Anda di halaman 1dari 35

Dr Putri Utami Hadiyati

PENUAAN / AGING
Tulang, Bentuk
Kulit Mobilitas
Sendi, Otot tubuh

Rambut dan Hormon dan


Gigi dan gusi Memori
Kuku metabolisme

Sistem Usus dan


Kekebalan Indera Kandung Tidur
Tubuh Kemih
 Aging berhubungan
dengan peningkatan
insidensi dan beratnya
penyakit

 Faktor predisposisi
individu untuk
kehilangan fungsi di
akhir kehidupan
Normal • Sel-sel otak akan mati secara bertahap seiring dengan
bertambahnya usia.

• sel-sel otak penderita demensia akan mati dengan


Demensia cepat dan volume otak akan menyusut menyebabkan
kerusakan parah terhadap fungsi otak
3 TAHAP PROSES MENGINGAT

1. Menyerap Informasi Baru

2. Menyimpan Informasi

3. Mengingat Kembali Informasi


PPDGJ
sindroma akibat penyakit otak, biasanya bersifat
kronik atau progresif, serta terdapat gangguan
fungsi luhur (fungsi kortikal yang multipel),
termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi,
daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar,
berbahasa, dan kemampuan menilai. Kesadaran
tidak berkabut. Biasanya disertai hendaya fungsi
kognitif dan ada kalanya diawali kemerosotan
(deteriorasi) dalam pengendalian emosi, perilaku
sosial, atau motivasi.
Syarat utama penegakan diagnosis adalah bukti
adanya penurunan kemampuan, baik dalam daya
ingat maupun daya pikir seseorang sehingga
mengganggu kegiatan sehari-hari seperti yang
tersebut di atas. Gejala dan hendaya harus sudah
nyata untuk sekurang-kurangnya enam bulan
Kehilangan
Masalah Kesulitan dalam
ingatan jangka
berbahasa, sulit melakukan tugas
pendek, lupa
komunikasi sehar-hari
janji

Disorientasi Masalah dengan


Penilaian yang waktu dan pemikiran dan
buruk tempat perhitungan

Perubahan Perubahan
Lupa menaruh
kepribadian suasana hati dan
barang-barang
perilaku
PIKUN DEMENSIA
Lupa dengan beberapa bagian dari Lupa dengan seluruh pengalaman yang
pengalaman pernah terjadi
Lupa tempat memarkirkan mobil Lupa dengan cara mengendarai mobil
atau membaca jam
Lupa dengan acara di masa lalu Lupa dengan acara-acara yang baru saja
terjadi, misal lupa bila Anda baru saja
selesai memasak
Lupa dengan nama seseorang tapi dapat Lupa dengan seseorang padahal Anda
mengingatnya kemudian sudah mengenalnya sebelumnya dan
Anda benar-benar tidak dapat
mengingatnya meski sudah diberi
bantuan untuk mengingat
Lupa dengan suatu objek, seperti kunci Lupa terhadap objek termasuk
motor atau mobil fungsinya
Aktivitas sehari-hari normal, fungsi Aktivitas sehari-hari terganggu, fungsi
kognisi lainnya normal kognisi menurun
Kehilangan neuron kolinergik
yang progresif

Penurunan Asetilkolin yang


progresif

Gangguan Kognisi, Aktifitas


sehari-hari, dan perilaku
Pertahankan keaktifan mental
(membaca, catur, mahyong)

Pertahankan pola makan sehat

Cukupi asupan vitamin B12, C, E

Olahraga teratur

Hindari rokok dan penyalahgunaan


narkoba
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER

Penyakit degeneratif otak yg progresif lambat

Gejala : gangguan fungsi kognitif

Onset dan berkembang secara lambat laun tapi pasti dalam beberapa tahun

Bisa pada usia 40 tahun, >> 60 tahun

Insiden ♀ = ♂

Etiologi : tidak diketahui jelas, diduga faktor genetik, imunologik, slow viral
infection.

Diagnosa : CT-scan & EEG


DEMENSIA TIPE
ALZHEIMER Neuropatologi

Makroskopik
• Pada otak seseorang dengan
demensia alzheimer adalah
atrofi difus dengan pendataran
sulkus kortikal dan pembesaran
ventrikel serebral
Mikroskopik

• Gambaran klasik dan patognomonik  bercak-


bercak senilis, kekusutan neurofibriler,
hilangnya neuronal dan degenerasi
granulovaskular pada neuron
DEMENSIA
VASKULER

Penyebab
utama adalah
penyakit
vaskular ♂ >> ♀
serebral yg
multipel.

Pnyakit Infark dpt


kardiovaskular disebabkan
 demensia oleh plak
vaskular arterosklerosis.
DEMENSIA PENYAKIT
PICK

 Ditandai atrofi yang lebih banyak dalam daerah


frontotemporal.
 Lebih sering pada laki-laki
 Ditandai oleh perubahan kepribadian dan perilaku,
dengan fungsi kognitif lain yang relatif bertahan
DEMENSIA
CREUTZFELDT JAKOB
 Merupakan penyakit degeneratif otak yang
jarang, yang disebabkan oleh agen progresif
secara lambat dan dapat ditransmisikan (agen
infektif), paling mungkin adalah suatu prion.
 Ditandai dengan degenerasi spongiosa pada
otak, karena tidak adanya respon imun
inflamasi.
 Masa inkubasi bisa relatif singkat atau lama (8-
16 tahun)
 Onset penyakit ditandai dengan tremor,
ataksia,myoklonus dan demensia
PENYAKIT BINSWANGER

 Sebagai ensefalopati arteriosklerotik kortikal


 ditandai dengan adanya banyak infark-infark kecil
pada substansia alba, jadi menyerang daerah
kortikal
DEMENSIA PENYAKIT
HUNGTINGTON

 Ditandai dgn perlambatan psikomotor dan


kesulitan melakukan tugas kompleks, tetapi
ingatan, bahasa, dan tilikan tetap utuh.

 Beda dgn Demensia Alzhaimer :


 tingginya insiden depresi & psikosis
 gangguan koreoatetoid yg klasik
DEMENSIA PENYAKIT
PARKINSON

 Gangguan pada ganglia basalis


 20 – 30% penderita Parkinson menderita demensia
 Gejala = gejala demensia Alzheimer
 Bradikinesia
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

MMSE Hachinski Ischemic Score

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium, Radiologi, EEG,


25-30 = Normal
21- 24 = gangguan kognitif ringan
10-20 = gangguan kognitif sedang
< 10 = berat
Terapi non-farmakologi

Pendekatan untuk pengasuh

Pendekatan Tingkah Laku

Modifikasi Lingkungan

Pengembangan dan Perawatan Rutin

Intervensi Sensorik
Farmakoterapi
 Obat untuk demensia
 Cholinergic-enhancing agents
 Choline dan lecithin
 Neuropeptide, vasopressin dan ACTH
 Nootropic agents
 Dihydropyridine
 Prognosisdemensia vaskular lebih bervariasi
dari penyakit Alzheimer. Pasien dengan
penyakit alzheimer mempunyai angka
harapan hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah
diagnosis dan biasanya meninggal dunia
akibat infeksi sekunder. Penyebab kematian
lainnya untuk demensia secara umum adalah
komplikasi dari demensia, penyakit
kardiovaskular dan berbagai lagi faktor
seperti keganasan.6
Perawatan Teknik
Lingkungan
harian komunikasi

Gunakan tanda yang Berbicara secara


Menetapkan jadwal
berukuran besar dan perlahan kepada
bagi pasien
jelas untuk membantu pasien. Gunakan
(menetapkan waktu
pasien mengenali kalimat pendek dan
makan dan jadwal)
tempat dan waktu langsung.

Ajukan pertanyaan
Pilih hal-hal yang Tempatkan lampu di
sederhana. Biarkan
pasien sukai, seperti rumah atau di samping
pasien menjawab ya
pakaian dan makanan. tempat tidur
atau tidak.

Jika pasien tidak bisa


Cobalah untuk tidak
langsung menjawab,
Bantu pasien untuk mengubah lingkungan
bersabarlah dan dorong
merawat kebersihan sekitar rumah,
pasien untuk
diri dan kerapiannya. terutama kamar mandi,
ekspresikan pendapat
toilet, dan dapur.
dan perasaannya.

Gunakan bahasa tubuh.


Jangan pindah rumah,
Pilih pakaian yang Lakukan kontak mata
karena lingkungan yang
mudah dikenakan oleh Berikan tanggapan
baru bisa menyebabkan
pasien seperti menganggukkan
rasa bingung dan takut.
kepala.
 Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press.
Hal. 87-92
 Nasrun Martina Wiwie S. 2010. Demensia. Dalam: Elvira Sylvia D, Hadisukanto. Buku
Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Hal.494-504.
 Mardjono, M., Sidharta, P.2006. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:PT Dian Rakyat. Hal.
211-214
 Kelompok Studi Fungsi Luhur PERDOSSI.2004.Konsensus pengenalan dini dan
penatalaksanaan demensia vaskuler. Edisi 2. Jakarta : Eisai Hal. 1-7
 Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1993).
Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta.
Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
 Budiono, A., Julianti, R 2008.Demensia. Faculty of Medicine – University of Riau.
Diakses pada tanggal 12 Januari 2013 dari http://yayanakhyar.wordpress.com
 Guberman A. 1994. An Introduction to Clinical Neurology. Boston : Little Brown and
Coy, Hal. 69.
 Gilroy J.1992.Basic Neurology Third Edition. New York : Pergamon press, Hal. 195.
 Andriyani, Nita.2012.Demesia.Diunggah dari Scribd, pada tanggal 12 Januri 2013.
http://id.scribd.com/doc/96268640/Demensia
 Rowland, Lewis P.2005. Merritt's Neurology, 11th Edition. New York, Columbia
University Medical Center Lippincott Williams & Wilkins. Hal. 772 – 780
 Despopoulos, Agamemnon M.D. 2003. Consciousness, Memory, Language in :Color
Atlas of Physiology 5th edition, New York : Thieme. Hal.336-337

Anda mungkin juga menyukai