Anda di halaman 1dari 14

ETIKA PROFESI SIPIR

Kelompok 14 :
1. Muhammad Fikri Sikumbang 170200091
2. Arnova Febrianti Sidabutar 170200586
3. Dara Rukma Ginting 180200293
4. Andre Pratama Sijabat 180200389
5. Roken Filemon Silalahi 180200559
6. Ignatus Yorisu Ambarita 180200561
Pokok Pembahasan :
1. Pendahuluan
2. Temuan penelitian
3. Hasil diskusi
4. Kesimpulan
Pendahuluan
Dalam perkembangan hukum di Indonesia, sering terlihat dan terjadi perbedaan antara
ketentuan yang berlaku dalam praktek dan apa yang ditentukan dalam teori. Terkadang hal-hal atau
perkembangan yang baru belum mampu diikuti oleh perkembangan perangkat hukum di Indonesia
.Hal ini juga pasti akan berpengaruh pada pembinaan bagi para narapidana.
Dewasa ini banyak terjadinya pelanggaran tata tertib yang dilakukan oleh oknum para
penegak hukum khususnya di Lembaga Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan merupakan
tempat untuk membina para narapidana yang telah melakukan tindakan kriminal. Pelaksanaan
pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan harus sesuai dengan stantar operasional pelaksanaan tata
tertib. Akan tetapi dalam pelaksanaannya banyak pelanggaran yang telah dilakukan oleh pegawai
pemasyarakatan seperti halnya melakukan kekerasan terhadap narapidana dan bahkan yang sering
terjadi yaitu penjaga tahanan yang ikut terlibat mengkonsumsi narkotika dalam Lembaga
Pemasyarakatan.
Temuan penelitian
Pertanyaan Observasi Wawancara
Bagaimana pegawai pemasyaratan Pegawai pemasyarakatan dalam melakukan tugasnya yaitu
melakukan pelayanan terhadap masyarakat ? memberikan pelayanan terhadap masyarakat sangat
baik,bisa kalian lihat sendiri tadi ketika kalian diantarkan
ketempat saya untuk melakukan wawancara,mereka
tentunya harus ramah dalam menanggapi setiap
pertanyaan yang datang dari masyarakat dan mereka juga
harus teliti serta tegas terhadap masyarakat karena tidak
bisa sembarangan orang dapat berkunjung ke lapas ini.
Sebagaimana ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik yang menyatakan
bahwa penyelenggara pelayanan publik memberikan
pelayanan sesuai dengan asas-asas pelayanan publik antara
lain, kepentingan umum, kepastian hukum, kesamaan hak,
keseimbangan hak dan kewajiban, keprofesionalan,
partisipatif, persamaan perlakuan/tidak diskriminatif,
keterbukaan, akuntabilitas, fasilitas dan perlakuan khusus
bagi kelompok rentan, ketepatan waktu dan kecepatan,
kemudahan dan keterjangkauan, maka penerapan azas ini
juga memerlukan pengawasan.
Pertanyaan observasi Wawancara

Bagaimana pegawai lapas melakukan Pembinaan terhadap warga binaan yang


pembinaan terhadap warga binaan ? tedapat di lembaga pemasyarakatan tersebut :
1. Warga binaan tersebut juga diberi makanan
yang layak tiga kali sehari mendapat .
2. Kebebasan dalam melakukan ibadah
menurut agama mereka masing-masing.
3. Dalam mengisi waktu., Warga binaan juga
diberikan juga diberikan tugas untuk
membuat suatu kerajinan tangan untuk
meningkatkan kekreatifitas mereka.

Apakah etika pegawai pemasyarakatan dalam Sejauh ini petugas pemasyarakatan sudah
berorganisasi sudah sesuai sebagimana yang cukup menjalankan peraturan yang ada
dimaksud dalam pasal 4 ayat (1) ? didalam pasal 4 ayat (1) seperti, menjalin
hubungan kerja yang baik dengan semua
rekan kerja baik bawahan maupun atasan,
melaksanakan tugas secara professional dan
bertanggung jawab serta taat dan disiplin pada
aturan organisasi yang ada
pertanyaan Observasi Wawancara
bagaimana pandangan bapak mengenai kasus Biasa dipastikan bahwa dilapas Tanjung Gusta
pungli yang sering terjadi di lapas ? tidak terdapat pungli dengan motto lembaga
pemasyarakatan tanjung gusta yaitu kami siap
melaksanakan wilayah bebas korupsi dan
wilayah birokrasi siap melayani

Lalu apakah sanksi yang diberikan apabila Untuk menegakkan kode etik, ada suatu badan
terjadi pelanggaran mengenai kode etik? yang dibentuk yaitu majelis kode etik. Badan
ini yang berfungsi untuk memeriksa dan
mengambil keputusan terhadap pegawai
pemasyarakatan yang diduga melanggar kode
etik.
Pertanyaan Observasi Wawancara
Bagaimana pengelolaan terhadap barang Petugas pemasyarakatan harus cermat dan
sitaan ? teliti dalam menilai barang sitaan dan tidak
menjadikan barang sitaan menjadi barang
pribadi. Barang sitaan tersebut tidak
diletakkan dilpas dan tidak menjadi tanggung
jawab pihak lapas tetapi menjadi tanggung
jawab Rupbasan (rumah penyimpanan barang
rampasan.
Hasil diskusi
1.Nilai Kejujuran.
Para petugas petugas pemasyarakatan mengatakan bahwa pemungutan
liar tidak pernah terjadi didalam lapas tersebut dan dan para petugas
pesyarakatan juga memastikan bahwa tidak akan ada pemungutan liar
yang akan dilakukan didalam lapas. Sesuai dengan motto lembaga
pemasyarakatan tanjung gusta yaitu “kami siap melaksanakan wilayah
bebas korupsi dan wilayah birokrasi siap melayani”. Berdasarkan hasil
wawancara,maka hal ini menunjukkan bahwa petugas petugas
pemasyarakatan benar-benar tidak akan melakukan pungli ataupun
korupsi.
2.Bertanggung jawab
Bertanggung Jawab merupakan Nilai moral dalam profesi. Dalam menjalankan
tugasnya, profesional hukum wajib bertanggung jawab. Pegawai pemasyarakatan
merupakan seseorang yang diberikan tugas dengan tanggung jawab pengawasan,
keamanan, dan keselamatan narapidana di penjara. Pegawai pemasyarakatan
bertanggung jawab dalam membina narapidana karena para narapida juga manusia
yang masih memiliki potensi yang dapat dikembangkan kearah yang positif.
Melauli para sipirlah narapidana yang mempunyai itikad baik,dedikasi
tinggi,semangat tinggi untuk memberi motivasi bagi perubahan diri narapidana
dalam mencapai hari esok yang lebih cerah. Dalam melakukan tugasnya, para
petugas pemasyarakatan juga bertanggung jawab atas warga binaan baik itu dalam
urusan kebutuhan masing-masing warga binaan maupun dalam urusan ibadah
masing-masing warga binaan .mereka tidak menghilangkan hak masing-masing
warga binaan dalam urusan kebutuhan mereka dan ibadah mereka.
3.Nilai Otentik.
Nilai moral yang selanjutnya adalah nilai otentik.Salah satu otentik pribadi
Profesional hukum adalah tidak melakukan perbuatan yang merendahkan martabat
ataupun peerbuatan yang tercela.pada kode etik pegawai pemasyarakatan pasal 5
(c) terdapat peraturan-peraturan yang wajib dilakukan oleh pegawai
pemasyrakatan. Yang melanggar peraturan tersebut akan diberi saksi berdasarkan
peraturan yang berlaku. Salah satu nilai otentik yang lain adalah tidak
menyalahgunakan wewenang. Contohnya dapat kita lihat dari temuan penelitian
yakni tugas pemasyarakatan harus cermat dan teliti dalam menilai barang sitaan
dan tidak menjadikan barang sitaan menjadi barang pribadi. Barang sitaan tersebut
tidak diletakkan dilpas dan tidak menjadi tanggung jawab pihak lapas tetapi
menjadi tanggung jawab Rupbasan (rumah penyimpanan barang rampasan). Yang
berarti pegawai pemasyarakatan tidak menggelapkan barang tersebut ataupun
tidak membuat barang tersebut menjadi miliknya sendiri.
Etika Pegawai Pemasyarakatan dalam melakukan hubungan dengan aparat penegak hukum lainnya sebagaimana diaksud
dalam pasal 4 ayat (1) huruf e, sebagai berikut :
a. mampu menghormati dan menghargai kesetaraan profesi, meliputi :
• menjalin kerjasama secara bertanggungjawab
• memberikan pelayanan yang baik sesuai dengan standar prosedur pelayanan yang telah ditetapkan
• memelihara dan memupuk kerjasama yang baik tanpa merusak tanggungjawab.

b. menjaga kehormatan dan kewibawaan profesi yang meliputi :


• selalu bersikap ramah dan sopan namun tetap tegas dalam menegakkan aturan; dan
• tidak mengeluarkan ucapan atau melakukan tindakan yang dapat merendahkan diri sendiri ataupun profesi.

Dihubungkan dengan etika suatu profesi dapat dikatakan bahwa kode etik mencakup usaha untuk menegakkan dan
menjamin etika, tetapi dimaksudkan pula untuk melampauinya, misalnya dengan adanya suatu standar professional. Kode
etik menimba kekuatan dari etika, tetapi juga memperkuatnya. Kode etik yang tertulis dapat menyumbang bagi
pertumbuhan etika dan keyakinan etis bersama. Kode etik menuntut usaha bersama untuk semakin mengerti dan semakin
melindungi nilai-nilai manusiawi dan moral profesi
Dapat disimpulkan bahwa sipir itu telah dapat dikatakan sebagai profesi. Hasil dari wawancara kami, kami menemukan
bahwa para sipir tersebut merupakan kaum intektual. Intelektual dalam kamus bahasa Indonesia berarti cerdas, berakal,
berpikirkan jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. Pada pasal 7 (d) terdapat kalimat :menggunakan akal budi, pengalaman,
dan pengetahuan secara cermat dan teliti apabila menghadapi kesulitan, tantangan dan hambatan dalam pelaksanaan
tugas.bahwa ketika ingin melakukan pelayanan, pembinaan dan pembimbingan terhadap masyarakat. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan proses observasi kami. Berdasarkan yang kami lihat, pegawai pemasyarakatan dalam memberikan pelayanan
terhadap masyarakat sudah sangat baik misalnya dalam memberikan pelayanan ketika masyarakat yang ingin mengantri
ketika ingin menemui warga binaan. Para sipir juga ramah dalam menanggapi setiap pertanyaan yang datang dari
masyarakat dan mereka juga harus teliti serta tegas terhadap masyarakat karena tidak bisa sembarangan orang dapat
berkunjung ke lapas ini.
Sipir juga diabadikan untuk kepentingan orang lain. Dalam melakukan pembinaan kepada warga binaan, Pegawai
pemasyarakatan bertanggung jawab dalam membina narapidana karena para narapidana juga manusia yang masih memiliki
potensi yang dapat dikembangkan kearah yang positif. Melauli para sipirlah narapidana yang mempunyai itikad
baik,dedikasi tinggi,semangat tinggi untuk memberi motivasi bagi perubahan diri narapidana dalam mencapai hari esok
yang lebih cerah.
Profesi sipir juga berdasarkan hasil dari wawancara kami bukan didasarkan pada keuntungan financial. Profesi sipir lebih
mengutamakan tujuan dari sipir yaitu mengambalikan sikap manusia menjadi manusia seutuhnya. Pada hasil wawancara
kami tentang pungli, Bisa dipastikan bahwa dilapas khususnya lapas tanjung gusta tidak terdapat pungli dengan motto
lembaga pemasyarakatan tanjung gusta yaitu kami siap melaksanakan wilayah bebas korupsi dan wilayah birokrasi siap
melayani.
Hubungan etika dengan profesi hukum kemudian digunakan dalam pendefenisian tentang etika profesi hukum. Etika
profesi hukum adalah dasar atau acuan yang dijadikan pedoman oleh para penegak hukum dalam menegakkan keadilan
yang dituangkan dalam bentuk kode etik profesi hukum.
Kesimpulan
• Pengertian Lembaga Pemasyarakatan dalam UU No.12 Tahun 1995
Tentang Pemasyarakatan Pasal 1 Ayat (3) menyatakan bahwa
“Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut LAPAS adalah
tempat untuk melaksanakan pembinaan narapidana dan anak didik
pemasyarakatan” . Dari pengertian tersebut, maka dapat dilihat bahwa
Indonesia sebagai Negara Hukum dalam penerapan hukuman bagi
narapidana, sudah tidak lagi memakai sistem kepenjaraan melainkan
sistem pemasyarakatan. Sehingga sedikit bisa merubah stigma yang ada di
masyarakat. Setiap profesi mempunyai kode etiknya masing – masing,dan
kode etik seorang pegawa pemasyarakatan itu sendiri sudah diatur dalam
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia
Nomor MHH 16 KP 05 02 Tahun 2011 Tentang Kode Etik Pegawai
Pemasyarakatan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai