ideologi (ideological state) berkepentingan untuk tetap
mempertahankan keutuhan negara yang berdasarkan kepada nilai-
nilai luhur dan ajaran agama sesuai Pancasila.
b. Adanya ketidaksinkronan arah dan substansi antara program
Presiden (pemerintah pusat) dengan kepala daerahnya, tidak adanya
pranata pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembangunan yang
dilakukannya, tidak ada mekanisme pengawasan yang berimplikasi
pada sistem pertanggungjawaban Presiden dan kepala daerah dalam
menjalankan tugas pemerintahan negara yang dapat dijadikan
blueprint bersama, baik pemerintah pusat dan daerah dalam
menyelenggarakan kegiatan pemerintah dan pembangunannya.
c. Inkonsistensi arah dan kebijakan pembangunan antara jenjang
nasional dan daerah (sub-nasional) berpotensi menghasilkan
program-program pembangunan yang bukan saja tidak saling
mendukung, tetapi juga bisa saling menegasikan satu sama lain.
Yang hampir pasti, inkonsistensi antar-jenjang dan antar-wilayah,
berakibat inefisiensi penggunaan sumber daya pembangunan
nasional.
3. Tujuan Pengkajian
Lembaga Pengkajian MPR RI melakukan pengkajian melalui
pembahasan dan berbagai bentuk penyerapan aspirasi dengan tujuan
untuk memperoleh kesatuan pendapat dalam memecahkan masalah
yang akan menjadi substansi dari garis-garis besar daripada haluan
negara.
4. Proses Pengkajian
Proses pengkajian dilakukan melalui serangkaian Sidang Pleno
Lembaga Pengkajian MPR-RI dan sejumlah Focussed Group Discussion
(forum diskusi terpumpun) yang dilakukan di Kota Makassar, Provinsi
Sulawesi Selatan, di Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo, di Kota
Mataram, Provinsi NTB, di Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara, di Kota
Ternate, Provinsi Maluku Utara (hasil terlampir).
III. PENUTUP
Untuk memberikan arah dan pola pembangunan dalam suatu sistem
perencanaan pembangunan nasional yang berkelanjutan, Lembaga
Pengkajian secara bulat menyepakati garis-garis besar daripada haluan
negara merupakan hal yang mendasar dan penting bagi
pembangunan negara bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila dan
UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Sebagai suatu produk hukum, terdapat dua pandangan mengenai
tempat/rumah penetapan garis-garis besar daripada haluan negara,
yakni : pertama, garis besar daripada haluan negara ditetapkan dalam
UU, dan kedua, garis-garis besar daripada haluan negara ditetapkan
oleh MPR yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945.
Ketua,
Dr. Ir. Mohammad. Jafar Hafsah, IPM. Dr. H. Ahmad Farhan Hamid, MS.
Lampiran 1-1
Lampiran Keputusan Lembaga Pengkajian MPR RI No. 4/LP-MPR/VII/2016
13
SISTEMATIKA GARIS GARIS BESAR DARIPADA HALUAN NEGARA
A. PENDAHULUAN
I. Pengertian
Garis-garis besar daripada haluan negara adalah haluan negara
dalam garis-garis besar yang memuat arah dan strategi kebijakan
Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam
mewujudkan Visi dan Misi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pemerintah NKRI mencakup aspek kekuasaan eksekutif, legislatif,
yudikatif dan auditif yang disebut juga sebagai supra struktur
politik.
II. Landasan
Garis-garis besar daripada haluan negara disusun atas dasar
Pancasila sebagai landasan ideologi dan UNDANG-UNDANG
DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA Tahun 1945 sebagai
landasan konstitusional.
1. Visi Negara
Visi Negara adalah terwujudnya Negara Kebangsaan Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
2. Misi Negara
Misi Negara adalah membentuk suatu Pemerintah Negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan
seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan
ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
V. Modal Dasar
1. Kemerdekaan dan kedaulatan bangsa dan negara.
2. Kedudukan geografis.
3. Sumber kekayaan alam.
4. Jumlah penduduk yang besar.
5. Rohaniah dan keanekaragaman budaya.
6. Visi Negara adalah terwujudnya Negara Kebangsaan Indonesia,
yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
C. PENUTUP
Garis-garis besar daripada haluan negara ini merupakan pedoman
kebijakan dan strategi pembangunan nasional dalam jangka panjang
yang harus dipedomani oleh seluruh penyelenggara negara,
khususnya oleh Presiden yang terpilih dalam proses pemilihan 5
tahunan.
Garis-garis besar daripada haluan negara ini juga menjadi pedoman
bagi calon calon Presiden dalam penyusunan strategi kampanye
pemilihan Presiden yang akan menjadi program pembangunan 5
tahun masa pemerintahan bagi Presiden yang terpilih.
Dengan demikian maka visi, misi, sasaran dan strategi nasional
jangka panjang yang disusun dalam garis-garis besar haluan negara